BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Industri Tempe didirikan pada tahun 2008 yang berlokasi diklibeut. keadaan industri
ini yang menjadi pangsa pasar industri adalah pasar sigli, pasar grong-grong, pasar garot,
pasar lamlo dan pasar bereureunun beserta masyarakat disekitarnya. Dimana industri ini
menjadi tempat menghasilkan produksi tempe sebagai makanan pelengkap yang disajikan
untuk masyarakat, baik dijadikan sebagai sayuran, keripik tempe maupun sebagai makanan
pelengkap yang lain.
Industri tempe ini sangat baik bila dikembangkan semakin maju dan meluas, karena
tempe merupakan makanan tradisional yang sangat disukai oleh masyarakat. Tempe
merupakan makanan yang banyak memiliki mamfaat dan khasiatnya, selain jadi makanan
pelengkap dalam rumah tangga dan juga mengandung protein yang banyak beserta
vitaminnya.
B. Aspek pemasaran
Berdasarkana hasil penelitian sementara, industri tempe didaerah ini baru berjumlah 5
(lima) buah dengan ukuran sederhana dengan kapasitas produksi sekitar 168.000 batang
pertahun, sedangkan jumlah kelahiran anak tiap tahun meningkat 10% dari tahun – tahun
sebelumnya. Berdasarkan data ini, pembukaan usaha tempe didaerah ini masih banyak
peluangnya. Karena kebutuhan manusia terhadap makanan tak terbatas, apalagi seriring
meningkat kelahiran anak didaerah sekitarnya.
C. Aspek Teknis
Didasarkan pada hasil observasi yang diadakan pada beberapa industri tempe/industri
rumah tangga sejenis didaerah ini, usaha ini secara teknis membutuhkan investasi dan
peralatan produksi beserta modal kerja sebagai berikut :
2. Sumber Modal
Sumber modal untuk membiayai kegiatan industri tempe ini direncanakan sekitar
54,65% merupakan modal sendiri dan sisanya, sekitar 45,35 atau sebesar 20 juta rupiah,
merupakan kredit bank dengan tingkat bunga sebesar 12% pertahun dan dimajemukkan setiap
tahun selama 10 tahun.
2. Biaya variabel
a. Upah buruh pada tahun pertama diperhitungkan sebesar Rp 6.000.000,- dan tahun berikutnya
naik rata-rata sebesar 5% pertahun sesuai dengan kenaikan rencana produksi.
b. Bahan bakar/gas tahun pertama sebesar Rp 2.880.000,- tahun berikutnya naik 5% pertahun.
c. Biaya transportasi tahun pertama Rp 1.680.000,- dan tahun berikutnya naik 5% pertahun
sesuai dengan kenaikan produksi.
d. Pajak penghasilan diperhitungkan 15%.
e. Biaya variabel lainnya diperkirakan Rp 2.000.000,-, juga mengalami kenaikan rata – rata 5%
pertahun.
E. Rencana Produksi
Kapasitas produksi adalah sebesar 168.000 batang pertahun. Rencana produksi pada
tahun pertama sebesar 75% dan untuk tahun – tahun berikutnya naik rata- rata pertahun
sebesar 5 %.
F. Perkiraan Benefit
Benefit dari industri tempe ini berupa laba hasil penjualan tempe Rp 800,- perbatang dan
berdasarkan pengalaman dari usaha sejenisnya, mesti dapat menghasilkan 1.000 batang sekali
produksi selama 4 hari lamanya. Dengan demikian penerimaan dari hasil proses produksi
sebesar Rp 100.800.000,- pada tahun pertama. Untuk tahun –tahun berikutnya diperkirakan
berkembang rata – rata pertahun sebesar 5 % sesuai dengan rencana produksinya.
