Anda di halaman 1dari 27

MINI RISET

HUBUNGAN POOR SLEEP DAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA 2022

Dosen Pengampu : Romiza Arika, S. Tr., M.Gz

Disusun Oleh:

NAMA : Uli Syahri Rizki

NIM : 0801193265

KELAS : Dietetik Masyarakat 8/H

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka saya dapat menyelesaikan Mini Riset ini
dengan tepat waktu. Shalawat dan salam saya junjungkan kepada baginda besar Nabi
Muhammad SAW, yang mana telah membawa ummatnya dari zaman jahiliyyah menuju
zaman yang terang benderang dan disinari iman, islam, dan ilmu.

Terima kasih kepada dosen pengampu, Ibu Romiza Arika, S. Tr., M.Gz yang
sudah bersedia membimbing saya dalam menyelesaikan Mini Riset ini. Adapun tujuan
dari penulisan Mini Riset saya yang berjudul “Hubungan Poor Sleep Dan Overweight
Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara 2022” ini adalah untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS) dari mata kuliah
Lintas Minat Dietetik Masyarakat.

Saya berharap semoga Mini Riset ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas itu, saya memahami bahwa Mini Riset ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya Mini Riset selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 19 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i

Daftar Isi.......................................................................................................................... ii

Lampiran ....................................................................................................................... iv

BAB 1PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
2.1 Konsep Tidur .......................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Tidur ............................................................................................... 3
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur ..................................................... 3
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Tidur .................................................................................. 4
2.1.4 Efek Tidur Buruk (Poor Sleep) ........................................................................ 4
2.1.5 Gangguan Tidur................................................................................................ 5
2.1.6 Pengukuran Kualitas Tidur............................................................................... 5
2.2 Berat Badan Berelebih (Overweight) ..................................................................... 6
2.2.1 Definisi Berat Badan Berlebih ......................................................................... 6
2.2.2 Penilaian Status Gizi ........................................................................................ 6
2.2.3 Penyebab Overweight ...................................................................................... 7
2.3 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 8
2.4 Pengolahan Data ..................................................................................................... 8
2.5 Analisis Data ........................................................................................................... 8
BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 10
3.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 10
3.2 Pembahasan .......................................................................................................... 12
3.2.1 Kualitas Tidur ................................................................................................. 12
3.2.2 Overweight ..................................................................................................... 12
3.2.3 Hubungan Kualitas Tidur dengan Overweight............................................... 13

ii
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 14
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14
4.2 Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

iii
LAMPIRAN

Lampiran 1 KUESIONER KUALITAS TIDUR Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) .......... 19
Lampiran 2 Cleaning, Editing, Coding ....................................................................................... 20
Lampiran 3 Perhitungan Univariat .............................................................................................. 21
Lampiran 4 Perhitungan Bivariat ................................................................................................ 22

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidur adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan karena tidur memiliki
hubungan yang erat dengan kesehatan dan kualitas hidup manusia (Baran &
Chervin, 2009) . Tidur yang terganggu mengakibatkan efek merugikan terhadap
tubuh misalnya penurunan daya tahan tubuh, penurunan konsentrasi, kelelahan, dan
pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
National Sleep Foundation (NSF) pada tahun 2015 menyebutkan bahwa kualitas
tidur yang baik berperan terhadap kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidur yang lelap dan tanpa gangguan menjadi kebutuhan esensial manusia, sama
pentingnya dengan kebutuhan makan, minum, tempat tinggal dan lain-lain2 .
Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti adanya
gangguan tidur pada saat seseorang tidur. Gangguan tidur dapat menyebabkan
kualitas tidur yang buruk dan kondisi ini dicirikan dengan gangguan dalam jumlah,
kualitas, atau waktu tidur seorang individu (Chervin et al., 2001).

