Anda di halaman 1dari 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Metil Tersier Butil Eter (MTBE) merupakan salah satu pasar potensial

sektor industri kimia. MTBE merupakan salah satu senyawa yang digunakan

sebagai peningkat kualitas bensin dengan cara menaikkan angka oktan.

Indonesia memiliki beberapa pabrik pengolahan minyak yang diperkirakan

membutuhkan MTBE, seperti PT. Pertamina, PT. Chevron, PT. Halliburton, dll.

PT. Pertamina memiliki lima unit pengolahan minyak bumi atau Refinery Unit

(RU) di lima kota dengan kapasitas kilang sebagai berikut: RU II Dumai 170.000

barel per hari, RU III Plaju 133.700 barel per hari, RU IV Cilacap 348.000 barel

per hari, RU V Balikpapan 260.000 barel per hari, RU VI Balongan 125.000 barel

per hari, RU VII Sorong 10.000 barel per hari (Pertamina.com). PT. Pertamina

berencana akan mendirikan 4 kilang baru di Bontang pada tahun 2019.

Direncanakan kilang tersebut akan memproduksi 300.000 barel minyak per hari

yang akan diolah menjadi BBM, LPG, dan petrochemical (Republika Online).

Sehingga dapat diperkirakan kebutuhan MTBE di Indonesia akan meningkat.

Namun, selama ini kebutuhan MTBE di Indonesia dipenuhi dengan

melakukan impor dari negara lain. Sehingga didirikannya pabrik ini diharapkan

dapat membantu terpenuhinya kebutuhan MTBE di dalam negeri serta dapat

menambah peranan Indonesia dalam bidang industri kimia di kancah


commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Internasional, khususnya Asia. Di samping itu dengan didirikannya pabrik Metil

Tersier Butil Eter dapat membuka lapangan kerja baru.

I.2 Kapasitas Perancangan

Kapasitas produksi pabrik Metil Tersier Butil Eter ditentukan berdasarkan

beberapa pertimbangan antara lain:

1. Data impor Metil Tersier Butil Eter

2. Ketersediaan bahan baku

3. Kapasitas pabrik yang telah berproduksi

Data Impor Metil Tersier Butil Eter

Kebutuhan Metil Tersier Butil Eter di Indonesia berdasarkan data statistik

selama lima tahun terakhir relatif tidak konstan, tergantung kebutuhan pabrik di

Indonesia. Kebutuhan Metil Tersier Butil Eter yang diimpor Indonesia dari luar

negeri untuk tahun 2010 sampai tahun 2014 disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel I.1 Perkembangan Data Impor MTBE di Indonesia

No Tahun Kebutuhan (Ton/Tahun)

1 2010 7008,623

2 2011 6570,010

3 2012 6954,347

4 2013 6369,689

5 2014 6865,375

(Badan Pusat Statistik, 2015)

commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pabrik Metil Tersier Butil Eter direncanakan dibangun pada tahun 2018

dan mulai beroperasi pada tahun 2020. Berdasarkan data pada Tabel I.1, dihitung

kebutuhan rata-rata Metil Tersier Butil Eter guna memperkirakan kebutuhan

impor Metil Tersier Butil Eter di Indonesia. Hasil perhitungan pertumbuhan

kebutuhan rata-rata Metil Tersier Butil Eter pada tahun 2020 didapatkan nilai

sebesar 7366,743 ton/tahun.

Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang dapat digunakan untuk produksi Metil Tersier Butil Eter

adalah metanol dan isobutilena, sedangkan katalis yang digunakan adalah

Amberlyst 15. Metanol diperoleh dari PT. Kaltim Metanol Industri yang memiliki

kapasitas produksi 660.000 ton/tahun. Sementara bahan baku Isobutilena

diperoleh dari PT. Linan Euro-China, China yang memiliki kapasitas produksi

80.000 ton/tahun. Sedangkan katalis Amberlyst 15 diperoleh dari Dow Chemical,

Amerika Serikat.