G. Penyelesaian
1. Rekapitulasi biaya tetap dan biaya variabel industri tempe.
Tabel 1 -1
Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Industri Tempe Tahun 2012 (Rp 000)
Tahun
No. Jenis Biaya
1 2 3 4
A. Biaya Tetap
Gaji Karyawan 69.600,00 69.600,00 69.600,00 69.600,00
Penyusutan 538,50 538,50 538,50 538,50
Biaya umum 500,00 500,00 500,00 500,00
Sewa Tanah 2.400,00 2.400,00 2.400,00 2.400,00
B. Biaya Variabel
upah kerja 6.000,00 6.300,00 6.615,00 6.945,75
bahan bakar/Gas 2.880,00 3.024,00 3.175,20 3.333,96
biaya transportasi 1.680,00 1.764,00 1.852,20 1.944,81
biaya lainnya 1.000,00 1.050,00 1.102,50 1.157,63
Jumlah (A+B) 84.060,00 84.638,00 85.244,90 85.882,15
Lanjutan
Tahun
5 6 7 8 9 10
Tahun
NO. U r a i a n
0 1 2 3 4
1. Pendapatan
a. Hasil Produksi 100.800,00 105.840,00 111.132,00 116.688,60
b. Scrap Value
Gross Benefit 100.800,00 105.840,00 111.132,00 116.688,60
2. Investasi Awal 24.100,00
3. Operating cost 84.060,00 84.638,00 85.244,90 85.882,15
Kredit Bank
a. Pokok Pinjaman 1.139,68 1.276,45 1.429,62 1.601,17
b. Bunga Bank 2.400,00 2.263,24 2.110,06 1.938,51
Total cost 87.599,68 88.177,68 88.784,58 89.421,83
4. Benefit 24.100,00 13.200,32 17.662,32 22.347,42 27.266,77
5. Pajak 15% 1.980,05 2.649,35 3.352,11 4.090,02
6. Net Benefit 24.100,00 11.220,27 15.012,97 18.995,30 23.176,76
7. D.F. 12% 1,0000 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355
8. Present Value 24.100,00 10.018,10 11.968,25 13.520,48 14.729,25
Lanjutan
Tahun
5 6 7 8 9 10
122.523,03 128.649,18 135.081,64 141.835,72 148.927,51 156.373,88
NPV = (-24.100,00+10.018,10+11.968,25+13.520,48+
14.729,25+15.642,42+16.302,04+16.745,01+
17.003.67+17.106,32+17.077,69) = 126.013,22
NPV = Rp 126.013.220,00
Tabel 1-4
Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio
Industri Tempe tahun 2012
Net Present Present
Thn D.F D.F .
Benefit Value Value
(Rp000) 12% (Rp000) 70% (Rp000)
0 -24.100,00 1,0000 -24.100,00 1,0000 -24.100,00
1 11.220,27 0,8929 10.018,10 0,5882 6.600,16
2 15.012,97 0,7972 11.968,25 0,3460 5.194,80
3 18.995,30 0,7118 13.520,48 0,2035 3.866,34
4 23.176,76 0,6355 14.729,25 0,1197 2.774,96
5 27.567,28 0,5674 15.642,42 0,0704 1.941,55
6 32.177,33 0,5066 16.302,04 0,0414 1.333,08
7 37.017,88 0,4523 16.745,01 0,0244 902,13
8 42.100,46 0,4039 17.003,67 0,0143 603,53
9 47.437,17 0,3606 17.106,32 0,0084 400,02
10 53.040,72 0,3220 17.077,69 0,0050 263,10
NPV1 126.013,22 NPV2 (220,34)
Net B/C =
Net B/C =
H. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, dimana NPV = Rp 126.013.220,-
(lebih besar dari nol), IRR = 68,34% lebih besar dari SOCC (D.F = 12%), dan Net B/C Ratio
= 6,23% (lebih besar dari 1) maka usaha ini feasible untuk dikerjakan.
Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, analisis pasar, dan aspek produksi
ternyata usaha tempe dari gagasan diatas layak untuk dikembangkan.
Atas dasar ini pula disarankan kepada pihak – pihak berkepentingan, terutama kepada
lembaga perbankan, kiranya dapat membantu usaha ini melalui kredit perbankan. Pemerintah
daerah dapat membantu kelancaran usaha ini dalam bentuk izin usaha, izin bangunan.
RANCANGAN USAHA
KERIPIK BAYAM
Mata Kuliah
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Diusulkan Oleh :
MANAJEMEN 6A
PRIONO
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya yang
telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelasaikan penyusunan makalah rancangan usaha
mahasiswa dengan judul Keripik Bayam. Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah dalam
rangka melengkapi tugas-tugas akademis Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen di Universitas Bhayangkara Surabaya tahun 2012.
Dalam penulisan makalah ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan serta
motivasi dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penulis. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Nurul Iman, SE, M.Si selaku Dosen Studi Kelayakan Bisnis Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Bhayangkara Surabaya.
2. Semua teman-teman Manajemen Kelas 6A, atas kerjasamanya dan partisipasinya kepada kami.
Harapan penulis semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi
masyarakat pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu selalu dinantikan segala kritik dan saran yang membangun agar tulisan
berikutnya ada kemajuan.
Akhir kata dengan kerendahan hati kepada Allah SWT dan kepada pembaca, penulis memohon
pertolongan dan petunjuk serta berharap semoga penulisan mahasiswa ini dapat bermanfaat bagi teman – teman
mahasiswa yang membacanya.
