Anda di halaman 1dari 12

Analisis Kasus Aspek Finansial Budidaya Maggot

A. TOPIK
Budidaya Maggot
Beternak unggas dan perikanan air tawar selama ini terkendala mahalnya harga pakan. Sehingga
peternak/petani ikan terutama yang berskala kecil seringkali mengalami kerugian. Budidaya BSF optimis
dapat mengatasi permasalahan pakan tersebut. Output budidaya BSF berupa larva, diproduksi dengan
biaya sangat murah karena bahan baku utamanya sampah organik, yaitu sampah pasar atau sampah rumah
tangga. Larva BSF merupakan pakan yang diproduksi dengan low cost input.

Larva BSF adalah pakan berkualitas sangat baik, berharga murah. Kandungan protein larva BSF
(40-50%, melebihi kadar protein pelet pabrik terbaik. Prinsip proses produksinya adalah biokonversi
sampah organik menjadi sumber protein, Maka selain mengatasi permasalahan yang dihadapi
peternak/petani ikan, budidaya BSF ini memiliki sisi idealisme, dapat mereduksi volume sampah pasar
dan sampah rumahtangga yang selama ini menjadi permasalahan sosial tersendiri

Mendengar kata maggot bagi sebagian awan mungkin terdengar asing di telinga. Namun, ketika
mendengar kata belatung mungkin sudah sering kita dengar dan lebih familiar karena bentuk yang
menggelikan dan membuat bulu kuduk merinding.Maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan
belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa
Latin. Seperti yang sudah disebutkan bahwa maggot merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya
berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi dewasa lalat.Tubuh maggot berwarna hitam dan sekilas
mirip dengan tawon. Siapa sangka dibalik itu semua, maggot memiliki potensi untuk dibudidayakan. Bagi
beberapa orang, budidaya maggot merupakan potensi yang menggiurkan untuk dikembangkan.

B. Pembahasan

Budidaya maggot tidak begitu sulit untuk dikembangkan, mengingat maggot berkembang dengan
alam di alam sehingga mudah untuk mendapatkannya. Maggot bertahan hidup pada lingkungan tropis
maupun subtropis sehingga potensi mengembangbiakannya sangat mudah dilakukan di Indonesia yang
memiliki iklim tropis.

Perkembangbiakan Maggot berada pada media yang bersih yaitu pada media yang beraroma
fermentasi sehingga lalat BSF tidak mengundang penyakit. Lalat BSF merupakan hewan yang memiliki
antibiotik alami dalam tubuhnya yang tidak membawa penyakit.
Lain halnya jika dibandingkan dengan lalat hijau yang biasa berkembang biak pada media yang
kotor atau busuk sehingga mudah kuman dan bakteri. Untuk maggot pada dasarnya cukup mudah. Seperti
yang sudah disebutkan bahwa lalat BSF berkembang biak pada media yang fermentasi, maka untuk
memancingnya datang kita memerlukan media berfermentasi agar lalat BSF berkembang biak ditempat
yang telah disiapkan.

1. Kebutuhan Dana

Jenis Aktiva Tetap Jumlah


 Tanah 10.000.000
 Banggunan 15.000.000
 Main machineries 30.500.000
 Material Handling -
 Aktipa Tetap lainnya 10.000.000
TOTAL 55.500.000

Untuk Modal Kerja

Jenis Modal Kerja Jumlah


 Biaya pra-operasi 5.550.000
 Bunga selama masa kontruksi -
 Modal Kerja tambahan (tahun 1) 35.000.000
TOTAL 40.550.000

Jumlah keseluruhan kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja adalah Rp. 55.500.000 +
Rp. 40.550.000 = Rp. 96.050.000

2. Sumber Dana
Sumber dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya terbagi atas dua
bagian, yaitu untuk membiayai aktiva tetap dan membiayai modal kerja.