Kapasitas Pabrik yang Telah Berproduksi

Di Indonesia sampai saat ini belum terdapat pabrik penghasil Metil Tersier

Butil Eter. Berikut data pabrik penghasil Metil Tersier Butil Eter di dunia pada

Tabel I.2.

commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel I.2 Data Pabrik Penghasil Metil Tersier Butil Eter di Dunia

Kapasitas
Perusahaan Lokasi
(ton / tahun)

Bangkok Synthetics Co., Ltd. Bangkok 55.000

Petronas Malaysia 300.000

LG Chem Korea Selatan 200.000

Indias Reliance Industries Limited India 144.000

Taiwans Formosa Petrochemical Corp Taiwan 190.000


(www.icis.com)

Dari Tabel I.2 dapat diketahui bahwa kapasitas produksi minimal di dunia

adalah sebesar 55.000 ton/tahun. Sedangkan kebutuhan Metil Tersier Butil Eter di

dalam negeri adalah sebesar 7366,743 ton/tahun.

Berdasarkan ketiga pertimbangan di atas, maka ditetapkan kapasitas

prarancangan pabrik Metil Tersier Butil Eter yang akan didirikan pada tahun 2020

sebesar 60.000 ton/tahun dengan alasan sebagai berikut.

a. Mempertimbangkan ketersediaan bahan baku.

b. Mempertimbangkan akan dibukanya beberapa kilang baru di Indonesia

seperti di Bontang.

c. Dapat memenuhi kebutuhan Metil Tersier Butil Eter (MTBE) dalam

negeri sebesar 12% dari kapasitas sehingga mengurangi

ketergantungan impor. Dan 88% diekspor ke beberapa Negara seperti

Malaysia dan Cina. Kebutuhan impor MTBE di Malaysia sebanyak


commit
4000 ton/tahun dan Cina to user48800 ton/tahun (data.un.org).
sebanyak

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

I.3 Pemilihan Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik berada di Kawasan Industri Bontang. Pertimbangan

pemilihan lokasi dipaparkan pada Tabel I.3 dan peta lokasi dapat dilihat pada

Gambar I.1.

Tabel I.3 Faktor Pemilihan Lokasi Pabrik

Kriteria Deskripsi
Ketersediaan Bahan Baku Metanol diperoleh dari PT. Kaltim Methanol
Industri di Kawasan Industri Bontang dengan
produksi 660.000 ton/tahun. Sedangkan isobutilen
diperoleh dari PT. Lin-An Euro-China, China dan
katalis Amberlyst 15 diperoleh dari Dow Chemical,
Amerika.
Pemasaran Produk Produksi MTBE guna memenuhi kebutuhan dalam
(Marketing) dan luar negeri, terutama di daerah Bontang. Hal
ini disebabkan banyak terdapat kilang minyak yang
diperkirakan membutuhkan MTBE.
Sistem Transportasi Transportasi sebagai penunjang beroperasinya
suatu pabrik terutama penyediaan bahan baku,
pengangkutan produk, dan pemasaran. Kawasan
industri Bontang telah tersedia jalur perhubungan
darat maupun laut.
Utilitas Kawasan Industri Bontang merupakan salah satu
wilayah terencana untuk industri sehingga
kebutuhan utilitas seperti tenaga listrik dan air
tersedia. Kebutuhan listrik diperoleh dari PT.
Kaltim Daya Mandiri dan generator. Sedangkan,
kebutuhan air didapat dari PT. Kaltim Industrial
Estate.
Kebijakan pemerintah Sesuai dengan kebijaksanaan pengembangan
industri, pemerintah telah menetapkan daerah
Bontang sebagai kawasan industri yang terbuka
bagi investor asing. Pemerintah sebagai fasilitator
telah memberikan kemudahan-kemudahan dalam
perizinan, pajak, dan lain-lain yang menyangkut
teknis pelaksanaan pendirian suatu pabrik.
commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lokasi Pabrik
Metil Tersier Butil Eter

