Anda di halaman 1dari 29

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 tentang Entitas

Nirlaba

2.1.1 Pengertian Entitas Nirlaba

Menurut PSAK No. 45 pengertian entitas nirlaba adalah:

“Entitas nirlaba atau entitas non profit adalah suatu entitas yang bertujuan
untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk
suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba (moneter)”.

2.1.2 Karakteristik Entitas Nirlaba

Menurut PSAK No. 45 Revisi 2011 entitas nirlaba memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1) Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding

dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan

kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah

dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.

3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis dalam arti

bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan,

atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan

proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau

pembubaran entitas.

5
6

2.1.3 Perbedaan Entitas Laba dan Entitas Nirlaba

Perbedaan entitas laba dan entitas nirlaba adalah:

Entitas Laba Entitas Nirlaba


Pemilik memperoleh untung dari hasil Pemilik tidak jelas
organisasinya
Sumber pendanaan jelas, yakni dari Membutuhkan sumber pendanaan
keuntungan usahanya
Penyebaran tanggung jawab jelas, siapa Tidak mudah dilakukannya penyebaran
yang menjadi dewan komisaris yang tanggung jawab, karena dewan komisaris
kemudian memilih direktur pelaksana bukan pemilik

2.1.4 Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada

akhir periode laporan, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode

pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.4.1 Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi

mengenai aset, liabilitas dan aset neto serta informasi mengenai hubungan

diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi

keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan

keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak lain untuk menilai:

 Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan;

dan

 Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal.


7

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

 Sumbangan terikat yang merupakan sumber daya yang pengunaannya

dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut

dapat bersifat permanen (tetap) ataupun ktemporer (sementara)

 Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang pengunaanya tidak

dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang

b) Penyajian

 Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh pemberi sumber

daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan

terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaanya.

 Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas

berdasarkan tanggal jatuh tempo.

 Mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar dan liabilitas

ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.

 Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing

kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan

oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran

kembali, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer dan

tidak terikat.
8

c) Pengungkapan

 Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh

tempo liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan

atas laporan keuangan.

 Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau

temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam

laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan.

2.1.4.2 Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai

pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto;

sehubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan bagaimana penggunaan sumber

daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan

aktivitas bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan

lainnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak lain untuk mengevaluasi kinerja

dalam suatu periode; menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan entitas

nirlaba dan memberikan jasa; dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan

kinerja manajer.

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

 Pendapatan diakui sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali

jika penggunaanya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali.

 Beban diakui sebagai pengurang aset neto tidak terikat.


9

 Sumber daya diakui sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat

permanen atau terikat temporer, bergantung pada ada atau tidaknya

pembatasan.

 Keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain

diakui sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat,

kecuali jika penggunaanya dibatasi.

b) Penyajian

 Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan

menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode.

 Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat

permanen, terikat temporer dan tidak terikat dalam suatu periode.

 Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto

tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi oleh pemberi sumber

daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan

beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

 Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat,

terikat permanen atau terikat temporer bergantung pada ada tidaknya

pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya

tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai

sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten.

 Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui

dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau

pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi.


10

 Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara

bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.

 Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai beban menurut

klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama

dan aktivitas pendukung.

c) Pengungkapan

 Sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam

periode yang sama diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

2.1.4.3 Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

a) Penyajian

 Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 (Revisi 2009); Laporan

Arus Kas atau SAK ETAP BAB 7 dengan tambahan:

 Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaanya dibatasi

dalam jangka panjang.

 Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan

investasi yang penggunaanya dibatasi untuk pemerolehan,

pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana

abadi.

 Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya dalam jangka

panjang.
11

b) Pengungkapan

 Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan

non-kas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.

2.2 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang

Perkoperasian

2.2.1 Pengertian Koperasi

Menurut PSAK No. 27 (Revisi 1998) Koperasi adalah:

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau


badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

2.2.2 Karakteristik Koperasi

Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha

lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of

the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi

(user own oriented firm) (PSAK No. 27 Revisi 1998). Oleh karena itu:

a) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada

satu kepentingan ekonomi yang sama.

b) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri

untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri,

kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu anggota-

anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan,

tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain.


