Oleh:
ISTI QARINA KARIM i
J1A1 20 170
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.4 Populasi Dan Sampel ................................................................................ 22
3.4.1 Populasi ............................................................................................ 22
3.4.2 Sampel .............................................................................................. 22
3.5 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 23
3.5.1 Data Primer ....................................................................................... 23
3.5.2 Data Skunder ..................................................................................... 23
3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 23
3.6.1 Angket (kuesioner) ............................................................................ 23
3.6.2 Pengaatan (Observation).................................................................... 23
3.6.3 Dokumentasi ..................................................................................... 24
3.7 Teknik Analisi Data ................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Definisi iIlmu iKesehatan imasyarakat i(bahasa iInggris: ipublic ihealth)
imenurut iProfesor iWinslow idari iUniversitas iYale adalah iilmu idan iseni
imencegah ipenyakit, imemperpanjang ihidup, imeningkatkan ikesehatan ifisik
idan imental, idan iefisiensi imelalui iusaha imasyarakat iyang iterorganisir
iuntuk imeningkatkan isanitasi ilingkungan, ikontrol iinfeksi idi imasyarakat,
ipendidikan iindividu itentang ikebersihan iperorangan, ipengorganisasian
ipelayanan imedis idan iperawatan, iuntuk idiagnosa idini, ipencegahan
ipenyakit idan ipengembangan iaspek isosial, iyang iakan imendukung iagar
isetiap iorang idi imasyarakat imempunyai istandar ikehidupan iyang ikuat
iuntuk imenjaga ikesehatannya. iIkatan iDokter iAmerika, iAMA,
imendefinisikan iKesehatan iMasyarakat iadalah iilmu idan iseni imemelihara,
imelindungi idan imeningkatkan ikesehatan imasyarakat imelalui iusaha-usaha
ipengorganisasian imasyarakat (Fuadah dkk 2020). . i
Stres kerja merupakan respons yang bisa pekerja miliki ketika tekanan
dan tuntutan kerja yang diberikan kepada mereka tidak sepadan dengan
kemampuan serta pengetahuan mereka sehingga mereka ditantang untuk
mengendalikannya. Setiap kondisi pekerjaan dapat mengalami kejadian stres,
tetapi ketika atasan dan rekan tidak memberikan dukungan serta minimnya
kontrol atas proses kerja, stres yang dialami staf dapat kian memburuk (Kerja
dkk 2022).
2
Dengan demikian daya tanggap yang tinggi dari pihak pengelola rumah sakit
akan memberikan rasa kepercayaan pada pasien bahwa mereka akan selalu
tertolong. Dalam penelitian tentang mutu pelayanan kesehatan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan pasien mengemukakan bahwa dimensi
responsiveness sebagai salah satu dari indikator yang selalu dimasukkan dalam
berbagai penelitian yang berhubungan dengan mutu pelayanan. Daya tanggap
(responsiveness) juga dapat dilihat dari bagimana sikap ahli medis yang
diinginkan pasien pada saat menanganinya. dengan 400 responden di Ghana
menunjukkan bahwa responsiveness sebagai faktor paling dominan dalam
hubungan dengan kepuasan pasien (Yasri 2022).
3
kerja. Total jumlah hari kerja yang hilang akibat kejadian ini pada periode
2019/2020 adalah sebesar 17,9 juta hari yang artinya 21,6 hari hilang per kasus.
Selain itu, gangguan mental dan emosional di tanah air juga menghadirkan
angka yang tidak bisa diabaikan. Prevalensi anak usia 15 tahun Indonesia
dengan gangguan mental dan emosional adalah 9,8%, dan tingkat depresi pada
orang-orang seusia telah kembali menjadi 6,1% (Kerja dkk 2022)
Jumlah kasus stres kerja di dunia menciptakan angka yang sangat besar.
Menurut data yang dikuratori oleh Health and Safety Executive berdasarkan
survei yang dilakukan oleh Labour Force Survey (LFS) jumlah total kasus stres,
depresi, atau kecemasan terkait pekerjaan pada 2019/2020 adalah 828.000
dengan prevalensi 2.440/100.000 tenaga kerja. Jumlah kasus baru yang tercatat
tidak sedikit, yakni 347.000 insiden dengan prevalensi 1.020/100.000 tenaga
kerja (Kerja dkk 2022).
