Anda di halaman 1dari 12

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik


Saat ini, perkembangan industri di Indonesia sebagai fondasi ekonomi
nasional perlu diperkuat untuk mendukung kemandirian industri dan
memangkas defisit yang terjadi karena ketergantungan tinggi pada impor.
Salah satunya adalah pengembangan industri petrokimia berbasis metanol,
sebagai pemasok bahan baku untuk berbagai sektor industri lainnya.
Metanol sangat dibutuhkan sebagai bahan baku dalam industri asam
asetat, formaldehida, Methyl Tertier Buthyl Eter (MTBE), Dimetil
Terephtalat (DMT) dan sebagai bahan aditif bagi industri etanol. Beberapa
produk turunan metanol, seperti biodiesel dan Dimethyl Ether (DME)
merupakan bahan bakar alternatif yang dengan demikian dapat mengurangi
impor minyak melalui pengembangan industri metanol. Indonesia hanya
memiliki satu produsen metanol yang berlokasi di Kalimantan Timur
dengan kapasitas produksi maksimum sebesar 660.000 ton per tahun. Hal
ini menyebabkan sebagian besar kebutuhan metanol dipenuhi oleh impor,
sehingga pendirian pabrik diperlukan untuk mengurangi ketergantungan
impor dan menghemat devisa negara.
Biogas memiliki potensi sangat besar untuk diolah menjadi metanol.
Biogas merupakan energi yang dapat diperbaharui dengan komposisi
terbesar yaitu metana dengan konsentrasi sebesar 50-75% digunakan
sebagai komponen utama untuk menghasilkan gas sintesis yang selanjutnya
diproses menghasilkan produk metanol. Biogas terbentuk secara alami
ketika limbah cair kelapa sawit teruraikan pada kondisi anaerob.
Pemanfaatan dari limbah ini sekaligus dapat mengurangi perubahan iklim
dari proses produksi minyak kelapa sawit.
Ditinjau dari pertimbangan aplikasi kegunaan, konsumsi dan
ketersediaan bahan baku metanol maka dapat disebutkan bahwa industri
metanol merupakan prospek yang bagus di masa depan. Pendirian pabrik

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

metanol di Indonesia memiliki potensi yang besar karena dapat membuka


lapangan pekerjaan baru, memenuhi kebutuhan metanol di Indonesia, dan
meningkatkan pendapatan negara.
1.2 Penentuan Kapasitas Rancang Pabrik
Dalam penentuan kapasitas rancangan pabrik diperlukan beberapa
pertimbangan yaitu kebutuhan impor di luar negeri, kebutuhan produk di
dalam negeri, kapasitas pabrik yang sudah beroperasi, dan ketersediaan
bahan baku.
1.2.1 Kebutuhan Metanol di Indonesia
Perkembangan impor metanol di Indonesia dari tahun 2014 sampai
2020 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.1.

Tabel 1. 1 Data Impor Metanol di Indonesia Tahun 2015 – 2020


(BPS, 2020c)
Tahun Jumlah impor (kg/tahun)
2015 219.413.820
2016 436.987.818
2017 350.026.050
2018 699.945.889
2019 773.651.427
2020 776.775.545
Total 3.814.162.274

Data Impor 2015-2020


1.000.000
y = 118.477,6940x - 238.783.297,7483
800.000 R² = 0,8599
Jumlah impor

600.000
400.000
200.000
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun

Gambar 1. 1 Grafik Impor Metanol Indonesia Tahun 2015-2020

2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan grafik pada Gambar 1.1, kebutuhan impor metanol di


Indonesia dapat diperkirakan dengan menggunakan pendekatan regresi
linear. Persamaan yang didapatkan dari pendekatan regresi linear:
Y = 118.477,69X – 238.783.297,75 (1.1)
dengan, Y = Jumlah impor (ton/tahun)
X = Tahun ke-n
Berdasarkan persamaan (1.1) maka jumlah impor metanol di
Indonesia pada tahun 2024 dapat diperkirakan senilai 1.015.554,91
kg/tahun atau 1.015.554,91 ton/tahun.

