Anda di halaman 1dari 28

“PENTAERYTHRITOL DARI BAHAN FORMALDEHID DAN ASETALDEHID

MENGGUNAKAN MEDIA ALKALI NATRIUM HIDROKSIDA”

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Sintha Soraya Santi, M.T.
NIP : 19660621 199203 2 001

Disusun oleh :
1. Rizkyquina Arsya Amelia (21031010235)
2. Listyorini Hastuti (21031010271)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... i

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................................. i

I.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik ...................................................................................... 1

I.2 Kapasitas Pabrik ............................................................................................................... 2

I.3 Sifat-sifat Bahan Baku dan Produk ................................................................................... 5

I.3.1 Sifat-Sifat Bahan Baku .................................................................................................. 5

I.3.2 Sifat-Sifat Produk .......................................................................................................... 8

BAB II

URAIAN DAN PEMILIHAN PROSES ........................................................................... 10

II.1 Macam Macam Proses ................................................................................................... 10

II.1.1 Pentaerythritol dengan Kalsium Hidroksida sebagai Media Alkali ........................... 10

II.1.2 Pentaerythritol dengan Natrium Hidroksida sebagai Media Alkali ............................ 11

II.2 Seleksi Proses ................................................................................................................ 12

II.3 Uraian Proses ................................................................................................................. 13

BAB III

NERACA MASSA ............................................................................................................. 15

BAB IV

NERACA PANAS ............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 25

i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Pada saat ini, industri di Indonesia secara bertahap melaksanakan
perkembangan di segala bidang, termasuk bidang industri. Industri merupakan
suatu kegiatan atau proses pengolahan bahan baku, baik bahan mentah maupun
bahan setengah jadi menjadi suatu produk yang bernilai ekonomi lebih tinggi dan
bermanfaat. Industri kimia sebagai salah satu industri vital dan strategis telah
banyak mengalami perkembangan, Banyaknya macam industri yang berkembang
di negara ini, menyebabkan semakin banyak pula bahan baku yang diperlukan
untuk mendukung industri tersebut.
Pengembangan teknologi saat ini semakin meningkat dengan
meningkatnya teknologi hilir di Indonesia seperti plastik, industri cat, industri
makanan dan lain- lain. Dalam memenuhi kebutuhan kimia baik yang digunakan
sebagai bahan baku dan bahan jadi dalam industri kimia, Indonesia masih
tergantung kepada negara lain, salah satunya adalah pentaerythritol. Kebutuhan
pentaerythritol terus bertambah seiring dengan perkembangan industri-industri
baru di Indonesia. Tingkat konsumsi pentaerythritol di Indonesia dari tahun ke
tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun hal ini belum dapat
dipenuhi sendiri oleh bangsa Indonesia, dengan kata lain Indonesia masih harus
mengimpor untuk memenuhi kebutuhan pentaerythritol. Sehubungan dengan hal
ini maka sangatlah tepat jika di Indonesia didirikan pabrik pentaerythritolritol
dengan tujuan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan tidak menutup kemungkinan di ekspor ke luar negeri.
Pentaerythritol banyak digunakan sebagai bahan baku untuk bahan
peledak pentaerythritol tetranitrate (PETN). PETN digunakan sebagai pendorong
utama bagi tri nitro toluen (TNT) untuk menghasilkan ledakan yang sangat
dahsyat. Pada industri cat dan tinta, resin dari pentaerythritol digunakan dalam
pembuatan cat dan tinta karena dapat menghasilkan viskositas yang tinggi,
dapat menstabilkan warna serta
1
tahan air. Selain itu, Resin tersebut juga dapat digunakan sebagai insulasi listrik,
Pentaerythritol dapat digunakan tanpa atau dengan campuran garam logam
sebagai penstabil panas. Pada industri tekstil, pentaerythritol digunakan untuk
menghaluskan serat, baik serat sintetis maupun serat kimia. Hal ini dikarenakan
ester asam lemak dari pentaerythritol mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi,
mempunyai titik didih yang tinggi, namun mempunyai kelarutan yang rendah.
Pada industri pelumas mesin, pentaerythritol digunakan dalam pembuatan
pelumas. Pentaerythritol dapat diubah menjadi polyether yang memiliki ketahanan
korosi dan stabilitas yang tinggi, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan pipa,
valve, dan pelapis logam. Reaksi nitrasi membentuk senyawa trinitrate yang
dipersiapkan untuk obat-obatan

