Anda di halaman 1dari 7

I-1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik


Perkembangan industri polimer di Indonesia yang terus mengalami
peningkatan menyebabkan kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang untuk
industri polimer semakin meningkat pula, salah satunya yaitu Polystyrene.
Polystyrene merupakan thermoplastik yang berbentuk padat, tahan benturan dan
berfungsi sangat baik sebagai isolator. Polystryene dibagi atas 3 jenis yaitu
general purpose polystyrene (GPPS), high impact polystyrene (HIPS) dan
expanded polystyrene (EPS). Biasanya, dalam satu pabrik dapat memproduksi 2
atau 3 jenis produk tersebut. Kerana faktor permintaan konsumen yang berbeda-
beda untuk setiap jenisnya. Produsen mulai memfokuskan pada produk yang
sesuai dengan permintaan konsumen dan target pemasaran. Permintaan konsumen
terhadap high impact polystyrene terus meningkat dibandingkan 2 jenis
polystyrene lainnya. Peningkatan kebutuhan (permintaan) terhadap high impact
polystyrene dikarenakan high impact polystyrene merupakan bahan plastik yang
memiliki kekuatan (toughness) yang baik dengan harga yang relatif rendah.
Kebutuhan akan high impact polystyrene di Indonesia semakin meningkat setiap
tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2020) .
Di Indonesia belum terdapat pabrik yang memproduksi high impact
polystyrene, khususnya high impact polystyrene dalam bentuk produk setengah
jadi (intermediate product) baik dalam bentuk pellet, lembaran (sheet), gulungan
(rolls) ataupun butiran (granule). Hanya terdapat perusahaan pengolah high
impact polystyrene untuk dijadikan produk jadi (finish product) sehingga untuk
mencukupi kebutuhan produk setengah jadi tersebut Indonesia harus mengiimpor
dari negara lain. Bahan baku pengolahan yaitu high impact polystyrene diperoleh
dari supplier yang memesan produk dari luar negeri (impor). Oleh karena itu,
pabrik high impact polystyrene ini sangat berpontensi untuk didirikan di
Indonesia. Pendirian pabrik high impact polystyrene ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan
I-2

impor high impact polystyrene serta menghemat devisa negara, data impor high
impact polystyrene Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS) 2020.
High impact polystyrene saat ini sangat banyak digunakan sebagai bahan
baku berbagai produk, anatara lain sebagai bahan baku pelapis pada kabel,
peralatan rumah tangga berbahan plastic, peralatan eletronik, dan peralatan listrik,
high impact polystyrene memiliki tensile strength tinggi dan kerjenihan sifat
optiknya dikarenakan penambahan karet polimerisasi (Wahyuni, 2014)

1.2 Sifat Bahan Baku dan Produk


Dalam mengolah bahan baku hingga menjadi produk sangat dibutuhkan
informasi karakteristik fisika dan kimia dari bahan baku tersebut, Sifat-sifat high
impact polystyrene baik kimia dan fisika beserta bahan baku produksinya, yaitu
styrene, Polybutadiene, Ethylbenzene, Benzoil peroxide, T-dedocyl mercaptan,
Distearyl pentaerythriol disphospite, White mineral oil, dan Zinc Stearate dapat
dilihat pada uraian berikut ini.

1.2.1 Sifat Bahan Baku


1.2.1.1 Styrene
Rumus Molekul : C6H6
Fasa : Cair
Berat Molekul : 104,15 gr/mol
Titik Leleh : -30 oC
Densitas : 0,909 gr/cm3
1.2.1.2 Polybutadiene
Rumus Molekul : C4H6
Fasa : Padat
Berat Molekul : 54091,60gr/mol
Titik Leleh : -6 oC
Densitas : 0,94 gr/mL at 25 oC
I-3

1.2.1.3 Ethylbenzene
Rumus Molekul : C8H10
Fasa : Cair
Berat Molekul : 106,17 gr/mol
Titik Leleh : -95 oC
Densitas : 0,8665 gr/cm3
1.2.1.4 Benzoyl Peroxide
Rumus Molekul : C14H10O4
Fasa : Padat
Berat Molekul : 242,23 gr/mol
Titik Leleh : 103 oC
Densitas : 1,334 gr/cm3
1.2.1.5 T-dodecyl Mercaptan
Rumus Molekul : C12H26S
Fasa : Padat
Berat Molekul : 106,17 gr/mol
Titik Leleh : -95 oC
Densitas : 0,8665 gr/cm3
1.2.1.6 Distearyl Pentaerythritol Diphosphite
Rumus Molekul : C41H82O6P2
Fasa : Padat
Berat Molekul : 733,03 gr/mol
Titik Leleh : 44-47 oC
Densitas : 0,920-0,935 gr/cm3
1.2.1.7 White Mineral Oil
Fasa : Cair
Berat Molekul : 450 gr/mol
Titik Leleh : -40 oC
Densitas : 0,874733 gr/cm3
I-4

1.2.1.8 Zinc Stearate


Rumus Molekul : C36H70O6P2
Fasa : Padat
Berat Molekul : 632,33 gr/mol
Titik Leleh : 120-130 oC
Densitas : 1,095 gr/cm3

1.2.2 Sifat Produk


1.2.2.1 High Impact Polystyrene
Rumus Molekul : C8H8
Fasa : Padat
Berat Molekul : 678991,60 gr/mol
Titik Leleh : 260 oC
Densitas : 1,000 gr/cm3
(Sumber : Pubchem, 2016)

