id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
BAB I
PENDAHULUAN
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
36,000
34,000
y = 1015.7x + 30528
33,000 R² = 0.9979
32,000
31,000
0 1 2 3 4 5 6
Tahun
3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
Dari data impor pada Tabel 1.2, dilakukan regresi linear untuk
mendapatkan nilai kenaikan impor bioetanol yang nantinya dapat digunakan untuk
memprediksi jumlah impor bioetanol di India pada tahun 2025.
1000000
800000
Jumlah Impor (kL)
600000
y = 129,300.00x - 260,250,700.00
400000 R² = 0.80
200000
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
Berdasarkan Tabel 1.3, kapasitas minimum pabrik bioetanol yang telah berdiri
di Indonesia adalah 2.500 kL dan kapasitas maksimumnya adalah 70.000 kL.
Penentuan kapasitas pabrik dalam prancangan ini berada di antara kapasitas minimum
dan maksimum pabrik yang telah berdiri agar pabrik yang didirikan memperoleh
keuntungan.
1.2.4 Ketersediaan Bahan Baku
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, Indonesia memiliki
luas perkebunan kelapa sawit sebesar 14.456,60 hektar yang tersebar di 28 provinsi
di Indonesia dengan produksi kelapa sawit sebesar 45.861.121 ton per tahun.
Sebanyak 25-26% dari total produksi kelapa sawit tersebut merupakan tandan
kosong yang menjadi produk samping. Sekitar 10% dari TKKS tersebut sudah
dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler maupun kompos, dan sisanya masih
menjadi limbah (Ngadi, 2014).
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
Lokasi Pabrik
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
Daerah ini dipilih dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang terdiri dari
faktor primer dan faktor sekunder.
1.3.1 Faktor Primer
a. Ketersediaan Bahan Baku
Lokasi pendirian pabrik dipilih di Provinsi Riau karena berdasarkan data
Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Riau menjadi Kawasan penghasil kelapa
sawit terbesar di Indonesia, yaitu pada tahun 2021 diperkirakan Provinsi Riau
mempunyai lahan kelapa sawit sebesar 2.895.093 m2. Lokasi pendirian pabrik dipilih
di dekat penghasil bahan baku pembuatan bioetanol, yaitu tandan kosong kelapa sawit
yang diperoleh dari PT Sari Dumai Sejati yang berlokasi di Lubuk Gaung, Kec. Sungai
Sembilan, Kota Dumai, Riau. PT Sari Dumai Sejati memiliki kapasitas produksi
tandan buah segar (TBS) sebesar 12.830 ton/hari atau 4.682.950. ton/tahun.
b. Pemasaran produk
Bioetanol hasil dari produksi akan digunakan sebagai campuran pembuatan
bahan bakar ramah lingkungan (biofuel), pelarut, bahan baku, dan obat antiseptik di
Indonesia, terutama di Provinsi Riau. Sarana transportasi untuk pemasaran yang
tersedia cukup lengkap dan memadai, seperti Pelabuhan Dumai, Riau, serta
transportasi darat berupa jalan besar utama.
c. Utilitas
Utilitas (unit pengolahan) pabrik merupakan faktor penunjang yang sangat
penting. Kebutuhan tenaga listrik untuk operasi pabrik diperoleh dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Sementara untuk kebutuhan air pendingin dan hydrant
diperoleh dari air laut yang lokasinya sangat dekat dengan lokasi pabrik, yaitu Laut
Selat Malaka, sedangkan kebutuhan bahan bakar menggunakan Industrial Diesel Oil
(IDO) dan High Speed Diesel (HSD) dari PT Pertamina Refinery Unit II yang
berlokasi di Jl. Raya Kilang Putri Tujuh, Tanjung Palas, Dumai Timur, Tanjung Palas,
Dumai Timur, Kota Dumai, Riau.
1.3.2 Faktor Sekunder
a. Tanah
Penentuan suatu kawasan industri terkait dengan masalah tanah, yaitu tidak
rawan terhadap bahaya tanah longsor, gempa, dan tsunami, sehingga pemilihan lokasi
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
pendirian pabrik di Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau
merupakan keputusan yang tepat. Selain lahan yang masih luas, daerah penghijauan
hutan masih cukup banyak sehingga mampu membantu mengurangi kadar polusi yang
ditimbulkan oleh pabrik.
b. Iklim
Suhu udara beragam antara 26 – 27,8°C, serta kondisi iklim yang tropis dan
lembab dengan hujan cukup merata setiap tahunnya sepanjang tahunnya sangat
menguntungkan bagi keberjalanan pabrik.