Untuk Aktiva Tetap

Misalkan perusahaan merencanakan pengalaman main machineries dan material


mhandling-nya dengan cara leasing apabila lebih menguntungkan daripada membeli. Bila
diketahui biaya sewa per tahun sebesar Rp. 15.100.000,- sedangkan bila membeli secara tunai
harganya Rp. 55.500.000,- maka dengan menggunakan rumus NAL (Net Advantage of Leasing)
didapat nilai positif sebesar Rp. ,- sehingga perusahaan sebaiknya memilih cara leasing. Untuk
pemenuhan
kebutuhan dana aktiva tetap lainnya, misalnya akan digunakan modal sendiri sebesar Rp. 50.000.
000;., sehingga dibutuhkan dana modal joint venture sebesar Rp.30.000.000;

Untuk Modal Kerja


Untuk membiayai modal kerja sebesar Rp. 40.550.000, digunakan modal sendiri sebesar
Rp.15.550.000,- dan sisanya sebesar Rp. 25.000.000, rupiah akan dicari dari pinjaman bank
dengan tingkat bunga 20%. Pemberian pinjaman diperoleh dengan mencicil secara bertahap,
yang dapat dilihat pada tabel berikut bahwa seluruh pinjaman direncanakan akan lunas pada
tahun 2028.

Jumlah Pinjaman, Angsuran Pokok dan Bunga


(dalam Rp.1000)

Tahun Nilai pinjaman Nilai cicilan Sisa pinjaman Bunga


2022 5.000.000 0 5.000.000 1.000.000
2023 20.000.000 0 25.000.000 5.000.000
2024 0 8.000.000 17.000.000 3.400.000
2025 0 8.000.000 9.000.000 1.800.000
2026 0 5.000.000 4.000.000 800.000
2027 0 3.000.000 1.000.000 200.000
2028 0 1.000.000 0 0

Berdasarkan perhitungan-perhitungan diatas, maka seluruh dana yang dibutuhkan


beserta sumbernya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Jenis Sumber Dana Jumlah (Rupiah)


Modal Sendiri 65.550.000
Modal joint venture 30.000.000
Pinjaman Bank 25.000.000
Total 120.550.000

3. Pendapatan dan Biaya

Rencana Pendapatan, pendapatan direncanakan akan diterima perusahaan darihasil


penjualanseluruh produknya sebagai pengganti produk yang selama ini disupply oleh para
pemasok. Diasumsikan bahwa kenaikan permintaan maggot tiap tahun sebesar 5% dengan
kapasitasproduksi tetap. Kenaikan harga jual tiap tahun diasumsikan sebesar 2%. Dengan adanya
2 jenis maggot yang dihasilkan yaitu maggot jenis A dan jenis B, maka dengan teknik
forecasting rencana penjualan dapat dilihat pada tabel berikut:
Jenis A Jenis B
Tahun
Volume (kg) Harga jual (Rp) Volume (kg) Harga jual (Rp)
2022 600.000 5.000 400.000 7.000
2023 630.000 5.250 420.000 7.250
2024 661.500 5.393 441.000 7.393
2025 694.575 5.437 463.050 7.437
2026 729.575 5.582 486.202 7.582
2027 765.768 5.627 510.512 7.627
2028 804.057 5.910 536.038 7.910

Rencana Pengeluaran

Biaya Bahan Mentah. Diasumsikan bahwa kenaikan harga bahan dasar pembuatan setiap
tahun1% dan akan dibeli oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya secara tunai. Asumsi
lain adalah bahwa perusahaan memerlukan persediaan untuk 3 bulan atau 15% dari kebutuhan
untuk tahun depan. Daftar harga perkiraan untuk bahan mentah disediakan dibawah ini.

Tahun Harga /kg


2022 6.500
2023 6.565
2024 6.630
2025 6.696
2026 6.763
2027 6.830
2028 6.899
Biaya tenaga kerja. Untuk melaksanakan produksinya, perusahaan menggunakan tenaga kerja
langsung dan tidak langsung. Data mengenai tenaga kerja dapat dilihat dibawah ini, sedangkan
proyeksi biaya tenaga kerjanya dapat dilihat pada lampiran III bagian akhir topik studi kasus ini.

Klasifikasi Jumlah orang Biaya/tahun


Tenaga kerja langsung
1. Section Head 3 6.430.000
2. Foreman 2 3.000.000
3. Workshop 5 4.000.000
4. Warehouse 1 1.500.000
5. Operator 5 4..500.000
Klasifikasi Jumlah orang Biaya/tahun
Tenaga kerja tidak langsung
1. Office Boy 2 3.200.000
2. Driver 1 1.750.000
3. Administration 2 3.250.000
4. Accounting 2 9.250.000
5. Cashier 1 1.700.000
6. Marketing 1 5.000.000
7. Manager 1 15.000.000
8. General Manager 1 25.000.000
Biaya Penyusurtan dan Amortisasi. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan disusutkan
setiap tahun, dimana nilai buku untuk bangunan akan disusutkan selama 10 tahun dan nilai buku
untuk aktiva tetap lainnya selama 5 tahun. Machineries dan material handling karena diperoleh
dengan cara leasing, tidak perlu disusutkan. Metode yang digunakan adalah metode garis lurus
tanpa nilai sisa. Perhitungan penyusutan dapat dilihat pada lampiran IV bagian akhir topik studi
kasus ini. Biaya pra operasi sebesar Rp. 5.550.000 diamortisasi setiap tahun sebesar
Rp.1.000.000.

