PENDAHULUAN
pembangunan di segala bidang khususnya bidang industri kimia. Salah satu bahan
kimianya adalah metil klorida. Metil klorida atau sering disebut klorometan
merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi industri kimia di
Indonesia.
Metil klorida merupakan salah satu bahan yang sangat dibutuhkan dalam
industri silikon, bahan obat-obatan untuk pertanian, bahan dalam industri karet
sintetis, sebagai bahan baku pembuatan methyl sellulose, pembuatan aditif bahan
bakar (Tetra Ethyl Lead), dan dapat digunakan sebagai bahan dalam industri
mencukupinya masih harus mengimpor dari luar negeri. Adanya pabrik metil
klorida ini diharapkan akan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu akan
menjadimeningkat.
1
2
terciptanya lapangan kerja baru, dan juga dengan adanya pabrik metil klorida ini
sebagai bahan baku utama dalam prosesnya. Pendirian pabrik ini didukung
dengan adanya pabrik metanol dan HCL di Indonesia, yaitu yang merupakan
bahan baku utama proses pembuatan metil klorida. Kebutuhan metil klorida di
dalam negeri dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan
Kami menggunakan data impor metil klorida tahun 2012-2017 dari BPS
sebagai kebutuhan metil klorida dalam negeri. Selain data kebutuhan dalam
negeri, kami juga menggunakan data kebutuhan metil klorida dunia. Alasan kami
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kebutuhan luar negeri. Dari data tersebut,
dengan bahan baku yang murah, mudah dan dapat menghasilkan metil klorida
dan data kebutuhan metil klorida di dunia, maka dengan itu kami bisa menentukan
berapa jumlah kapasitas pabrik metil klorida pada tahun 2023 yang akan kami
dirikan.
3
1,600
kebutuhan metil klorida Indonesia (ton)
1,000
800
600
400
200
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Tahun ke-
Gambar 1.1 Grafik kebutuhan metil klorida di Indonesia. Tahun ke-1 adalah data
Kami melakukan regresi linier pada data impor metil klorida ke Indonesia,
Tabel 1.1 Tabel kebutuhan metil klorida di dunia pada tahun 2016 (Sumber: IHS
Markit)
kebutuhan metil klorida pada tahun 2023 akan mencapai 12.095.678,57 ton/tahun.
di dalam negeri sebanyak 6165,252 ton/tahun. Untuk kebutuhan metil klorida di dunia,
kami memutuskan untuk memenuhi 5% dari kebutuhan total, yaitu sebesar 652.255
Kalimantan Timur. Pertimbangan pemilihan lokasi pabrik ini ada beberapa faktor,
yaitu :
tujuan utama dari usaha pabrik tersebut. Tujuan utama ini meliputi proses
2. Pemasaran
mengurangi kegiatan impor, atau bahkan suatu saat bisa diekspor juga
3. Utilitas
Utilitas dalam pabrik meliputi air, bahan bakar, dan listrik. Karena
Bontang yang sudah dikenal dengan daerah industri, jadi untuk utilitas
4. Tenaga Kerja
Papua dan Kalimantan itu sendiri. Hal ini juga berdampak positif bagi
5. Transportasi
Lokasi pabrik harus yang mudah dijangkau, baik melalui jalur darat
maupun jalur laut. Di Bontang untuk jalur darat dan lautnya cukup
produk.
5. Perizinan
setiap pabrik pasti memliki tenaga kerja yang berasal dari berbagai
lain berupa zat cair tidak berwarna yang mudah menguap, berbau khas, larut
dalam air, titik didih 249 K sehingga disimpan dalam tekanan 5 atm , dan
Pada proses ini bahan baku yang digunakan adalah metana dan klorin, dengan
beberapa reaksi samping yang selain menghasilkan metil klorida atau klorometana
kloroform (CHCl3), dan karbon tetraklorida (CCl4). Reaksi antara metana dengan
klorin bisa dikontrol untuk membuat jumlah metil klorida yang dihasilkan lebih
jumlah yang lebih besar, metil klorida harus didaur ulang melewati klorinator.
klorinator.
Pada suhu 350 – 370oC, dengan tekanan sedikit diatas tekanan atmosfer, dan
waktu tinggal (residence time) yang dikontrol sehingga suhu tersebut dapat
meliputi: 58,5 % metil klorida, 29,3% metilena klorida, 9,7% kloroform, dan 2,3
% karbon tetraklorida.
Untuk reaksi pembuatan metil klorida sendiri, reaksi ini terjadi pada suhu
sekitar 400 0C dengan tekanan 20 atm. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Konversi reaksi yang diperoleh cukup tinggi, yaitu sekitar 90% metana menjadi
metil klorida, dengan kemurnian produk akhir mencapai 99%. (Kirk and Othmer,
1977)
metanol dan asam klorida, dengan bantuan katalis, baik dalam bentuk cair
Uap dari metanol dan asam klorida dicampurkan secara kontinyu kemudian
dilewatkan pada sebuah pemanas pada suhu sekitar 180oC. Campuran gas ini lalu
dipenuhi dengan alumina gel berukuran 8-12 mesh, atau bisa juga menggunakan
katalis sejenis seperti zink klorida atau karbon aktif. Konverter ini juga dipanakan
Reaksi antara metanol dan asam klorida terjadi di reaktor fixed bed pada suhu
105 oC dan tekanan 2 kg/cm2 (1,935 atm). Reaksi ini bersfiat eksotermis, sehingga
yang tereaksikan menjadi metil klorida pada reaksi ini sebesar 95% (Habata, et.al.,
1957)
Dalam fase cair, dengan kisaran suhu 100-150oC, metil klorida dapat
hidrogen klorida, dan katalis zink klorida. Yield yang diperoleh adalah 80%.
Dari perbandingan kedua proses di atas, maka pembuatan metil klorida kami
pembuatan metil klorida dari metana dan klorin sehingga energi yang
sedikit.
11
hanya 90% dan juga tingkat kecepatan reaksi yang lebih tinggi. (US Patent
5,321,171, 1994)
3. Bahan baku yang digunakan memiliki sifat fisis (khusunya titik didih)
antara produk dan sisa bahan baku yang tidak bereaksi menjadi lebih
4. Proses ini lebih sederhana karena hanya melibatkan satu reaksi. Sementara
hanya memiliki yield 85-90% metana yang berubah menjadi metil klorida.
6. Suhu proses yang tinggi, serta adanya reaksi samping yang menghasilkan