I.2 Kapasitas Pabrik


Kapasitas kebutuhan produk dapat diartikan sebagai jumlah maksimum
output yang dapat diproduksi dalam satuan massa tertentu. Penentuan kapasitas
produksi didasarkan pada kebutuhan produksi pentaerythritol yang masih impor
dan kapasitas ini harus dipenuhi. Di Indonesia industri atau pabrik pentaerythritol
belum pernah didirikan. Padahal, jumlah impor pentaerythritol di Indonesia cukup
tinggi dan diperkirakan akan terus meningkat dikarenakan semakin
berkembangnya industri pemakai pentaerythritol. Ada beberapa industry di
Indonesia yang membutuhkan pentaerythritol sebagai bahan bakunya. Sehingga,
industri yang membutuhkan pentaerythritol tersebut harus mengimpor bahan
bakunya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. 1 Kebutuhan Impor Pentaerythritol di Indonesia
Tahun Impor (Kg/tahun)
2014 5.169.261
2015 5.283.862
2016 5.233.349
2017 5.428.687

2
2018 5.652.499
2019 5.522.339
2020 5.524.129
2021 5.763.498

Kebutuhan Impor Pentaerythritol di


Indonesia
5.763
5.800

5.700 5.652

5.600 5.522 5.524


Kapasitas (Ton)

5.500 5.429

5.400 R² = 0,8157
5.284
5.300 5.233 y = 76,807x - 149511
5.169
5.200

5.100
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar I. 1 Grafik Kebutuhan Impor Pentaerythritol di Indonesia


(Sumber: Badan Pusat Statistik)
Berdasarkan hal tersebut, maka masih perlu didirikannya pabrik
pentaerythritol di Indonesia guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri,
dan menghemat devisa negara. Dengan menggunakan metode regresi least square,
maka didapat persamaan linier untuk mencari kebutuhan pada tahun tertentu.
Dengan persamaan:
Y =76,807x – 149511
Keterangan : Y = kebutuhan impor (ton/th) X = tahun ke-n

3
Pabrik ini direncanakan beroperasi pada tahun 2025, sehingga untuk mencari
kapasitas pada tahun 2025 adalah sebesar 6.023 ton/tahun. Selain melihat
kebutuhan impor pentaerythritol di Indonesia pada tahun mendatang, perlu
diperhatikan pula kebutuhan pentaerythritol di luar Indonesia. Data peningkatan
kebutuhan pentaerythritol di beberapa negara di Asia dari tahun ke tahun dapat
dilihat sebagai berikut :

Kebutuhan Impor Pentaerythritol pada


Negara Asia
90.000 82.489
80.000 74.229
70.000 61.974
56.872
Kapasitas (Ton)

60.00052.237
50.000 R² = 0,966
40.000 y = 7786x - 2E+07
30.000
20.000
10.000
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Gambar I. 2 Grafik Kebutuhan Impor Pentaerythritol di Negara Asia


(Sumber : Data.un.org, 2018)
Berdasarkan hal tersebut, maka kebutuhan komoditas pentaerythritol di
berbagai negara Asia seperti Malaysia, Filippina, Korea, Singapura, Thailand dll
masih relatif tinggi dengan kapasitas yang dibutuhkan pada tahun 2025 sebesar
135.634 Ton/tahun. Pendirian pabrik pentaerythritol di Indonesia diharapkan
dapat memenuhi 50% kebutuhan pentaerythritol di negara Asia, sehingga jumlah
pentaerythritol yang akan dipenuhi sebesar 54.254 ton/tahun. Hal tersebut untuk
menghindari resiko produk yang tidak laku dikarenakan adanya pengekspor
pentaerythritol dari negara lain yang dapat menimbulkan persaingan dalam
perdagangan.Total keseluruhan kebutuhan komoditas pentaerythritol di Indonesia
dari
4
negara Asia adalah sebesar 60.277 ton/tahun. Dengan melihat kebutuhan
pentaerythritol baik di dalam maupun di luar negeri, maka besarnya kapasitas
produksi pabrik pentaerythritol yang direncanakan adalah sebesar 60.000
ton/tahun, hal tersebut dapat memenuhi sebesar 99,54% dari kebutuhan Indonesia
maupun negara Asia. Pendirian pabrik pentaerythritol di Indonesia diharapkan
mampu mendorong kemandirian Indonesia untuk dapat memproduksi bahan-
bahan sendiri tanpa bergantung pada negara lain. Selain itu, pendirian pabrik ini
juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap sosial dan ekonomi
negara Indonesia. Dalam artian, pendirian pabrik ini diharapkan dapat menekan
tingkat pengangguran yang ada di Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan
sosial dan juga dapat meningkatkan devisa negara.

