PEMBAHASAN
Nirlaba
“Entitas nirlaba atau entitas non profit adalah suatu entitas yang bertujuan
untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk
suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba (moneter)”.
sebagai berikut:
3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis dalam arti
pembubaran entitas.
5
6
akhir periode laporan, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode
mengenai aset, liabilitas dan aset neto serta informasi mengenai hubungan
diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi
keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
dan
b) Penyajian
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh pemberi sumber
terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaanya.
tidak terikat.
8
c) Pengungkapan
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto;
sehubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan bagaimana penggunaan sumber
daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan
pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak lain untuk mengevaluasi kinerja
nirlaba dan memberikan jasa; dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan
kinerja manajer.
Sumber daya diakui sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat
pembatasan.
Keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain
b) Penyajian
tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai
dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau
bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
c) Pengungkapan
a) Penyajian
abadi.
panjang.
11
b) Pengungkapan
Perkoperasian
lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of
the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi
(user own oriented firm) (PSAK No. 27 Revisi 1998). Oleh karena itu:
a) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada
pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa profesi dan jasa lainnya (PSAK
No. 27 Revisi 1998). Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, namun
simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan
cadangan dan sisa hasil usaha yang belum dibagi (PSAK No. 27 Revisi 1998).
1. Simpanan Pokok;
2. Simpanan Wajib;
simpanan wajib;
4. Cadangan;
5. Laba koperasi (SHU) dan Sisa Partisipasi Anggota (SPA) yang ditahan;
6. Modal sumbangan;
8. Modal penyertaan.
b) Penyajian
c) Pengungkapan
Keuangan;
Modal anggota terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan
lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau
belum dibayar oleh anggota diakui sebagai piutang koperasi sebesar nilai
nominalnya.
atas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri
b) Penyajian
c) Pengungkapan
dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan
27 Revisi 1998).
nominal setoran. Dalam hal modal penyertaan yang diterima selain uang
b) Penyajian
c) Pengungkapan
Modal sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak
16
nominalnya
b) Penyajian
pasiva.
c) Pengungkapan
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
2.2.4.4 Cadangan
Cadangan merupakan bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota (PSAK No. 27
Revisi 1998).
nominalnya.
Sumber cadangan berasal dari penyisihan laba koperasi atau sisa hasil
b) Penyajian
c) Pengungkapan
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam cadangan koperasi adalah tujuan
Keuangan.
Sisa hasil usaha merupakan gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba
atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan
dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi
Sisa hasil usaha (SHU) dan sisa partisipasi anggota (SPA) yang menjadi
nominalnya.
Dalam jenis dan jumlah pembagian sisa hasil usaha (SHU) yang telah
diatur secara jelas, maka bagian yang tidak menjadi hak koperasi diakui
Apabila jenis dan jumlah pembagian sisa hasil usaha (SHU) belum diatur
secara jelas, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil
b) Penyajian
Sisa hasil usaha (SHU) yang belum menjadi hak koperasi diakui SHU
c) Pengungkapan
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
adalah mengenai sisa hasil usaha yang belum dibagikan atau ditahan.
2.2.6 Kewajiban
sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal
b) Penyajian
c) Pengungkapan
Hal lain yang perlu diungkapkan lebih lanjut adalah peraturan jenis dan
2.2.7 Aktiva
Aktiva koperasi terdiri dari empat kelompok, yaitu: (1) Aktiva Lancar; (2)
Investasi Jangka Panjang; (3) Aktiva Tetap; (4) Aktiva Lain-Lain (Andang K.
Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaanya dan tidak
dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain
b) Penyajian
c) Pengungkapan
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
tersebut.
b) Penyajian
anggota.
c) Pengungkapan
Laporan Keuangan.
laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan
keuangan.
a) Neraca
koperasi.
Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil
usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan
anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan
21
hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-
mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada
meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo
tertentu. Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha
pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha
yang memuat:
22
keuangan.
pencatatannya menggunakan basis kas dan dilaporkan dalam buku kas yang
meliputi penerimaan dan pengeluaran kas saja. Laporan keuangan dibuat oleh
saja. Namun, pembuatan laporan keuangan pada beberapa unit sekolah tidak
penyusunannya seperti salah saji saldo dan beberapa transaksi yang tidak dicatat
oleh lembaga untuk mengontrol pengelolaan keuangan pada unit sekolah yang
pengeluaran kas saja tidak cukup mengingat aktivitas yang dilakukan di lembaga
ini cukup banyak. Selain itu, menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001,
yang lalu serta hasil yang telah dicapai dan menyusun laporan keuangan yang
terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas, laporan
Assabiyah
Berdasarkan PSAK 45
diterima oleh lembaga dipilah berdasarkan pemberi sumber daya dan digolongkan
terikat permanen. Beban yang dikeluarkan juga digolongkan ke dalam akun yang
lebih rinci seperti beban gaji dan upah, beban supplies dan perjalanan, beban
kantor dan pekerjaan, dan beban lain-lain. Transaksi tersebut kemudian dibuat
jurnal umum dan digolongkan pada akun buku besar. Dari akun buku besar yang
keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
dimulai dari transaksi disertai dengan bukti transaksi yang dicatat dalam jurnal
umum, kemudian diposting ke buku besar. Dari buku besar kemudian saldo akhir
pada setiap akun buku besar dimasukkan ke dalam neraca saldo untuk memeriksa
persamaan jumlah saldo debet dan saldokredit. Apabila terdapat beberapa akun
yang memerlukan penyesuaian, maka dibuat jurnal penyesuaian dan dibuat neraca
Aset pada lembaga terdiri dari kas dan setara kas, piutang, dan aset tetap.