Surabaya, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Program ................................................................................................ 2
D. Luaran Yang Diharapkan ................................................................................. 2
E. Kegunaan Program .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Kajian Pustaka ................................................................................................. 3
1. Pengertian Tanaman Bayam ...................................................................... 3
2. Jenis-Jenis Tanaman Bayam ...................................................................... 3
3. Kandungan Gizi Bayam dan Manfaat Mengkonsumsinya......................... 4
B. Profil UKM ...................................................................................................... 4
C. Mekanisme dan Rancangan Aktivitas ............................................................. 4
1. Mekanisme Aktivitas ................................................................................. 4
2. Metodologi Pelaksanaan ............................................................................ 6
3. Cara Pembuatan ......................................................................................... 7
D. Jumlah Tenaga Kerja ........................................................................................ 7
E. Analisis SWOT ................................................................................................ 8
F. Aspek Pemasaran ............................................................................................. 9
G. Aspek Operasional ........................................................................................... 10
H. Struktur Organisasi .......................................................................................... 12
I. Aspek Keuangan .............................................................................................. 13
1. Kebutuhan Dana Investasi ........................................................................ 13
2. Biaya Pokok Produksi ............................................................................... 14
3. Proyeksi Pendapatan ................................................................................. 15
4. Neraca ........................................................................................................ 16
5. Laporan Laba Rugi .................................................................................... 17
6. Arus Kas .................................................................................................... 18
7. Analisis Investasi ....................................................................................... 19
a. BEP ...................................................................................................... 19
b. Payback Period .................................................................................... 20
c. Profitability Index ............................................................................... 20
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 22
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 22
B. Saran .............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 23
LAMPIRAN / DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara ini memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, baik kekayaan fauna maupun kekayaan
floranya. Tidak salah lagi bahwa di Indonesia terdapat banyak tumbuhan yang beraneka ragam lengkap dengan
ciri khasnya masing-masing. Hal ini dikarenakan Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa yang berdampak pada
iklimnya, yaitu tropis dan banyaknya gunung berapi yang masih aktif, menghasilkan tanah yang unsur hara,
sehingga tanahnya subur dan cocok untuk berbagai macam jenis tanaman.
Berbicara mengenai sayuran, terutama bayam, tumbuh amat melimpah hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Tanaman ini mudah sekali untuk tumbuhnya karena dipengaruhi oleh kondisi iklim dari negara ini.
Dan masyarakat biasanya memanfaatkannya sebagai bahan makanan, seperti diolah menjadi sayur bening, sayur
bayam atau biasa dikenal dengan sayur kunci.
Kandungan gizi dan vitaminnya sangat banyak, khususnya bagi anak-anak yang sangat memerlukan
gizi dan vitamin untuk pertumbuhan. Kandungannya terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral
dan serat. Kandungan gizi bayam yang kaya akan nutrisi juga dapat menurunkan kolesterol, gula darah,
menurunkan tekanan darah dan melancarkan peredaran darah serta dapat mencegah kanker usus, diabetes dan
gagal ginjal.
Akan tetapi, bagi sebagian orang terutama anak-anak pastinya akan bosan dengan olahan dari sayur
bayam yang hanya sebagai sayuran saja. Maka dari itu diperlukan solusi untuk mengubah anggapan dari orang-
orang bahwa sayur bayam bisa diolah menjadi cemilan yang enak.
Untuk itu peneliti tertarik mengembangkan sayur bayam menjadi keripik bayam yang dicampur dengan
bumbu-bumbu tetapi tidak menghilangkan rasa khas dari bayam, sehingga rasanya akan membuat orang tertarik
untuk mencoba mengkonsumsinya.
B. Rumusan Masalah
Setelah penulis menjelaskan uraian dalam latar belakang, maka dapat menarik suatu rumusan masalah
yaitu :
1. Apa saja jenis produk inovatif yang dapat dihasilkan dari tanaman bayam (Amaranthus spp)?
2. Apakah ada peluang usaha yang dihasilkan dari produk Keripik Bayam?
3. Berapa besar tingkat produksi dan penjualan yang dihasilkan dari pembuatan Keripik Bayam?
C. Tujuan Program
Setiap usaha yang dilakukan tidak dapat terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini
mempunyai beberapa tujuan, sebagai berikut:
E. Kegunaan Program
1. Meningkatkan kreativitas dan daya inovasi yang tinggi bagi mahasiswa.
2. Membuka wawasan dan ketrampilan mahasiswa dalam wirausaha sehingga mampu bersaing dalam pasar bebas
yang ada saat ini.
3. Memberi kontribusi bagi pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran yang sering menjadi faktor utama
dalam kriminalitas.
4. Mengubah pandangan masyarakat tentang kegunaan dari sayur bayam, yang biasanya hanya bisa diolah menjadi
sayuran saja, ternyata dapat dilakukan inovasi dengan memprosesnya menjadi keripik bayam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Tanaman Bayam
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai
sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan
ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa
Inggris sebagai Chinese amaranth. Di Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach"
dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun Popeye), padahal nama itu
mengacu ke jenis sayuran daun lain Bayam (Spinacia).
d). Analisis Pasar.
a. Profil Konsumen
Target profil konsumen kami adalah seluruh lapisan masyarakat dari semua kalangan, yang terdiri dari
anak-anak, remaja, dan dewasa.