1.2.2 Data Ekspor Metanol di Indonesia


Perkembangan ekspor metanol di Indonesia dari tahun 2015 sampai
2019 dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Gambar 1.2.
Tabel 1. 2 Data Ekspor Metanol Indonesia Tahun 2015 – 2019 (BPS,
2020a)
Tahun Jumlah ekspor (kg/tahun)
2015 422.884,23
2016 384,933,65
2017 335.007,86
2018 307.366,26
2019 292.694,34
Total 1.742.886,34

Data Ekspor 2015-2019


500.000,00
Jumlah ekspor

400.000,00
300.000,00
200.000,00 y = -33.794,7163x + 68.746.675,0203
R² = 0,9639
100.000,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun

Gambar 1. 2 Grafik Ekspor Metanol Indonesia Tahun 2015 – 2019

3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari grafik pada Gambar 1.2 didapatkan persamaan regresi linear


sebagai berikut:
Y = -33.794,72X + 68.746.675,02 (1.2)
dengan, Y = Jumlah ekspor (ton/tahun)
X = Tahun ke-n
Berdasarkan persamaan (1.2) maka jumlah ekspor Indonesia pada
tahun 2024 dapat diperkirakan senilai 346.169,23 ton/tahun.
1.2.3 Kebutuhan Metanol di Indonesia
Methanol Market Service Analysis (MMSA, 2005) menyebutkan
bahwa penggunaan terbesar metanol digunakan sebagai bahan dasar formalin
sebesar 25,1% dari keseluruhan penggunaan metanol. Sehingga penggunaan
atau konsumsi metanol dapat ditinjau dari produksi formalin di Indonesia.
Berikut daftar nama perusahaan manufaktur formalin dan kapasitasnya di
Indonesia disajikan pada Tabel 1.3.
Tabel 1. 3 Industri Formalin di Indonesia (News, 2006)
Nama Perusahaan Jumlah Produksi (ton / tahun)
PT. Arjuna Utama Kimia 23.000
PT. Pamolite Adhesive Industry 36.000
PT. Superin 36.000
PT. Lakosta Indah 28.000
PT. Dyno Mugi Indonesia 29.400
PT. Batu Penggal Chemical Industry 28.000
PT. Kurnia Kapuas Utama Glue Industry 38.000
PT. Intan Wijaya Chemical Industry 61.500
PT. Dofer Chemical 60.000
PT. Sabak Indah 72.000
PT. Duta Pertiwi Nusantara 50.000
PT. Kayulapis Indonesia (Jateng) 50.000
PT. Gelora Citra Kimia Abadi 48.000
PT. Kayulapis Indonesia (Irja) 24.000
PT. Duta Rendra Mulia 33.500
PT. Binajaya Roda Karya 45.000
PT. Perawang Perkasa Industry 48.500

4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 1. 4 Industri Formalin di Indonesia (News, 2006) (lanjutan)


Nama Perusahaan Jumlah Produksi (ton / tahun)
PT. Belawandeli Chemical 30.000
PT. Putra Sumber Kimindo 45.000
PT. Orica Resindo Mahakam 35.000
PT. Cakram Utama Jaya 20.000
PT. Korindo Aria Bima Sari 35.000
Total 875.900

Dari data produksi formalin tersebut dapat diperoleh konsumsi


metanol per tahun dengan perhitungan sebagai berikut :
Persentase metanol sebagai bahan baku formalin = 25,1%
Konsentrasi formalin di pasaran = 37%
Formalin murni = 37% x 875.900 ton/tahun = 324.083 ton/tahun
Formalin dari metanol diproduksi melalui reaksi :
CH3OH → CH2O + H2
Berat molekul CH3OH = 32 kg/kmol; CH2O = 30 kg/kmol
Data konsumsi metanol di Indonesia :
𝐵𝑀𝐶𝐻3𝑂𝐻
Metanol yang digunakan = 𝑥 𝑚 𝐶𝐻2 𝑂
𝐵𝑀𝐶𝐻2𝑂

32
= 30 x 324.083 ton/tahun

= 345.688,53 ton/tahun
100%
Maka, konsumsi metanol per tahun = 25,1% x 345.688,53 = 1.377.245,15

ton/tahun
1.2.4 Produksi Metanol di Indonesia
PT. Kaltim Metanol Indonesia (KMI) adalah pabrik tunggal yang
memproduksi metanol di Indonesia dengan kapasitas sebesar 660.000
ton/tahun (PT. Kaltim Methanol Industri, 2015).
1.2.5 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah biogas yang berasal dari PT. Inti
Indosawit Subur yang terletak di Bukit Agung, Kerinci Kanan, Kabupaten

5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Siak, Riau. Kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 475.000 ton/tahun


(Agri, 2018). Dari perhitungan diperoleh biogas sebesar 19.707.211,88
kmol biogas/tahun.
1.2.6 Penentuan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi perancangan dapat ditentukan menggunakan
persamaan (1.3):
M1 + M2 + M3 = M4 + M5 (1.3)
(Kusnarjo, 2010)

M1 M4

M2 M5
M3

Gambar 1. 3 Ilustrasi Penentuan Kapasitas Produksi


M1 = 1.015.554,91 ton/tahun
M2 = 660.000 ton/tahun
M3 = Kapasitas perancangan pada tahun 2024
M4 = 346.169,23 ton/tahun
M5 = 1.377.245,15 ton/tahun
Maka, M3 = (M4 + M5 ) – (M1 + M2)
= (346.169,23 + 1.377.245,15) – (1.015.554,91 + 660.000)
ton/tahun
= 47.859,48 ton/tahun
Dengan mempertimbangkan perhitungan di atas dan ketersediaan
bahan baku, maka ditetapkan kapasitas pabrik metanol sebesar 50.000
ton/tahun.

