Anda di halaman 1dari 54

ANALISIS HAMBATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM

SISTEM PRODUKSI PADA MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS


CV ANINDA FURNITURE INDONESIA)

Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma Manajemen Perdagangan

Dosen Pembimbing :
ANA SHOHIBUL MANSHUR AL AHMAD SE.,M. Sc

Diajukan Oleh:
Risma Amelia Nariswari
F3118055

Kepada

MANAJEMEN PERDAGANGAN SEKOLAH VOKASI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 memberikan gangguan

bagi seluruh kegiatan ekonomi di berbagai negara karena virus yang berasal dari

China ini menyebar dengan cepat dan memakan banyak korban. Akibat adanya

virus covid-19 ini beberapa negara menanggulangi dengan menerapkan kebijakan

social distancing, lockdown, work from home dll, kebijakan ini diharapkan

mengurangi mobilitas masyarakat agar virus tidak makin menyebar ke banyak

orang. Namun, kegiatan pembatasan ini dapat mengganggu proses supply chain

management atau biasa disebut dengan rantai pasok yang sebelumnya berjalan

dengan normal dipaksa harus meminimalkan pertemuan atau kerumunan. Banyak

perusahaan yang terganggu sistem supply chain managementnya namun ada juga

perusahaan yang tidak terlalu terganggu karena sudah menggunakan sistem supply

chain management yang lebih modern yang mengakibatkan minimnya pertemuan

karena sebagian proses dilakukan melalui koordinasi secara digital.

Supply chain management sangat penting bagi suatu perusahaan untuk

memperlancar proses produksi sampai proses distribusi ke tangan pelanggan.

Dalam industri saat ini persaingan bisnis semakin sengit membuat yang tidak

dapat mengikuti arus kompetisi akan tertinggal oleh kompetitor ditambah lagi

dengan kondisi covid-19 yang membuat para pelaku bisnis makin kreatif mencari

jalan agar perusahaan mereka dapat berjalan. Supply chain management sangat

1
erat hubungannya dengan proses ekspor impor karena tanpa adanya supply chain

management kegiatan ekspor impor tidak akan terjadi.

Indonesia termasuk negara pengekspor berbagai macam produk baik

migas maupun non-migas beberapa sektor ini mengalami penurunan selama

adanya pandemi covid-19 seperti sektor migas. Namun, sebaliknya sektor non-

migas justru mengalami kecenderungan nilai ekspor yang cenderung naik

meskipun belum stabil. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa negara yang

membuat kebijakan membatasi produk impor masuk ke suatu negara demi

menaggulangi virus covid-19. dibuktikan dengan data berikut:

Komp Janu Febr Mar Apri Agu Septe Okt Nove Dese Tahu
onen ari uari et l Mei Juni Juli stus mber ober mber mber nan
163 161 123 112 112 113 132 119 1334. 122 1524. 2037. 1650
Migas 0.6 0.4 4.8 4.2 1.8 4.8 0.8 9.2 6 9 4 6 2.2
Non 256 264 268 231 197 228 260 249 2657 274 2899 3104 3098
Migas 42.2 73.8 27.8 95.4 83.4 78.8 59 11.4 7.8 97.8 2.4 1.6 81.4
Jumla 272 280 280 243 209 240 273 261 2791 287 3051 3307 3263
h 72.8 84.2 62.6 19.6 05.2 13.6 79.8 10.6 2.4 26.8 6.8 9.2 83.6

Gambar 1.1
Nilai Ekspor Migas-Non Migas 2020
Sumber: Badan Pusat Statistik (2020)

Nilai Ekspor Migas-NonMigas (Juta US$)


2021
Komponen Januari Februari Maret April Mei Juni Tahunan
Migas 883.8 860.6 907.9 962.4 968.4 1232.1 5815.3
Non
Migas 14409.9 14395.6 17446.5 17528.3 15964.5 17310.3 97055.0
Jumlah 15293.7 15256.2
18354.4 18490.7 16932.9 18542.4 102870.3
Gambar 1.2
Nilai Ekspor Migas-Non Migas 2021
Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)

Dari data diatas untuk sektor industri non-migas saat bulan mei mulai

terjadi pandemi covid-19 terjadi penurunan nilai ekspor dari 11597,7 (Juta

2
US$) menjadi 9891,7 (Juta US$). Dan seterusnya cenderung stabil dengan

hanya sedikit penurunan dan memiliki tren yang naik. Dengan kata lain covid-

19 tidak terlalu mengganggu dan para ekportir atau industri furniture langsung

berusaha bangkit dan mengubah strategi agar dapat bertahan.