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan ilatar ibelakang imasalah idiatas, imaka ipeneliti
imenyampaikan iperumusan imasalah ipenelitian isebagai iberikut i: i“Apakah
istres ikerja iberpengaruh ipositif iterhadap ikinerja itenaga imedis ipada
iRumah iSakit iUmum iDaerah iKota iKendari.”. i
1.3 Tujuan
1. Untuk imenganalisa istres ikerja itenaga iFarmasi iRSUD iKota iKendari i
2. Untuk imenganalisa ikinerja itenaga iFarmasi iRSUD iKota iKendari
3. Untuk imenganalisa ipengaruh istres ikerja iterhadap ikinerja itenaga
iFarmasi iRSUD iKota iKendari
1.4 Manfaat
1. Bagi iPeneliti, ipenelitian iini iuntuk imenambah iwawasan idalam ibidang
ipenelitian itentang imasalah istres ikerja ikaryawan idan ikinerja itenaga
imedis isebagai ipenerapan iilmu ipengetahuan iyang ipenulis iperoleh idari
imengikuti iperkuliahan.
2. Bagi iInstansi iRumah iSakit, ipenelitian iini idiharapkan idapat imembantu
imengatasi ipermasalahan iyang iterjadi iakibat istres ikerja itenaga
iFarmasi iRSUD iKota iKendari
3. Bagi iPihak iLainnya, ipenelitian iini idiharapkan idapat imemberikan
isumber i
informasi imaupun ireferensi ibagi ipenelitian iselanjutnya ipada ibidang
iyang isama.
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres Kerja
2.1.1 Pengertian Stres Kerja
Stres ikerja imerupakan itekanan idari ipekerjaan iyang idapat
imempengaruhi ipsikologis ipekerja iyang ikemudian imenyebabkan
iberbagai ibentuk ipenyakit ibaik isecara ifisik imaupun isecara imental
i(kejiwaan). iFaktor iyang imenjadi ipemicu iterjadinya istres iyaitu idari
ituntutan itugas iatau ibeban ikerja, ikonflik, ihubungan ikerja idan ilamanya
iwaktu ikerja iatau imasa ikerja. i i iSelain idipengaruhi ioleh ifaktor i–
ifaktor iyang ibersumber idari iluar iorganisasi, istres ijuga ibanyak
idipengaruhi ioleh ifaktor i– ifaktor iyang iberasal idari idalam iorganisasi
(Yasri 2022). I
Stres iadalah isuatu igangguan iyang idapat iterjadi idi idalam idiri
iseseorang iakibat idari ikegagalan iuntuk imemenuhi iapa iyang
idiinginkannya. iTekanan iyang idialami iini idapat iberasal idari iluar
idirinya imaupun idari idalam. iStres ibukanlah idianggap isebagai isuatu
ikondisi isakit ifisik imelainkan igangguan isecara imental. iStres iyang
idiakibatkan ikarena isuatu ipekerjaan idapat itimbul iakibat
iketidakseimbangan iantara ikemampuan iseseorang idengan ibeban ikerja i
yang idiberikan. iStres idapat imemberikan idampak iyang ibaik idan
idampak iyang iburuk (Yasri 2022)..
1) Faktor ilingkungan i i
Faktor ilingkungan iseperti iketidakpastian ilingkungan
imempengaruhi idesain idari istruktur isuatu iorganisasi, iketidakpastian
iitu ijuga imempengaruhi itingkat istres idi ikalangan ipara ipegawai. i
a) Ketidakpastian iekonomi. iKetidakpastian iharga ibarang iyang
cenderung iterus inaik isedangkan ikenaikan igaji ikaryawan itidak
terlalu isignifikan idengan ikenaikan iharga ibarang idan ibahkan gaji
karyawan icenderung itetap ihal iinilah iyang iakan imembuat
pegawai imenjadi istres ikarena ikebutuhan ipokoknya itidak
tercukupi. I
b) Ketidakpastian iPolitis. iBatasan ibirokrasi imenjadi isalah isatu
isumber istres iyang iberpengaruh idengan ipekerjaan. iPegawai iakan
imerasa itertekan iatau istres iapabila ikaryawan imerasa iada
iancaman iterhadap iperubahan ipolitik. I
c) Ketidakpastian iTeknologis. iInovasi-inovasi ibaru idapat imembuat
iketrampilan idan ipengalaman iseorang ipegawai iusang idalam
iwaktu iyang isangat ipendek ioleh ikarena iitu iketidakpastian
iteknologi imerupakan itipe iketiga iyang idapat imenyebabkan istres,
7
ikomputer, irobotika, iotomatisasi idan iragam-ragam ilain idari
iinovasi iteknologis imerupakan iancaman ibagi ibanyak iorganisasi
iyang imenyebabkan istres.