Kas dan setara kas yang disajikan merupakan total aset bersih lembaga pada akhir
tahun 2013. Piutang yang disajikan merupakan piutang anggota yang masih belum
dilunasi pada akhir tahun 2013. Aset tetap lembaga merupakan total aset lembaga
yang berupa tanah dan gedung yang dimiliki oleh lembaga. Peralatan yang
disajikan merupakan peralatan yang dibeli pada tahun 2013. Sedangkan peralatan
dan perlengkapan lain yang dimiliki oleh lembaga tidak disajikan karena tidak
diketahui nilai buku dari aset yang dimiliki. Lembaga hanya melaporkan peralatan
dan perlengkapan lain yang dimiliki berupa jumlah unit yang dibuat dalam daftar
inventaris dan tidak disertai dengan nilai buku dari aset tersebut. Pada tahun 2013,
persediaan yang dibeli selama tahun tersebut sudah digunakan sehingga tidak ada
persediaan pada akhir tahun dan dicatat sebagai beban persediaan. Akun investasi
jangka pendek dan investasi jangka panjang tidak ada nilainya dikarenakan
lembaga tidak memiliki investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang
kewajiban lembaga yang belum dilunasi pada akhir tahun 2013. Lembaga
memiliki utang jangka panjang yang digunakan untuk mendanai unit sekolah MA.
Wahid Hasyim. Aset bersih lembaga terdiri dari aset bersih tidak terikat, aset
bersih terikat temporer, dan aset bersih terikat permanen. Aset bersih tidak terikat
merupakan saldo akhir dari jumlah ekuitas dana tidak terikat, pendapatan
masing sekolah. Nilai aset bersih terikat temporer merupakan saldo akhir dari
jumlah pendapatan dana BOS dari pemerintah yang diperoleh sekolah dikurangi
biaya operasional sekolah pada tahun 2013. Sedangkan nilai aset bersih terikat
dilakukan oleh lembaga. Nilai pendapatan jasa layanan yang disajikan merupakan
total dari pendapatan SPP dan pendapatan DPP dari peserta didik. Lembaga tidak
melakukan investasi sehingga tidak ada penghasilan dari investasi baik jangka
merupakan total dari pendapatan dana BOS, BOSDA, dan BOP dari pemerintah
yang diperoleh sekolah yang dinaungi oleh lembaga. Beban yang disajikan
Berdasarkan PSAK 45
yang disajikan merupakan total dari sumbangan donatur dan sumbangan yang
lembaga. Nilai pendapatan jasa layanan yang disajikan merupakan total dari
pendapatan SPP dan pendapatan DPP dari peserta didik. Lembaga tidak
melakukan investasi sehingga tidak ada penghasilan dari investasi baik jangka
29
merupakan total dari pendapatan dana BOS, BOSDA, dan BOP dari pemerintah
yang diperoleh sekolah yang dinaungi oleh lembaga. Beban yang disajikan
Berdasarkan PSAK 45
pengurangan kas yang terjadi selama tahun 2013 meliputi penerimaan kas dari
pendapatan jasa, pemberi sumber daya, piutang, dan penerimaan lain-lain serta
biaya yang dikeluarkan untuk operasional lembaga. Arus kas dari aktivitas
lembaga. Pada tahun 2013 pengeluaran untuk aktivitas investasi hanya pembelian
pengeluaran kas terkait dengan pendanaan lembaga. Pada tahun 2013 lembaga
memiliki sumber pendanaan dari utang jangka panjang dan pengeluaran untuk
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Berikut catatan atas laporan
Aset tetap berupa tanah yang dimiliki oleh lembaga merupakan wakaf yang tidak
ada persyaratan yang membatasi penggunaan aset tersebut dari pemberi sumber
tahun 2013 adalah pandapatan dana BOS dan BOSDA tahun 2013 sebesar Rp
244.706.500. Catatan C Aset neto terikat permanen merupakan total aset tetap
Kesimpulan:
Assalbiyah tidak memuat laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan sehingga dapat dikatakan bahwa Lembaga
belum mencatat transaksi ke dalam jurnal transaksi, buku besar, dan neraca saldo.
NU Assalbiyah pada tahun 2013. Laporan yang disusun terdiri dari laporan posisi
keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.