Anda di halaman 1dari 13

MODUL

MANAJEMEN PERUBAHAN DAN BUDAYA ORGANISASI


(MAN 208)

MODUL SESI 14
PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN
ORGANSIASI

KASUS PERUBAHAN DALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH
RINA ANINDITA
6097

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 13
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
• Proses yg meliputi serangkaian perencanaan perubahan yg sistematis yg dilakukan scr
terus menerus oleh sustu organisasi.
• Pendekatan situasional/kontingensi untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
• PO lbh menekankan pd sistem sbg sasaran perubahan.
• PO meliputi perubahan y g sengaja direncanakan.

Pengembangan Organisasi (PO) merupakan cara pendekatan terhadap perubahan yang


berjangka panjang dan lebih luas ruang lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan
seluruh organisasi ke arah tingkat fungsional yang lebih tinggi. (Indrawijaya, 1989:203)

Makna pengembangan oraganisasi menurut beberapa ahli : Robbins, pengembangan


organisasi adalah sebuah metode yang bertujuan mengubah sikap, nilai dan keyakinan dari
karyawan sehingga karyawan itu sendiri dapat mengidentifikasi dan mengimplementasikan
perubahan teknis seperti reorganisasi, fasilitas yang dirancang ulang dan hal-hal yang
dibutuhkan untuk meningkatkan organisasi mereka.

• Christine S. Becker mendefinisikan pengembangan organisasi adalah suatu proses


dari perubahan berencana terhadap orang – orang yang ada yang ada dalam organisasi
secara keseluruhan. Pusat perhatiannya adalah perubahan organisasi dengan meneliti
orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut, mengenai bagaimana mereka
bekerja sama sebagai suatu kesatuan, bagaimana berfungsi dalam unit merek masing-
masing, dan apa yang perlu diubah sehingga mereka dapat bekerja secara efektif.
• French dan Bell, pengembangan organisasi adalah suatu usaha jangka panjag untuk
memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi,
terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif
dengan tekanan khusus pada budaya tim kerja formal dengan bantuan agen perubahan
(change agent), katalisator, dan pengguna teori serta teknologi ilmiah kepeilakuan
terapan dan mencakup riset kegiatan.
• Bennis, pengembangan organisasi adalah suatu tanggapan terhadap perubahan, suaru
strategi komplek yang bersifat pendidikan yang dimaksudkan untuk merubah berbagai
pandangan, sikap, nilai dan struktur organisasi, agar organisasi dapat menyesuaikan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 13
secara lebih baik dengan teknologi, pasar dan tantangan-tantangan baru, serta tingkat
kesulitan perubahan itu sendiri.

TUJUAN PENGEMBANGAN ORGANISASI,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 13
TEKNIK PENGEMBANGAN ORGANISASI :
• Latihan Kepekaan (Sensifity Training)
• Pembentukan Tim (Tim Building)
• Survei Umpan Balik (Survey Feedback)
• Transcational Analysis (TA)
• Intergroup Activities;
• Konsultasi Proses (Process Consultation)
• Third-part Peacemaking;

MODEL PENGEMBANGAN ORGANISASI

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 13
Model pengembangan yang dijelaskan pada gambar yang terdapat
dalam pembahasan model pengembangan organisasi,
menggambarkan bahwa :
• Program pengembangan organisasi dimulai dari pengenalan, bahwa dalam organisasi
tersebut terdapat persoalan
• Kemudian, persoalan didiskusikan sehingga tercapai suatu kesamaan pendapat
• Berdasarkan persoalan tersebut, dilakukan analisa organisasi yang dimaksudkan untuk
meneliti kembali persoalan tersebut serta untuk mencari sebabnya
• Hasil analisa kemudian disampaikan kepada anggota organisasi dalam bentuk umpan
balik
• Tanggapan terhadap umpan balik tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan
strategi perubahan
• Strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk intervensi nyata untuk kemudian diukur
dan dinilai hasilnya, dan pada akhirnya disampaikan berupa umpan balik.