Penurunan kualitas dan kuantitas tidur seseorang bisa dipengaruhi oleh perasaan
dan pikiran seseorang, seperti stress dan rasa cemas (Sendir et al., 2007). Mahasiswa
dituntut untuk menjadi seorang yang berpengetahuan, berskill dan professional,
yang mengakibatkan perubahan psikologis terhadap mahasiswa(Wei et al., 2005).
Kecemasan dan stress yang dialami mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa tentu
bisa mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa tersebut, dimana penurunan kualitas
tidur bisa mengakibatkan peningkatan terhadap IMT.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi R dengan judul hubungan


kebiasaan berolahraga dengan tingkat stres pada mahasiswa FK UR angkatan 2014,
didapatkan hasil bahwa tingkat stres mahasiswa tersebut cukup tinggi yaitu 77,11%
dari total 166 mahasiswa (Wahyudi, 2014). Berdasarkan uraian pada latar belakang
di atas, terdapat kemungkinan terjadi penurunan kualitas tidur terhadap mahasiswa
terkait dengan tingkat stress yang dialami mahasiswa tersebut, yang akan
mempengaruhi Overweight. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin meneliti

1
hubungan Hubungan Poor Sleep Dan Overweight Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara 2022.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa maksud dari Poor Sleep (Kualitas Tidur Buruk) dan Overweight
(Kelebihan Berat Badan)?
2. Apakah Poor Sleep (kualitas Tidur Buruk) dapat mengakibatkan
Overweight (Kelebihan Berat Badan)?
3. Apakah terdapat hubungan antara Poor Sleep (Kualitas Tidur Buruk)
dengan Overweight (Kelebihan Berat Badan)?

1.3 Tujuan
Mengetahui apa itu Poor Sleep (Kualitas Tidur Buruk), Overweight (Kelebihan
Berat Badan) dan apa hubungan diantaranya, sehingga kita bisa mengetahui
bahwasanya sesuatu hal terjadi karena ada sebabnya

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tidur

2.1.1 Pengertian Tidur


Menurut Suwarna (2016), tidur adalah suatu keadaan yang berulangulang
disertai perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.
Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur diyakini dapat memulihkan tenaga
karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem
tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya. Tidur adalah sebuah fungsi
biologis yang sangat menarik. Tidak kurang sepertiga dari hidup dihabiskan
untuk tidur. Sudah menjadi hal yang lumrah ketika manusia tidur dengan
nyenyak maka di pagi harinya saat terbangun tubuh merasa segar dan dapat
bekerja dengan lebih baik dibandingkan dengan orang yang kurang istirahat
(Suwarna, 2016).

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur


Ada beberapa faktor yang dapat memepengaruhi kualitas tidur dan
kuantitas tidur. Sering kali faktor tunggal bukanlah satu satunya penyebab
untuk masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis, dan faktor lingkungan
sering mengubah kualitas dan kuantitas tidur.

1. Faktor yang pertama ialah faktor penggunaan Obat dan subtasni, Obat
dan Subtansi ialah Kantuk, insomnia, dan kelelahan sering terjadi
sebagai akibat langsung dari obat umum yang diresepkan. Obat ini
mengubah pola tidur dan menurunkan kewaspadaan di siang hari, yang
kemudian menjadi masalah bagi setiap orang (Sumirta & Laraswati,
2017).
2. Faktor kedua Gaya Hidup, Gaya hidup merupakan Rutinitas seseorang
dapat mempengaruhi pola tidur. Seseorang individu yang bekerja secara
rotasi (misalnya, 2 minggu siang hari diikuti oleh 1 minggu malam hari)
sering mengalami kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur.

3
3. Ketiga Pola tidur yang tidak lazim Pada abad sebelumnya jumlah tidur
malam yang dibutuhkan oleh warga Negara AS telah menurun leebih
dari 20%, menunjukkan bahwa banyak orang amerika kurang dan
mengalami kantuk berlebihan di siang hari (National Sleep Foundation,
2004).
4. Ke-empat Stres emosional khawatir atas masalah-masalah pribadi atau
situasi sering megganggu tidur. Stres emosional meyebabkan seseorang
menjadi tegang dan sering menyebabkan frustasi ketika tidak dapat
tidur.
5. Kelima Lingkungan, Lingkungan fisik dimana seseorang tidur secara
signifikan memengaruhi kemampuan untuk memulai dan tetap tidur.
Ventilasi yang baik sangat penting untuk mendapatkan tidur yang
nyenyak. (Potter, 2010)

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Tidur


Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak di ketahui, akan tetapi diyakini
bawha tidur digunkan untuk menjaga keseimbangan mental, emosionla,
kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, endokrin, dan lain-
lain. Energi disipan selama tidur sehingga dapat diarahkan kembali pada
fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari
tidur yaitu pertama, efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan
saraf, dan yang kedua efek pada struktur tubuh dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi
penurunan (Reza et al., 2019).