I.3 Sifat-sifat Bahan Baku dan Produk


I.3.1 Sifat-Sifat Bahan Baku
A. Formaldehid
1. Sifat Fisis
1) Rumus molekul : CH2O
2) Berat molekul : 30,03 gr/mol
3) Titik leleh : 150 – 160 ℃
4) Titik didih : 96 ℃
5) Fase : Cair
6) Warna : Tidak berwarna
7) Bau : Berbau Khas
2. Sifat Kimia
1) Densitas : 1,08 g/cm3
2) Kemurnian : 37%
(Sumber : Perry, 2008)

5
Tabel I.2 Komposisi Formaldehid (PT. Arjuna Utama Kimia – Surabaya)

Komposisi % berat
CH2O 37%
CH3OH 3%
H2O 60%

B. Asetaldehid
1. Sifat Fisis
1) Rumus Molekul : CH3CHO
2) Berat Molekul : 44,05 gr/mol
3) Warna : Tidak berwarna
4) Bau : Berbau khas
5) Fase : Cair
6) Konsentrasi : 99%
7) Titik didih : 20,2 oC
8) Titik Leleh : -123,5 oC
2. Sifat kimia
1) Densitas : 0.783 gr/ml
2) Viskositas : 0,2237
(Sumber : Perry, 2008)
Tabel I.3 Komposisi Asetaldehida (PT. Indo Acidatama - Solo)

Komposisi % berat
C2H4O 99%
H2O 1%

6
C. Natrium Hidroksida
1. Sifat fisis
1) Rumus Molekul : NaOH
2) Berat Molekul : 40,00 gr/mol
3) Warna : Tidak berwarna
4) Bau : Tidak berbau
5) Fase : Cair
6) Konsentrasi : 50%
7) Titik Didih : 1390oC
8) Titik leleh : 318,4oC
2. Sifat kimia
1) Densitas : 2,130 gr/ml
2) Kelarutan (air) : larut (eksoterm)
(Sumber : Perry, 2008)
Tabel I.4 Komposisi Natrium Hidroksida (PT. Perdana Mulia Jaya - Surabaya)

Komposisi % berat
NaOH 50%
H2O 50%

D. Asam Formiat
1. Sifat Fisis
1) Rumus molekul : HCOOH
2) Berat molekul : 46,03 gr/mol
3) Warna : Tidak berwarna
4) Bau : Berbau khas
5) Fase : Cair
6) Konsentrasi : 90%

7
7) Titik didih : 100,8oC
8) Titik leleh : 8,6oC
2. Sifat kimia
1) Densitas : 1,220 gr/cm3
(Sumber : Perry, 2008)
Tabel I.5 Komposisi Asam Formiat (PT. Sintas Kurama Perdana - Cikampek)

Komposisi % berat
CH2O2 90%
H2O 10%

I.3.2 Sifat-Sifat Produk


1. Pentaerythritol
1. Sifat Fisis
1) Rumus molekul : C5HI2O4
2) Berat molekul : 136,15 gr/mol
3) Warna : Putih
4) Bau : Tidak berbau
5) Fase : Kristal padat
6) Konsentrasi : 96%
7) Titik didih : 276 oC
8) Titik leleh : 262 oC
2. Sifat kimia
1) Densitas : 1,396 gr/ml
(Sumber : Perry, 2008)

8
2. Natrium Formiat
1. Sifat Fisika
1) Rumus molekul : HCOONa
2) Warna : Putih
3) Bau : Berbau khas
4) Fase : Cair
5) Konsentrasi : 48%

6) Berat molekul : 68,01 gr/mol


7) Titik leleh : 253 oC

2. Sifat Kimia
1) Densitas : 1,919 gr/ml
(Sumber : Perry, 2008)

9
BAB II
URAIAN DAN PEMILIHAN PROSES
II.1 Macam Macam Proses
Ada dua cara memproduksi pentaerythritol yaitu:
1. Pentaerythritol dengan Kalsium Hidroksida sebagai media alkali.
2. Pentaerythritol dengan Natrium Hidroksida sebagai media alkali.
II.1.1 Pentaerythritol dengan Kalsium Hidroksida sebagai Media Alkali

Gambar II. 1 Diagram Alir Pentaerythritol dengan Media Alkali


Kalsium Hidroksida
Dalam proses ini digunakan bahan baku formaldehid, asetaldehid dan
kalsium hidroksida sebagai medium alkalinya. Dengan perbandingan yang
tetap. Kondisi operasi pada proses ini tidak boleh melebihi atau dijaga agar
tetap pada 50oC, karena reaksi samping cepat terjadi. Waktu yang dibutuhkan
untuk reaksi ini di dalam tangki reaktor adalah selama 2 jam dengan konversi
80%. Jenis reaktor yang digunakan adalah tangki berpengaduk (stirred tank
reactor). Reaksi yang terjadi di dalam reaktor menurut Keyes (1961) yaitu :
𝟒𝐇𝐂𝐇𝐎(𝐥) + 𝐂𝐇𝟑𝐂𝐇𝐎(𝐥) + 𝐂𝐚(𝐎𝐇)𝟐(𝐥) → 𝐂(𝐂𝐇𝟐𝐎𝐇)𝟒(𝐬) + (𝐇𝐂𝐎𝐎)𝟐𝐂𝐚(𝐥)
Formaldehid Asetaldehida Kalsium Pentaerythritol Kalsium Formiat
Hidroksida
menetralkan kandungan kalsium hidroksida yang berlebih
untuk mengendapkan ion kalsium (Ca2+) menjadi kalsium karbonat (CaCO3).
Reaksi penetralan Ca(OH)2 yang terjadi yaitu :