2) Faktor iorganisasi i i
Banyak isekali ifaktor idi idalam iorganisasi iyang idapat
imenimbulkan istres. iTekanan iuntuk imenghindari ikekeliruan iatau
imenyelesaikan itugas idalam isuatu ikurun iwaktu iyang iterbatas,
ibeban ikerja iyang iberlebihan, iseorang iatasan iyang imenuntut idan
itidak ipeka, iserta irekan ikerja iyang itidak imenyenangkan imerupakan
ibeberapa icontoh. i
a) Tuntutan iTugas. iTuntutan itugas imerupakan ifaktor iyang
idikaitkan ipada ipekerjaan iseorang. iFaktor iini imencakup idesain
ipekerjaan iindividu, ikondisi ikerja, idan itata iletak ikerja ifisik. i
b) Tuntutan iPeran. iTuntutan iperan iberpengaruh idengan itekanan
iyang idiberikan ipada iseseorang isebagai isuatu ifungsi idari iperan
itertentu iyang idimainkan idalam iorganisasi iitu. iKonflik iperan
imenciptakan iharapan- iharapan ihampir itidak ibisa idirujukkan
iatau idipuaskan. i
c) Tuntutan iAntar iPribadi. iTuntutan iantar ipribadi iadalah itekanan
iyang idiciptakan ioleh ipegawai ilain ikurangnya idukungan isosial,
irekan-rekan idan ipengaruh ipribadi iyang iburuk idapat
imenimbulkan istres iyang icukup ibesar, iteristimewa idiantara ipara
ikaryawan idengan ikebutuhan isosial iyang itinggi. i
d) Struktur iOrganisasi. iStruktur iorganisasi imenentukan itingkat
idiferensiasi idalam iorganisasi, itingkat iaturan idan iperaturan,
iserta idi imana ikeputusan idiambil. iAturan iyang iberlebihan idan
ikurangnya ipartisipasi idalam ipengambilan ikeputusan iyang
iberdampak ipada iseorang ikaryawan imerupakan isuatu icontoh
idari ivariabel istruktural iyang idapat imerupakan isumber ipotensial
idari istres. i
8
e) Kepemimpinan iOrganisasi. iMenggambarkan igaya imanajerial
idari ieksekutif isenior iorganisasi ibeberapa ipejabat ieksekutif
ikeputusan imenciptakan isuatu ibudaya iyang idicirikan ioleh
iketegangan, irasa itakut idan ikecemasan ipegawai imembangun
itekanan iyang itidak irealistis iuntuk iberprestasi idalam ijangka
ipendek, imemaksakan ipengawasan iyang iberlebihan iketatnya idan
isecara irutin imemecat ipegawai iyang itidak idapat imengikutinya.
i
f) Tahap iHidup iOrganisasi. iOrganisasi iberjalan imelalui isuatu
isiklus, ididirikan, itumbuh idan imenjadi idewasa idan iakhirnya
imerosot. iSuatu, itahap ikehidupan iorganisasi iyaitu idi imana idia
iada idalam idaur iempat itahap iini, imenciptakan imasalah idan
itekanan iyang iberbeda iuntuk ipara ikaryawan. iTahap ipendirian
idan ikemerosotan isangat imenimbulkan istres. I
3) Faktor iIndividual i i
Faktor iindividual ibisa imencakup ifaktor-faktor idalam
ikehidupan ipribadi ikaryawan, iterutama isekali ifaktor-faktor iini
iadalah iisu ikeluarga, imasalah iekonomi ipribadi idan ikarakteristik
ikepribadian iyang iintern. i
a) iMasalah iKeluarga. iKeluarga isecara ikonsisten imenunjukkan
ibahwa iorang imenganggap ihubungan ipribadi idan ikeluarga
isebagai isesuatu iyang iberharga. iKesulitan ipernikahan, ipecahnya
isuatu ihubungan idan ikesulitan idisiplin ipada ianak-anak
imerupakan icontoh idari imasalah ihubungan iyang imenciptakan
istres ibagi ipara ipegawai idan iterbawa ike itempat ikerja. i
b) Masalah iEkonomi. iMasalah iekonomi idiciptakan ioleh iindividu
iyang iterlalu imerentangkan. iSumber idaya ikeraguan ipegawai
imerupakan isuatu iperangkat ikesulitan ipribadi ilain iyang idapat
imenciptakan istres ibagi ipegawai idan imengganggu iperhatian
ipegawai iterhadap ikerja. i
9
c) Kepribadian. iSuatu ifaktor iindividual ipenting iyang
imempengaruhi istres iadalah ikodrat ikecenderungan idasar idari
iseseorang, iartinya igejala istres iyang idiungkapkan ipada
ipekerjaan iitu isebenarnya imungkin iberasal idalam ikepribadian
iorang iitu. i
a) Gejala fisik antara lain adalah sakit kepala, kesulitan tidur, penurunan
nafsu makan, jantung berdebar, mudah lelah, gangguan pernapasan,
nyeri otot, dan nyeri punggung.
