Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PERENCANAAN PABRIK

2.1. Alasan Pendirian Pabrik


Sejak tahun 1980-an indonesia sudah menggencarkan pembangunan di
bidang industri khususnya industri kimia. Pembangunan industri ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kelebihannya untuk di eskpor atau
dijual ke luar negeri. Industri kimia termasuk industri yang memiliki tingkat
ketergantungan terhadap impornya yang tinggi (Kemenperin, 2019). Kemajuan
teknologi mendorong perkembangan industri kimia semakin pesat dikarenakan
peralatan yang digunakan untuk produksi kimia semakin canggih. Salah satu
bahan kimia yang memiliki peranan penting dalam industri yaitu metil klorida
atau yang sering disebut klorometana. Metil klorida memiliki banyak manfaat
dalam bidang industri, penelitian, tidak hanya digunakan sebagai pelarut,
ekstraktan, propelan atau zat pendingin, tetapi juga digunakan sebagai agen
metilasi dalam sintesis organik dan yang penting sebagai bahan awal dalam
produksi diklorometana, triklorometana dan karbon tetraklorida melalui reaksi
dengan klorida. Penggunaan penting lainnya dari metil klorida adalah sebagai
bahan baku untuk memproduksi polimer silikon.
Meningkatnya kebutuhan metil klorida didalam negeri yang terlihat dari
data impor ekspor metil klorida (BPS, 2021) menyebabkan indonesia harus
mengimpor metil klorida dari luar yang mengakibatkan berdampak pada devisa
negara, dikarenakan semakin banyak indonesia mengimpor maka menurunkan
devisa negara. Pendirian pabrik metil klorida ini diharapkan untuk memenuhi
kebutuhan metil klorida dalam negeri dan juga mengurangi impor dari luar negeri
Adapun beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam pendirian pabrik
metil klorida antara lain, yaitu:
1. Ketersediaan bahan baku untuk meproduksi metil klorida tersedia di
Indonesia seperti metanol di produksi dari PT Kaltim Metanol Industri,
asam klorida di produksi dari PT Petrokimia Gresik dan PT Asahimas
Chemical dan Dimetil Eter (DME) di produksi dari PT Pertamina
Surabaya, Jawa Timur.

10
11

2. Memenuhi kebutuhan metil klorida dalam negeri dan mengurangi


ketergantungan metil klorida pada negara pengimpor
3. Meningkatkan ekspor metil klorida keluar negeri sehingga meningkatkan
devisa negara
4. Memperluas kesempatan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran di
indonesia
5. Memacu perkembangan industri kimia khususnya industri metil klorida

2.2. Pemilihan Kapasitas


Pemilihan kapasitas pabrik metil klorida berdasarkan data ekspor metil
klorida di negara Asia pada tahun 2026. Beberapa negara mengekspor metil
klorida terbesar di dunia diantaranya pada benua Eropa seperti negara Switzerland
(Swiss), pada benua Amerika Utara seperti negara USA, pada benua Asia seperti
negara Tiongkok (Tabel 2.1, Tabel 2.2, dan Tabel 2.3). Benua Eropa dan Amerika
merupakan pengekspor terbesar metil klorida. Jumlah metil klorida yang di ekspor
maupun di impor oleh Indonesia masih rendah (Tabel 2.3).
Tabel 2.1. Data Ekspor Metil Klorida di Benua Eropa
Ekspor Metil Klorida (Ton/tahun)
Tahun
Switzerland Jerman Italia Perancis
2015 806,83 - 3,26 9.506,94
2016 873,13 78.114,63 20,83 3.499,27
2017 864,55 84.066,11 - 2.310,84
2018 962,81 79.177,08 60,19 3.027,63
2019 929,60 74.346,50 186,78 5.501,34
2020 947,15 82.607,92 22,34 4.525,45
Total 5.384,07 398.312,24 293,39 28.371,47
Rata-rata 897,35 66.385,37 48,90 4.728,58
Total 432.361,18
Total Rata-rata 72.060,20
(Sumber : Comtrade, 2021)
12