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Jenis-jenis Proses
1.4.1.1. Proses Pretreatment
Proses pretreatment bertujuan untuk memutuskan ikatan lignin yang
mengikat kuat polimer selulosa dan hemiselulosa dalam suatu bahan sehingga
memudahkan degradasi selulosa dan hemiselulosa menjadi monomernya dan
meningkatkan porositas (ukuran ruang kosong di dalam bahan). Selain itu, proses ini
membuat selulosa lebih mudah untuk dihidrolisis sehingga konversi polimer
karbohidrat menjadi gula akan berlangsung lebih cepat dengan perolehan akan
berlangsung lebih cepat dengan perolehan yield lebih besar, dan menghindari
terbentuknya produk samping yang dapat menghalangi proses hidrolisis dan
fementasi (Leustean, 2009).
Proses pretreatment untuk material lignoselulosa (komponen polisakarida di
alam, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin) dapat dilakukan beberapa metode
sebagai berikut.
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
Tabel 1.5 Pretreatment untuk Material Lignoselulosa (Jeon, 2014; ; Ortiz, 2014;
Sanchez, 2008)
Metode Prosedur Contoh Bahan
Menggunakan pelarut seperti methanol,
etanol, aseton, etilen glikol yang dicampur Kayu keras (hardwood) dan
Organosolv dengan H2SO4 atau HCl dengan konsentrasi kayu lembut (softwood) seerti
1% pada suhu 185-198°C selama 30-60 menit cemara, pinus, dan lain-lain.
dengan pH 2.0-3,4
Bagasse, Jerami, gandum,
Menggunakan ozon (O3) pada suhu dan
Ozonolysis rerumputan kering, pinus,
tekanan ruangan (STP) pada 25°C dan 1 atm
serbuk kayu
Dilute-acid Menggunakan H2SO4, HCl, atau HNO3 Bagasse, Tongkol jagung,
Hydrolysis dengan konsentrasi 0,75-5%, dengan tekanan gandum, sekam padi
hampir 1 MPa. Jumlah padatan 5-10 wt% dari
bahan kering per bahan total
Hot Compressed Menggunakan hot compressed water pada Biomassa seperti kayu,
Water temperature 160-220°C dan tekanan dibawah pelepah sawit, tandan kosong
5 MPa selama 1-30 menit kelapa sawit
Liquid Hot Water Menggunakan air panas (hot water) pada Bagasse, ampas jagung, olive
temperature 170-230°C pada tekanan 5 MPa pulp
selama 1-46 menit
Concentrated- Menggunakan H2SO4 10-30% pada suhu 170- Serbuk kayu
acid Hydrolysis 190°C dengan rasio solid-liquid 1:1,6
Wet Oxidation Menggunakan oksigen pada suhu 195°C pada Tongkol jagung dan jerami
tekanan 1,2 MPa yang ditambahkan air (H2O) gandum
dan sedikit Na2CO3 atau H2SO4
Menggunakan cairan pemasak berupa NaOH Kayu keras (hardwood),
Alkaline pada suhu 60°C selama 24 jam, atau Ca(OH)2 bagasse, tongkol jagung,
Hydrolysis pada suhu 120°C selama 4 jam. Selama proses jerami, tandan kosong kelapa
ditambahkan air (H2O) sawit
Menggunakan larutan basa NaOH dengan
konsentrasi 2.9 M pada suhu 130°C dan
CHEMEX Tandan kosong kelapa sawit
tekanan 3.5 kg.f/cm2, serta rasio solid/liquid
adalah 1/5
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
lignin yang masih terikat, menghilangkan kandungan lignin dan hemiselulosa, serta
meningkatkan porositas bahan (Osvaldo, 2012).
Secara umum terdapat dua jenis proses hidrolisis yang sering digunakan, yaitu
hidrolisis dengan asam dan hidrolisis dengan enzim (enzimatik). Kedua jenis proses
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai berikut.
Tabel 1.6 Perbandingan Proses antara Hidrolisis Asam dan Enzimatik (Taherzadeh,
2007)
Variabel Pembanding Hidrolisis Asam Hidrolisis Enzimatik
Yield hasil hidrolisis yang tinggi Tidak Ya
Penghambatan produk (inhibitor) selama
Tidak Ya
hidrolisis
Pembentukan produk samping yang
Tidak Ya
menghambat hidrolisis
Ramah terhadap lingkungan Tidak Ya
Katalis yang murah Ya Tidak
Waktu hidrolisis yang cepat Ya Tidak
Korosif Ya Tidak
Detoksifikasi (proses pemisahan gula dari
Ya Tidak
asam)
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
Etanol dapat disintesis dari reaksi antara etilen (C2H4) dengan air menggunakan
katalis pada temperature dan tekanan yang tinggi. Proses ini menggunakan katalis
H3PO4 dengan pembawa alumina gel, tanah diatome, bentonite, dan opoka karena
melewati ion karbonium. Perbandingan mol etilen dan air bebas garam adalah 1:0,6
dengan suhu reaksi 280-300°C dan tekanan 300 atm. Reaksi metode hidrasi alkena
secara tidak langsung sebagai berikut (Sudarmo, 2016).