AGEN PERUBAHAN DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI


• Dalam rumusan Havelock (1973) agen perubahan adalah orang yang membantu
terlaksananya perubahan atau suatu inovasi berencana. Inovasi sendiri adalah
pengenalan dan penerapan hal-hal, gagasan, ide-ide baru.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 13
• Agen pengubah (change agents) dapat berasal dari :
a. Agen Perubahan Eksternal
b. Agen Perubahan Internal
c. Agen Perubahan eksternal-internal

Karakteristik Agen Pengubah dala Pengembangan Organisasi


• Menurut Havelock (1970) dalam Nasution, 1990:38, agen pengubah dalam
pengembangan organisasi memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Agen perubahan harus memiliki nilai-nilai dan sikap mental (attitude)
2. Agen perubahan harus peka
3. Agen perubahan harus mempunyai keterampilan

Peran Utama Agen Pengubah dalam Pengembangan Organisasi


Peran utama seorang agen perubahan yaitu (Nasution, 2004:129) :
1. Sebagai katalisator yang menggerakkan anggota organisasi untuk melakukan
perubahan
2. Sebagai pemberi pemecahan persoalan
3. Sebagai pembantu proses perubahan yaitu dalam proses pemecahan masalah dan
penyebaran inovasi, serta memberi petunjuk mengenai :
a) Bagaimana mengenali dan merumuskan kebutuhan
b) Bagaimana mendiagnosa permasalahan dan menentukan tujuan
c) Mendapatkan sumber-sumber yang relevan
d) Memilih atau menciptakan pemecahan masalah
e) Menyesuaikan dan merencanakan pentahapan pemecahan masalah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 13
KASUS PERUBAHAN DALAM ORGANISASI
KISAH SUKSES MENGATASI RESISTENSI PERUBAHAN MELALUI REVERSE
MENTORING DI GENERAL ELECTRIC

The Case
1. Masalah yang ditemui di GE adalah bahwa manajer senior,memiliki kekurang
mampuan dalam menggunakan internet, sehingga dibutuhkan seorang mentor.
2. Kemampuan menggunakan internet dan kemampuan manajer untuk beradaptasi
dengan perkembangan teknologi sangat dibutuhkan dalam kondisi persaingan bisnis
saat ini
3. Perusahaan merasa bahwa web-site dan internet dibutuhkan untuk dapat berkompetisi
4. Untuk memecahkan masalah ini, GE menggunakan mentor yang lebih muda untuk
melatih manager senior, reverse mentor.
5. Program yang dijalankan GE, adalah, bahwa para manager ini secara rutin bertemu
dengan para mentor untuk membahas we site para pesaing, mendiskusikan beberapa
artikel dan buku yang merupakan tugas dari para mentor
6. Seorang seniror manager mengatakan, bahwa mereka dapat berbagi pandangan dan
melakukan mentoring sesuai dengan cara mereka, melalui para mentor.
7. Hal ini juga bermanfaat bagi para mentor yang merasa sesi ini akan membuat mereka
merasa lebih nyama dalam berinteraksi dengan para eksekutif, dan interaksi mereka
dengan senor manajer juga akan mengingkatkan kemampuan mereka dalam
operasional organisasi yang lebih luas