10
Ca(OH)2 + Na2CO3 CaCO3 + NaHCOO
Kalsium Hidroksida Natrium Karbonat Kalsium Karbonat Garam

Endapan yang terjadi disaring didalam centrifuge. Filtrat hasil


penyaringan kemudian dipekatkan dalam evaporator. Dari sini larutan yang
dihasilkan kemudian dikeringkan dalam dryer. Produk dari dryer siap untuk
dikemas. Kristal dalam proses ini warnanya tidak putih, karena produk
reaksi samping, sehingga perlu proses pemurnian lebih lanjut.
(http//www.Organics syntheses.com)

II.1.2 Pentaerythritol dengan Natrium Hidroksida sebagai Media Alkali

Gambar 2. 2 Diagram Alir Pentaerythritol dengan Media Alkali


Natrium Hidroksida
Pentaerythritol dengan proses natrium hidroksida diproduksi
secara komersial pada sekitar awal tahun 1930-an di Amerika Serikat.
Reaktor yang bekerja secara kontinyu dimana metode terbaik adalah
dengan pemasukan secara bersamaan ketiga bahan baku tersebut.
Kondisi reaktor berpengaduk adalah 60oC, reaksi berlangsung dalam
fase cair. Reaksi pembentukan pentaerythritol yang terjadi adalah:
4CH2O(l) + CH3CHO(l) + NaOH(l) C(CH2OH)4(s) + NaHCOO(l)
Formaldehida Asetaldehida Natrium Pentaerythritol Natrium
Hidroksida Formiat

11
Konversi dalam pembuatan pentaerythritol sebesar 90% karena reaksi
berjalan eksotermis maka agar suhu reaktor tetap perlu ditambahkan
pendingin. Setelah waktu reaksi tercapai, hasil reaksi dikeluarkan dan
masuk kedalam netralizer yang berfungsi sebagai akumulator. Natrium
Hidroksida sisa reaksi dinetralkan dengan asam formiat, karena kelarutan
pentaerythritol yang sangat besar dalam natrium hidroksida sehingga
bila tidak dinetralkan akan menyulitkan dalam proses evaporasi. Reaksi
pembentukan penetralan yang terjadi adalah :
𝑪𝑯𝟐𝑶𝟐(𝒍) + 𝐍𝒂𝑶𝑯(𝒍) → 𝑯𝑪𝑶𝑶𝑵𝒂(𝒍) + 𝑯𝟐𝑶(𝒍)
Asam Formiat Natrium Hidroksida Natrium Formiat Air
Setelah dinetralkan larutan dimasukkan ke dalam vaporizer lalu
setelah tercapai kepekatan tertentu dimasukkan ke dalam kristalizer,
keluar kristalizer produk dipisahkan dalam centrifuge. Filtrat (Mother
Liquor) kemudian di recycle kembali menuju kristalizer sedangkan
kristal basah dikeringkan dalam rotary dryer dan akhirnya diangkut
menuju bin untuk selanjutaya dilakukan pengepakan.
(Keyes,1961)

II.2 Seleksi Proses


Dalam pemilihan ini digunakan beberapa kriteria, antara lain:
1. Merupakan proses yang komersial dalam arti telah banyak digunakan.
2. Proses menggunakan alat yang telah umum digunakan, telah dikenal serta
mudah dioperasikan dan diperbaiki.
3. Tidak banyak menggunakan peralatan karena akan memperbesar biaya
investasi.
4. Proses dirancang untuk menghasilkan komposisi pentaerythritol
yang relatif tinggi.
5. Konversi reaksi lebih tinggi

12
II.3 Uraian Proses
1. Tahap Persiapan
Pada proses pembuatan pentaerythritol digunakan bahan baku berupa
formaldehida 37%, asetaldehida 99%, asam formiat 90% dan natrium hidroksida
50% sebagai media alkalinya. Kemudian ketiga bahan baku dipompa menuju
reaktor.
2. Tahap Reaksi
Reaksi berjalan dalam fase cair-cair. Reaktor yang digunakan merupakan jenis
reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Reaksi yang terjadi yaitu:
𝟒𝐇𝐂𝐇𝐎(𝐥) + 𝐂𝐇𝟑𝐂𝐇𝐎(𝐥) + 𝐍𝐚𝐎𝐇(𝐥) → 𝐂 (𝐂𝐇𝟐𝐎𝐇)𝟒(𝐬) + 𝐇𝐂𝐎𝐎𝐍𝐚(𝐥)
Formaldehide Asetaldehide Natrium Pentaerythritol Natrium
Hidroksida Format
Kondisi operasi di dalam reaktor dijaga pada suhu 60℃ dan tekanan 1 atm
selama 60 menit. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah reaksi
eksotermis, sehingga untuk menjaga suhu 60℃ ditambahkan coil pendingin
di dalam reaktor. Produk kemudian dipompa keluar dari reactor menuju
tangka neutralizer.
3. Tahap Penetralan
Produk yang keluar dari reaktor kemudian dialirkan ke dalam tangki netralisasi
(netralizer) untuk menetralisir sisa natrium hidroksida (NaOH) menggunakan
asam format sehingga pH produk menjadi 6-7. Kondisi operasi di dalam
netralizer yaitu pada suhu 60℃ dengan tekanan 1 atm. Reaksi yang terjadi di
dalam netralizer adalah :
𝑵𝒂𝑶𝑯(𝒍) + 𝑪𝑯𝟐𝑶𝟐(𝒍) → 𝑯𝑪𝑶𝑶𝑵𝒂(𝒍) + 𝑯𝟐𝑶(𝒍)
Natrium Hidroksida Asam Formiat Natrium Formiat Air
Produk yang keluar dari netralizer kemudian dialirkan menuju ke
evaporator.