2. Metodologi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan program ini, kami menerapkan beberapa metode, yaitu :
1. Survei Lokasi
Survei dilakukan pada tempat usaha dan peluang usaha untuk mengetahui respon masyarakat demi kemajuan
usaha
2. Survei Pasar
Kami melakukan survei guna mengetahui peluang pasar di daerah wilayah kami, serta melihat pesaing yang
ada.
3. Persiapan
Proses ini dimulai setelah selesainya survei lokasi usaha serta pasar. Dalam persiapan ini kami menyiapkan
tempat serta produk-produk yang akan kami jual.
4. Pembuatan Sampel
Memproduksi dalam jumlah terbatas dengan tujuan untuk memperkenalkan produk sebelum siap dipasarkan
ke masyarakat.
E. ANALISIS SWOT
1. Strength (Kekuatan) :
Jarangnya usaha sejenis.
Modal untuk memulai usaha kecil.
Bahan baku banyak tersedia di Surabaya.
Tempat produksi di Surabaya.
Bayam tidak mengenal kondisi cuaca.
2. Weakness (Kelemahan) :
Jumlah tenaga produksi terbatas.
Produk tidak tahan terlalu lama jika tidak ditaruh di lemari es karena tanpa pengawet.
3. Opportunity (Peluang) :
Dapat dengan mudah memasuki target pasar, karena masih jarang usaha kripik bayam ini di
wilayah Surabaya.
Produk baru.
Keunggulan produk kripik bayam ini, tanpa menggunakan bumbu-bumbu instant sehingga
cita rasanya sangat khas.
Harga kripik bayam ini tidak begitu menguras kantong, sehingga bisa dinikmati oleh semua
orang.
4. Threaths (Ancaman) :
Timbul usaha yang sejenis dengan bahan baku berbeda.
Jaringan pemasaran yang belum luas.
Perubahan selera konsumen.
Kesediaan bahan baku yang terbatas (tidak mencukupi permintaan)
F. ASPEK PEMASARAN
Gambaran mengenai aspek pemasaran secara menyeluruh yang mencakup prospek
pemasaran, strategi maupun indikator ekonomi yang akan mendasari analisis pangsa pasar
secara langsung yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha khususnya rencana untuk
menambah jumlah produksi produk yang tentu akan mempengaruhi aspek pemasaran, yaitu
semakin meluasnya pangsa pasar akan produk tersebut.
1. Perkiraan Jumlah Permintaan
Produksi 10 ikat bayam dalam 1 hari menghasilkan 30 bungkus dan untuk 1 bulannya
mencapai 900 bungkus. Untuk itu jumlah permintaan nyata kami perkirakan 80% dari jumlah
produksi tiap bulan, dengan asumsi bahwa produk tidak langsung habis dibeli dalam 1 bulan.
2. Perkiraan Jumlah Penjualan
Data Penjualan Keripik Bayam
Tahun Y (Unit) X XY X2
2010 10.000 -1 -10.000 1
2011 10.500 0 0 0
2012 11.000 1 11.000 1
TOTAL 31.500 1.000 2
ASUMSI :
Dalam 1 bulan terdapat 30 hari kerja
d. Penentuan Harga
Biaya bahan baku : Rp. 3.400
Biaya tenaga kerja : Rp. 2.000
Biaya lain-lain : Rp. 1.000
Harga jual produk : Rp. 6.500
*Keterangan: Untuk saat ini, harga jual produk keripik bayam seharga Rp. 5.000/100 gr
H. STRUKTUR ORGANISASI
I. ASPEK KEUANGAN
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai perusahaan secara keseluruhan dan
merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk meneliti kelayakan suatu usaha. Oleh karena itu, diperlukan
perencanaan yang tepat agar perusahaan dapat melakukan efisiensi yang selanjutnya dapat menghasilkan
keuntungan yang diharapkan. Penilaian aspek keuangan meliputi penilaian sumberdana yang diperoleh,
kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis dan
jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi, proyeksi neraca, laporan rugi-laba dan arus kas untuk
beberapa periode kedepan, serta kriteria pemilihan investasi.
Maka pembahasan aspek keuangan pada home industri Keripik Bayam adalah
sebagai berikut:
TAHUN (Rp.)
GAJI
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000
Penyediaan 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000
Proses Awal +
Pengolahan 960.000 960.000 960.000 965.000 965.000 965.000
Bumbu
Proses Akhir + 960.000 960.000 960.000 970.000 965.000 965.000
Pengemasan
TOTAL 4.320.000 4.320.000 4.320.000 4.485.000 4.485.000 4.485.000
3. Proyeksi Pendapatan
Penjualan Keripik Bayam
Tahun 2010 – 2015
Tahun Total Penjualan Harga (Rp.) Jumlah (Rp.)