2.1.4 Efek Tidur Buruk (Poor Sleep)


Beberapa efek yang disebabkan oleh tidur yang buruk seperti, Hilang
ingatan ruang antara sel-sel otak melebar, dan cairan serebral mengalir
melalui otak untuk membersihkan protein yang numpuk saat otak terbakar
energi. Dingin dan Flu tidur kuang dari tujuh jam di malam hari bisa
meningkatkan risiko terkena flu dan lain sebagainya. Seseorang yang kurang
tidur akan mengalami peningkatan kadar hormon lapar (ghrelin) dan

4
penurunan kadar hormon kenyang (leptin). Bila ini terjadi, maka seseorang
akan cenderung makan berlebihan dan mengalami peningkatan berat badan.
Selain itu, kurang tidur juga memengaruhi laju metabolisme dan pembakaran
kalori. Penelitian lain menyebutkan bahwasanya kurang tidur menyebabkan
pembakaran kalori berkurang hingga 5-20 persen untuk proses mencerna.
Mari simak penjelasan lengkap mengenai hubungan kurang tidur
menyebabkan obesitas (Budyawati et al., 2019; Fahturosi, 2017).

2.1.5 Gangguan Tidur


Gangguan tidur terdiri dari beberapa macam seperti ; insomnia,
parainsomnia dan lain sebagainya:

a) Insomnia adalah gejala yang dialami oleh orang yang, mengalami


kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur atau tidur
singkat atau tidur non restoratife. Penderita insomnia mengeluarkan
rasa ngantuk yang berlebihan di siang hari dan kuantitas dan kualitas
tidurnya tidak cukup (Rianjani et al., 2016).
b) Parainsomnia merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari
kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat
tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Faktor utama presipitasi
terjadinya parainsomnia yaitu, a. meminum alcohol, b. kurang tidur
(sleep deprivation) (Prayitno, 2002).

2.1.6 Pengukuran Kualitas Tidur


Alat yang di gunakan untuk mengukur kualitas tidur yaitu kuesioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), PSQI merupakan salah satu
instrument untuk mengukur kualitas tidur. PSQI mengukur tujuh indikator
kualitas tidur seperti : kulitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur,
efisiensi kebiasaan tiur, gangguan tidur dan gangguan atau keluhan saat
bangun tidur (Buysse et al., 1989)

5
2.2 Berat Badan Berelebih (Overweight)

2.2.1 Definisi Berat Badan Berlebih


Overweight digunakan untuk menyatakan berat badan berlebih. Berat
badan berlebih (Overweight) adalah keadaan dimana berat badan seseorang
melebihi normal tapi belum sampai kategori obesitas (kelebihan berat badan)
(Astawan & Leomitro, 2009). Overweight (Berat badan berlebih) disebabkan
oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang berlebihan, kurangnya
aktivitas fisik dan kerentangan genetic (Romieu et al., 2017). Kegemukan
dinilai berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT), dan selanjutnya berdasarkan
distribusi lemak melalui rasio pinggang, perut. Seseorang dikatan overweight
jika IMT (Indeks Masa Tubuh) berada pada rentang > 25 kg/m2
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Kelebihan berat badan menyebabkan rentan terhadap berbagai masalah


kesehatan. Ada sejumlah masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh
kelebihan berat badan yaitu mengakibatkan kerusakan pada sistem rangka,
yakni mempengaruhi masalah persendihan terutama pada lutut, tumit, kaki
dan punggung. Kelebihan berat badan juga berhubungan dengan kanker
rahim dan kanker payudara pada perempuan menopouse, serta kanker prostat
pada laki- laki (Datusanntyo & Robertus, 2009).