4. Proyeksi Rugi-Laba

Dari data mengenai pendapatan dan biaya dapat disusun suatu proyeksi laba rugi perusahaan.
perincian pengolahannya dapat dilihat pada lampiran V bagian akhir topik studi kasus ini.

5. Proyeksi Angsuran Kas

Sebelum disusun suatu proyeksi neraca, perlu disusun rincian mengenai anggaran kas
perusahaan. rinciannya dapat dilihat pada lampiran IV bagian akhir topik studi kasus ini.

6. Proyeksi Neraca

Selanjutnya perlu dibuat proyeksi neraca perusahaan. Rincian mengenai proyeksi neraca selama
5 tahun ini dapat dilihat pada lampiran VII bagian akhir topik studi kasus ini.

7. Proyeksi Aliran Kas Bersih

Proyeksi aliran kas bersih untuk jangka waktu 8 tahun dapat dilihat pada lampiran VIII. Dari
lampiran ini dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan modal kerja setiap tahunnya. Rincian data
mengenai kenaikan modal kerja dapat dilihat pada lampiran IX bagian akhir topik studi kasus ini.

8. Penilaian Investasi Selanjutnya, setelah seluruh data yang dibutuhkan dalam rangka
melakukan penilaian investasi diketahui, pada bagian ini proses penilaian kelayakan tersebut
dijelaskan berdasarkan pemakaian metode-metode yang telah dipaparkan sebelumnya.

Metode Payback Period (PP). Perhitungan untuk mencari jangka waktu pengembalian
investasinya adalah sebagai berikut :
Initial Investment : 35.000.000
Tahun 1: Net cash flow 2026 : (27.000.000)
Tahun 2: Net cash flow 2027 : 15.750.000
Tahun 3: Net cash flow 2028 : 7.285.000
Sisa : 4.037.629.000

Net cash flow tahun 2020 sebesar Rp. 7.285.000, sehingga sisa waktu payback

adalah :

5.015.000 x 12 bulan = 8 bulan 2 hari

7.285.000

Jadi keseluruhan proyek adalah 3 tahun 8 bulan 2 hari. Oleh karena perusahaan

menetapkan umur ekonomis 8 tahun maka dari sisi payback periodnya proyek

dikatakan layak.

Metode Net Present Value (NPV). Menganalisis investasi dengan metode ini,

memerlukan discount factor yang dicari dari biaya modal rata-rata tertimbang

sebesar 20,90%. Perhitungan mencari discount factor tersebut disajikan dibawah ini :

Sumber Dana :

Modal sendiri : Rp. 65.550.000 (20,70%)

Modal jangka panjang : Rp. 6.700.000.000 (10,30%)

Total : 10,30%

Biaya modal sendiri tanpa utang : 15%

(angka ini sebaiknya dihitung dengan kaidah-kaidah manajemen keuangan, namun

untuk keperluan menjelaskan materi ini, angka dianggap telah diketahui)

Biaya modal sendiri dengan memerhatikan leverage :

= 15% + 25,70% (26%-18%)

20,70%

= 18,35%
Selanjutnya dijelaskan mengenai perhitungan untuk mencari biaya modal rata-rata

Tertimbang

Komponen Modal Proporsi Biaya Modal Hasil

Modal Sendiri 20,70% 18,35% 0,0379

Modal J.K panjang 25,70% 10,30% 0,0264

Biaya Penggunaan Modal rata-rata tertimbang 0,0643

Selanjutnya nilai biaya penggunaan modal rata-rata tertimbang sebesar 20,90% ini

dipakai sebagai discount factor untuk mencari nilai NPV seperti dijelaskan berikut

ini

Tahun
ke Net Cash Flow D.F20,90% PV of Cash Flow
1. 27.000.000 0,4681 2.067.518
2. 15.750.000
3. 7.285.000 0,3871 4.871.576
4. 9.650.000
5. 10.886.000 0,3202 4.202.357

0,2649 3.739..646
0,2191 3.486.648

Total 9.529.447

Nilai sekarang aliran kas bersih : Rp. 9.529.447

Investasi awal : Rp. 526.420.000

NPV : Rp.796.245.228

Oleh karena nilai NPV adalah positif, maka menurut kriteria ini investasi dikatakan

layak.