Namun,pengusaha harus memutar otak agar usahanya terus berjalan seiring

perubahan selera konsumen serta peraturan ekspor dan impor di tambah

adanya wabah covid di masa ini yang mempengaruhi pemikiran konsumen

terhadap produk tertentu . tentunya konsumen akan mengurangi kebutuhan

produk yang bersifat tidak pokok karena keadaan ekonomi saat ini yang masih

naik turun.

Berikut adalah nilai ekspor barang furniture berdarsarkan kelompok produk:

Nilai Ekspor: Juta US$ Perub Trend Share


N % % %
DESKRIPSI Jan-Okt
O 2019
2019 2020 20/19 15-19 2020
2,064.3 1,667.3 1,889.2
  TOTAL
0 0 0 13.3 3.2 100
1,371.3 1,119.8 1,232.2
1 Furniture Kayu 0 0 0 10.00 1.00 65.20
2 Kasur & Selimut 233.1 161.3 285.4 76.9 41.2 15.1
3 Furniture Rotan 81.3 68.1 78.5 15.2 0 4.2
4 Furniture Kantor 68.1 54.5 56.3 3.1 8.3 3
Bagian Furniture
5 Lainnya 77.2 65 48.1 -26.1 3.5 2.5
6 Kursi Metal 51.7 42 44.1 4.8 -8.9 2.3
7 Furniture Lainnya 37.2 32.5 31 -4.5 42.9 1.6
8 Komponen dan Bagian 13.9 12 30.1 152 10.7 1.6
Furniture Cane/Osier
9 dsb 43.9 38 30.1 -20.7 -1 1.6
10 Furniture Kedokteran 17.3 13.7 16.1 18.1 -0.4 0.9
  LAINNYA 69.1 60.4 37.3 -38.3 -2.5 2

Gambar 1.3
Nilai Ekspor Furniture Berdarsarkan Produk
Sumber: Kementrian perdagangan (2020)

3
Ekonomi yang belum stabil juga berdampak pada supply chain

management pada suatu perusahaan. Supply Chain Management adalah

sebuah kegiatan yang meliputi pengolahan bahan mentah atau material

menjadi barang siap pakai lalu didistribusikan ke konsumen [ CITATION Hei15 \l

1057 ]. Supply Chain Management berguna untuk mendapatkan cara kerja

yang cepat serta efisien guna kepuasan konsumen. Manfaat yang lain adanya

Supply Chain Managemen adalah berbagai macam kegiatan dapat di

laksanakan tepat waktu, terstruktur, terkoordinasi dengan baik, serta

seekonomis mungkin.Supply Chain Management mencakup banyak kegiatan

mulai dari kegiatan pemilihan pemasok bahan baku dengan harga serta

kualitas yang sesuai, proses produksi yang berjalan sesuai rantai, proses

distribusi ke konsumen.

Isu yang terjadi saat ini adalah banyak perusahaan yang mulai menyadari

akan pentingnya supply chain management karena adanya pandemi covid-19.

Menurut [ CITATION Lev09 \l 1057 ] Supply chain management tidak dapat

ditentukan pada lingkungan yang terisolasi karena secara langsung

mempengaruhi komponen lain yang terdapat dalam sistem supply chain

management. Nyatanya karena pandemi covid-19 banyak perusahaan yang

terisolasi antar satu sama lain namun masih dapat melakukan kegiatan supply

chain management dengan cara memanfaatkan teknologi digital yang

tersedia. Karna adanya pandemi ini sebagian perusahaan yang tetap bertahan

dengan supply chain management yang lama, kebanyakan akan mengurangi

aktivitas mereka yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Namun, ada

4
juga perusahaan yang mengubah atau memperbarui alur logistik mereka

menjadi lebih efisien dan minim kontak fisik akibat proses pendistribusian.

Sebelum pandemi perusahaan cenderung menggunakan alur supply chain

management yang bersifat tradisional cenderung memiliki fungsi fungsi yang

kuat dan berdiri sendiri antar bidang menyebabkan kurangnya koordinasi

seperti contohnya bagian penjualan mendapat 300 orderan yang masuk namun

setelah beberapa hari buyermeminta orderan menjadi 400 buah dan bagian

penjualan mengiyakan tawaran tersebut dalam hal ini bagian produksi yang

akan kewalahan karena jauh hari sudah menyiapkan seperti alat dan bahan

sebanyak 300 saja dan apabila mendapat 400 pesanan akan menambah biaya

dll. Sedangkan supply chain managemet modern adalah sebuah proses

pendekatan yang terkoordinasi secara keseluruhan hingga barang sampai ke

tangan konsumen dengan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga berjalan

dengan efisien.[ CITATION Jan \l 1057 ]. Maka dari itu alur supply chain

management yang modern sangat dibutuhkan terlebih lagi menghadapi

pandemi yang secara tidk langsung harus mengubah cara kerja menjadi lebih

efisien lagi.