4. Neraca
KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Aktiva:
Kas 9.361.100 10.161.100 10.961.100 10.971.100 11.746.100 12.521.100
Aktiva Tetap 630.000 611.100 592.200 583.300 554.400 535.500
(Penyusutan) 18.900 18.900 18.900 18.900 18.900 18.900
Total Aktiva 9.972.200 10.753.300 11.534.400 11.535.500 12.281.600 13.037.700
Pasiva:
Laba Usaha 9.267.489 10.059.489 10.851.489 10.861.389 11.628.639 12.395.889
Modal 704.711 693.811 682.911 674.111 652.961 641.811
Total Pasiva 9.972.200 10.753.300 11.534.400 11.535.500 12.281.600 13.037.700
6. Arus Kas
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Penerimaan Kas
52.500.00
Penjualan 50.000.000 0 55.000.000 57.500.000 60.000.000 62.500.000
Jumlah Penerimaan 52.500.00
Kas 50.000.000 0 55.000.000 57.500.000 60.000.000 62.500.000
Pengeluaran Kas
HPP:
Biaya Bahan Baku 34.000.000 35.700.00 37.400.000 39.675.000 41.400.000 43.125.000
0
Biaya Tenaga Kerja 4.320.000 4.320.000 4.320.000 4.485.000 4.485.000 4.485.000
Biaya Operasional 1.118.900 1.118.900 1.118.900 1.118.900 1.118.900 1.118.900
Biaya Pemasaran 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000
Jumlah Pengeluaran 42.338.90
Kas 40.638.900 0 44.038.900 46.528.900 48.253.900 49.978.900
10.161.10
Saldo Kas 9.361.100 0 10.961.100 10.971.100 11.746.100 12.521.100
7. Analisis Investasi
a. Analisa BEP (Break Event Point)
Break Event Point dapat diartikan dimana di dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
menderita rugi (penghasilan = total biaya).
Untuk menghitung BEP, harus diketahui terlebih dahulu biaya tetap dan biaya variabelnya.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah dalam tingkatan output tertentu,
tetapi untuk setiap satuan produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil produksi atau
volume kegiatan sedangkan untuk setiap satuan produksi akan tetap.
Dalam hal ini, biaya tetap yang digunakan senilai dengan investasi yang dipakai yaitu
sebesar Rp. 630.000,-
Sedangkan untuk biaya variabel per unit dihitung berdasarkan tingkat penggunaan bahan
baku dan bahan penolong dari setiap produk keripik bayam.
b. Payback Period
Payback period adalah periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada
proyek. Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi.
Tahun Proyek Kumulatif
0 (630.000) -
1 9.361.100 9.361.100
2 10.161.100 19.522.200
3 10.961.100 30.483.300
4 10.971.100 41.454.400
5 12.521.100 53.975.500
630.000 - 9.361.100
PP = 2 +
53.975.500 - 9.361.100
-8.731.100
= 2 +
44.614.400
= 2 + -0.1957014
= 1,81
Jadi, payback periodenya adalah 1,81 tahun atau 1 tahun 8 bulan. Berdasarkan teori, hal ini masih terbilang
menguntungkan atau tingkat pengembalian investasi masih terjangkau. Tetapi jika dilihat secara kenyataan,
jangka waktu tersebut terbilang cukup lama bagi suatu usaha dan kurang produktif.
c. Profitability Index
Profitability Index (PI) adalah present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas
keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut ini.
PI > 1 usulan investasi diterima
PI < 1 usulan investasi ditolak
Tahun Proyek PV, 10% PV Kumulatif
0 (630.000) 1 (630.000) -
1 9.361.100 0.9091 8.510.176 8.510.176
2 10.161.100 0.8264 8.397.133 16.907.309
3 10.961.100 0.7513 8.235.074 25.142.383
4 10.971.100 0.6830 7.493.261 32.635.644
5 12.521.100 0.6209 7.774.350 40.409.994
PV Cash in flow
PI =
PV Cash out flow
40.409.994
=
630.000
= 64,142847
Maka dengan nilai profitability index sebesar 64,2 maka investasi ini dapat diterima.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ditinjau dari aspek pemasaran, segmentasi pasar yang dituju produk dapat dikonsumsi
seluruh kalangan masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Wilayah yang dituju
untuk industri ini pun belum cukup luas, sementara hanya meliputi daerah Surabaya dan
Sidoarjo.
Untuk peluang pasar sendiri dapat terlihat dari Analisis SWOT, dimana masih jarang
pesaing produk sejenis sehingga usaha ini dapat bersaing dan mengutamakan kualitas serta
rasa dari produk. Bahan yang digunakan pun sama sekali tidak menggunakan bahan kimia
atau pengawet serta penyedap rasa instant. Oleh karena itu, diharapkan keripik ini mampu
menarik minat pasar serta dapat menggugah selera bagi masyarakat yang kurang suka makan
sayur menjadi suka, dengan mengkonsumsi keripik bayam ini.
Dari analisis keuangan, dapat dilihat bahwa titik impas (penghasilan = total biaya)
melalui perhitungan BEP (Break Event Point) adalah sebanyak 394 bungkus. Dari hasil
perhitungan analisis payback periode ditemukan hasil sebesar 1 tahun 8 bulan untuk tingkat
pengembalian investasi. Sebenarnya secara teori cukup menguntungkan, tetapi pada
prakteknya jenis waktu tersebut terbilang lama dalam suatu usaha untuk pengembalian
tingkat investasi.