Pembahasan
Kisah sebenarnya adalah dimulai pada tahun 1999, pada saat Jack Welch, CEO GE pada saat
itu menyadari bahwa dengan penguasaan internet, maka akan dapat kesempatan bisnis yang
lebih besar uamg dapat diraih oleh GE. Sayangnya, karyawan GE yang sebagian besar pada
saat itu merupakan karaywan senior, tidak memiliki pengetahuan dan penguasaan yang baik
terhadai internet.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 13
Oleh karena itu, Welch, membuat program mentoring, yang disebut sebagai Reverse
Mentoring dimulai dari 20 senior manajer dan beberapa mentor, yang usia nya jauh di bawah
mereka dan merupakan karyawan yang jauh lebih junior untuk memperkenalkan mereka
terhadap penggunaan dan pemanfaatan internet. Program ini pada tahun yang sama,
dilanjutkan terhadap 500 karyawan senior GE. Sampai pada saat ini, program Reverse
Mentoring di GE masih dilakukan, dengan memberikan reverse mentoring untuk pemanfaatan
media social untuk promosi dan relationship terhadap customer.
Apa yang dilakukan oleh Welch ini tidak hanya diterapkan bagi karyawan seniornya saja,
tetapi juga diterapkan bagi dirinya sendiri, dimana Welch juga menjadi mentee pada awal
proses Reverse Mentoring di GE.
Apa yang dilakukan oleh GE, dengan keberhasilannya, diikuti oleh IBM pada tahun 2001,
oleh Gerstner, CEO IBM dan diikuti oleh banyak perusahaan besar lainnya, tidak hanya di
Amerika, tetapi juga dilakukan di Eropa, Jepang bahkan India.

Pada tahun 2001, Alan Webber dari lembaga survey “fast Company” untuk sumber daya
manusia melakukan survey untuk melihat hasil dari apa yang telah dilakukan oleh GE sejak
tahun 1999.
Dari hasil survey yang dilakukan terlihat bahwa mentor 50% merupakan mereka yang berusia
diantara 26 – 35 tahun pada saat diangkat menjadi mentor. Sementara mentee berusia diatas
50 tahun. Dari hasil survey mengenai manfaat dari reverse mentoring ini, 41% merasa
mendapat manfaat dari sisi teknis penggunaan internet, sedangkan 25% merasakan manfaat
dengan mengetahui apa yang menjadi pandangan kamu muda atau junior di GE terutama
terkait dengan Business Development.
Denan adanya reverse mentoring ini, sebagian menginginkan bahwa reverse mentoring ini
cukup berlangsung antara 1 – 5 bulan saja, dan 20% merasa perlu mendapatkan reverse
mentoring untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Setelah dilaksanakan, 68% senior di Ge merasa sangat puas, 20% merasa puas dengan
program ini dan sisanya merasa tidak puas. Ketidak puasan ini ini, terungkap dari advice yang
disarankan kepada para mentor, yaitu 28% mentee menganggap mentor kurang sabar dalam
memberikan mentoring, dan 20% merasa bahwa mentor kurang memiliki keterbukaan
terhadap Mentee.
Tidak hanya dari sisi mentee yang memberikan komentar, tetapi mentor pun memberikan
komentar bahwa 41% merasa bahwa senior harus lebih open mind dan 30% berpendapat
bahwa para senior harus lebih lagi meningkatkan “learn and listen”.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 13
Analisis
>> Mentoring
Mentoring merupakan salah bentuk management development yang biasanya merupakan
bentuk hubungan antara karyawan yang berpengalaman, berbagi dengan karyawan junior.
Dalam mentoring, yang lebih tahu, biasanya akan berbagi tentang apa yang diketahuinya.
Dan karyawan yang kurang atau junior, akan lebih dapat meningkatkan kemampuan
interpersonal, kemampuan teknis dan kemampuan organisasinya.
Menurut Goodyear (2006), Mentoring is a process wherby two or more individuals work
together to develop the career and abilities of a single individual. Dimana mentoring
merupakan proses dimana dua atau lebih individu, bekerja sama dalam mengembangkan karir
dan kemampuan dari salah satiu individu yang ada.
Mentoring yang sifatnya tradisional merupakan mentoring yang diberikan kepada senior
kepada junior, dimana sang senior akan berbagai pengalaman kepada junior terkait dengan
pekerjaan yang sama. Dan dengan melakukan hal ini, diharapkan karyawan junior akan lebih
dapat beradaptasi dengan organisasi, dan dapat lebih meningkatkan kinerjanya. Disamping
dianggap lebih berpengalaman, mentoring tradisional , seorang mentor memiliki usia yang
lebih tua dibandingkan dengan yang diberikan mentoring (mentee).