13
\

4. Tahap Pemekatan
Evaporator digunakan untuk memisahkan kandungan formaldehyde, methanol
dan mengurangi kadar air di dalam produk. Evaporator dijalankan dengan kondisi
operasi pada suhu 80°C dan tekanan operasi 0,2 atm. Produk atas evaporator yang
berupa uap formaldehida, methanol, dan air didinginkan dengan dengan
condenser kemudian ditampung ke dalam tangki hot well. Produk bawah
evaporator berupa pentaerythritol, natrium format, dan air.
5. Tahap Kristalisasi
Produk yang keluar dari evaporator bagian bawah kemudian dialirkan menuju ke
crystallizer untuk dikristalkan pada suhu 30℃. Produk setelah dari crystallizer
dialirkan menuju centrifuge dengan kondisi hasil keluar centrifuge pada suhu
30℃ dengan tekanan 1 atm. Centrifuge berfungsi untuk memisahkan kristal
pentaerythritol dengan mother liquor yang banyak mengandung natrium format
(HCOONa). Mother liquor yang belum mengkristal di recycle kembali menuju
crystallizer.
6. Tahap Pengeringan
Cake yang mengandung kristal pentaerythritol basah diumpankan menuju rotary
dryer dengan menggunakan udara bebas dengan suhu 100°C yang sebelumnya
telah diisolasi menggunakan molecular sieve tray untuk dihilangkan molekul
airnya dan dipanaskan dengan menggunakan air chamber. Kemudian produk
diumpankan menuju ball mill menggunakan cooling conveyor guna mendinginkan
produk tersebut. Pada ball mill kristal pentaerythritol dihaluskan sampai dengan
200 mesh. Kemudian dikemas dengan kemasan pentaerythritol 25 kg. Kemurnian
produk pentaerythritol yang dihasilkan sebesar 75%.

14
BAB III
NERACA MASSA

Kapasitas Produksi = 60.000 ton/tahun


= 7575,7576 kg/jam
55,6439 kmol/jam

Waktu operasi = 330 hari


= 24 jam/hari

Basis Perhitungan =13765,464 kg/jam

1. Reaktor (R-210)
Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Dari Tangki Penyimpanan Menuju Netralizer
CH2O = 8130,5550 CH2O = 1691,1554
CH3OH = 659,2342 CH3OH = 659,2342
NaOH = 3249,1595 NaOH = 1104,7142
C2H4O = 2385,7492 C2H4O = 23,8575
H2O = 16457,9417 H2O = 16457,9417
C5H12O4 = 7299,5292
HCOONa = 3646,2073
TOTAL = 30882,6396 TOTAL = 30882,6396

2. Netralizer (R-220)
Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Dari Reaktor Menuju Evaporator
CH2O = 1691,1554 CH2O = 1691,1554
CH3OH = 659,2342 CH3OH = 659,2342
NaOH = 1104,7142 NaOH = 0,0000
C2H4O = 23,8575 C2H4O = 23,8575
H2O = 16599,1882 H2O = 17096,7710
C5H12O4 = 7299,5292 C5H12O4 = 7299,5292
HCOONa = 3646,2073 HCOONa = 5524,5564
CH2O2 = 1271,2178 CH2O2 = 0,0000
TOTAL = 32295,1038 TOTAL = 32295,1038

15
3. Evaporator (V-310)
Neraca Massa :
ALIRAN EVAPORATOR TOTAL
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Dari Netralizer Komponen Vapor Liquid
CH2O 1691,1554 CH2O 1133,0741 558,0813
CH3OH 659,2342 CH3OH 441,6869 217,5473
C2H4O 23,8575 C2H4O 15,9845 7,8730
H2O 17096,7710 H2O 11454,8365 5641,9344
C5H12O4 7299,5292 C5H12O4 7299,5292
HCOONa 5524,5564 HCOONa 5524,5564
Jumlah 13045,5821 19249,5216
TOTAL 32295,1038 TOTAL 32295,1038