1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan
keberhasilan suatu pabrik. Pemilihan lokasi pabrik ditentukan berdasarkan
faktor teknik maupun faktor ekonomis, yaitu adanya kemungkinan untuk

6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dapat memberikan keuntungan yang maksimum. Penentuan lokasi pabrik


yang tepat akan menghasilkan biaya produksi dan distribusi yang minimal
sehingga akan memberikan keuntungan produksi yang maksimum.
Selain pertimbangan teknik dan ekonomis, diperlukan juga
pertimbangan sosiologis, yaitu pertimbangan dalam mempelajari sifat dan
sikap masyarakat di sekitar daerah yang dipilih sebagai lokasi pabrik.
Apabila ada hambatan sosiologis yang timbul dari masyarakat sekitarnya,
sudah dipertimbangkan sebelumnya.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka pabrik metanol
direncanakan berlokasi di Bukit Agung, Kerinci Kanan, Kabupaten Siak,
Riau 28654 dengan titik koordinat 0°26'13.5"N 101°49'15.0"E. Adapun
pertimbangan dalam menentukan lokasi ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Faktor Primer
1.3.1.1 Bahan Baku
Lokasi bahan baku sangat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu
pabrik. Lokasi pabrik harus dekat dengan sumber bahan baku. Bahan baku
biogas diperoleh dari PT. Inti Indosawit Subur.
1.3.1.2 Utilitas
Utilitas yang dibutuhkan adalah keperluan tenaga listrik, air, dan
bahan bakar. Kebutuhan tenaga listrik dipenuhi oleh PLN dan dari
generator pembangkit yang dibangun sendiri. Kebutuhan air dapat
terpenuhi dari Sungai Kampar yang cukup besar. Panjang Sungai Kampar
± 413,5 km, dengan kedalaman rata-rata ± 7,7 meter, dan lebar rata-rata
143 meter (Riau.go.id). Kebutuhan bahan bakar diperoleh dari PT. Inti
Indosawit Subur.
1.3.1.3 Tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak di daerah
sekitar lokasi pabrik. Sumber daya manusia dalam pendirian pabrik
methanol ini diperoleh dari daerah Sumatera dan Riau khususnya daerah
Kabupaten Siak dan sekitarnya. Tingkat pengangguran terbuka di
Wilayah Siak pada tahun 2020 adalah 5,08% dari total Angkatan kerja

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan Jumlah 2.097 jiwa (Gatracom, 2021). Tingkat Pendidikan


Tertinggi di Kabupaten Siak yang masih pengangguran disajikan pada
Tabel 1.4.
Tabel 1. 5 Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan dan Jenis
Kegiatan di Kabupaten Siak, 2019
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pengangguran Terbuka
Tidak/Belum Pernah Sekolah atau Tidak/Belum Tamat 1.387
SD atau Tamat SD
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1.069
Sekolah Menengah Atas (SMA) 5.250
Perguruan Tinggi 1.616
Jumlah 9.322
(BPS, 2020b)

Gambar 1. 4 Peta Lokasi Pendirian Pabrik


1.4. Tinjauan Pustaka
1.4.1. Macam – macam Proses Pembuatan Metanol
Pada proses pembuatan methanol terdiri dari berbagai cara antara
lain :
a. Proses Oksidasi Hidrokarbon
Menurut (McKetta, J.J. & Cunningham, W. A., 1985) pada proses
ini, bahan baku yang digunakan adalah senyawa-senyawa hidrokarbon.
Produk yang terbentuk dari oksida parsial hidrokarbon yang mengandung
gas paraffin adalah metanol, formaldehid, asetaldehid, aseton, alkohol

8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tingkat tinggi, aldehida dan keton. Proses oksidasi berjalan pada tekanan
20-30 bar dan suhu 800℃. Proses ini dapat menggunakan katalis nikel,
palladium, tembaga dan oksida dari logam-logam tersebut.
b. Proses Hidrogenasi Karbon Monoksida Menggunakan Variabel Tekanan
Pada proses ini secara umum dibagi menjadi tiga jenis proses, yaitu:
• Proses Tekanan Tinggi (high pressure process)
• Proses Tekanan Sedang (medium pressure process)
• Proses Tekanan Rendah (low pressure process)
Untuk menentukan proses mana yang akan dipakai dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 1. 6 Perbandingan Proses Hidrogenasi Karbon Monoksida
Menggunakan Variabel Tekanan (McKetta, 1983)
Proses
Proses Tekanan Proses Tekanan
No. Pembanding Tekanan
Sedang Rendah
Tinggi
Kondisi operasi:
1. - Tekanan (bar) 250 - 300 101,32 -202,65 50 - 100
- Suhu ( C)o
320 – 450 230 – 280 250 – 260
2. Katalis : Cr2O3/ZnO Cu/Zn/Cr CuO/ZnO/Al2O3
3. Konversi (%) 34,1 60,7 96,3