b) Gejala psikis yang tampak seperti mudah tersinggung dan marah,
mudah cemas, memgurung diri, merasa sendiri, dan tersisihkan,
kehilangan motivasi, spontanitas, kreativitas, dan semangat hidup,
menurunnya rasa percaya diri, merasa jenuh.
c) Gejala prilaku yang ditunjukan adalah sering datang terlambat dan
tingkat absensinya tinggi, menarik diri dari tempat kerja, malas bekerja,
penurunan produktivitas, dan memburuknya hubungan dengan
keluarga dan rekan kerja
Ada 4 tahap stres kerja yaitu:
10
1. Stres kerja yang dapat teratasi, yang ditandai dengan adanya
harapan meningkat dan idealisme, antusias, desikasi, komitmen,
terhadap stres kerja serta memperlihatkan tingkat energi yang
tinggi dan sikap positif terhadap kerja.
2. Stres kerja ringan, yang ditandai dengan adanya rasa pesimis dan
ketidak puasan kerja, frustasi, kecewa, bosan, jemu dengan
kerja, individu mulai memperlihatkan gejala fisik dan psikologi
terhadap stres kerja.
3. Stres kerja sedang, yang ditandai dengan menarik diri dan
isolasi. Seseorang mulai mudah marah, bermusuhan, selalu
negative, timbul gejala stres fisik dan psikologi, bila lebih buruk
akan terjadi perubahan-perubahan sederhana dalam tujuan kerja,
sikap dan prilaku selanjutnya terjadinya kemunduran.
4. Stres kerja berat, yang ditandai dengan terjadi kerusakan
menetap dan hilangnya minat kerja, timbulnya stres kerja berat,
harga diri rendah, absen yang kronis, sinis dan timbul kematian
kerja dan kelelahan berat. Biasanya karyawan yang stres akan
menunjukkan perubahan prilaku yang terjadi pada diri manusia
11
gangguan kesehatan. Pada gangguan interpersonal stress akan lebih
sensitive terhadap hilangnya percaya diri dan lain-lain.
Dampak terhadap organisasi yaitu pekerja yang mengalami
stress kerja akan berpengaruh pada kualitas kerja, kekacauan
manajemen dan operasional kerja, meningkatnya absensi dan banyak
pekerjaan yang tertunda. Stress kerja dapat menurunkan kinerja
perawat, sehingga akan berakibat pada kualitas layanan rumah sakit.
Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbul oleh stres
kerja dapat berupa :
a. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun
operasional kerja
b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja
c. Menurunkan tingkat kinerja perusahaan
d. Menghambat pencapaian tujuan perusahaan
2. Dampak Terhadap Karyawan
Pengaruh stres kerja yang ada menguntungkan maupun merugikan
bagi perusahaan, namun pada taraf tertentu pengaruh yang
menguntungkan perusahaan diharapkan akan memacu karyawan untuk
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Reaksi terhadap
stres dapat merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik, biasanya
pekerjaan atau karyawan yang stres akan menunjukkan perubahan prilaku.
Perubahan prilaku terjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres.
Dampak stres kerja bagi individu adalah munculnya masalah-
masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologis dan interaksi
interpersonal antara lain :
a. Banyaknya kesalahan yang dibuat individu ketika bekerja
b. Menurunnya kemampuan mengingat
c. Kosentrasi dan akurasi penilaian individu
d. Menurunnya kesehatan mental
e. Mudah terserang penyakit
f. Rendahnya produktivitas kerja
12
lima jenis konsekuensi dampak stres yang potensial. Kategori yang
disusun Cox meliputi :
1) Dampak subjektif: Kecemasan, agresi, acuh, kebosanan, depresi,
keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup, masa
kesepian.