Gambar I.1 Peta Lahan Pendirian Pabrik Metil Tersier Butil Eter

I.4 Tinjauan Pustaka

Tinjauan Proses Secara Umum

Reaksi pembuatan Metil Tersier Butil Eter dari Metanol dan Isobutilena

dapat dijalankan dalam fase cair-cair dengan katalis padat. Umpan yang

digunakan merupakan isobutilena dan methanol. Reaktan direaksikan didalam

reaktor fixed bed dengan katalis ion exchange seperti Amberlyst 15. Karena reaksi

bersifat eksotermis maka temperatur operasi dijaga dengan mengontrol panas

reaksi. Pada proses pembuatan MTBE terdapat 2 proses yaitu, single stage dan

two stage process. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari kedua proses

tersebut: commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel I.4 Kelebihan dan Kekurangan Proses Pembuatan MTBE

Single stage process Two stage process


Kelebihan Konversi maksimum Konversi maksimum terhadap
terhadap isobutilena sebesar isobutilena sebesar 99%
96%.
Kekurangan Menggunakan satu reaktor Menggunakan dua reaktor
karena isobutilena yang dimana reaktor kedua sebagai
digunakan kemurniannya tempat bereaksinya metanol
tinggi. berlebih dengan isobutilena
yang masih ada dalam C4
raffinate.

Pada two stage process dilakukan mirip dengan single stage, namun

digunakan dua reaktor fixed bed. Proses single stage dinilai lebih ekonomis

daripada two stage karena konversi tidak berbeda jauh dan peralatan yang

digunakan lebih sedikit (Mc. Ketta, 1989).

Kegunaan Produk

Kegunaan utama dari Metil Tersier Butil Eter adalah meningkatkan angka

oktan pada bensin, sehingga mencegah terjadinya ketukan dan pemborosan bahan

bakar pada kendaraan bermotor. Metil Tersier Butil Eter merupakan bahan

pengganti Tetra Etil Lead (TEL) sebagai peningkat kualitas bensin.

commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk

A. Bahan baku

1. Metanol

Sifat Fisis

- Bentuk : Cair

- Rumus molekul : CH3OH

- Berat molekul : 32,04 g/mol

- Titik didih : 337,85 K

- Titik beku : 175,47 K

- Temperatur kritis : 512,58 K

- Tekanan kritis : 80,96 bar

- Beracun dan dapat mengiritasi mata dan kulit jika terkena.

- Mudah terbakar

Sifat Kimia

- Reaksi dehidrasi metanol menghasilkan dimetil eter dan air dengan

katalis asam.

- Reaksi metanol dengan isobutilena dalam fase cair menghasilkan

metil tersier butil eter.

- Tidak korosif

(Othmer,1999)

commit to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Isobutilena

Sifat Fisis

- Bentuk : Cair

- Rumus molekul : C4H8

- Berat molekul : 56,08 g/gmol

- Titik didih : 266,25 K

- Titik beku : 132,81 K

- Temperatur kritis : 417,90 K

- Tekanan kritis : 39,99 bar

- Tidak beracun

- Mudah terbakar

Sifat Kimia

- Isobutilena memiliki reaktifitas tinggi dibanding senyawa butena

lain.

- Reaksi isomerasi isobutilena

Cis-2 butena Trans-2 butena


1- butena 2-butena
n-butena isobutilena

- Tidak korosif

(Othmer, 1999)

commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Produk

1. Metil Tersier Butil Eter

Sifat Fisis

- Bentuk : Cair

- Rumus molekul : C5H12O

- Berat molekul : 88,12 g/gmol

- Titik didih : 328,35 K

- Titik beku : 164,55 K

- Temperatur kritis : 497,10 K

- Tekanan kritis : 34,30 bar

Sifat Kimia

- Metil Tersier Butil Eter sangat stabil pada kondisi basa, netral, dan

sedikit asam.

- Metil Tersier Butil Eter akan terurai menjadi metanol dan

isobutilen dengan adanya asam kuat.

- Tidak korosif

(Hamid, 2004)

commit to user

10

Anda mungkin juga menyukai