2.2.2 Penilaian Status Gizi

Menurut World Health Organization (2006), Indeks Massa Tubuh (IMT)


adalah indek yang sederhana yang paling sering digunakan untuk
mengklasifikasikan status gizi pada populasi dewasa dan perorangan (WHO,
2016).
Yang dijabarkan dengan rumus:

IMT = Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m)

6
2.2.3 Penyebab Overweight
a) Faktor Genetik
Faktor genetic atau faktor keturunan yang berasal dari orang tua. Jika
salah satu orangtua mengalami kegemukan, maka peluang anak menjadi
Kegumkan adalah 50%. Jika kedua orangtua mendeeita kegemukan
maka peluang faktor keturunan menjadi 70-80% (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
b) Kurang Melakukan Aktivitas Fisik
Aktifitas yang kurang akan menyebabkan penumpukan lemak atau
kelebihan kalori dalam tubuh yang pada akhirnya seseorang akan
mengalami kegemukan.
c) Pola Makan Yang Berlebihan
Seperti makan berlebihan, makan terburu- buru, menghindari makan
pagi dan kebiasaan makan- makanan ringan
d) Penggunaan Obat- obatan
Seseorang yang dalam keadaan sakit maka bermacam- macam obat
dapat diberikan dengan maksud untuk menyembuhkan, beberapa obat
dapat merangsang nafsu makan (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2019).

7
METODE PENELITIAN

2.3 Populasi dan Sampel


Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain studi cross
sectional. Lokasi penelitian dilakukan secara online menaggunakan google form.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dengan jumlah
responden 60 Mahasiswa FKM UINSU. Adapun kriteria inklusi pemilihan subyek
adalah seluruh mahasiswa tahun 2022, tidak dalam keadaan sakit, tidak sedang
menjalankan terapi obat tertentu maupun diet tertentu yang mempengaruhi asupan
responden, bersedia mengisi kuisioner penelitian sampai selesai.

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kueisioner pada 60 responden


yang terpilih yang disebarkan melalui chat personal oleh peneliti. Adapun kuesioner
yang digunakan adalah Kuesioner Kualitas Tidur Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI), pertanyaan terkait lama atau durasi tidur, berat badan dan tinggi badan pada
satu bulan terakhir pada kuisioner identitas. Pengukuran berat badan dan tinggi
badan diklasifikasikan menjadi 2 dengan IMT dibagi menjadi Normal (IMT 18,5-
24,9 kg/m2 ) dan overweight (IMT 25- 26,9 kg/m2 ).

2.4 Pengolahan Data


Pengolahan data yang dilakukan adalah Cleaning dimana data yang telah
terkumpul kemudian dilaksanakan cleaning data (pemisahan data) yang berarti
sebelum dilakukan pengelolaan data di cek terlebih dahulu agar tidak terdapat data
yang tidak perlu. Selanjutnya adalah Editing, Setelah data dikumpulkan kemudian
dilakukan editting untuk pengecekkan kelengkapan data, kesinambungan data dan
keseragaman data sehingga validitasi data dapat terjamin dan tahap terakhir adalah
Coding, Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan termasuk dalam
pemberian skor. Entry Data, Memasukkan data pada program komputer untuk
proses analisis data.

2.5 Analisis Data


Analisis data yang didapat kemudia di input kedalam aplikasi SPSS. Lalu di
Analisis Univariat dan Bivariat. Analisis Univariat tersebut disajikan dalam bentuk
tabel distribusi untuk mengetahui frekuensi variabel dependen dan variabel

8
independen. Analisis Bivariat, analisis bivariat digunakan untuk melihat
kemungkinan adanya hubungan yang bermakna antara variabel dependen, yaitu
Overweight dengan variabel independen Kualitas Tidur Buruk.

