Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

MANAJEMEN PERUBAHAN

Nama : Hanifah Rufa’idah


NIM : 044127895

1. Jelaskan Lewin's Three-Stage Model.


Kurt Lewin – seorang pioneer di bidang psikologi social mengajukan dua konsep teori
yang terkait dengan perubahan dan transisi. Salah satunya adalah Teori Three-Stage
Model. Meski terkesan sebagai model yang statis, model ini bisa ditemukan di berbagai
literatur manajemen perubahan dan sampai hari ini masih menjadi rujukan bagi para
praktisi yang hendak melakukan perubahan organisasi.
Menurut Lewin, perubahan bersumber dari perubahan kekuatan yang menimpa
organisasi, termasuk di dalamnya struktur dan sistem, serta individu. Penjelasan ini
secara tidak langsung menegaskan bahwa perubahan organisasi bis aterjadi pada tiga
level yang berbeda, yaitu:
a. Perubahan pada level individu karyawan yang bekerja di organisasi yakni skill, nilai-
nilai, sikap dan perilaku. Dalam hal ini harus diperhatikan bahwa perubahan perilaku
individu harus dipandang sebagai instrument menuju perubahan organisasi.
b. Perubahan pada struktur dan sistem organisasi termasuk di dalamnya system
imbalan, sistem pelaporan, desain kerja dan sebagainya.
c. Perubahan yang secara langsung mengubah iklim organisasi dan gaya
kepemimpinan yakni sejauh mana hubungan interpersonal bersifat terbuka,
bagaimana konflik dikelola, dan bagaimana keputusan dibuat.
Model perubahan yang ditawarkan Lewin pada prinsipnya sederhana, yaitu perubahan
dapat dilakukan dengan memperhatikan dua kekuatan yang saling berlawanan namun
keduanya memberi tekanan kepada organisasi. Kedua factor tersebut adalah factor
pendorong perubahan dan factor penghambat perubahan. Agar terjadi perubahan maka
perlu dilakukan upaya untuk memperkeuat factor pendorong perubahan atau
memperlemah resistensi perubahan. Namun demikian, Lewin membuat satu catatan
penting, yaitu memperkuat faktor pendorong perubahan tanpa diikuti oleh memperlemah
resistensi terhadap perubahan hanya menghasilkan sebuah ketegangan tanpa
menghasilkan efek perubahan.
Berdasarkan prinsip yang sederhana ini, Lewin membuat model tiga tahap perubahan
yaitu unfreezing - movement/change – refreezing.
a. Tahap pertama proses perubahan adalah unfreezing. Pada tahap ini, pola perilaku
pada kondisi yang sekarang berlangsung (status quo) diguncang, sehingga orang
merasa kurang nyaman sebagai upaya awal untuk mengelola resistensi
terhadapperubahan. Bergantung pada level perubahan yang diinginkan. Unfreezing
pada level individu misalkan dilakukan dengan mempromosikan atau sebaliknya
memecat beberapa orang secara selektif. Pada tahap manapun proses unfreeze
dilakukan, tujuan dari intervensi ini adalah untuk menyadarkan para anggota
organisasi akan adanya kebutuhan untuk berubah, meningkatkan perhatian mereka
terhadap pola perilaku yang selama ini menjadi pedoman bertindak dan membuat
mereka lebih terbuka terhadap perubahan organisasi. Sederhananya pada tahap ini,
proses perubahan lebih ditunjukan untuk mengatasi terjadinya resistensi terhadap
perubahan yang secara keseluruhan dilakukan dengan membuka kelemahan dari
sistem yang sedang digunakan.
b. Pada tahap kedua – movement atau change, meliputi proses perubahan
sesungguhnya dimana organsiasi akan bergerak dari kondisi sekarang ke kondisi
yang diharapkan. Pada level individu misalnya kita berharap para anggota organisasi
sudah memiliki perilaku yang berbeda katakanlah memiliki keterampilan baru atau
cara baru dalam mensupervisi karyawan. Pada level struktur diharapkan ada
perubahan pada struktur organisasi, system pelaporan dan system imbalan yang
pada akhrinya mempengaruhi cara kerja dan perilaku karyawan. Terakhir pada level
organisasi sangat diharapkan tercipta iklim organsiasi baru dan pola perilaku baru
yang bisa menciptakan terjadinya saling percaya dalam hubungan kerja,
keterbukaan dan meminimlaisisr interaksi yang disfungsi.
c. Terakhir adalah refreezing. Pada tahap ini dilakukan stabilisasi dan instusionalisasi
perubahan dengan cara membangun system yang memungkinkan pola perilaku
yang abru relative aman atau tidak mudah goyah terhadap perubahan-perubahan
lebih lanjut jika perubahan tersebut memang dianggap perlu. Beberapa kegiatan
atau intervensi yang termasuk pada tahap ini misalnya desain ulang system
rekrutmen karyawan. Denfan desain system yang baru diharapkan diperoleh calon
pegawai yang sejalan dengan gaya manajemen dan nilai-nilai organisasi yang baru.
Di samping itu, diharapkan pula pola perilaku karyawan yang baru menjadi norma
kerja yang permanen yang didukung oleh system imbalan yang sesuai dan
memungkinkan karyawan bisa lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan organsiasi
dan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Jelaskan pendekatan perubahan menurut John Kotter.
Pendekatan Perubahan Menurut Kotter