12

c) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta

dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya.

d) Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi

anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of

the members’ welfare).

e) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya

maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.

2.2.3 Usaha dan Jenis Koperasi

Koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain,

seperti di sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan

pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa profesi dan jasa lainnya (PSAK

No. 27 Revisi 1998). Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, namun

berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan

kedalam empat jenis, yakni Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi

Simpan Pinjam dan Koperasi Pemasaran (PSAK No. 27 Revisi 1998).

2.2.4 Ekuitas Koperasi

Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok,

simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan

simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan,

cadangan dan sisa hasil usaha yang belum dibagi (PSAK No. 27 Revisi 1998).

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

Modal koperasi yang diakui ekuitas terdiri dari:


13

1. Simpanan Pokok;

2. Simpanan Wajib;

3. Simpanan lain yang berkarakteristik sama dengan simpanan pokok atau

simpanan wajib;

4. Cadangan;

5. Laba koperasi (SHU) dan Sisa Partisipasi Anggota (SPA) yang ditahan;

6. Modal sumbangan;

7. Modal penyertaan partisipasi anggota;

8. Modal penyertaan.

Kedelapan sumber ekuitas koperasi diakui sebesar nilai nominalnya.

b) Penyajian

Disajikan dalam kelompok kewajiban dan modal (ekuitas).

c) Pengungkapan

1. Perubahan-perubahan (mutasi) keseluruhan sumber ekuitas

diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan;

2. Penggunaan cadangan perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan

Keuangan;

3. Jika modal penyertaan diakui sebagai ekuitas koperasi (mengacu

kepada PSAK No. 27/Reformat 2007 Paragraf 18) perlu diungkapkan

dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

(Andang K. Ardiwidjaja dkk, 2009)


14

2.2.4.1 Modal Anggota

Modal anggota terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan

lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau

simpanan wajib (PSAK No. 27 Revisi 1998).

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

 Simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang

berkarakteristik sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib

diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

 Simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang

berkarakteristik sama dengan simpanan pokok dan simpanan wajib yang

belum dibayar oleh anggota diakui sebagai piutang koperasi sebesar nilai

nominalnya.

 Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru di

atas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri

diakui sebagai modal penyetaraan partisipasi anggota.

b) Penyajian

Piutang simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang

berkarakteristik sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib

yang belum dibayar disajikan pada neraca bagian aktiva kelompok

aktiva lancar (Andang K. Ardiwidjaja dkk, 2009).

c) Pengungkapan

Hal yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

kebijakan pengakuan piutang koperasi yang berhubungan dengan


15

simpanan yang menentukan kepemilikan yang bermasalah (kurang

lancar atau macet) (Andang K. Ardiwidjaja dkk, 2009).

2.2.4.2 Modal Penyertaan

Modal penyertaan merupakan sejumlah uang atau barang modal yang

dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan

memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi (PSAK No.

27 Revisi 1998).

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

 Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah

nominal setoran. Dalam hal modal penyertaan yang diterima selain uang

tunai, maka modal penyertaan tersebut dinilai berdasarkan harga pasar

yang berlaku pada saat diterima (PSAK No. 27 Revisi 1998).

b) Penyajian

Penyajian modal penyertaan yang diakui sebagai ekuitas disajikan dalam

neraca bagian pasiva.

c) Pengungkapan

Ketentuan mengenai perjanjian dengan pemodal yang menyangkut

pembagian keuntungan atau hasil usaha, tanggungan kerugian dan hak-hak

pemodal harus dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

2.2.4.3 Modal Sumbangan

Modal sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat

dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak
16

mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada anggota selama

koperasi belum dibubarkan (PSAK No. 27 Revisi 1998).

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

 Modal sumbangan yang diterima oleh koperasi yang dapat menutup

risiko kerugian diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah

nominalnya

 Modal sumbangan yang substansinya merupakan pinjaman diakui

sebagai kewajiban jangka panjang dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

b) Penyajian

 Modal sumbangan yang dapat dipergunakan untuk menutup risiko

kerugian koperasi disajikan dalam kelompok ekuitas di neraca bagian

pasiva.