1.3 Kapasitas Produksi


Permintaan high impact polystyrene semakin meningkat setiap tahunnya
sehingga kebutuhan impor semakin meningkat pula, Pabrik high impact
polystyrene akan dibangun pada tahun 2025. Penentuan kapasitas produksi
pabrik high impact polystyrene ditentukan berdasarkan seberapa besar kebutuhan
terhadap high impact polystyrene. Kebutuhan high impact polystyrene tersebut
dapat ditentukan berdasarkan data impor high impact polystyrene di
Indonesia. Data impor high impact polystyrene tersebut digunakan sebagai tolak
ukur seberapa besar kebutuhan terhadap high impact polystyrene. Hal ini
disebabkan karena di Indonesia belum terdapat pabrik yang memproduksi
high impact polystyrene. Data impor high impact polystyrene di indonesia
diperoleh dari. Data impor high impact polystyrene di indonesia diperoleh dari
Badan Pusat Statistik Indonesia. Data impor tersebut dapat dilihat pada Tabel
1.10.
I-5

Tabel 1.10 Data impor high impact polystyrene di Indonesia


Tahun Data Impor
(kiloton/tahun)
2011 45,839
2012 48,076
2013 52,694
2014 55,769
2015 58,375
Sumber : (Badan Pusat Statistik, 2018)

70000

60000 f(x) = 3276.1 x + 42321.5


Impor ( kiloton / tahun )

R² = 0.988827531604035
50000

40000

30000

20000

10000

0
2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

Gambar 1.1 Prediksi kebutuhan high impact polystyrene dengan mengunakan


data impor high impact polystyrene di Indonesia.

Berdasarkan Gambar 1.1 diperoleh persamaan linear yaitu


y=3276,1x+42322. Persamaan linear tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi kebutuhan high impact polystyrene pada tahun 2025. Kebutuhan
high impact polystyrene pada 2025 berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan linear tersebut adalah 91463,5 ton / tahun. Kebutuhan
high impact polystyrene pada 2025 tersebut belum akurat. Hal ini dikarenakan
kebutuhan tersebut tergantung pada jumlah permintaan konsumen dan tranding
penjualan di pasaran.
I-6

Selain itu, penentuan kapasitas produksi pabrik high impact polystyrene


juga ditentukan berdasarkan kapasitas produksi pabrik high impact polystyrene
yang telah beroperasi. Di Indonesia sendiri belum terdapat pabrik high impact
polystyrene. Oleh karena itu, untuk membantu menentukan kapasitas produksi
pabrik tersebut maka dibutuhkan data kapasitas produksi dari produsen high
impact polystyrene yang ada di negara lain. Data tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.11.

Tabel 1.11 Kapasitas produksi pabrik high impact polystyrene.


Nama Perusahaan Negara Asal Kapasitas Produksi
(Ton/Tahun)
Polysty Inc China 40.000
Gomelimpuls Inc Vietnam 50.000
Versalis Inc Italy 60.000
Astor Group China 100.000
Hong Kong Petrochemical Co. Ltd Hong Kong 140.000
Total China Petrochemical Co. Ltd China 200.000
Polimeri Europa Inc Italy 200.000
Samsung SDI Chemical Co. Ltd Korea 200.000

Kapasitas produksi pabrik high impact polystyrene yang dipilih adalah


55.000 Ton/Tahun. Kapasitas produksi tersebut dipilih berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu pabrik high impact polystyrene yang sudah ada sehingga
kapasitas produksi yang dipilih tidak tergolong tinggi dan tidak terlalu rendah,
dapat memenuhi sebagian kebutuhan dalam negeri dan mengurangi
ketergantungan impor high impact polystyrene serta menghemat devisa negara .

1.4 Tempat dan Lokasi Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik akan mempengaruhi kelangsungan dan
keberhasilan pabrik tersebut, baik dari segi ekonomi maupun segi teknis.
Pabrik high impact polystyrene (HIPS) ini direncanakan akan di bangun di Desa
Cibeber, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cilegon, Banten. Pemilihan lokasi ini
didasarkan pada kriteria- kriteria berikut ini:
I-7

1. Styrene monomer sebagai bahan baku utama didatangkan dari PT.


Styrindo Mono Indonesia (PT. SMI) yang memproduksi monomer styrene
340.000 ton/tahun. Bahan baku ethylbenzene sebagai pelarut tersedia di
daerah Merak. sehingga jarak yang dekat dengan sumber bahan baku akan
menekan biaya transportasi dan memudahkan penyediaannya.
2. Pemasaran dan pendistribusian produk mudah dilakukan di dalam
negeri yaitu pada industri-industri yang membutuhkan HIPS.
3. Lokasi pabrik dekat dengan sumber air yaitu sungai Cibeber, dan
4. Tersedianya sarana infrastruktur, seperti jalan raya dan pelabuhan.
5. Kawasan Banten dan sekitarnya saat ini sarat dengan lembaga
pendidikan formal sehingga memiliki potensi tenaga ahli maupun non ahli
baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
6. Kondisi iklim setempat serta sikap masyarakat yang sudah terbiasa
dengan kawasan industri sangat mendukung bagi kawasan industri.

Anda mungkin juga menyukai