Tabel 2.2. Data Ekspor Metil Klorida di Amerika Serikat (USA)


Ekspor Metil Klorida (Ton/tahun)
Tahun
USA
2015 25.815,57
2016 18.159,62
2017 14.049,19
2018 17.505,41
2019 14.862,57
2020 16.507,92
Total 106.900,28
Total Rata-rata 17.816,71
(Sumber : Comtrade, 2021)

Tabel 2.3. Data Ekspor Metil Klorida di Benua Asia


Ekspor Metil Klorida (Ton/tahun)
Tahun Tiongkok Indones Jepang Malaysia Singapura Thailand India
ia
2015 5.068 79,8 334,86 757,29 1,921 0 51,75
7
2016 6.170,03 0 12 784,5 29,765 1,111 90,92
2017 6.843,05 0 12,112 424,175 23,918 2,697 349,5
74
2018 8.713,54 4,261 22,5 510,83 0 2,124 1.223,
48
2019 12.572,74 10,01 18 417,94 1,442 0 65,80
2
2020 10.343,00 1,101 10,5 320,79 281,965 1,681 77,67
1
Total 49.710,36 95,172 409,97 3.215,52 339,011 7,613 1.859,
2 5 204
Rata-rata 8.285,06 15,862 68,328 535,9208 56,50183 1,268833 309,8
667 33 673
Total 55.636,86
Rata-rata 9.272,81
(Sumber : Comtrade, 2021)

Berdasarkan data tabel 2.3, maka dapat dibuat grafik data ekspor metil
klorida dikawasan negara asia. Berikut grafiknya dapat dilihat dibawah ini.
13

2.1. Grafik data ekspor metil klorida dikawasan negara asia


Berdasarkan data tabel 2.1 sampai 2.3, maka dapat disimpulkan bahwa
total kebutuhan metil klorida sebesar 505.814,74 Ton/tahun yang terdiri dari
benua Eropa sebesar 432.361,175 Ton/tahun, benua Amerika sebesar 17.816,714
Ton/tahun dan benua Asia sebesar 55.636,855. Total persentase kebutuhan dunia
yaitu 73 % Eropa, 18% Amerika dan 9 % Asia. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa sebagian besar metil klorida di ekspor dari negara Eropa dan Amerika,
untuk kawasan Asia sendiri ekspornya masih sedikit, pengekspor Asia terbesar
terdapat di negara Tiongkok. Dari data tersebut kami memutuskan untuk
mendirikan pabrik metil klorida bertujuan memenuhi kebutuhan yang ada didalam
negeri dan memenuhi kebutuhan dikawasan Asia. Penentuan kapasitas metil
klorida menggunakan persamaan regresi linear dengan rumus yaitu Y= AX+B,
didapatkan proyeksi perkiraan nilai dari grafik 2.1. data ekspor metil klorida
dikawasan negara asia, nilai slope (A) = 1.272,3, intercept (B) = 4.819,9, X=12,
nilai Y yang didapatkan yaitu 20.087, maka ditentukan kapasitas produksi metil
klorida pada tahun 2026 sebesar 20.000 ton/tahun.

2.3. Pemilihan Bahan Baku


Bahan baku utama yang digunakan pada pabrik pembuatan metil klorida
ini adalah metanol dan asam klorida. Ketersediaan bahan baku yang ada di
Indonesia yaitu metanol di dapatkan dari PT Kaltim Metanol Industri di
Samarinda, Kalimantan Timur. Asam klorida yang didapatkan dari PT Petrokimia
Gresik, Jawa timur dan PT Asahimas Chemical, Cilegon. Dimetil Eter (DME)
yang didapatkan dari PT Pertamina Surabaya, Jawa Timur. Sumber bahan baku
salah satu faktor penting dalam pendirian pabrik yang bertujuan mempermudah
14

dalam hal pemasokan bahan baku dan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber
bahan baku menyebabkan biaya transportasi menjadi murah.