 Modal sumbangan yang substansinya merupakan pinjaman dan tidak

dapat menutup risiko kerugian koperasi disajikan dalam kewajiban di

neraca bagian pasiva.

c) Pengungkapan

Hal lain yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

adalah mengenai sumber dan ketentuan modal sumbangan.

2.2.4.4 Cadangan

Cadangan merupakan bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai

dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota (PSAK No. 27

Revisi 1998).

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)


17

 Cadangan koperasi diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah

nominalnya.

 Sumber cadangan berasal dari penyisihan laba koperasi atau sisa hasil

usaha (SHU) atau dari sisa partisipasi anggota (SPA).

b) Penyajian

Cadangan disajikan dalam neraca bagian pasiva kelompok ekuitas.

c) Pengungkapan

Hal lain yang perlu diungkapkan dalam cadangan koperasi adalah tujuan

dan penggunaan cadangan yang dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan

Keuangan.

2.2.5 Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa hasil usaha merupakan gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba

atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan

dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi

(PSAK No. 27 Revisi 1998).

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

 Sisa hasil usaha (SHU) dan sisa partisipasi anggota (SPA) yang menjadi

hak koperasi diakui sebagai cadangan dan dicatat sebesar nilai

nominalnya.

 Dalam jenis dan jumlah pembagian sisa hasil usaha (SHU) yang telah

diatur secara jelas, maka bagian yang tidak menjadi hak koperasi diakui

sebagai kewajiban dan dicatat sesuai dengan jumlah nominalnya.


18

 Apabila jenis dan jumlah pembagian sisa hasil usaha (SHU) belum diatur

secara jelas, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil

usaha belum dibagi.

b) Penyajian

Sisa hasil usaha (SHU) yang belum menjadi hak koperasi diakui SHU

belum dibagikan disajikan dalam neraca bagian pasiva.

c) Pengungkapan

Hal lain yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

adalah mengenai sisa hasil usaha yang belum dibagikan atau ditahan.

2.2.6 Kewajiban

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui

sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal

jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

b) Penyajian

Simpanan anggota berupa tabungan dan simpanan berjangka disajikan

dalam neraca sebagai hutang sesuai dengan jangka waktunya.

c) Pengungkapan

Hal lain yang perlu diungkapkan lebih lanjut adalah peraturan jenis dan

penetapan besarnya balas jasa, jangka waktu dan lain sebagainya.


19

2.2.7 Aktiva

Aktiva koperasi terdiri dari empat kelompok, yaitu: (1) Aktiva Lancar; (2)

Investasi Jangka Panjang; (3) Aktiva Tetap; (4) Aktiva Lain-Lain (Andang K.

Ardiwidjaja dkk, 2009).

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaanya dan tidak

dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain

dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

b) Penyajian

Aktiva lain-lain disajikan dalam neraca bagian aktiva.

c) Pengungkapan

Hal lain yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

adalah aktiva yang berasal dari sumbangan, sifat keterikatan penggunaan,

sifat pembatasan aktiva tetap dan pertanggungjawaban keberadaan dana

tersebut.

2.2.8 Pendapatan dan Beban

a) Pengakuan dan Pengukuran (Perlakuan)

 Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui

sebesar partisipasi bruto.

 Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan non-anggota

diakui sebagai pendapatan (penjualan).

 Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota

diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota.


20

b) Penyajian

 Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan non-anggota

disajikan terpisah dari pendapatan yang berasal dari transaksi dengan

anggota.

 Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah

dalam laporan perhitungan hasil usaha.

c) Pengungkapan

Jika hasil transaksi koperasi dengan anggota digabungkan dengan hasil

transaksi koperasi dengan non-anggota dijelaskan pada Catatan Atas

Laporan Keuangan.

2.2.9 Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi meliputi neraca, perhitungan hasil usaha,

laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan

keuangan.

a) Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas

koperasi.

b) Perhitungan Hasil Usaha

Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan

beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.

Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil

usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan

anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan
21

hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-

mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada

manfaat bagi anggota.

c) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang

meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo

akhir kas pada periode tertentu.

d) Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan

manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun

tertentu. Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka

manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha

pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha

yang akan dibagi untuk anggota.

Laporan promosi ekonomi anggota mencakup empat unsur, yaitu:

 Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.

 Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.

 Manfaat ekonomi dari simpanan lewat koperasi.

 Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

e) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan (disclosures)

yang memuat:
22

1. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:

 Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi

koperasi dengan anggota dan non-anggota.

 Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan,

piutang dan sebagainya.

 Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota.

2. Pengungkapan informasi lain antara lain:

 Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang

tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun

dalam praktek atau yang telah dicapai koperasi.

 Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan

mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan

perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk

anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.

 Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi

dengan anggota dan non-anggota.

 Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi

koperasi dengan anggota dan non-anggota.

 Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh

atas dasar hibah atau sumbangan.

 Aktiva yang diopersikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi.

 Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.

 Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.


23

 Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting yang

berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan

keuangan.

2.3 Contoh Kasus

Lembaga Pendidikan Maarif NU sejak awal berdirinya belum membuat

laporan keuangan. Laporan yang dibuat oleh masing-masing sekolah

pencatatannya menggunakan basis kas dan dilaporkan dalam buku kas yang

meliputi penerimaan dan pengeluaran kas saja. Laporan keuangan dibuat oleh

bendahara masing-masing unit sekolah meliputi penerimaan dan pengeluaran kas

saja. Namun, pembuatan laporan keuangan pada beberapa unit sekolah tidak

dilakukan secara rutin sehingga masih terdapat beberapa kesalahan dalam

penyusunannya seperti salah saji saldo dan beberapa transaksi yang tidak dicatat

sehingga informasi yang diberikan kurang dapat diandalkan. Pengurus lembaga

ingin memperbaiki pengelolaan keuangannya kembali.

Pengurus lembaga ingin memperbaiki pengelolaan keuangannya kembali.

Pengelolaan keuangan secara terpusat merupakan alternatif yang dapat dilakukan

oleh lembaga untuk mengontrol pengelolaan keuangan pada unit sekolah yang

dinaunginya. Bendahara lembaga difungsikan kembali atau memilih seseorang

untuk mengelola keuangan lembaga secara terpusat. Pada setiap bulannya

bendahara melakukan pembukuan yang merupakan konsolidasian laporan

keuangan dari masing-masing unit sekolah. Pengelolaan keuangan secara terpusat

merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh lembaga untuk mengontrol

pengelolaan keuangan pada unit sekolah yang dinaunginya. Bendahara lembaga


24

difungsikan kembali atau memilih seseorang untuk mengelola keuangan lembaga

secara terpusat. Namun, laporan keuangan yang mencakup penerimaan dan

pengeluaran kas saja tidak cukup mengingat aktivitas yang dilakukan di lembaga

ini cukup banyak. Selain itu, menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001,

yayasan diwajibkan menyusun laporan tahunan secara tertulis yang memuat

sekurang-kurangnya laporan keadaan dan kegiatan yayasan selama tahun buku

yang lalu serta hasil yang telah dicapai dan menyusun laporan keuangan yang

terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas, laporan

arus kas, dan catatan laporan keuangan.