>> Reverse Mentoring


Pada saat ini, mentoring tidak hanya diberikan oleh karyawan senior yang lebih
berpengalaman dan lebih tua kepada karyawan junior, tetapi sebaliknya, karyawan junior
kepada karyawan senior. Hal ini bisa terjadi apabila karyawan junior memiliki pengetahuan
yang lebih baik, yang tidak dimiliki oleh karyawan senior. Pada saat ini pada umumnya
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan junior terkait dengan perkembangan teknologi yang
sangat pesat. Sehingga reverse mentoring sering dilaksanakan pada beberapa perusahaan
terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan teknologi pada karyawan senior. Pengertian
Reverse Mentoring sendiri berbagai macam, sebagai pengantar pada beberapa artikel SDM,
reverse Mentoring adalah sebenarnya situasi yang ditemui pada kehidupan sehari-hari,
“sering terlihat pada kehidupan sehari-hari di keluarga, pada saat seorang kakek menanyakan
kepada cucunya bagaimana menggunakan remote TV, bagaimana menggunakan internet dan
mobile cell.”
Menurut Webber (2001), Reverse Mentoring merupakan suatu situasi dimana para senior
yang sudah berusia diatas 40 tahun disuatu organisasi merasa bahwa mereka sudah tidak lagi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 13
“in touch” dengan sesuatu yang digunakan oleh para anggota organisasi yang masih berusia
20an. Para muda-mudi di organisasi dianggap memiliki sesuatu yang baru, memiliki
pandangan yang lebih terbuka, dan sangat sering berhubungan dengan teknologi. Sehingga
oleh Bangari (2011), Reverse mentoring merupakan”the concept of a senior person learning
new and latest concept from a young and junior person” apabila menemui situasi seperti yang
dialami oleh Jack Welch pada tahun 1999 di GE dan situasi yang diungkapkan oleh Webber
sebelumnya.

>> Langkah dalam melakukan Reverse Mentoring


Ada lima langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan Reverse Mentoring dalam suatu
organisasi (Bangari, 2011), yaitu :
1. Menciptakan program yang terstruktur. Senior yang diikutsertakan dalam program ini
dapat memilih sendiri mentor yang sebelumnya telah ditentukan oleh organisasi.
2. Membuat program mentoring ini sebagai suatu prioritas. Partisipan harys menyadari
pentingnya program reverse mentoring ini, dan menyediakan waktu untuk mengikuti
program ini.
3. Harus melakukan “screening” pada amentor. Mentor yang dipilih dalam program ini
tidak hanya masih muda atau junior dan memiliki kemampuan pada bidang yang ingin
diajarkan, tetapi juga memiliki kesabaran dalam memberikan mentoring, memiliki
temperamen yang terkendali dan mampu membuat pegawai senior menerima apa yang
disampaikan
4. Menyediakan pelatihan yang layak. Mentor harys memmepelajari apa yang penting
dan bagaimana menunjukkan kesabaran. Sedangkan para senior harus meletakkan ego
masing-masing dan melupakan level jabatan resmi dalam organisasi
5. Adanya umpan balik dan perubahan yang penting dilakukan. Dalam proses mentoring
ini, perlu dilakukan evaluasi dengan memberikan umpan balik dari kedua belah pihak,
untuk selanjutnya dilakukan koreksi .