Reaksi: CH2=CH2 + H2O + H3PO4 → CH3—CH2—OH
2. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses perubahan secara kimia yang dihasilkan pada
substrat organic karena aktivitas enzim atau mikroba yang spesifik (Kristina, 2012).
Proses fermentasi mengubah glukosa menjadi etanol dan gas karbondioksida (CO2)
menggunakan bantuan mikroba melalui jalur glikolisis atau jalur Embden-Meyerhof-
Parnas. Secara keseluruhan, jalur glikolisis sebagai berikut (Irnaningtyas, 2014).
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
Tabel 1.7 Keuntungan dan Kelemahan Proses Hidrasi Etilena dengan Fermentasi
Keuntungan Kelemahan
Proses Hidrasi Etilena Proses Fermentasi Proses Fermentasi Proses Hidrasi Etilena
Bahan baku berupa
Bahan baku berupa Proses yang digunakan hidrokarbon jenis
Proses yang digunakan
biomassa batch sehingga perlu alkena dari produk
kontinyu
(renewable energi) penjadwalan minyak bumi (non-
renewable energy)
Suhu (250-300°C) dan
Suhu dan tekanan
tekanan (70,23 atm)
Produksinya sangat operasi yang Produksinya sangat
yang tinggi sehingga
cepat diperlukan rendah (30- lambat
memerlukan material
35°C)
khusus
Kebutuhan energi
Produk yang Kebutuhan energi
kecil karena proses
Produk yang dihasilkan tidak murni lebih besar karena
fermentasi
dihasilkan murni sehingga perlu membutuhkan kondisi
berlangsung pada
beberapa treatment operasi yang tinggi
kondisi atmosfer
Proses yang lebih
Proses yang tidak berbahaya karena
Persentase yield yang Persentase yield yang
berbahaya karena menggunakan bahan
dihasilkan besar dihasilkan kecil
menggunakan ragi kimia, seperti asam
kuat
Tidak menghasilkan Menghasilkan limbah
limbah produk produk berupa gas CO2
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
glukosa dan selobiosa yang selama ini menjadi kelemahan dari metode pembuatan
etanol secara SHF (Taherzadeh, 2007).
1.4.2 Pemilihan Proses
Berdasarkan uraian di atas, maka prarancangan pabrik bioetanol dari tandan
kelapa sawit dipilih:
1. Proses pretreatment dipilih metode CHEMEX karena prosesnya lebih mudah,
efisien, dan tidak menghasilkan inhibitor (penghambat terbentuknya produk).
2. Proses hidrolisis dan fermentasi dipilih metode Separated Hydrolysis dan
Fermentation (SHF) untuk memudahkan pengontrolan pada setiap proses, yaitu
proses hidrolisis dan fermentasi, agar didapatkan hasil yang diinginkan.
3. Proses hidrolisis dipilih metode hidrolisis enzimatik.
4. Proses pembuatan etanol dipilih metode fermentasi.
1.4.3 Kegunaan Produk
Bioetanol merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang mengandung 35%
oksigen yang sesuai digunakan untuk menurunkan emisi partikulat dan nitrogen oksida
beserta gas-gas rumah kaca selama terjadinya pembakaran. Selain itu, karena memiliki
reaktivitas fotokimia ambient yang rendah, bioetanol mengurangi adanya interaksi
dengan ozon. Bioetanol juga merupakan pengganti yang lebih aman untuk methyl
tertiary butyl ether (MTBE), zat aditif yang ditambahkan pada bensin untuk mencapai
pembakaran bahan bakar yang bersih. Etanol juga dapat digunakan sebagai keperluan
rumah tangga maupun kebutuhan industri, yaitu:
a. Sebagai biofuel atau bahan bakar pada konsentrasi > 99%.
b. Sebagai bahan pelarut, misalnya pelarut cat, pelarut minyak, dan lain-lain.
c. Sebagai campuran minuman.
d. Sebagai obat antiseptik dengan kadar 70% dan kepentingan farmasi.
e. Sebagai desinfektan peralatan medis/laboratorium.
f. Sebagai bahan baku industri, misalnya industri etil asetat, etil eter, etil klorida,
dan lain-lain.
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kapasitas 50.000 kL/Tahun
menjadi etanol dan gas CO2 secara batch. Reaksi berjalan secara eksotermis sehingga
dibutuhkan pendingin (chilled water). Produk hasil reaksi pada fermentor selanjutnya
dilakukan proses pemurnian dengan evaporator. Hasil bawah berupa campuran etanol,
glukosa, xilosa, kultur yeast, nutrisi, dan air, sedangkan hasil atas evaporator berupa
campuran uap etanol dan air yang ditransfer ke menara distilasi untuk ditingkatkan
kadarnya dengan memisahkan campuran uap etanol-air berdasarkan titik didihnya.
Hasil atas menara distilisi ditransfer ke adsorber hingga dihasilkan kemurnian etanol
sebesar 99,6% (v/v).
18