Gambar 2.1 Laporan Keuangan Konsolidasian Lembaga Pendidikan


Ma’arif NU Assalbiyah
25

1) Analisis Penerapan PSAK 45 dalam Lembaga Pendidikan Ma’arif NU

Assabiyah

 Penerapan Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Assalbiyah

Berdasarkan PSAK 45

Laporan keuangan lembaga dibuat dengan mengawali pencatatan transaksi

keuangan yang terjadi dengan menggunakan basis akrual. Pendapatan yang

diterima oleh lembaga dipilah berdasarkan pemberi sumber daya dan digolongkan

ke dalam pendapatan tidak terikat, pendapatan terikat temporer, dan pendapatan

terikat permanen. Beban yang dikeluarkan juga digolongkan ke dalam akun yang

lebih rinci seperti beban gaji dan upah, beban supplies dan perjalanan, beban

kantor dan pekerjaan, dan beban lain-lain. Transaksi tersebut kemudian dibuat

jurnal umum dan digolongkan pada akun buku besar. Dari akun buku besar yang

telah dibuat kemudian dimasukkan ke dalam neraca saldo. Laporan keuangan

lembaga kemudian dibuat berdasarkan PSAK 45 yang meliputi laporan posisi

keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan

sehingga informasi keuangan yang dihasilkan berkualitas. Prosedur pencatatan

dimulai dari transaksi disertai dengan bukti transaksi yang dicatat dalam jurnal

umum, kemudian diposting ke buku besar. Dari buku besar kemudian saldo akhir

pada setiap akun buku besar dimasukkan ke dalam neraca saldo untuk memeriksa

persamaan jumlah saldo debet dan saldokredit. Apabila terdapat beberapa akun

yang memerlukan penyesuaian, maka dibuat jurnal penyesuaian dan dibuat neraca

saldo setelah penyesuaian. Setelah saldo di neraca saldo setelah penyesuaian

jumlahnya sudah benar maka dibuat laporan keuangan.


26

Aset pada lembaga terdiri dari kas dan setara kas, piutang, dan aset tetap.

Kas dan setara kas yang disajikan merupakan total aset bersih lembaga pada akhir

tahun 2013. Piutang yang disajikan merupakan piutang anggota yang masih belum

dilunasi pada akhir tahun 2013. Aset tetap lembaga merupakan total aset lembaga

yang berupa tanah dan gedung yang dimiliki oleh lembaga. Peralatan yang

disajikan merupakan peralatan yang dibeli pada tahun 2013. Sedangkan peralatan

dan perlengkapan lain yang dimiliki oleh lembaga tidak disajikan karena tidak

diketahui nilai buku dari aset yang dimiliki. Lembaga hanya melaporkan peralatan

dan perlengkapan lain yang dimiliki berupa jumlah unit yang dibuat dalam daftar

inventaris dan tidak disertai dengan nilai buku dari aset tersebut. Pada tahun 2013,

persediaan yang dibeli selama tahun tersebut sudah digunakan sehingga tidak ada

persediaan pada akhir tahun dan dicatat sebagai beban persediaan. Akun investasi

jangka pendek dan investasi jangka panjang tidak ada nilainya dikarenakan

lembaga tidak memiliki investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang

pada tahun 2013.

Kewajiban yang disajikan dalam posisi keuangan merupakan saldo

kewajiban lembaga yang belum dilunasi pada akhir tahun 2013. Lembaga

memiliki utang jangka panjang yang digunakan untuk mendanai unit sekolah MA.

Wahid Hasyim. Aset bersih lembaga terdiri dari aset bersih tidak terikat, aset

bersih terikat temporer, dan aset bersih terikat permanen. Aset bersih tidak terikat

merupakan saldo akhir dari jumlah ekuitas dana tidak terikat, pendapatan

sumbagan dari donatur, pendapatan sumbangan dari masyarakat, dan pendapatan

jasa dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional masing-


27

masing sekolah. Nilai aset bersih terikat temporer merupakan saldo akhir dari

jumlah pendapatan dana BOS dari pemerintah yang diperoleh sekolah dikurangi

biaya operasional sekolah pada tahun 2013. Sedangkan nilai aset bersih terikat

permanen merupakan total tanah dan bangunan yang diwakafkan.

Pendapatan tidak terikat lembaga terdiri dari sumbangan donatur,

sumbangan masyarakat, dan pendapatan jasa layanan. Nilai pendapatan

sumbangan yang disajikan merupakan total dari sumbangan donatur dan

sumbangan yang diperoleh melalui penggalangan dana dari masyarakat yang

dilakukan oleh lembaga. Nilai pendapatan jasa layanan yang disajikan merupakan

total dari pendapatan SPP dan pendapatan DPP dari peserta didik. Lembaga tidak

melakukan investasi sehingga tidak ada penghasilan dari investasi baik jangka

panjang maupun jangka pendek. Pendapatan terikat temporer yang disajikan

merupakan total dari pendapatan dana BOS, BOSDA, dan BOP dari pemerintah

yang diperoleh sekolah yang dinaungi oleh lembaga. Beban yang disajikan

merupakan total pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai program dan

kegiatan operasional setiap unit sekolah.