4. Kristalizer (S-320)
Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen keluar (kg/jam)
Komponen masuk (kg/jam)
Dari Evaporator Menuju Centrifuge
CH2O 558,0813 CH2O 558,0813
CH3OH 217,5473 CH3OH 217,5473
C2H4O 7,8730 C2H4O 7,8730
H2O 5641,9344 H2O 5503,2783
H2O terikut 138,6561
C5H12O4 7299,5292 C5H12O4(s) 6932,8035
HCOONa 5524,5564 C5H12O4(aq) 366,7257
HCOONa 5524,5564
TOTAL 19249,5216 TOTAL 19249,5216

16
5. Centrifuge (H-330)
Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Produk
Dari Kristalizer
Komponen Solid basah Produk Recycle
CH2O = 558,0813 CH2O 27,9041 530,1772
CH3OH = 217,5473 CH3OH 10,8774 206,6699
C2H4O = 7,8730 C2H4O 0,3936 7,4793
H2O = 5503,2783 H2O 275,1639 5228,1144
C5H12O4(s) = 6932,8035 C5H12O4(s) 6932,8035 0,0000
C5H12O4(aq) = 366,7257 C5H12O4(aq)
18,3363 348,3895
HCOONa = 5524,5564 HCOONa 276,2278 5248,3286
Total 7541,7066 11569,1590
Total = 19110,8656 Total Produk = 19110,8656

6. Rotary Dryer (B-340)


Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Produk
Dari Centrifuge
Komponen Cooling Conveyor Cyclone
CH2O 54,4129 CH2O 0,0054 54,4075
CH3OH 21,2109 CH3OH 0,0021 21,2087
C2H4O 0,7676 C2H4O 0,0001 0,7675
H2O 1198,0372 H2O 0,7500 1197,2872
C5H12O4(s) 7299,5292 C5H12O4(s) 7226,5339 72,9953
HCOONa 276,2278 HCOONa 273,4655 2,7623
Total 7500,7571 1349,4285
Total 8850,1856 Total Produk = 8850,1856

17
7. Cyclone (H-341)
Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Produk
Dari Rotary Dryer
Komponen Conveyor Udara
CH2O = 54,4075 CH2O 0,0000 54,4075
CH3OH = 21,2087 CH3OH 0,0000 21,2087
C2H4O = 0,7675 C2H4O 0,0000 0,7675
H2O = 1197,2872 H2O 0,0000 1197,2872
C5H12O4(s) = 72,9953 C5H12O4(s) 72,2653 0,7300
HCOONa = 2,7623 HCOONa 2,7347 0,0276
Total 75,0000 1274,4285
Total = 1349,4285 Total Produk 1349,4285
8. Cooling Conveyor (J-346)
Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Bahan Rotary Dryer Cyclone Menuju Bucket Elevator
CH2O 0,0054 0,0000 CH2O 0,0054
CH3OH 0,0021 0,0000 CH3OH 0,0021
C2H4O 0,0001 0,0000 C2H4O 0,0001
H2O 0,7500 0,0000 H2O 0,7500
C5H12O4(s) 7226,5339 72,2653 C5H12O4(s) 7298,7993
HCOONa 273,4655 2,7347 HCOONa 276,2002
Total 7500,7571 75,0000
Total 7575,7571 Total 7575,7571

9. Bucket Elevator (J-347)


Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Dari Cooling Conveyor Menuju Ball Mill
CH2O 0,0054 CH2O 0,0054
CH3OH 0,0021 CH3OH 0,0021
C2H4O 0,0001 C2H4O 0,0001
H2O 0,7500 H2O 0,7500
C5H12O4(s) 7298,7993 C5H12O4(s) 7298,7993
HCOONa 276,2002 HCOONa 276,2002
Total 7575,7571 Total 7575,7571

18
10. Ball Mill (C-350)
Neraca Massa :
ALIRAN
Komponen masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Dari Ball Mill Menuju Silo
CH2O 0,0054 CH2O 0,0054
CH3OH 0,0021 CH3OH 0,0021
C2H4O 0,0001 C2H4O 0,0001
H2O 0,7500 H2O 0,7500
C5H12O4(s) 7298,7993 C5H12O4(s) 7298,7993
HCOONa 276,2002 HCOONa 276,2002
Total 7575,7571 Total 7575,7571

Spesifikasi Produk :
Berat
Komponen %Berat
(kg/jam)
CH2O 0,0054 0,000072
CH3OH 0,0021 0,000028
C2H4O 0,0001 0,000001
H2O 0,7500 0,009900
C5H12O4(s) 7298,7993 96,344156
HCOONa 276,2002 3,645843
Total 7575,7571 100