9
BAB 3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian


Responden yang diteliti berasal dari Mahasiswa/I Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara yang berusia 20-23 tahun, berjenis kelamin laki- laki dan perempuan
dengan status gizi normal dan overweight dan dengan kualitas tidur baik dan buruk

Tabel 1. 1 Karakteristik Responden

Variabel n %
Usia
20-21 41 68.3
22-23 19 31.7
Jenis Kelamin
Laki- Laki 24 40.0
Perempuan 36 60.0
Status Gizi
Normal 35 58.3
Overweight 25 41.7
Kualitas Tidur
Baik 27 45.0
Buruk 33 55.7
Tabel 1.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
status gizi dan kualitas tidur dengan total 60 responden. Kelompok usia terbanyan pada
usia 20-21 tahun yaitu sebanyak 68.3%. Jenis kelamin terbanyak adalah Perempuan
yaitu sebanyak 60%. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar status gizi
responden termasuk dalam kategori Overweight yaitu sebanyak 25 orang (41.7%),
sedangkan yang termasuk dalam kategori Normal sebanyak 35 orang (58,3%). Hal ini
sesuai dengan penelitian Hasiana (2013) dimana didapatkan 57 orang (66,3%)
mahasiswa Universitas Sumatera Utara termasuk dalam kategori normal (Hasiana,
2013) .

10
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur pada mahasiswa/I FKM
UINSU tergolong dalam kategori buruk yaitu sebesar 55.7%. hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fauzan (2014) pada mahasiswa Universitas Sumatera
Utara dimana didapatkan 51% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk (Fauzan,
2014). Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Manalu
ARN (2013) terhadap mahasiswa Universitas Riau angkatan 2012 dengan hasil 84%
mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk (Manalu, 2013).

Tabel 1. 2 Hubungan Kualitas Tidur dengan Overweight

Kualitas Tidur Indek Massa Tubuh (Status Gizi) Total


Normal Overweight P value
N %
N % N %
Baik 15 60.0 12 34.3 27 45.0
Buruk 10 40.0 23 65.7 33 55.0 0.048
Total 25 100 35 100 60 100
Tabel 1.2 Diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
kualitas tidur dengan Overweight dimana sebanyak 23 responden yang mengalami
kualitas tidur buruk mengalami overweight dengan p value 0.048. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian Van Cauter & Knutson (2008), tidur memiliki pengaruh terhadap
kejadian obesitas pada remaja. Hal itu dapat terjadi dikarenakan remaja yang kurang
tidur akan menyebabkan ketidakseimbangan antara hormon leptin dan ghrelin yang
merupakan hormon peredam dan perangsang nafsu makan dan menyebabkan gangguan
keseimbangan di dalam tubuhnya. Terlebih lagi orang-orang yang kurang tidur akan
mengalami kelelahan dan keengganan untuk melakukan aktivitas fisik pada pagi
harinya. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut mereka cenderung lebih banyak
mengkonsumsi makanan karena berpikir kelelahan dan keengganan untuk beraktivitas
fisik tersebut disebabkan karena kurangnya asupan makanan (Van Cauter & Knutson,
2008).

11
3.2 Pembahasan

3.2.1 Kualitas Tidur


Hasil penelitian dari analisis univariat, dari 60 responden didapatkan jenis
kualitas tidur terbanyak pada Mahasiswa/i yaitu kualitas tidur yang buruk
sebanyak 55.7% . Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sinaga (2015), dimana
didapatkan sebanyak 68.6% mahasiwwa/I tergolong dalam kategori kualitas
tidur yang buruk (Sinaga et al., 2015). Tetapi penelitian ini tidak sejlan dengan
penelitian yang dilakukan Fikri &Husna (2018, yang menyatakan lebih banyak
anak yang mempunyai kualitas tidur baik sebanyak 89.4%.(Fikri & Husna,
2018)

Perubahan keadaan bangun dan tidur merupakan suatu proses neuron yang
kompleks, banyak faktor internal dan eksternal yang dapat mengganggu. Setiap
faktor yang mengganggu Ascending Reticular Activating Ssystem (ARAS)
dapat meningkatkan keadaan terjaga dan mengurangi kemungkinan untuk
tertidur. Berbagai faktor kebiasaan dan perilaku dihubungkan dengan gangguan
tidur seperti sering menonton televisi sebelum tidur. Tipe kepribadian yang
emosional seperti interaksi anak yang selalu bermasalah dengan orang tua,
kurang menghargai pendapat orang tua, berusaha untuk mendapat teman baru,
gejala psikiatri seperti depresi, sering sedih, masalah perilaku, stres pasca trauma
dan abuse juga dihubungkan dengan masalah tidur yang akan berdampak pada
kualitas tidur (Tanjung & Sekartini, 2016).