2.4. Pemilihan Proses


Proses pembuatan metil klorida umumnya terdapat dua proses yaitu
klorinasi metana dan hidroklorinasi methanol. Proses hidroklorinasi methanol
terdapat dua fase yaitu fase gas, fase cair dengan katalis dan fase cair tanpa
adanya katalis. Dari proses tersebut dipilih proses hidroklorinasi methanol.
Adapun perbandingan dari proses yaitu terlihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Perbandingan Proses Pembuatan Metanol
Klorinasi Metana Hidroklorinasi Hidroklorinasi
(Kirk dan Othmer, Metanol Fase Gas Metanol Fase Cair
1997) (CN1347862) (US6111153)
Bahan Metana (CH4) Metanol (CH3OH) Metanol (CH3OH)
Baku Klorin (Cl2) HCl HCl
Suhu 300-400℃ 240-300 ℃ 100-170℃
Tekanan 2 atm 5 atm 2-5 atm
Konversi 90% 95% 99%
Katalis Platina (Pt) γ-Alumina ZnCl
Yield 85% 90-95% 94%

Proses pembuatan metil klorida disini dengan menggunakan hidroklorinasi


metanol fase cair. Berdasarkan acuan pada paten WO2020252554A1. Adapun
pertimbangan dalam pemilihan proses disini sesuai dengan acuan pada paten
dengan memiliki kelebihan yaitu:
1. Hidroklorinasi metanol memiliki konversi yang besar dibandingkan
dengan klorinasi metana.
2. Menggunakan suhu yang rendah sehingga sedikit menghasilkan reaksi
samping, sehingga proses hidroklorinasi metanol memerlukan biaya
yang lebih kecil dibandingkan proses klorinasi metana.
3. Hasil yield yang dihasilkan pada proses hidroklorinasi metanol lebih besar
dibandingkan proses klorinasi metana.
15

4. Ketersediaan bahan baku yang ada di dalam negeri yaitu metanol yang
terdapat di PT Kaltim Metanol Industri dan asam klorida yang diambil dari
PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur.
5. Proses lebih menguntungkan karena menggabungkan proses produksi
metil klorida dengan hidroklorinasi yang terintegrasi dengan reaktor DME
(WO2020252554A1).
6. Memanfaatkan kembali sisa asam klorida dengan mereaksikannya bersama
DME menjadi metil klorida, sehingga menghasilkan produk samping
sedikit.

2.5. Uraian Proses


2.5.1. Tahapan Preparasi
Metanol yang terdapat di tangki penyimpanan pertama (T-01) suhu
30℃ dan tekanan 1 atm dalam kondisi cair dipompakan (P-01) menuju
kedalam Mixing Point (MP-01). Asam klorida 33% suhu 30℃ dan
tekanan 1 atm dari tangki penyimpanan kedua (T-02) dipompakan menuju
Mixing Tank (MT-01) dan bercampur dengan hasil recyle dari reboiler-01
(RB-01), kemudian selanjutnya diumpankan menuju mixing point-01
(MP-01) yang akan bercampur dengan metanol dari T-01. Campuran
metanol dan asam klorida di dalam mixing point kemudian dipompakan
(P-04) menuju vaporizer-01 (VP-01) untuk diuapkan dan tekanan
dinaikkan menjadi 10 atm dan suhu 120℃.
2.5.2. Tahapan Reaksi 1
DME dari tangki penyimpanan (T-03) dengan suhu 30℃ dengan
tekanan 7 atm, diekspansi dengan expander-03(E-03) dan dipanaskan
dengan heater-01, heater-02 dan heater-03, sehingga tekanan menjadi 2
atm dan suhu menjadi 160℃ kemudian diumpankan menuju reaktor DME
(R-02). HCl reycle dari accumulator-01(ACC-01) diekspansi dengan
expander-02(E-02) sehingga tekanan turun menjadi 2 atm dan dipanaskan
dengan heater-04, heater-05 dan heater-06 hingga menjadi suhu 160 ℃
kemudian diumpankan menuju reaktor DME (R-02) untuk direaksikan
bersama DME dengan menggunakan bantuan katalis ZnCl, sehingga
16