Tahapan Tindakan
1. Membangun suasana “perlu segera  Melakukan analisis pasar
dilakukan perubahan”  Mengidentifikasi masalah yang
dihadapi organsiasi dan kesempatan
yang terbuka bagi organisasi
 Menggunakan teknik-teknik tertentu
sehingga semua orang memberi
perhatian akan pentingnya perubahan
dengan tujuan agar organsiasi
mampu menghadapi tantangan

2. Memastikan ada gaen-agen  Membentuk tim sebagai agen


perubahan yang disegani untuk perubahan untuk membantu
mengawal perubahan mendorong terlaksananya perubahan
 Memastikan tim (agen perubahan)
memiliki cukup kekuasaan untuk
mencapai perubahan yang
diharapkan

3. Mengembangkan visi  Mengembangkan visi yang


memungkinkan orang-orang focus
pada perubahan

4. Mengkomunikasikan visi  Bangun perilaku yang didasarkan


pada visi sebagai role model
 Gunakan berbagai jalur utnuk
mengkomunikasikan visi

5. Memperdayakan staf  Hilangkan kebijakan dan struktur


organisasi yang menghambat
pencapaian visi
 Dorong agar orang-orang mau
mengambil risiko

6. Memastikan bahwa perubahan  Keberhasilan segera bisa


segera mendatangkan hasil jangka menumbuhkan kebutuhan akan
pendek perubahan
 Memberi penghargaan atas
keberhasilan bsia membantu orang
untuk berinovasi

7. Mengkonsosolidasikan keuntungan  Meneruskan menghilangkan


kebijakan dan proses organisasi yang
menghambat perubahan
 Berilah penghargaan bagi orang yang
melakukan tindakan positif berkait
dengan perubahan
 Ciptakan proyek-proyek baru yang
masih berkaitan dengan proyek
perubahan sebelumnya

8. Membumikan perubahan ke dalam  Hubungkan perubahan dengan


budaya organisasi kinerja organisasi dan
kepemiompinan di dalam organisasi
sehingg atercipta budaya baru.

Tabel tersebut merupakan delapan langkah untuk menjalankan proses perubahan


organisasi. Proses perubahan dimulai dari langkah pertama menciptakan sense of
urgency yakni menciptakan suasana bahwa perubahan betul-betul mendesak untuk
segera dilakukan jika menghendaki organisasi bisa bertahan hidup dan terus
berkembang, dan diakhiri dengan melembagakan hasil perubahan ke dalam bagian
kehidupan sehari-hari organisasi sehingga tercipta budaya baru. K delapan langkah
tersebut dikemas dengan pola yang disebut see-feel-change. Artinya setiap langkah
yang haru ditempuh dalam proses perubahan akan ditempuh dengan pola tersebut
sebagai dominannya.
Sumber : EKMA4565 Modul 3 halaman 3.41 – 3.54

Anda mungkin juga menyukai