28

Gambar 2.2 Laporan Posisi Keuangan Lembaga Pendidikan Ma’arif


NU Assalbiyah

2) Laporan Aktivtas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Assalbiyah

Berdasarkan PSAK 45

Pendapatan tidak terikat lembaha terdiri dari sumbangan donatur,

sumbahan masyarakat dan pendapatan jasa layanan. Nilai pendapatan sumbangan

yang disajikan merupakan total dari sumbangan donatur dan sumbangan yang

diperoleh melalui penggalangan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh

lembaga. Nilai pendapatan jasa layanan yang disajikan merupakan total dari

pendapatan SPP dan pendapatan DPP dari peserta didik. Lembaga tidak

melakukan investasi sehingga tidak ada penghasilan dari investasi baik jangka
29

panjang maupun jangka pendek. Pendapatan terikat kotemporer yang disajikan

merupakan total dari pendapatan dana BOS, BOSDA, dan BOP dari pemerintah

yang diperoleh sekolah yang dinaungi oleh lembaga. Beban yang disajikan

merupakan total pengeluaran yang dikeluarkan untuk mebiayai ororam dan

kegiatan operasional setiap unit sekolah.

Gambar 2.3 Laporan Aktivitas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU


Assalbiyah
30

3) Laporan Arus Kas Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Assalbiyah

Berdasarkan PSAK 45

Laporan Arus kas yang disajikan dibuat dengan menggunakan metode

langsung. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan penambahan dan

pengurangan kas yang terjadi selama tahun 2013 meliputi penerimaan kas dari

pendapatan jasa, pemberi sumber daya, piutang, dan penerimaan lain-lain serta

biaya yang dikeluarkan untuk operasional lembaga. Arus kas dari aktivitas

investasi merupakan penerimaan dan pengeluaran kas terkait dengan investasi

lembaga. Pada tahun 2013 pengeluaran untuk aktivitas investasi hanya pembelian

peralatan. Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan penerimaan dan

pengeluaran kas terkait dengan pendanaan lembaga. Pada tahun 2013 lembaga

memiliki sumber pendanaan dari utang jangka panjang dan pengeluaran untuk

aktivitas pendanaan hanya investasi bangunan.


31

Gambar 2.4 Laporan Arus Kas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU


Assalbiyah
4) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memuat informasi keuangan dan kebijakan

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Berikut catatan atas laporan

keuangan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Assalbiayah tahun 2013. Catatan A

Aset tetap berupa tanah yang dimiliki oleh lembaga merupakan wakaf yang tidak

ada persyaratan yang membatasi penggunaan aset tersebut dari pemberi sumber

daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali sehingga disajikan sebagai

aset neto terikat permanen.


32

Catatan B Aset neto terikat temporer untuk periode keuangan lembaga

tahun 2013 adalah pandapatan dana BOS dan BOSDA tahun 2013 sebesar Rp

249.608.753 dikurangi beban yang terjadi selama tahun 2013 sebesar Rp

244.706.500. Catatan C Aset neto terikat permanen merupakan total aset tetap

tanah dan bangunan yang dimiliki oleh lembaga senilai 3.055.000.000.

Catatan F Beban yang terjadi:

Gambar 2.5 Beban Program Lembaga Pendidikan Ma’arif NU


Assalbiyah

Kesimpulan:

Laporan keuangan yang disusun Lembaga Pendidikan Ma’arif NU

Assalbiyah tidak memuat laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus

kas, dan catatan atas laporan keuangan sehingga dapat dikatakan bahwa Lembaga

Pendidikan Ma’arif NU Assalbiyah belum menerapkan laporan keuangan sesuai

dengan PSAK 45. Pendidikan Ma’arif NU Assalbiyah dalam membuat laporan

keuangannya masih sederhana yaitu memuat penerimaan dan pengeluaran kas.


33

Laporan keuangan dibuat setiap bulan oleh masing-masing sekolah. Lembaga

belum mencatat transaksi ke dalam jurnal transaksi, buku besar, dan neraca saldo.

PSAK 45 diterapkan dalam laporan keuangan Lembaga Pendidikan Ma’arif

NU Assalbiyah pada tahun 2013. Laporan yang disusun terdiri dari laporan posisi

keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan tersebut dapat dipublikasikan kepada masyarakat sebagai

wujud transparansi pengelolaan keuangan lembaga.

Anda mungkin juga menyukai