>> Hal-hal yang dibutuhkan untuk suksesnya reverse mentoring


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila program mentoring ini ingin berjalan
dengan sukses.
Yang pertama perlu diketahui kriteria dari seorang mentor yang baik, yaitu :
• Mendengarkan dan memahami
• Memberikan tantangan dan menstimulus proses pembelajaran

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 13
• Memberikan contoh konkrit
• Memperkenalkan teknologi baru
• Sabar
• Membatasi dalam memberikan nasihat

Yang kedua, senior yang menjadi mentee, juga harus menjadi partisipan yang baik :
• Mendengarkan
• Melakukan apa yang dinasehatkan
• Menunjukkan komitmen
• Terbuka dalam menerima masukan dan materi
• Mau dan berusaha untuk berubah
• Bersikap pro aktif

Selain itu, diperlukan juga tanggung jawab yang harus ditanggung oleh kedua belah pihak
baik dari sisi Mentor dan Mentee, yang diambil dari pendapat asosiasi perusahaan media di
amerika Serikat yang melaksanakan program Reverse Mentoring :
• Memeliki perencanaan dan komitmen pada setiap pertemuan
• Menghormati dan menjaga kerahasiaan jika diperlukan
• Harus selalu siap untuk selalu berbagai dan saling menghormati pengalaman masing-
masing pihak
• Memberikand an menerima umpan balik yang sifatnya konstruktif dan menantang
• Memiliki “learning” mindset
• Meninggalkan segala level jabatan resmi yang ada dalam organisasi pada saat
pelatihan sedang berlangsung.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh mentor dan mentee dalam reverse mentoring
agar tidak terjadi masalah pada saat melakukan mentoring, seperti yang terlihat pada tabel
ini :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
13
Diantara mereka berdua harus ada saling pemahaman mengenai harapan masing-masing
dengan adanya reverse mentoring ini. Dan harapan-harapan tersebut harus dikomunikasikan
secara jelas. Kemudian, harapan yang dimiliki sebaiknya bersifat fleksibel dapat disesuaikan
setelah proses mentoring berjalan. Selain memeiliki harapan atas apa yang ingin dicapai
melalui reverse mentoring ini, kedua belah pihak sebaiknya memiliki rencana dengan
milestone yang jelas, kemudian memiliki juga rencananya untuk bagaimana mengakhiri
mentoring. Kemudian kedua belah pihak, harus memberikan umpan balik dalam proses
mentoring ini, disesuiakan dengan gaya mentor dan mentee masing-masing. Dan kedua belah
pihak disarankan untuk realistis terhadap komitmen waktu yang memang dialokasikan untuk
proses mentoring ini.

>>> Manfaat dan keuntungan melakukan mentoring


Apakah mentoring ini akan bermanfaat? Selain manfaat dirasakan oleh mentee, yang dapat
mendapatkan pengetahuan baru mengenai penggunaan dan pemanfaatan teknologi atau hal
lain diluar itu, dikatakan oleh Lee (2009), Benefit can come form reverse mentoring, where a
senior younger proffesional offering to help a senior proffesional learn more about thier
generation and a senior proffesional agreeing to sponsor the junior proffesional within the
organization. Keuntungan dapat dirasakan dari dua sisi, dimana bagi junior, dengan
memberikan mentor kepada senior, akan lebih cepat dikenal oleh senior, kemudian apabila
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 11 /
13
berkaitan dengan pengembangan karir karyawan junior di masa yang akan datang, maka
karyawan senior tersebut, terutama yang menduduki posisi manajemen puncak akan dapat
menjadi pendukung nya atau sponsor.
Keuntungan lain yang didapat oleh karyawan junior adalah bahwa dengan memberikan
mentor kepada karyawan senior, mereka merasa pengetahuannya bermanfaat dan
diberdayakan oleh organisasi secara internal. Kemudian mereka merasakan kedekatan dengan
para karyawan senior dan mereka merasa bahwa suara mereka akhirnya lebih didengan
setelah melakukan mentoring kepada senior.
Dari beberapa literatur, apabila mentoring diberikan oleh karyawan junior terhadap karyawan
senior, biasanya bentuk mentoring yang dilakukan lebih ke arah coaching, atau meberikan
pembinaan yang sifatnya bisa semi formal. Yang akrifitasnya, menurut Goddyear (2006)
dapat berupa bagaimana penggunaan software dan bagaimana menyelesaikan masalah teknis
yang mungkin timbul dari penggunaan software atau hardware tersebut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
13

Anda mungkin juga menyukai