Metode Profitability Index (PI). Perhitungan untuk mencari nilai profitability index

untuk proyek adalah sebagai berikut :

Nilai sekarang aliran kas bersih : Rp. 26.332.665

Investasi awal : Rp. 5.526.000

PI = Rp. 26.332.665.228 = 2,501

Rp. 10.526.420.000

Oleh karena nilai PI > 1 , maka menurut kriteria metode ini, investasi untuk proyek

ini dinyatakan layak.

Metode Internal Rate of Return (IRR). Perhitungan untuk mendapatkan IRR dapat

dilakukan dengan cara coba-coba. Dalam melakukan pendekatan interpolasi, kasus

ini dicoba dengan menggunakan bunga berbeda yaitu sebesar 40% dan 41%.

Perhitungan Present Value (df. 40%)

Tahun
ke Net Cash Flow D.F 40% PV of Cash Flow
1. 27.000.000 0,2603 1.541.883.
2. 15.750.000
3. 7.285.000 0,1859 3.137.534
4. 9.650.000
5. 10.886.000 0,1328 2..011.922

0,0949 1.796.632

0,0678 1.847.659

Total 7.447.987

Perhitungan Present Value (df 41%)

Tahun
ke Net Cash Flow D.F 41% PV of Cash Flow
1. 27.000.000 0,1794 1.090.539
2. 15.750.000
3. 7.285.000 0,1273 3.070.934
4. 9.650.000
5. 10.886.000 0,0903 1.520..539

0,3567 2.415.683

0,2530 1.264.665

Total 7.564.997

NPV untuk DF 40% = 7.447.987 - 5.526.000

= Rp. 1.921.987

NPV untuk DF 41% =7.564.997 - 5.526.000

= (Rp.2.038.997)

Dengan menggunakan rumus IRR untuk pemakaian dua periode seperti dibawah ini,
yaitu :

IRR = P1 – C1 x P2 – P1

C2- C1

Dimana :

P1 = tingkat bunga ke 1

P2 = tingkat bunga ke 2

C1 = NPV ke1

C2 = NPV ke 2

Dapat dihitung IRR nya sebagai berikut :

IRR = 40%- 1.921.987 x (41%-40%)

(-2.038.997-1.921.987)

= 25,002%

Oleh karena nilai IRR nya lebih besar dari IRR rata-rata sebesar 20,90 maka menurut

criteria ini proyek dinyatakan layak.

Analisis Break Even Point (BEP). Untuk menentukan titik impas pada tahun 2000 dapat

dihitung seperti berikut ini.

Harga jual per kg :

Maggot jenis A Rp. 5.000

Maggot jenis B Rp.7.000

Biaya Variabel per kg :

- Biaya bahan Rp. 6.500

- Biaya Non bahan


 Biaya operasi (7% harga)

Maggot jenis A Rp.350

Maggot jenis B Rp. 490

 Biaya penjualan (0,5% harga jual)

Maggot jenis A Rp. 25

Maggot jenis B Rp. 35

 Biaya administrasi (1% harga jual)

Maggot jenis A Rp. 50

Maggotjenis B Rp. 70

Total biaya non bahan

Maggot jenis A = Rp. 425

Maggot jenis B = Rp. 595

Biaya tetap :

- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 19.430.000

- Biaya penyusutan Rp. 5.000.000

- Biaya sewa mesin Rp. 25.000.000

- Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 64.150.000

- Biaya amortisasi Rp. 1.000.000

- Biaya bunga -

Total biaya tetap Rp. 114.580.000

Dengan menggunakan persamaan matematik sederhana, total penjualan harus sama

dengan total biaya, sehingga dimisalkan :

p = jumlah penjualan
a = jumlah penjualan untuk pipa jenis A (dalam kilo gram)

b = jumlah penjualan kg untuk pipa jenis B

maka persamaannya adalah :

(5.000 a) + (6000 b) = (11000p) = (7.000a) + ( 5000b) +114.580.000

Telah diketahui bahwa perbandingan jumlah penjulan maggot jenis A dengan maggot jenis B
adalah 0,6875 : 0,3125. ..

Anda mungkin juga menyukai