B. SARAN
1. Kedepannya nanti keripik bayam ini perlu adanya inovasi baik dari segi rasa, bentuk maupun
kemasan, karena selera dari konsumen seiring perubahan waktu pasti akan berubah.
2. Perlu adanya rincian biaya secara real (untuk sekarang masih sekedar ramalan) agar diketahui
indeks pengembalian investasi dan keuntungan secara detail sehingga bisa ditarik kesimpulan
apakah usaha ini menguntungkan atau tidak.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha makanan beragam jenisnya, salah satunya makanan skala rumah tangga ( home
industry makanan ). Menurut Badan Pusat Statistik, usaha rumah tangga adalah usaha yang
dijalankan oleh 1- 4 orang. Sementara, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM)
mendefinisikan industri rumah tangga sebagai suatu perusahaan pangan yang memiliki
tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga otomatis. Bisa dikatakan
bahwa modal utama menjalankan usaha makanan skala rumah tangga adalah tempat tinggal.
Tidak peduli rumah sendiri, mengontrak, ataupun menumpang, selama masih ada rumah yang
dapat ditempati, usaha makanan skala rumah tangga memungkinkan untuk dijalankan.
Keberadaan usaha makanan sangat membantu dalam upaya ketahanan pangan yang
sedang galak digalang oleh pemerintah. Adanya nilai tambah yang didapatkan serta daya
simpan bahan pangan menjadi kunci utama yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi
pemerintah untuk menunjang kelangsungan dari usaha makanan tersebut.
Banyak diantara masyarakat yang menggantungkan hidupnya dan keluarganya pada
industri rumah tangga yang dia geluti. Industri rumah tangga juga telah terbukti lebih
bertahan di tengah badai krisis ekonomi. Pada saat berbagai industri besar gulung tikar,
namun industri rumah tangga ternyata lebih eksis.
Namun tentu saja di berbagai sisi yang lain industri rumah tangga jauh lebih
ketinggalan baik dalam aspek teknologi, marketing, dan aspek manajemen. Hal ini yang
harus dipahami dan memerlukan perhatian lebih lanjut untuk pengembangan industri rumah
tangga selanjutnya. Sehingga diharapkan produk-produk industri dapat bersaing dengan
produk dari industri besar lainnya.
Dengan demikian untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya Studi Kelayakan Bisnis
( SKB ) sehingga industri rumah tangga dapat mengetahui dan memperbaiki kekurangannya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki industri rumah tangga yang diteliti
2. Untuk memaparkan dan memperbaiki kekurangan yang ada pada industri rumah tangga.
3. Untuk meningkatkan daya saing produk unggulan industri rumah tangga yang diteliti melalui
aspek teknologi proses, manajemen maupun marketingnya.
II. PROFILE PERUSAHAAN
A. Nama dan Alamat Perusahaan
Nama Perusahaan : UD. Lancar Jaya
Alamat Perusahaan : Jl. Korban 40.000 jiwa Lorong 1 No. 11 Makassar
IV. ANALISIS INDUSTRI
A. Prospek Masa Depan
Prospek masa depan dari industri tahu ini cukup baik, mengingat tahu merupakan
makanan yang cukup digemari masyarakat, dan juga salah satu bahan tambahan dalam
produksi bakso yang belakangan ini menjamur.
Prospek dikatakan cukup baik karena dalam pemasaran selama ini tidak mengalami
kendala yang berarti justru produsen sering kewalahan dalam menerima pesanan tahu karena
kapasitas produksi kurang memadai. Hal ini dikarenakan bahwa industri tahu UD. Lancar
Jaya sudah berumur kurang lebih 15 tahun sehingga telah mempunyai langganan tetap yang
mencakup pedagang tahu dan pengusaha bakso di sekitar Makassar timur.
Yang diharapkan adalah usaha ini akan dapat meningkatkan kapasitas produksi
sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Namun kendalanya adalah lokasi.
Peningktan kapasitas produksi ini hendaknya harus seiring dnegan pelebaran lokasi sehingga
ruang produksi lebih layak dan mampu menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Seiring dengan peningkatan kapasitas produksi maka diharapkan adanya diversifikasi
produk untuk mendukung produk utama dan mencegah kebosanan dari konsumen.
B. Analisis Persaingan
Selama ini UD. Lancar Jaya belum pernah melakukan analisis persaingan karena
mereka beranggapan bahwa dengan produksi yang telah mereka jalankan masih tetap belum
dapat memenuhi permintaan pelanggan secara keseluruhan.