2) Dampak prilaku (Behavioral Effects): Kecendrungan mendapat
kecelakaan, alkoholik, penyalah gunaan obat-obatan, emosi yang tiba-
tiba meledak, makan berlebihan, merokok berlebihan, perilaku yang
mengikuti kata hati, ketawa gugup.
3) Dampak kognitif: Ketidak mampuan mengambil keputusan yang jelas,
konsentrasi yang buruk, rentang perhatian yang pendek, sangat peka
terhadap kritik, rintangan mental.
4) Dampak fisiologis: Meningkatnya kadar gula, meningkatnya denyut
jantung dan tekanan darah, kekeringan dimulut, berkeringat,
membesarnya pupil mata, tubuh panas dingin.
5) Dampak organisasi: Keabsenan, pergantian karyawan, rendahnya
produktivitas, keterasingan dari rekan sekerja, ketidak puasan
kerja,menurunnya keikatan dan kesetiaan terhadap organisasi.
Kelima jenis tersebut tidak mencakup seluruhnya, juga tetapi tidak
terbatas pada dampak-dampak dimana ada kesepakatan universal dan untuk
hal itu ada bukti ilmiah yang jelas. Kesemuanya hanya mewakili beberapa
dampak potensial yang sering dikaitkan dengan stres. Akan tetapi, jangan
diartikan bahwa stres selalu menyebabkan dampak seperti yang disebutkan
diatasusia sebagai usaha mengatasi stres.
13
Pendekatan ini dilakukan melakui aktivitas yang bertujuan memberikan
kepuasan sosial kepada karyawan. Misalnya : bermain game lelucon dan
bodor kerja
2. Pendekataan Melalui Meditasi
Pendekatan ini perlu dilakukan karyawan dengan cara berkonsentrasi
kedalam pikiran, mengendorkan otot kerja, dan menenangkan emosi.
Meditasi bisa dilakukan didalam ruangan khusus. Karyawan beragama
islam bisa melakukannya setelah shalat melalui do’a dan zikir kepada
Allah SWT.
3. Pendekatan Melalui Biofeedback
Pendekatan ini dilakukan melalui bimbingan medis. Melalui bimbingan
dokter, psikiater, dan psikolog, sehingga diharapkan medis dapat
menghilangkan stres yang dialaminya.
4. Pendekatan Kesehatan Pribadi
Pendkatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum terjadinya stres.
Dalam hal ini medis secara priode waktu yang memeriksa kesehatan,
melakukan relaksasi otot, pengatur gizi dan olahraga secara teratur
14
c) Strategi kognitif, yaitu melakukan evaluasi diri dan menimbang kembali
masalah yang sedang dihadapi. Strategi ini dapat dilakukan dengan
melakukan affirmasi diri dan melakukan perenungan dlaam menyikapi
masalah secara positif.
d) Strategi manajemen waktu, individu mulai menyusun agenda untuk
menentukan langkah atau kegiatan yang prioritas secara terstruktur.
e) Strategi spiritual (keyakinan) yaitu memiliki keyakinan bahwa setiap
masalah yang dihadapi merupakan takdir dan ketetapan dari Allah SWT.
Sehingga manusia harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya.
2.2 Kinerja
2.2.1 Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan norma dan etika Kinerja karyawan merupakan ukuran keberhasilan
organisasi dalam mencapai misinya dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan
seseorang harus memiliki tingkat kemampuan tertentu (Jufrizen dkk 2020).
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Adapun pandangan lain
mengenai pengertian kinerja adalah hasil atau keluaran dari sebuah
pekerjaan yang ditugaskan dalam suatu organisasi/institusi (Jufrizen dkk
2020) .
15
unit, atau divisi, dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-
batasan yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.Hasil
kerja yang dicapai oleh seorang karyawan haruslah dapat memberikan
kontribusi yang penting bagi perusahaan yang dilihat dari segi kualitas dan
kuantitas yang dirasakan oleh perusahaan dan sangat besar manfaatnya bagi
kepentingan perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang. Kinerja
pegawai merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan
perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan
organisasi pada periode tertentu dan relatif digunakan untuk mengukur
prestasi kerja (Jufrizen dkk 2020).
16
5. Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas;
6. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya;
7. Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.
17
instrumen penilaian kinerja harus memenuhi syarat reliability,
relevance, sensitivity, dan practicalit.
