Anda di halaman 1dari 42

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha

yang menjalankan setiap jenis usaha yang


bersifat tetap, terus-menerus, dan didiri-
kan, bekerja serta berkedudukan dalam
wilayah negara Indonesia dengan tujuan
memperoleh keuntungan. (UU 3/1982 ttg
Wajib Daftar Perusahaan)
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang melakukan kegiatan secara tetap
dan terus-menerus dengan memperoleh
keuntungan, baik yang diselenggarakan
oleh orang-perorangan maupun badan
usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum, yang didirikan dalam
wilayah hukum negara Indonesia (UU
8/1997 ttg Dokumen Perusahaan)
PERJAN

BUMN PERUM

PERSERO

BADAN
USAHA
USAHA
PERORANGAN

USAHA
SWASTA USAHA
BERSAMA

7
TIDAK BERBADAN HUKUM
MAATSCHAP/PERSEKUTUAN PERDATA
FIRMA
CV (COMMANDITER VENOOTSCHAP)

USAHA
BERSAMA

BAERBADAN HUKUM
KOPERASI
PERSEROAN TERBATAS

9
Bentuk Usaha Perseorangan
 Pemiliknya bersifat tunggal (sole
proprietorship)
 Dapat didirikan secara informal (tanpa
prosedur tertentu)
 Manajemen bersifat sederhana
 Keuntungan/kerugian ditanggung
sendiri
USAHA BERSAMA
• MAATSCHAP
• PERSEKUTUAN PERDATA
• PARTNERSHIP
• KEMITRAAN

PASAL 1618 – 1652 KUH PERDATA

13
Definisi
• Perjanjian antara dua orang/lebih yang saling
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu
kedalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan karenanya.
• 3 unsur :
1. perjanjian (kontrak)
2. Inbreng
3. Mencari Keuntungan
Perseroan Terbatas
UU 40 Tahun 2007:
Perseroan Terbatas yang selanjutnya dise-
but perseroan adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi atas saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya
Merupakan Persekutuan
Modal

Didirikan
Berdasarkan
Perjanjian
Syarat-syarat Perseroan
Sebagai Rechtspersoon

Melakukan Kegiatan
Usaha

Lahirnya Perseroan
Melalui Proses
Hukum dalam Bentuk
Pengesahan
Pemerintah
Merupakan
Persekutuan Modal
Modal Perseroan
Berdasarkan
Pasal 31 ayat (1) UUPT 2007 :
Modal Perseroan Terdiri atas seluruh
“nilai nominal ” saham

Berdasarkan
Pasal 32 ayat (1) UUPT 2007 :
Modal Dasar Perseroan paling sedikit Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
Perseroan sebagai badan
hukum didirikan berdasarkan
perjanjian sebagaimana
ditegaskan dalam
Pasal 1 angka 1 UUPT 2007

Perseroan lahir akibat perjanjian


Ditinjau dari segi hukum perjanjian (KUH
Perdata), pendirian Perseroan sebagi
badan hukum, bersifat “kontraktual”
(contractual, by contract) dan “konsensual”
( consensuel, consensual), yaitu adanya
kesepakatan untuk mengikat perjanjian
mendirikan Perseroan
Perjanjian, Kesepakatan dan Sahnya
Pendirian Perseroan
Melakukan Kegiatan Usaha

Pasal 2 UUPT 2007 :


Suatu Perseroan harus mempunyai
maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
yang tidak bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan,
ketertiban umum dan/ atau kesusilaan

Pasal 18 UUPT 2007 menegaskan,


maksud dan tujuan serta kegiatan
usaha itu, harus dicantumkan dalam
Anggaran Dasar Perseroan
Penjelasan Pasal 18, maksud
dan tujuan merupakan “usaha
pokok” Perseroan

“Kegiatan usaha” merupakan


“kegiatan yang dijalankan”
oleh Perseroan dalam rangka
mencapai maksud dan
tujuannya. Kegiatan usaha
harus dirinci secara jelas
dalam AD dan rincian tersebut
tidak boleh bertentangan
dengan undang-undang.
Tindakan Direksi yang tidak Sesuai dengan Maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha Perseroan yang ditentukan dalam AD ,
merupakan tindakan yang “melampaui batas” Perseroan

Tindakan yang tidak sesuai


dengan kapasitas Perseroan
berkaitan dengan doktrin ultra
vires (ultra vires doctrine)
Lahirnya Perseroan Melalui
Proses Hukum dalam Bentuk
Pengesahan Pemerintah
Perseroan lahir sebagai badan
hukum merupakan artificial person
(manusia buatan), yang dicipta Negara
melalui proses hukum yang harus
memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan peraturan perundang-
undangan. Jika persyaratan tidak
terpenuhi Perseroan yang
bersangkutan tidak diberikan
keputusan Pengesahan untuk berstatus
sebagai badan hukum oleh Pemerintah
melalui MENHUK & HAM.
• Pasal 7 ayat (4) UUPT 2007 yang
berbunyi :
Perseroan memperoleh status badan
hukum pada tanggal diterbitkannya
Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum Perseroan.