Anggapan ini tentu saja keliru karena tidak selamanya hanya UD. Lancar Jaya yang
memiliki pelanggan terbesar. Ke depannya akan muncul lebih banyak pesaing dengan
berbagai cara promosi untuk menarik langganan. Sehingga analisis persaingan tetap
diperlukan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan pesaing dalam menarik perhatian
konsumen. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan atau acuan dalam penetapan harga produk,
cara promosi, pelayanan dan lain sebagainya.
C. Segmentasi Pasar
Dalam hal segmentasi pasar, UD. Lancar Jaya tidak spesifik dalam menentukan target
pasar. Mereka melayani siapapun yang ingin membeli produk mereka. Namun sebenarnya
produk tahu putih ini diperuntukkan untuk tahu bakso karena teksturnya yang lebih keras
dibandingkan tahu putih biasa. Karena banyak masyarakat yang juga menyukai tahu putih ini
maka tahu ini dipasarkan di sekitar pasar Terong dan pasar Panampu untuk dipasarkan
pedagang tahu pada ibu-ibu rumah tangga untuk selanjutnya dikonsumsi oleh seluruh
keluarga sebagai masakan sehari-hari.
V. DESKRIPSI USAHA
A. Produk
Produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah berupa tahu. Dengan deskripsi
sebagai berikut :
Warna : putih
Bentuk : kotak
Tekstur : lunak
Rasa : normal
Bau : normal
B. Jasa Pelayanan
Jasa pelayanan dari perusahaan ini belum ada. Hal ini dikarenakan pelangganlah yang
datang ke tempat produksi secara langsung untuk membeli produk. Biasanya juga untuk
pelanggan di wilayah pasar Terong maupun Panampu, sarana transportasi menggunakan
becak namun biaya angkut ini dibebankan kepada pelanggan.
C. Lokasi Usaha
Lokasi usaha industri ini masih bersatu dengan rumah pemilik yaitu terletak di belakang
rumah. Dengan luas area usaha sekitar 42 m2 (6 x 7 m). Dengan luas area seperti itu maka
lokasi usaha terasa lebih sempit karena adanya mesin atau bak produksi sehingga pekerja
kurang leluasa dalam bergerak ditambah lagi suasana yang panas di dalamnya. Seharusnya
memang dilakukan pelebaran lokasi usaha yang memang sedang diusahakan oleh pemilik
usaha tersebut. Selain untuk membuat pekerja merasa nyaman juga kesempatan peningkatan
kapasitas produksi menjadi terbuka lebar.
VI. RENCANA OPERASI/PRODUKSI
A. Proses Produksi
1. Bahan
- Kedelai
- Air
- Air cuka
2. Alat
- Mesin penggiling
- Ketel uap
- Bak
- Cetakan
- Kain penyaring
- Ember
- Pisau
- Gayung
- Wajan
- Selang / pipa
3. Proses Pembuatan Tahu
- Perendaman kedelai selama 4 jam
- Penggilingan kedelai basah untuk mendapatkan sari kedelai
- Pemasakan sari kedelai dengan menggunakan uap panas sampai mendidih
- Penyaringan untuk memisahkan sari kedelai masak dengan ampas
- Penambahan cuka pada sari kedelai
- Proses penggunpalan yang berlangsung sekitar 30 menit
- Pencetakan dengan cara mengepres gumpalan tahu dan air untuk dipisahkan
- Diamkan kurang lebih 30 menit
- Setelah padatan tahu terbentuk, tahu dipotong-potong lalu dibungkus dan didinginkan
- Tahu siap dipasarkan
B. Bangunan
Bangunan tempat produksi masih bersatu dengan rumah tangga. Luas tempat produksi
6m x 7m. Ketinggian bangunan sekitar 5 meter. Bangunan berdinding batako dengan lantai
semen plester. Di bagian pojok belakang terdapat pintu keluar yang berbatasan dengan tanah
lapang dan terdapat pula 4 jendela berjeruji besi pada salah satu bagian dindingnya.
Sebenarnya masih ada sedikit kekurangan mendasar pada lantai semen plester.
Lantai semen plester dibuat miring untuk memudahkan air mengalir. Namun, hal itu
justru membuat air menggenang di beberapa sisi bangunan sehingga yang terjadi industri
terlihat sedikit kumuh. Hal ini bisa disiasati dengan membuat saluran air pada lantai sehingga
air mengalir lancar tanpa tergenang.
C. Mesin
- Dua buah mesin penggiling
Mesin penggiling ini berfungsi untuk menghaluskan biji kedelai. Kapasitas mesin
penggiling adalah 5 kg kedelai untuk sekali giling. Mesin penggiling berbahan dasar besi dan
menggunakan listrik sebagai tenaga penggerak utama. Adapun gambar mesin penggiling
dapat dilihat pada lampiran.
- Dua buah ketel uap
Ketel uap yang dipakai adalah jenis ketel uap sederhana yang berbentuk tabung dengan
bahan dasar stainless steel dengan ukuran tabung berdiameter 1 meter dengan tinggi 2 meter.