3.2.2 Overweight
Hasil penelitian dari dari 60 responden didapatkan mahasiswa yang berstatus
gizi normal sebanyak 58.3% dan berstatus gizi overweight sebanyak 41.75.
Overweight merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
Kegemukan merupakan penimbunan lemak berlebih yang menyebabkan
kelebihan berat badan. Anak dan remaja yang mengalami kegemukan
merupakan faktor risiko untuk terjadinya obesitas saat usia dewasa, serta
peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular. Kegemukan yang terjadi pada
remaja bisa disebabkan dari aktivitas fisik yang kurang, asupan energi yang
berlebih dan tidak melakukan sarapan pagi (Lugina et al., 2021).

12
3.2.3 Hubungan Kualitas Tidur dengan Overweight
Hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan bahwa kualitas tidur yang
buruk banyak didapatkan pada siswa yang mengalami overweight yaitu sebesar
65.7 %, sedangkan kualitas tidur yang baik banyak didapatkan pada siswa yang
tidak mengalami obesitas yaitu sebesar 34.3%. Hasil Penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan kualitas tidur yang baik maupun buruk dengan kejadian
obesitas (p>0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Owens, et al
(2000), menunjukkan bahwa anak yang mempunyai kualitas tidur tidak baik
yang dijelaskan dengan nilai skor semakin tinggi akan lebih berisiko
menyebabkan obesitas (Owens et al., 2000). Marfuah (2014), dalam
penelitiannya juga menerangkan bahwa anak yang mengalami obesitas
mempunyai kualitas tidur lebih buruk dibandingkan dengan anak tidak obesitas,
semakin pendek durasi tidur anak, semakin tinggi risiko obesitas pada anak
(Marfuah et al., 2016).

Durasi tidur yang pendek dapat meningkatan rasa lapar, meningkatkan


kesempatan untuk makan, terjadi perubahan termoregulasi, dan meningkatkan
kelelahan. Peningkatan rasa lapar dan peningkatan kesempatan untuk makan
akan meningkatan asupan energi, sedangkan terjadinya perubahan termoregulasi
dan peningkatan kelelahan akan menurunkan energy expenditure. Peningkatan
asupan energi yang tidak diimbangi dengan energy expenditure dapat
menyebabkan obesitas (Patel & Hu, 2008). Studi lain juga menunjukkan bahwa
gangguan pada irama sirkadian dan proses regulasi tidur dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pada fungsi hipothalamus-pituitari dengan
ketidakseimbangan pola makan yang mengacu pada obesitas. Neuron di
hipothalamus memproduksi orexin yang berperan dalam regulasi makan dan
keadaan terjaga. Kadar hormon orexin yang menurun yang diakibatkan kualitas
tidur buruk dapat menyebabkan terganggunya proses pembakaran energi
sehingga dapat terjadinya obesitas (Funato et al., 2009).

13
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Penelitian tentang Hubungan Poor Sleep Kualitas Tidur Yang Buruk Dengan
Overweight (Kelebihan Berat Badan) pada mahasiswa FKM UINSU Tahun 2022
dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik responden pada penelitian
ini berdasarkan usia, jenis kelamin, status gizi dan kualitas tidur didapatkan
mahasiswa dengan usia 20-21 tahun sebanyak 41 orang (68.3%), responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 36 orang (60%), laki-laki sebanyak 24 orang
(40%), status gizi responden kategori normal sebanyak 35 orang (58.3%), kategori
Overweight sebanyak 25 orang (41.7%) dan Kualitas tidur mahasiswa FKM UINSU
sebagian besar termasuk dalam kategori buruk (55.7%). Terdapat hubungan yang
bermakna antara kualitas tidur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa
FKM UINSU Tahun 2022.