Keberadaan Perseroan sebagai badan hukum dibuktikan


berdasar Akta Pendirian yang didalamnya tercantum AD
Perseroan. Apabila AD telah mendapat pengesahan
Menteri, Perseroan menjadi “subjek hukum korporasi”
(subject to corporation law).
Separate Entity dan Limited Liability Serta Piercing
The Corporate Veil

• Ketentuan Pasal 3 ayat (1) UUPT 2007


menyatakan :
“Pemegang saham Perseroan tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama Perseroan
dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
Perseroan melebihi saham yang dimilikinya”
Hal ini yang dinamakan konsep atau prinsip
tanggung jawab terbatas (separate entity)
pada Perseroan.
• Menurut hukum terjadi pemisahan
(separate) dan perbedaan (distinct) antara
Perseroan dengan pemilik atau pemegang
saham terhitung sejak Perseroan
mendapat keputusan pengesahan dari
Menteri Hukum dan HAM yang digariskan
Pasal 9 ayat (1) UUPT 2007.
Tanggung Jawab PT
Prinsip tanggung jawab terbatas tidak berlaku
dalam hal :
1. Persyaratan PT sebagai badan hukum belum
terpenuhi
2. Pemegang saham memanfaatkan perseroan
untuk kepentingan pribadi
3. Direksi melakukan kesalahan dalam
mengelola perseroan
4. Pemegang saham terlibat dalam perbuatan
perbuatan hukum yang dilakukan perseroan
Proses Pendirian PT
a. Tahap Akta Notaris
- pembuatan akta pendirian
- minimal 25 % modal ditempatkan
sudah harus disetor
- sudah ada nama PT
- tanggung jawab pada pihak ketiga
adalah masing-masing pribadi/pendiri
b. Tahap Pengesahan
- pengesahan dilakukan oleh Menteri
Hukum & HAM
- PT sudah menjadi badan hukum
- tanggung jawab ada pada para Direksi
c. Tahap Pendaftaran
- Daftar Perusahaan adalah daftar catatan
resmi yang diadakan menurut atau ber-
dasarkan ketentuan undang-undang dan
atau memuat hal-hal yang yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta
disahkan oleh pejabat yang berwenang
dari Kantor Pendaftaran Perusahaan
(UU 3/1982)
d. Tahap Pengumuman
- Anggaran Dasar diumumkan dalam
Berita Negara
- memenuhi unsur keterbukaan bagi ma-
syarakat
- tanggung jawab pihak ketiga sepenuh-
nya menjadi tanggung jawab perseroan
Modal & Saham
• Modal adalah jumlah dana yang dibayar-
kan kedalam kas PT yang jumlahnya
sesuai dengan nilai nominal sahamnya

1. Modal Dasar (authorized capital)


merupakan seluruh modal perseroan
yang ditulis dalam anggaran dasar
2. Modal Ditempatkan (issued capital)
sebagian atau seluruh modal yang dasar yang
telah diperuntukkan atau dijatah kepada
pemegang saham tertentu

3. Modal Disetor (paid up capital)


modal yang telah ditempatkan tetapi sudah
disetor penuh oleh para pemegang saham
Organ Perseroan
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
- mempunyai kekuasaan tertinggi
- terdiri dari : RUPS biasa (tahunan)
RUPS luar biasa
- yang harus diperhatikan dalam RUPS :
1. Prosedur RUPS
2. Quorum
3. Jumlah suara utk suatu keputusan
b. Direksi
- diangkat/diberhentikan oleh RUPS
- melakukan pengelolaan perseroan
(fiduciary duties)

c. Komisaris
- diangkat/diberhentikan oleh RUPS
- melaksanakan tugas pengawasan
Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan
• Pengertian
komitmen perusahaan untuk serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi
perusahaan, komunitas setempatt maupun
masyarakat pada umumnya.
• Pasal 74 UU 40/2007
-Perusahaan yang bergerak/ berkaitan di
bidang sumber daya alam
-Diwajibkan dan diperhitungkan sebagai
biaya
Pembubaran PT
a. Putusan RUPS
b. Jangka waktu berdirinya sudah berakhir
c. Penetapan pengadilan

• Pembubaran perseroan harus


didaftarkan pada daftar perusahaan dan
diumumkan dalam Berita Negara

Anda mungkin juga menyukai