Ketel uap dapat menampung air hingga 1570 liter. Fungsi ketel uap adalah memanaskan air
untuk menghasilkan uap yang selanjutnya dipakai untuk proses pemasakan sari kedelai.
Bahan bakar yang dipakai adalah tempurung kelapa. Untuk satu hari kerja menghabiskan
kurang lebih 14 karung tempurung kelapa. Adapun gambar ketel uap dapat dilihat pada
lampiran.
- Satu buah genset
Genset merupakan alternative tenaga penggerak untuk mesin penggiling apabila listrik
padam. Genset berbahan bakar solar dengan 1 liter solar mampu menggerakan mesin selama
2 jam. Daya genset ini sebesar 6000 watt.
VII. RENCANA PEMASARAN
A. Penetapan Harga
Cara yang dipakai pengusaha dalam penetapan harga bukan dengan persentase
keuntungan yang terperinci namun dengan penetapan harga kedelai tertinggi yang masih
dapat memberikan keuntungan yang cukup memadai. Harga tahu yang dipatok per
bungkusnya (1 bungkus berisi 10 potong tahu) adalah Rp 3.000,00. Harga ini masih
memberikan keuntungan ketika harga kedelai naik sebesar Rp 7.000,00/kg. namun ketika
harga kedelai melebihi itu maka harga tahu perbungkus akan naik pula. Demikian halnya bila
harga kedelai merosot jatuh dikisaran Rp 5.000,00/kg maka perusahaan akan meraup
keuntungan yang lebih besar. Estimasi keuntungan yang di dapat perhari adalah Rp
1.257.000,00 dengan rincian :
Total produksi tahu/ hari = 1200 bungkus
Total penjualan tahu/hari = 1200 bks x Rp 3.000,00
= Rp 3.600.000,00
Biaya-biaya :
Bahan baku kedelai 280 kg x Rp 6.500,00 = Rp 1.820.000,00
Tenaga kerja 4 orang x Rp 35.000,00 = Rp 143.000,00
Bahan bakar 14 karung x Rp 25.000,00 = Rp 350.000,00
Listrik = Rp 25.000,00
Penyusutan mesin = Rp 5.000,00
= Rp 2.343.000,00
Laba/ hari = Rp 3.600.000,00 – Rp 2.343.000,00 = Rp 1.257.000,00
Laba/bulan = Rp 1.257.000,00 x 30 = Rp 37.710.000,00
B. Pelaksanaan Distribusi
Pelaksanaan distribusi belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan
pelangganlah yang datang ke tempat produksi secara langsung untuk membeli produk.
Biasanya juga untuk pelanggan di wilayah pasar Terong maupun Panampu, sarana
transportasi menggunakan becak namun biaya angkut ini dibebankan kepada pelanggan
karena jarang terjadi pembelian dalam jumlah yang besar. Pembelian individu hanya berkisar
beberapa bungkus sedangkan pedagang pasar hanya beberapa ember per hari.
C. Promosi
Promosi juga belum pernah dilakukan karena seperti pada awal telah disebutkan,
perusahaan telah mempunyai langganan tetap. Bahkan, perusahaan sering kewalahan dalam
menerima permintaan pelanggan yang melebihi kapasitas produksi.
D. Pengembangan Produk
Selama ini perusahaan belum melakukan pengembangan produk sama sekali. Penyebab
utamanya adalah kapasitas produksi tahu putih saja belum bisa memenuhi keseluruhan
permintaan pelanggan, oleh sebab itu perusahaan belum berfikir untuk mengembangkan
produk.
Namun demikian, sebenarnya ada solusi pengembangan produk yang tidak memerlukan
biaya tinggi karena hanya memanfaatkan barang yang sudah ada. Pengembangan yang
dimaksud adalah pengelohan limbah tahu yang berupa ampas tahu. Ampas tahu ini bisa
diolah menjadi sejenis tempe yang lazim disebut tempe gembus/menjes. Pengembangan ini
dinilai efektif karena selain memanfaatkan bahan sisa juga karena jenis tempe semacam ini
belum popular di daerah Makassar dan sekitarnya. Sehingga hal ini dapat ditempuh untuk
meningkatkan nilai ekonomis ampas tahu pada khususnya dan keuntungan perusahaan pada
umumnya.
VIII. PERENCANAAN ORANG
A. Struktur Organisasi
Perusahaan tidak mempunyai struktur organisasi yang baik. Status yang ada hanyalah
pemilik perusahaan dan pekerja. Pemilik mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh
terhadap perusahaan. Tanggung jawab tersebut diwujudkan dalam pengawasan langsung
terhadap pekerja selama proses produksi dan juga sekali waktu membantu proses produksi.
Pemilik mempunyai wewenang untuk Sedangkan pekerja bertanggung jawab pada proses
produksi. Selain itu pekerja juga mempunya kewajiban untuk melayani pembeli yang datang
langsung ke areal produksi.
B. Informasi Partner