19
BAB IV
NERACA PANAS

Kapasitas Produksi = 60.000 ton/tahun


= 7575,7576 kg/jam
55,6439 kmol/jam

Waktu operasi = 330 hari


= 24 jam/hari

Basis Perhitungan = 13765,46363 kg/jam

1. Heater Formaldehida (E-112)


Neraca Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Tangki Penyimpanan Menuju Reaktor
CH2O 15142,7369 CH2O 107541,6452
CH3OH 6121,9308 CH3OH 31492,1003
H2O 75951,4206 H2O 460687,9831
Q Supply 528953,3056 Q Losses 26447,6653
Total 626169,3939 Total 626169,3939

2. Heater Natrium Hidroksida (E-122)


Neraca Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Tangki Penyimpanan Menuju Reaktor
NaOH 4579,0597 CH2O 27474,3580
H2O 16151,0876 H2O 113529,3600
Q Supply 126603,7587 Q Losses 6330,1879
Total 147333,9059 Total 147333,9059

3. Heater Asetaldehida (E-132)


Neraca Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Tangki Penyimpanan Menuju Reaktor
C2H4O 6423173,15 C2H4O 45242200,05
H2O 119,79 H2O 842,03
Q Supply 40862893,82 Q Loss 2043144,69
Total 47286186,77 Total 47286186,77

20
4. Reaktor (R-210)Neraca
Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Tangki Penyimpanan Menuju Netralizer
CH2O 107541,6452 CH2O 107541,6452
CH3OH 31492,1003 CH3OH 31492,1003
NaOH 32053,4177 NaOH 32053,4177
C2H4O 45242200,0473 C2H4O 45242200,0473
H2O 1725178,1145 H2O 1725178,1145
C5H12O4 0,0000 C5H12O4 20401,3217
HCOONa 0,0000 HCOONa 9394,4010
∆H Reaksi 185596,0177 Q Terserap 155800,2950
Total 47324061,3428 Total 47324061,3428

5. Heater Asam Formiat (E-142) Neraca


Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Tangki Penyimpanan Menuju Netralizer
CH2O2(l) 712480,2054 CH 2O 2(l) 5235290,5802
H2O 813,6612 H2O 5841,6494
Q Supply 4766145,6452 Q Losses 238307,2823
Total 5479439,5119 Total 5479439,5119

21
6. Netralizer (R-220)
Neraca Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Reaktor Menuju Evaporator
CH2O 22368,662 CH2O 22368,662
CH3OH 31492,100 CH3OH 31492,100
NaOH 10898,162 NaOH 0,000
C2H4O 452422,000 C2H4O 452422,000
CH2O2 2387642,984 CH2O2 0,000
H2O 2319978,734 H2O 4489104,232
C5H12O4 20401,322 C5H12O4 20401,322
HCOONa 9394,401 HCOONa 14233,941
∆H Reaksi 230476,384 Q Terserap 455052,492
Total 5485074,750 Total 5485074,750

7. Evaporator (V-310) Neraca


Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Tangki Kondenser Kristalizer
Komponen Komponen
Netralizer (Vapor) (Liquid)
CH2O 22368,66 CH2O 28710,34 9886,31
CH3OH 31492,10 CH3OH 57864,81 15816,68
C2H4O 452422,00 C2H4O 572195,10 199173,25
H2O 1194761,59 H2O 1294963,14 253753,35
C5H12O4 20401,32 C5H12O4 0,00 27190,52
HCOONa 14233,94 HCOONa 0,00 18970,75
Q Supply 6829848,17 Total 1953733,39 524790,87
Q Losses 6087003,53
Total 8565527,79 Total 8565527,79

22
8. Barometric Condensor (E-311)
Neraca Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Evaporator Menuju Hot Well
CH2O 20072,2137 CH2O 8400,8326
CH3OH 32112,6602 CH3OH 2847,2540
C2H4O 404382,0491 C2H4O 172793,4156
H2O 515196,1979 H2O 220027,5220
∆H Reaksi 0,0000 Q Terserap 567694,0967
Total 971763,1210 Total 971763,1210

9. Steam Jet Ejector (G-312) Neraca


Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Barometric Condensor Menuju Hot Well
H2O 257598,0990 H2O 453223,4785
Q Supply 205921,4521 Q Losses 10296,0726
Total 463519,5511 Total 463519,5511

10. Kristalizer (S-320)


Neraca Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Evaporator Menuju Centrifuge
CH2O 9886,3142 CH2O 1041,1468
CH3OH 15816,6834 CH3OH 987,4017
C2H4O 199173,2481 C2H4O 21196,4714
H2O 526237,6603 H2O 54711,9535
C5H12O4 27190,5228 C5H12O4 2768,0524
HCOONa 18970,7460 HCOONa 2033,4201
∆H Kristal 10086,0054 Q Terserap 724622,7343
Total 807361,1802 Total 807361,1802

