Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian toksikologi
Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia
terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilian secara kuantitatif
tentang organ- organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang ditimmbulkannya.

Toksikologi industry adalah sabang ilmu dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja
yang mempelajari efek bahaya zat kimia pada system biologi. Yang menaruh perhatian pada
pengaruh pemajanan bahan-bahn yang dipakai dari sejak awal sebagai bahan baku, proses
produksi, hasil produksi beserta penangannya terhadap tenaga kerja yang bekerja di unit
produksi tersebut.

2. Klasifikasi Bahan Toksikologi Industri


Menurut sifat fisiknya klasifikasi toksisitas dikenal sebagai berikut :
a. Gas : tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan ormal, tidak
berbau pada konsentrasi rendah dan dapat berubah menjadi cair atau padat
dengan perubahan suhu dan tekanan
b. Uap : bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berwujud cair
c. Debu : partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami
d. Kabut : titik cairan halur di udara yang terjadi akibat kodensasi bentuk uap
e. Fume : partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk gas, biasanya
setelah penguapan benda padat yang dipijarkan
f. Asap : partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat
pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon
g. Awan : partikel cair sebagai hasil kondednsasi fase gas. Ukuran partikelnya antara
0,1-1 mikron
Sedangkan bahan kimia di udara menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi
2 bahan:
1. Bahan bersifat partikel : debu, awan,fume,kabut
2. Bahan bersifat non partikel : gas, dan uap
Terhadap tubuh bahan-bahan kimia dapa digolongkan menjadi :
1. Bahan partikel bersifat : Perangsang (kapas, sabun, bubuk beras), Toksik (Pb,
As, Mn), Allergen (tepung sari, kapas), Fibrosis (asbes, kwarts), Menimbulkan
demam (fume, Zn O), Inert (aluminium, kapas).
2. Bahan non partikel bersifat : Asfiksan (metan, helium), Perangsang (amoniak,
HCl, H2S), Racun anorganik, organic (TEL, As H3), Mudah menguap yang :
berefek anesthesi (Trichloroetilen), merusak alat dalam (C Cl4), merusak darah
(Benzene), merusak saraf (Parathion)

3. Bahan Kimia Dalam Kehidupan Manusia


a. Logam/ metalloid
- Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
- Krom : Kanker
b. Bahan Pelarut
- Hidrokarbon alifatik (Bensin, minyak tanah): Pusing
- Glikol : Ginjal, Hati, dan Tumor
c. Gas Beracun
- Spiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan
oksigen
- Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas,
kejang, pingsan.
d. Karsigonik
- Benzene: Leukemia
- Asbes: Paru-paru
e. Pestisida
- Organoklorin: Pusing, kejang
- Organophosphat: Kesadaran

4. Pengenalan Bahaya Bahan Kimia


1. Mengenal proses produksi dengan mempelajari alur proses mulai dari
tahap awal sampai akhir, sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan
oleh pekerja serta memanfaatkan indera kita untuk mengidentifikasi
lingkungan kerja, misalnya : mengenal bau yang timbul, merasa pedas di
mata,dll
2. Mempelajari MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Bahan
Kimia yakni suatu dokumen teknik yang memberikan informasi tentang
komposisi, karakteristik, bahan fisik dan potensi bahaya kesehatan, cara
penanganan dan penyimpanan bahan yang aman, tindakan pertolongan
pertama dan prosedur khusus lainnya. Perlu juga catat label pada kemasan
bahan kimia di tempat kerja.

5. Faktor yang Mempengaruhi Toksisitas


Toksisitas tergantung dari berbagai factor, yakni :
a) Sifat fisik misalnya : gas, uap, debu, fume, asap mist/kabut atau fog.
b) Sifat kimia misalnya : jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan
daya larut. Contohnya, gas yang mudah larut dalam air (ammonia dan
sulfur oksida) bila terhirup meskipun dengan kadar rendah akan
meniritasi saluran nafas atas.
c) Port d’entrée (cara masuk dalam tubuh) Zat kimia masuk kedalam
tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi),
- Faktor individu seperti usia, jenis kelamin, ras, status gizi, kesehatan,
factor genetic dan kebiasaan lain miaslnya merokok, minum-minuman
keras, dan sebagainya.
- Hubungan Disis dan Respon.
6. PROSES TOKSIKOLOGI DALAM TUBUH
MANUSIA
Cara masuk bahan beracun ke dalam tubuh sangat besar pengaruhnya
terhadap kemungkinan keracunan. Di dalam tubuh, melalui proses enzimatik
terjadi perubahan bentuk secara biokimia (biotransformasi) yang terjadi dalam
hati. Proses demikian dapat terjadi pada ginjal, patu dan kulit.
Biotransformasi mengupayakan agar terbentuk bahan yang kurang
beracun yang dikenal sebagai detoksikasi. Sebaliknya mungkin terjadi hasil
yang lebih beracun dari zat asalnya misalnya pada berbagai zat penyebab
terjadinya kanker

7. DAMPAK TOKSIKOLOGI PADA TUBUH


MANUSIA
Tergantung dari organ target, bahan kimia bisa bersifat neurotoksik
(meracuni saraf), hematotoksik (meracuni liver/hati), nefrotoksik (meracuni
ginjal), hematotoksik (meracuni darah), sistemik (meracuni seluruh fungsi
tubuh) dan sebagainya.
Berikut berbagai bahan kimia yang berpengaruh pada kesehatan:
a. Asphyxian
Asphyxian ialah zat kimia yang menyebabkan asfiksia (kekurangan
oksigen)
b. Iritan
Zat irritant akan mengakibatkan iritasi atau rangsangan atau
menimbulkan inflamasi/peradangan pada mata, kulit, saluran nafas
atau saluran cerna.

8. PRINSIP PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
Mengingat bahaya bahan kimia di tempat kerja diperlukan
pencegahan dan pengendaliam yang prinsip penerapannya sesuai Higiene
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja berupa “Hierarchi of Control”
yakni : Eliminasi, Substitusi, Pengendalian teknis, Pengendalian administrative
dan Alat Pelindung Diri.
Sedangkan pada pekerja dilakukan pengujian atau pemantauan
kesehatan, higiene perorangan, pengujian atau pemantauan biodemik disertai
pelatihan tentang bahaya bahan kimia.
a. Pemantauan biodemik
Pemantauan biodemik dilakukan untuk mendeteksi kelainan fungsi organ
tubuh atau penyakit akibat kerja. Melalui pemeriksaan urin dapat dideteksi
absorpsi bahan beracun dan aktivitas enzim yang mungkin dipengaruhi oleh
bahan beracun.

Anda mungkin juga menyukai