Anda di halaman 1dari 3

METODOLOGI PENELITIAN

“ISU-ISU TOPIK PENELITIAN”

Nama : Nurul Ulfa Sari Dewi

NPM : 02041911139

Kelas : VI-D

Topik : Turnover Intention

Sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam menentukan keefektifan
suatu perusahaan. Oleh karena itu sebuah perusahaan perlu melakukan investasi dengan
melaksanakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu mulai perekrutan,
penyeleksian sampai mempertahankan sumber daya manusianya. Akan tetapi fenomena
yang sering terjadi adalah karyawan dihadapkan dengan berbagi masalah dalam
perusahaan salah satunya adalah terkena stres. Stres muncul saat karyawan tidak mampu
memenuhi apa yang menjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Ketidak jelasan apa yang
menjadi tanggung jawab pekerjaan, kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas, tidak
ada dukungan fasilitas untuk menjalankan pekerjaan, tugas-tugas yang saling
bertentangan, merupakan contoh pemicu stres. Dalam jangka panjang, karyawan yang tidak
dapat menahan stres kerja maka ia tidak mampu lagi bekerja diperusahaan. Pada tahap
yang semakin parah, stres bisa membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan
mengundurkan diri (turnover). Turnover intention (keinginan berpindah kerja) merupakan
kecenderungan atau intensitas individu untuk meninggalkan organisasi dengan berbagai
alasan dan diantaranya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Keinginan
tersebut muncul pada saat karyawan masih bekerja pada perusahaan dan dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Turnover Intention adalah stres
kerja, lingkungan kerja, kepuasan kerja, kompensasi, motivasi kerja dan lain sebagainya.

Robbins (2006) yang mengatakan bahwa salah satu akibat stres yang dikaitkan
dengan perilaku mencakup perubahan dalam produktivitas, turnover karyawan tinggi, tingkat
absensi yang tinggi dan kecelakaan kerja. Stres di lingkungan kerja juga mempengaruhi emosi
kepuasan kerja karyawan yang pada akhirnya timbul keputusan untuk berhenti dari pekerjaan.
Semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan, maka kepuasan kerja yang dirasakan akan
menurun, hal tersebutlah yang menyebabkan munculnya keinginan karyawan untuk berhenti
dari perusahaan. Karyawan yang merasa puas dengan apa yang diperolehnya
dariperusahaan, akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan. Seiring dengan
perubahan kondisi lingkungan perusahaan dalam situasi yang tidak pasti mendorong
perusahaan untuk merespon dengan cepat. Sehingga fasilitas yang diberikan perusahaan
pada lingkungan kerja karyawan tidak hanya bertujuan untuk membuat karyawan lebih
produktif tetapi juga harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman.

Lingkungan Kerja karyawan merupakan segala sesuatu yang berada disekitar para
karyawan baik secara fisik maupun non-fisik serta hubungannya dengan karyawan itu sendiri.
Keseimbangan antara lingkungan kerja fisik dan non fisik yang baik sangat diperlukan oleh
karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Lingkungan Kerja yang baik akan membuat
karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Sebaliknya jika Lingkungan Kerja tidak
memberikan rasa nyaman dan aman kepada karyawanakan berpotensi menjadi hambatan
dalam bekerja seperti permasalahan dengan rekan kerja, tidak nyaman dengan kondisi ruang
kerja, atau kurang bisa menikmati pekerjaan sehingga karyawan tidak merasa betah dalam
bekerja. Kondisi ketidaknyamanan karyawan dalam bekerja akan menimbulkan keinginan
untuk berpindah ke pekerjaan lain (turnonver intention) dengan harapan mendapat
Lingkungan Kerja yang lebih kondusif baginya. Demi menjaga stabilitas karyawan faktor
lingkungan kerja memang penting untuk diperhatikan oleh pihak perusahaan. Hal ini untuk
mengantisipasi terjadinya pengunduran diri karyawan yang membuat turnover karyawan
semakin tinggi

Selain itu, masalah yang mengakibatkan timbulnya turnover intention adalah


mengenai kompensasi. Terkadang pihak perusahaan kurang mempertimbangkan secara
lebih mendalam tentang kebutuhan serta keinginan dari para karyawannya, sehingga
kompensasi yang diberikan pihak perusahaan tidak sebanding dengan kinerja yang telah
diberikan oleh karyawan.. Pemberian kompensasi harus dilakukan secara adil dan merata
agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif dan produktif bagi perusahaan. Kompensasi
sebagai keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan karena telah melaksanakan
pekerjaannya, dan selanjutnya perusahaan memberi dalam bentuk uang, tunjangan ataupun
penghargaan yang bertujuan untuk memotivasi karyawan agar turut berpartisipasi dalam
kegiatan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Dwi Puspa
(2015) bahwa pemberian Kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas
karyawan. Pemberian Kompensasi yang baik oleh perusahaan dinilai efektif untuk
meningkatkan kesetiaan karyawan kepada perusahaan. Hal itu akan mengurangi keinginan
untuk berpindah pekerjaan (Turnover Intention) karyawan yang bekerja pada perusahaan,
sehingga turnover karyawan bisa ditekan dan biaya perekrutan karyawan dapat berkurang.
Pengurangan biaya tersebut akan menimbulkan penghematan keuangan dan stabilitas kinerja
operasional yang akan berdampak pada kinerja keuangan dan non keuangan pada
perusahaan.
Jika Kompensasi yang diberikan kepada karyawan dianggap tidak sebanding dengan
apa yang mereka harapkan, maka karyawan akan kurang termotivasi dan akan mencari
pekerjaan lain yang memberikan Kompensasi yang lebih baik. Kondisi tersebut dapat
memunculkan tekanan kepada karyawan yang akan berdampak pada berkurangnya motivasi
karyawan untuk bekerja hingga karyawan tersebut berpindah tempat kerja. Untuk mencegah
terjadinya hal tersebut, motivasi kerja karyawan ialah faktor utama yang harus diperhatikan
perusahaan. Motivasi kerja ialah dorongan kerja yang timbul dari diri karyawan karena adanya
keinginan untuk memperoleh kompensasi guna memenuhi kebutuhan karyawan.

Disamping itu, dengan penanganan sumber daya yang tepat dapat menjadikan
perusahaan semakin dinamis dan berkembang pesat. Oleh sebab itu, kebijakan pengelolaan
sumber daya manusia khususnya pada upaya meminimalisir keinginan karyawan untuk keluar
atau penekanan tingkat turnover intention haruslah bertitik tolak pada pemahaman tentang
faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu seperti stress kerja, kepuasan kerja, lingkungan
kerja, kompensasi dan motivasi kerja, yang selanjutnya akan dijadikan dasar pengambilan
kebijakan pengembangan sumber daya manusia.

Anda mungkin juga menyukai