18
1) Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja),
2) Pendidikan,
3) Keterampilan,
4) Manajemen kepemimpinan,
5) Tingkat penghasilan,
6) Gaji dan kesehatan,
7) Jaminan sosial,
8) Iklim kerja,
9) Sarana dan prasarana,
10) Teknologi,
11) Kesempatan berprestasi.
19
5. Inisiative yakni kemampuan seorang karyawan dalam berkreasi dan
berinovasi dalam mengembangkan prosedur-prosedur kerja serta
meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil kerja.
20
peningkatan dari stres kerja akan berdampak pada penurunan kinerja
karyawan, begitupun sebalikny.
Kinerja Tenaga
Stres Kerja (X) Farmasi (Y)
21
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.4.2 Sampel
Sampel imerupakan ibagian idaripopulasi ipenelitian. iSampel
idalampenelitian iini iadalah itenaga imedis iyang itelah ibertugas idi
iRumah iSakit iUmum iDaerah iKota iKendariidengan imenggunakan
imetode isensus. i
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Data Primer
Data primer yaitu idata iyang idiperoleh ilangsung idari iresponden
dengan cara iwawancara i(interview) itentang istres ikerja
danpengaruhnya iterhadap ikinerja itenaga imedis ipada iRumah iSakit
Umum iDaerah iKota iKendari.
Judul angket, (2) Pengantar yang berisi tujuan atau cara pengisian
angket dan (3) item item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat,
dan fakta (Lokapitasari Belluano et al., 2019)
23
Daerah Kota Kendari. Peneliti melakukan pengamatan langsung ke
lokasi tempat penelitian untuk mengetahui pengaruh stes kerja
terhadap tenaga farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
3.6.3 Dokumentasi
Dokumentasi dengan cara mencatat peristiwa yang sudah berlalu.
Salah satu caranya dengan mencantumkan sumber-sumber informasi
yang dapat berupa foto dokumentasi dengan tenaga farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
3.7 Teknik Analisi Data
Untuk memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan variabel yang
diteliti, diperlukan alat ukur. Alat ukur dalam penelitian ini berbentuk skala.
Skala yang dikembangkan dari efisiensi operasional tentang variabel yang
menjadi fokus penelitian.
24
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, F., & Iriani, D. U. (2021). Determinan Stres Kerja pada Aparatur Sipil
Negara Dinas Pendidikan Kota Cilegon Saat Work From Home di Era
Pandemi COVID-19 Tahun 2020. Media Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan, 31(1), 1–8.
Fuadah, iF., i& iSianipar, iI. i(2020). iIlmu iKesehatan, iMencegah iPenyakit iDan
iMemperpanjang iHidup. iJURNAL iKESEHATAN iSTIKes
iMUHAMMADIYAH CIAMIS, i6(1), i47–55.
ihttps://doi.org/10.52221/jurkes.v6i1.59
Junianto, M. H., Maroah, S., & Mochklas, M. (2021). Peranan Lingkungan Kerja
Islami Dalam Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan PT. Azka Mulia
International. Improvement: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 1(1), 8.
Kerja, S., & Engineering, S. (2022). Hubungan dalam Pekerjaan dan Stres Kerja
Staf. Journal UPN Veteran Jakarata, 13(4), 704–710.
Manihuruk, iC. iP., i& iTirtayasa, iS. i(2020). iPengaruh iStres iKerja i, iMotivasi
iKerja idan iLingkungan iKerja iTerhadap iSemangat iKerja iPegawai iPada
iDinas iKependudukan iDan iPencatatan iSipil iLabuhanbatu iUtara.
i3(September), i296–307.
Pusparani, M. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai (Suatu Kajian
Studi Literatur Manajemen Sumber Daya Manusia). Jurnal Ilmu Manajemen
Terapan, 2(4), 534–543. https://doi.org/10.31933/jimt.v2i4.466
Pricelda, iA., i& iPramono, iR. i(2021). iPengaruh iBeban iKerja, iStres iKerja, idan
iLingkungan iKerja iterhadap iKinerja idengan iTurnover iIntention isebagai
iMediasi ipada iKaryawan iPT iFarmasi iXYZ idalam iMasa iPandemi
iCOVID-19. iJurnal iIlmiah iAkuntasi iDan iKeuangan, i4(3), i712–721.
Yasri, R. P. (2022). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Medis Rumah
Sakit Az-Zahra Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu.
http://repository.uir.ac.id/id/eprint/12682