1. Riyanto (2008) berpendapat bahwa, dimana tingkat kepuasan kerja yang tinggi dapat
menekan timbulnya keinginan keluar karyawan dari pekerjaannya secara signifikan.
Kepuasan kerja yang dimaksud adalah perilaku positif yang ditunjukan karyawan dalam
merespon semua perlakuan, keputusan, dan kebijakan yang dilakukan perusahaan.
1. Bentuk turnover antara lain berupa : perpindahan keluar organisasi, pengunduran diri,
pemberhentian ataupun kematian anggota organisasi. Terdapat 2 jenis turnover yaitu
turnover secara tidak sukarela (involuntary) dan turnover secara sukarela (voluntary).
Yang dimaksud dengan voluntary turnover atau quit adalah keputusan yang diambil
karyawan untuk keluar dari pekerjaannya saat ini dengan sukarela yang dikarenakan
keadaan pekerjaan yang dimiliki saat ini dan adanya alternative lowongan pekerjaan
yang lain. Sedangkan involuntary turnover atau pemecatan adalah kebijakan yang
diambil oleh pemberi kerja atau organisasi (employer) untuk memutus hubungan
kontrak kerja antara pemberi kerja dan pegawai dan sifatnya tidak bisa dikontrol oleh
karyawan.
2. Turnover merupakan isu yang penting bagi sebuah organisasi. oleh karena itu organisasi
harus bekerja keras untuk mengelola karyawannya dengan baik sehingga karyawan
cenderung akan mengurungkan niatnya untuk meninggalkan organisasi
3. beberapa faktor yang dapat mempengaruhi karyawan dalam mengambil keputusan untuk
bertahan atau meninggalkan organisasi, yaitu:
1. Faktor karakteristik personal dari karyawan
2. Faktor institusi/organisasi
3. Faktor eksternal/lingkungan
4. Faktor lain
4. ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER INTENTION
PADA KARYAWAN GENERASI X DAN GENERASI Y
1. Employee turnover dapat berupa pengunduran diri, perpindahan keluar unit organisasi,
pemberhentian atau kematian karyawan dari organisasi. Sedangkan menurut
Lekatompessy (2003) dalam Andini (2006), turnover intention mengacu pada hasil
evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungan dengan organisasi yang belum
diwujudkan dalam tindakan nyata untuk meninggalkan organisasi. Menurut Horn dan
Griffeth (1995) dalam Lee (1999) menyatakan bahwa intention to leave atau turnover
intention menjadi indikator yang efektif dari actual turnover
2. Turnover intention sebagai keinginan atau niat pegawai meninggalkan pekerjaan secara
sukarela (Mobley, 1986) dapat dimiliki oleh semua pegawai meskipun dengan intensitas
yang berbeda - beda pada generasi yang berbeda pula. Alasan kedua, meskipun tingkat
turnover intention pada PT ABC Sidoarjo tergolong rendah, namun dalam usaha
mempertahankan (retensi) karyawan, penting sekali bagi pimpinan perusahaan untuk
memahami alasan mengapa karyawan bertahan di dalam perusahaan atau sebaliknya
mengapa karyawan ingin / berniat meninggalkan (intention to leave) bahkan
memutuskan ke luar dari perusahaan (actual turnover) atau berhenti (quit) atau
mencari pekerjaan di tempat / perusahaan yang lain (Bogar: 2011). PT ABC merupakan
perusahaan yang sangat memperhatikan akan Human Capital Management
5. PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA
KARYAWAN PT. UNITEX DI BOGOR
1. permasalahan tingginya tingkat turnover intention telah menjadi masalah serius bagi
banyak perusahaan. Dampak negatif yang dirasakan akibat terjadinya turnover pada
perusahaan yaitu pada kualitas dan kemampuan untuk menggantikan karyawan yang
keluar dari perusahaan, sehingga butuh waktu serta biaya baru dalam merekrut
karyawan baru
2. Masalah Turnover intention merupakan masalah umum yang sering dihadapi oleh
perusahaan. Turnover intention cenderung didefinisikan secara sukarela menurut
pilihannya. Hal ini dipertegas oleh Tett and Meyer (1993) bahwa “turnover intention
refert to a conscious and deliberate willingness to leave organizational”. Diartikan
secara bebas bahwa keinginan berpindah mengacu pada keinginan yang secara sadar
dan disengaja untuk meninggalkan organisasi
3. pendapat lain dikemukakan oleh Abelson (dalam Suwandi, 2000:177) keinginan ada
empat komponen yang secara muncul dalam individu berupa 1) Adanya pikiran uintuk
keluar. 2) Keinginan untuk mencari lowongan pekerjaan. 3) Mengevaluasi kemungkinan
untuk menemukan pekerjaan yang layak di tempat lain dan 4) Adanya keinginan untuk
meninggalkan organisasi.
4.
kepuasan kerja dan stres kerja dapat berpengaruh terhadap turnover intention pada
karyawan. Sebaiknya yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dapat meningkatkan
kepuasan kerja agar karyawan dapat memberikan konstribusi kepada perusahaan dengan
lebih optimal lagi. Sehingga dapat mencegah terjadinya turnover intention yang tidak
dikehendaki sehingga dapat merugikan perusahaan.