4.2 Saran
Kepada seluruh mahasiswa FKM UINSU Tahun 2022 diharapkan agar
meningkatkan kualitas tidurnya dengan cara menciptakan keadaan lingkungan
senyaman mungkin, memotivasi diri untuk mengatur jadwal tidur yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M., & Leomitro. (2009). Khasiat Whole Grain. PT Gramedia Pustaka Utama.

Baran, A. S., & Chervin, R. D. (2009). Approach to the patient with sleep complaints.
Seminars in Neurology, 29(4), 297–304. https://doi.org/10.1055/s-0029-1237116

Budyawati, N. P. L. W., Utami, D. K. I., & Widyadharma, I. P. E. (2019). Proposi dan


Karakteristik Kualitas Tidur Buruk pada Guru-Guru Sekolah Menengah Atas
Negeri di Denpasar. E-Jurnal Medika, 8(3), 1–7.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/49852

Buysse, D. J., Reynolds, C. F. 3rd, Monk, T. H., Berman, S. R., & Kupfer, D. J. (1989).
The Pittsburgh Sleep Quality Index: a new instrument for psychiatric practice and
research. Psychiatry Research, 28(2), 193–213. https://doi.org/10.1016/0165-
1781(89)90047-4

Chervin, R. D., Archbold, K. H., Panahi, P., & Pituch, K. J. (2001). Sleep problems
seldom addressed at two general pediatric clinics. Pediatrics, 107(6), 1375–1380.
https://doi.org/10.1542/peds.107.6.1375

Datusanntyo, A., & Robertus. (2009). Bebas Masalah Berat Badan. Kanisius.

Fahturosi, D. (2017). Dampak Kebiasaan Begadang Terhadap. Aritcel, 22, 1–5.

Fauzan, R. (2014). Gambaran Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014[skripsi].

Fikri, H. K., & Husna, C. A. (2018). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Obesitas Pada
Anak Sekolah Dasar (Sd) Negeri Di Desa Kampung Jawa Lama Dan Lancang
Garam Kota Lhokseumawe. AVERROUS: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Malikussaleh, 4(1), 41. https://doi.org/10.29103/averrous.v4i1.803

Funato, H., Tsai, A. L., Willie, J. T., Kisanuki, Y., Williams, S. C., Sakurai, T., &
Yanagisawa, M. (2009). Enhanced orexin receptor-2 signaling prevents diet-
induced obesity and improves leptin sensitivity. Cell Metabolism, 9(1), 64–76.
https://doi.org/10.1016/j.cmet.2008.10.010

15
Hasiana, R. D. (2013). Hubungan PolaTidur dengan Indeks Massa Tubuh pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan
2010,2011, dan 2012[Skripsi].

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Klasifikasi Obesitas setelah


pengukuran IMT. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-
setelah-pengukuran-imt

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Konsumsi beberapa obat-obatan


dan faktor hormonal juga dapat menyebabkan Obesita.
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/konsumsi-beberapa-obat-
obatan-dan-faktor-hormonal-juga-dapat-menyebabkan-obesitas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Faktor genetik merupakan salah


satu penyebab Obesitas. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/faktor-genetik-merupakan-salah-satu-penyebab-obesitas

Lugina, W., Maywati, S., & Neni, N. (2021). Hubungan Aktivitas Fisik, Asupan Energi,
dan Sarapan Pagi Dengan Kejadian Overweight Pada Siswa SMA Tasikmalaya
Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(2), 305–313.

Manalu, A. (2013). Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2012[skripsi].

Marfuah, D., Hadi, H., & Huriyati, E. (2016). Durasi dan kualitas tidur hubungannya
dengan obesitas pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten
Bantul. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and
Dietetics), 1(2), 93. https://doi.org/10.21927/ijnd.2013.1(2).93-101

National Sleep Foundation. (2004). National Sleep Foundation. Sleep, 202, 1–2.