23
11. Rotary Dryer (B-340)
Neraca Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Kristalizer Komponen Cooling Conveyor Cyclone
CH2O 101,5118 CH2O 0,0409 408,6199856
CH3OH 96,2717 CH3OH 0,0479 478,8677449
C2H4O 2066,6560 C2H4O 0,8298 8297,122664
H2O 11910,5284 H2O 29,8904 47716,58657
C5H12O4 2914,4745 C5H12O4 11541,3192 116,5789813
HCOONa 101,6710 HCOONa 402,6172 4,066840248
Total 11974,7453 57021,84279
Total Keseluruhan 68996,58811
Udara masuk 705387,1370 Udara keluar 553207,9643
Uap air 85155,78063
Q losses 15217,91726
Total 722578,2504 Total 722578,2504

12. Heater Udara (E-345) Neraca


Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Udara Bebas Menuju Rotary Dryer
H Udara 575,7884 H Udara 38830,7492
Q Supply 42505,5120 Q Loss 4250,5512
Total 43081,3004 Total 43081,3004

13. Cooling Conveyor (J-346) Neraca


Panas
Aliran
Komponen masuk (kkal) Komponen keluar (kkal)
Dari Rotary Dryer & Cyclone Menuju Ball Mill
CH2O 0,0409 CH2O 0,0102
CH3OH 0,0479 CH3OH 0,0096
C2H4O 0,8298 C2H4O 0,2067
H2O 69,9544 H2O 7,4563
C5H12O4 11656,7323 C5H12O4 2914,1831
HCOONa 406,6434 HCOONa 101,6608
0,0000 Q Terserap 9110,7220
Total 12134,2487 Total 12134,2487

24
DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T., 1984, Shreve’s Chemical Process Industries , Mc Graw Hill Book
Company Inc, New York.
Badan Pusat Statistika Republik Indonesia, 2022, www.bps.go.id, diakses pada
tanggal 19 Februari 2022.
Badger, W.L & Banchero, J. L, 1957, Introduction to Chemical Engineering,
McGraw-Hill, Australia.
Brownell, L. E & Young, E. H., 1959. Process Equipment Design 3rd , John Wiley &
Sons, New York.
Coulson, J. M & Richardson, J. F., 1989, Chemical Engineering vol. 6, Pergamon Press,
Inc., New York.
Geankoplis, Christie J., 1993, Transport Prosesses and Unit Operation 3rd , Allyn &
Bacon Inc, New Jersey.
Google inc, 2022, Google Maps: Peta Lokasi Cilegon, Banten, Jawa Barat,
http://maps.google.com/, diakses pada tanggal 19 Februari 2022.
Hesse, Herman C, 1995, Proses Equipment Design 7th Edition, McGraw-Hill Book
Company, New York.
Joshi, M. V., 1981, Process Equipment Design, McGraw-Hill Indian Ltd, New
York.
Kern, D. Q., 1983, Process Heat Transfer, McGraw-Hill Book Company, New York.
Keyes, 1995, Industrial Chemicals 4th Edition, John Wiley and Sons Inc, New York.
Kirk, K. E. and Othmer, D. F., 1997, Encyclopedia of Chemical Technology 4th Edition
Volume 22 The Interscience Encyclopedia, John Wiley and Sons Inc, New
York.
Ludwig, E., 1964, Applied Process Design for Chemical and Petromical vol. 1, Gulf
Publishing Co, Houston Texas.

Matche, 2022, Equipment Equipment Cost. https://wwwmatche.com/ diakses pada


tanggal 19 Februari 2022.

25
Mc. Cabe and Smith, 1993, Unit Operation of Chemical Engineering 5th Ed, McGraw-
Hill, New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green, 1950, Chemical Engineering HandBook 3rd
Edition, McGraw-Hill, New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1950. Chemical Engineering HandBook 5th
Edition, McGraw-Hill, New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1950. Chemical Engineering HandBook 6th
Edition, McGraw-Hill, New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1950. Chemical Engineering HandBook 7th
Edition, McGraw-Hill, New York.
Perry, Robert H. dan Dow W. Green. 1950. Chemical Engineering HandBook 8th
Edition, McGraw-Hill, New York.
Peter, M. S and Timmerhans, E. D., 1980, Plant Design and Economics for Chemical
Engineering 5th Edition, McGraw-Hill Book Company, Singapore.
Sherwood, T., 1977, The Properties of Gasses and Liquids 3rd Edition, McGraw- Hill
Book Company, Singapore.
Smith, J. M. and and Van Nes, H. C., 1975, Introduction to Chemical Engineering
Thermodinamics 3rd Edition, McGraw-Hill Inc, New York.
Ulmann, 2008, Ulman’s Chemical Engineering and Plant Design 7th Edition, Wiley and
Sons Inc, New York.
Ulrich, D. Gael, 1984, A Guide to Chemical Engineering Process Design and
Economics, John Wiley & Sons Inc, Canada.
Yaws, C. L., 1999, Chemical Properties Handbook, McGrow-Hill, New York.

26

Anda mungkin juga menyukai