1.4.2. Alasan Pemilihan Proses


Dari uraian pada Tabel 1.5 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
proses yang diambil adalah proses hidrogenasi karbon monoksida
menggunakan tekanan rendah dengan pertimbangan:
1. Kondisi operasi rendah
2. Konversi paling tinggi
1.4.3. Kegunaan Produk
Produk metanol telah banyak digunakan oleh berbagai industri
antara lain:
1. Bahan baku formaldehid, asam asetat, metil metakrilat, dimetil
tereftalat dan Methyl Tertier -Butyl Ether (MTBE)

9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Kegunaan lain termasuk bahan pelarut, bahan bakar, anti beku dan
lain-lain
1.4.4. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk
1.4.4.1 Bahan Baku
1. Biogas
Biogas digunakan sebagai bahan baku karena mempunyai
kandungan gas metana yang cukup tinggi. Dalam proses, gas metana
ini akan direaksikan dengan steam untuk membentuk gas sintesis yang
kemudian diproses kembali untuk membentuk metanol.
Sifat Fisik
- Berat Molekul : 16,04 gr/mol
- Titik Beku : 90,7 K
- Titik Didih : 111,7 K
- Suhu Kritis : 190,6 K
- Tekanan Kritis : 4,45 MPa
- Volume Kritis : 99 cm3/gmol
- Panas Penguapan : 8,22 kJ/mol
- Panas Pembakaran : 882 kJ/mol
- Kapasitas Panas (293K) : 37,33 kJ/mol
- Panas Pembentukan : 84,9 kJ/mol
- Densitas : 720 kg/m3
Sifat Kimia
- Reaksi dengan steam:
CH4 + H2O → CO + 3H2
CO + H2O → CO2 + H2
CnHm + H2O → 2CO + (n+m/2) H2
- Reaksi dengan udara:
CnH2n+1 + 2O2 → CO2 + H2
- Reaksi pembentukan metana:
CO + 3H2O → CH4 + H2O
CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O

10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(McKetta, 1983)
2. Air (H2O)
Sifat Fisik
- Fase : Cair
- Kenampakan : Bening
- Aroma : Tidak berbau
- pH : 6 – 8 (25oC)
- Titik didih : 100oC (760 mmHg)
- Berat Molekul : 18,02 g/mol
- Massa Jenis : 1 g/cm3 (3,98oC)
(MSDS of water, 2020)

1.4.4.2 Produk
Metanol
Sifat Fisik
- Rumus Molekul : CH3OH
- Berat Molekul : 32,04 g/mol
- Titik Beku : -97,5 K
- Titik Didih : 64,8 K
- Tekanan Kritis : 239,28 K
- Volume Kritis : 79,9 MPa
- Tekanan Uap (25℃) : 118 cm3/gmol
- Viskositas Cair (25℃) : 0,54 cP
- Viskositas Gas (25℃) : 9,68 x 10-3 cP
- Spesific Heat Cair (25℃) : 6,05 x 10-1 cal/g.℃
- Spesific Heat Gas (25℃) : 3,27 x 10-1 cal/g.℃
Sifat Kimia
a. Reaksi Substitusi
Atom H2 pada gugus hidroksil dapat disubstitusikan dengan logam
aktif menghasilkan metaoksida
2CH3OH + 2Na → H2 + 2CH3ONa
b. Reaksi dengan Asam Nitrat

11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menghasilkan Methyl Nitrit yang sangat volatile


CH3OH + HNO3 → CH3NO2 + H2O
(MSDS of Methanol, 2020)

1.4.4.3 Spesifikasi Bahan Pendukung


Monoethanolamine (MEA)
Sifat Fisik

• Wujud : Cair
• Warna : bening, tidak berwarna
• Berat Molekul : 61,08 kg/kmol
• Spesific gravity (25°C) : 1,018
• Titik didih (101,325 kPa) : 170,08°C
• Flammability : Mudah terbakar
• Auto-ignition Temperature : 410°C
Sifat Kimia

• Sangat korosif dengan adanya aluminium dan tembaga


• Solubility : Larut dalam air, metanol, dan aseton. Sebagian larut
dalam dietil eter. Sedikit larut dalam petroleum eter.
(Pure Chems, 2015)

12

Anda mungkin juga menyukai