PENDAHULUAN
organisasi, yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. SDM secara tidak
yang membuat perusahaan sadar betul akan nilai investasi karyawan sebagai suatu
SDM. Dimana saat ini, mengumpulkan tenaga kerja yang berkinerja baik semakin
sulit didapatkan, terlebih lagi dalam mempertahankan yang sudah ada. Oleh sebab
rendah, maka akan menjadi hambatan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Hal
persepsi subjektif dari anggota organisasi untuk keluar dari pekerjaan saat ini
untuk kesempatan lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Lacity et. al. Dalam
1
2
secara sukarela (voluntary) atau tidak sukarela (involuntary) dari suatu organisasi.
Voluntary turnover disebabkan oleh dua faktor yaitu seberapa menarik pekerjaan
yang ada saat ini serta tersedianya alternatif pekerjaan lain. Voluntary turnover itu
turnover). Avoidable voluntary turnover timbul karena alasan upah yang lebih
baik, pimpinan, atau alternatif tempat kerja yang lebih baik. Sedangkan
mengalaminya.
(withdrawal) dalam dunia kerja, akan tetapi sekaligus juga merupakan hak bagi
setiap individu untuk menentukan pilihannya, apakah tetap bekerja atau keluar
dari perusahaan tersebut. Namun perilaku seperti itu tidaklah buruk sebab bisa
saja seorang karyawan ingin keluar dari perusahaan tempat ia bekerja untuk
mendapatkan kesempatan yang jauh lebih baik untuk bekerja di tempat lain atau
juga dia ingin keluar karena sudah tidak tahan dengan situasi di tempatnya bekerja
saat itu, Pendapat tersebut juga relatif sama dengan pendapat yang diungkapkan
Margaretha, 2011).
aliran para karyawan yang masuk dan keluar perusahaan. Salah satu dari berbagai
turnover karyawan harus didukung dengan Budaya Organisasi yang kuat sebab,
budaya organisasi dapat mendukung strategi dari sebuah organisasi, dan budaya
dan tepat.
Semakin tinggi tingkat yang dirasakan karyawan atas kepuasan kerja, budaya
stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan pola pedoman perilaku
anggotannya.
kepada semua karyawannya sebagai suatu kesepakatan bersama yang diambil dari
seluruh anggota yang terkait dalam suatu perusahaan atau organisasi sehingga
budaya organisasi yang ada, maka dia merasa senang dalam bekerja dan mereka
akan melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik serta mengerjakan secara
tulus dan ikhlas, sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak terhadap absensi,
turnover, dan keterlambatan bekerja. Hal demikian akan muncul komitmen kerja
bersangkutan.
individu terhadap pekerjaan, rasa puas, dan ikut bertanggung jawab terhadap
terhadap turnover intention karyawan. Oleh karena itu, faktor motivasi perlu
yang menunjukkan minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas, dan ikut
karyawan.
memiliki jumlah total karyawan 250 orang, dengan rincian karyawan tetap
karyawan pada PT. Intertama Trikencana Bersinar dapat dilihat dari data
pengunduran diri karyawan yang terjadi sepanjang tahun 2013 hingga 2016 dalam
perusahaan.
Tabel 1.1 Data Pengunduran Diri Karyawan Tetap PT. Intertama Trikencana
Bersinar Cabang Medan Tahun 2013 s/d 2016.
Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Persentase
Karyawan karyawan Re- Karyawan
sebelum Re-sign sign setelah Re-sign
2013 110 23 87 20,9 %
2014 100 18 82 18 %
2015 98 17 81 17,34 %
2016 98 22 76 22,45 %
(Sumber: Bagian SDM PT Intertama Trikencana Bersinar Medan).
6
dari tahun 2014 sampai 2016 cenderung fluktuatif. Jumlah karyawan yang keluar
terjadi pada tahun 2013 sebanyak 23 karyawan atau sekitar 20,9 %, di tahun 2014
karyawan yang keluar pada tahun 2014 yaitu sebanyak 17 atau sekitar 17,34%,
Intention. Malik dalam Annisa (2014:3) mengatakan bahwa jika karyawan merasa
terikat dengan nilai-nilai organisasi berupa budaya organisasi yang ada, maka dia
merasa senang dalam bekerja dan mereka akan melakukan tugas dan
kewajibannya dengan baik serta mengerjakan secara tulus dan ikhlas, sehingga
keterlambatan bekerja.
Medan memiliki masalah dalam hal budaya organisasi, total absen dari tahun
2013-2016 mengalami naik turun. Jumlah absen tertinggi pada 2013 sebanyak 33
kali dan yang terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu 28 kali. Bisa dikatakan
dengan jumlah absen yang masih tinggi, karyawan masih belum terikat dengan
budaya yang ada. dan tindakan manajemen puncak dalam membentuk iklim
umum mengenai perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima oleh
7
kedua bagi mereka, hal ini yang mengindikasikan bahwa perusahaan masih
yang terjadi dalam PT. Intertama Trikencana Bersinar Medan adalah kurangnya
kegiatan social di luar kantor, outbound, dan rekreasi lainnya, selain itu juga
karyawan merasa imbalan balas jasa yang didapat tidak sesuai dengan tugas yang
telah diberikan. Salah satunya adalah kecilnya peluang bagi karyawan untuk
promosi jabatan yang tidak terealisasi dengan baik kepada karyawan pada PT.
budaya organisasi dan motivasi kerja karyawan terhadap turnover karyawan pada
masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh budaya organisasi dan
masalah diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Medan ?
peneliti lain dan acuan perbandingan dalam penelitian yang sama dimasa