Owens, J. A., Spirito, A., & McGuinn, M. (2000). The Children’s Sleep Habits
Questionnaire (CSHQ): psychometric properties of a survey instrument for school-
aged children. Sleep, 23(8), 1043–1051.

Patel, S. R., & Hu, F. B. (2008). Short sleep duration and weight gain: a systematic

16
review. Obesity (Silver Spring, Md.), 16(3), 643–653.
https://doi.org/10.1038/oby.2007.118

Potter, P. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. (Vol. 3).
Salemba Medika.

Prayitno, A. (2002). Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan
penatalaksanaannya. Kedokteran Trisakti, 21(1), 23–30.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents

Reza, R. R., Berawi, K., Karima, N., & Budiarto, A. (2019). Fungsi Tidur dalam
Manajemen Kesehatan. Majority, 8(2), 247–253.

Rianjani, E., Nugroho, H. A., & Astuti, R. (2016). Kejadian Insomnia Berdasarkan
Karakteristik Dan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Panti Wredha Pucang
Gading Semarang. Jurnal Keperawatan, 4(2), 194–209.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=418665&val=434&title=

Romieu, I., Dossus, L., Barquera, S., Blottière, H. M., Franks, P. W., Gunter, M.,
Hwalla, N., Hursting, S. D., Leitzmann, M., Margetts, B., Nishida, C., Potischman,
N., Seidell, J., Stepien, M., Wang, Y., Westerterp, K., Winichagoon, P., Wiseman,
M., & Willett, W. C. (2017). Energy balance and obesity: what are the main
drivers? Cancer Causes & Control : CCC, 28(3), 247–258.
https://doi.org/10.1007/s10552-017-0869-z

Sendir, M., Acaroglu, R., Kaya, H., Erol, S., & Akkaya, Y. (2007). Evaluation of
quality of sleep and effecting factors in hospitalized neurosurgical patients.
Neurosciences (Riyadh, Saudi Arabia), 12(3), 226–231.

Sinaga, Y. Y., Bebasari, E., & Ernalia, Y. (2015). Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Riau Angkatan 2014. Jurnal Hubungan Kualitas Tidur Dengan
Obesitas Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Aangkatan 2014, 2(2).

Sumirta, I. N., & Laraswati, A. I. (2017). Faktor yang Menyebabkan Gangguan Tidur
(Insomnia) pada Lansia. Jurnal Gema Keperawatan, 8(1), 20–30.

Suwarna, W. (2016). Perbedaan Pola Tidur Antara Kelompok Terlatih Dan Tidak

17
Terlatih. MEDIKORA, 15, 85–95. https://doi.org/10.21831/medikora.v15i1.10073

Tanjung, M. C., & Sekartini, R. (2016). Masalah Tidur pada Anak. Sari Pediatri, 6(3),
138. https://doi.org/10.14238/sp6.3.2004.138-42

Van Cauter, E., & Knutson, K. L. (2008). Sleep and the epidemic of obesity in children
and adults. European Journal of Endocrinology, 159 Suppl 1(S1), S59-66.
https://doi.org/10.1530/EJE-08-0298

Wahyudi, R. (2014). Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres pada


Mahasiswa [Skripsi].

Wei, M., Russell, D., & Zakalik, R. (2005). Adult Attachment, Social Self-Efficacy,
Self-Disclosure, Loneliness, and Subsequent Depression for Freshman College
Students: A Longitudinal Study. Journal of Counseling Psychology, 52, 602–614.
https://doi.org/10.1037/0022-0167.52.4.602

WHO. (2016). Body mass inder-for-age (BMI-for-age).


https://www.who.int/toolkits/child-growth-standards/standards/body-mass-index-
for-age-bmi-for-age

18
Lampiran 1 KUESIONER KUALITAS TIDUR Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI)

19
Lampiran 2 Cleaning, Editing, Coding

20
Lampiran 3 Perhitungan Univariat

21
Lampiran 4 Perhitungan Bivariat

22

Anda mungkin juga menyukai