menghasilkan campuran H2O, HCl yang tidak bereaksi dan Metil Klorida
yang akan diumpankan menuju reaktor metil Klorida (R-02)
CH3OCH3 (gas) + HCl (gas) → CH3Cl (gas) + 2H2O (gas)
2.5.3. Tahapan Reaksi 2
Campuran Metanol dan asam klorida dari vaporizer-01 (VP-01)
dipompakan (P-05) kedalam reaktor metil klorida (R-01). Di dalam reaktor
metil klorida (R-01) tekanan 10 atm dengan suhu 120℃. Pada tahapan ini
diperoleh campuran metil klorida, asam klorida dan air. HCl terkonversi
98%. Didalam reaktor ini terdapat 2 aliran yaitu aliran di atas reaktor
berupa fase gas yang akan diumpankan ke dalam mixing point-02 dan
aliran bawah reaktor berupa fase liquid yang akan diumpankan menuju
stripper-01 (ST-01)
CH3OH (Liquid) + 2HCl (Liquid) → CH3Cl (gas) + H2O (liquid)
2.5.4. Tahap Pemisahan 1
Campuran asam klorida, metanol, dimetil eter, air dan metil klorida
di atas top reaktor fase gas diumpankan ke dalam mixing point-02.
Overflow yang berasal dari reaktor metil klorida (R-01) diumpankan ke
kolom Stripper (ST-01). Didalam kolom stripper terdapat pemisahan fase
gas dan liquid berdasarkan fraksi ringan dan berat. Pada bagian atas kolom
Stripper (ST-01) semua light yang terlarut dihilangkan dan pada bagian
bawah kolom stripper HCl diserap oleh air sebagai larutan HCl 14%.
Campuran asam klorida dan metil klorida dipanaskan di dalam reboiler-01,
boil up akan kembali ke stripper-01 dan destilat yang berupa HCl 14%
akan diumpankan menuju mixing tank-01, untuk direcycle dan bercampur
dengan HCl 33% dari T-02. Kemudian metil klorida yang terbentuk di
dalam stripper dilucuti dan di umpankan menuju mixing point-02 (MP-02)
2.5.5. Tahapan Pendinginan
Campuran asam klorida, metanol, dimetil eter, air dan metil klorida
dari mixing point-02 (MP-02) di umpankan ke dalam Partial Condensor
pertama (PC-01) untuk didinginkan. Campuran metil klorida dan asam
klorida yang belum terkondensasi akan dikondensasikan lagi di partial
condenser kedua (PC-02). Didalam partial condenser kedua (PC-02)
17

campuran metil klorida dan asam klorida terkondensasi menyeluruh


sehingga semua campuran berubah menjadi fase liquid. Aliran kondensat
pada Partial Condensor kedua (PC-02) diumpankan ke dalam kolom
distilasi-01 (KD-01) untuk dilakukan pemisahan natara campuran metil
klorida dan asam korida berdasarkan perbedaan titik didih
2.5.6. Tahapan Pemisahan 2
Pada tahapan ini terjadi pemisahan aliran metil klorida dan asam
klorida. Campuran asam klorida dan metil klorida didalam kolom distilasi-
01 (KD-01) dipanaskan didalam reboiler-01 (RB-01) dimana boil up yang
berupa asam klorida akan kembali ke kolom distilasi dan akan
tekondensasi ke dalam condenser-02 (CD-02) dimana refluks condenser
akan kembali ke kolom distilasi-01 dan destilat akan diumpankan ke
dalam accumulator-01 (ACC-01) untuk ditampung semntara yang akan
direcycle dan digunakan sebagai bahan baku untuk di reaktor-02 (R-02).
Destilat pada reboiler yang berupa produk metil klorida fase cair
didinginkan menggunakan chiller-02(CH-02) dan dipompakan (P-06)
menuju tangki penyimpanan metil klorida (T-04).

Anda mungkin juga menyukai