Akibat wabah covid-19 dan keadaan ekonomi yang belum stabil beberapa

perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor mengubah supply

chain management terutama pada bidang produksi ditengah kebijakan

Work from home CV Aninda Furniture indonesia adalah salah satu

perusahaan yang mengubah cara kerja mereka agar tetap berjalan ditengah

wabah pandemi covid-19 namun pada saat produksi terjadi hambatan

5
keterlambatan kirim barang setengah jadi ke gudang yang membuat buyer

menunggu. CV Aninda Furniture indonesia adalah sebuah perusahaan

bergerak di bidang furniture beralamat di Jalan Raya Ringroad

Mojosongo, Karanganyar, Jawa Tengah. Berdiri sejak tahun 2003

perusahaan ini banyak mengekspor furniture ke berbagai negara di dunia

namun paling banyak ke Eropa. CV Aninda Furniture Indonesia terfokus

pada produk yaitu Furniture dan Home decor. Proses produksi yang

biasanya dilakukan satu atap di pabrik terpaksa dihentikan karena adanya

pandemi ini oleh karena itu perlu adanya peningkatan supply chain

management. Namun baru ini di masa awal pandemi tahun 2020 CV

Aninda Furniture Indonesia UKM binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor

Indonesia berhasil menembus pasar Swiss dapat mengekspor furniture

pagar bambu 1x 20ft senilai US$ 10.000 . apa saja kendala atau hambatan

supply chain magement yang diterapkan saat pandemi,karena berdarsarkan

tabel 3.3 data kementrian perdagangan nilai ekspor produk furniture

terutama furniture kayu adalah yang tertinggi, furniture kayu merupakan

salah satu produk andalan CV Aninda Furniture Indonesia Berikut

sistematika penulisan tugas akhir secara urut yang menggambarkan secara

jelas isi serta garis besarnya. BAB I (Pendahuluan) Pada bab pendahuluan

menguraikan tentang latar belakang masalah, Keaslian, Rumusan masalah,

Pertanyaan tugas Akhir,Tujuan, Manfaat serta Sistematika tugas akhir.

6
BAB II (Landasan Teori) berisi Kumpulan teori serta penelitian relevan

yang digunakan sebagai bahan acuan untuk mendukung penulisan

penelitian ini

BAB III ( Metode Penelitian ) pada bab ini akan menjelaskan mengenai

ruang lingkup,jenis,sumber serta metode pengumpulan data serta metode

analisis yang akan di gunakan untuk membahas topik penelitian.

BAB IV ( Hasil Penelitian ) berisi history singkat mengenai perusahaan

serta aktifitas perusahaan. Lalu ada pembahasan hasil dari penelitian ini.

BAB V ( Kesimpulan dan Saran) Menuliskan jawaban sesuai dengan

pertanyaan yang berada di atas serta pembahasannya, lalu saran apa yang

tepat guna mengatasi masalah yang ada di perusahaan.

Berdarsarkan penjelasan diatas, kajian ini ingin mengetahui apa hambatan

Supply chain manajemen yang dilakukan CV Aninda Furniture dengan

menggunakan teknik deskriptif. Studi ini ingin mengangkat

pokokpermasalahan “Analisis Hambatan Supply Chain Management Dalam

Sistem Produksi Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus CV Aninda

Furniture Indonesia)”

B. Keaslian Tugas Akhir

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

7
Nama Persamaan dan Perbedaan
Judul
NO Peneliti Dan Hasil Penelitian Lingkup
Penelitian Obyek Metode
Tahun Masalah
Supply Chain Upaya
Management Upaya pembaruan
[ CITATION pembaruan
logistik agar barang
Amid sistem Pembaruan Studi
1 Esp20 \l dapat mudah
the Coronavirus pengiriman sistem literature
1057 ] sampai ke tangan
Pandemic melalui online
konsumen
market
Maintaining
efficient
logistics and
supply chain
Beberapa upaya
management
[ CITATION untuk menerapkan Rantai pasokan
operations Kualitatif
logistik serta supply Pengendalian logistikdan
2 Ill21 \l during and after / studi
chain management LSCM supply chain
1057 ] coronavirus literature
darurat di masa management
(COVID-19)
pandemi.
pandemic:
learning from
the past
experiences
Kerangka kerja
untuk kesiapan
Supply Chain
untuk memerangi
wabah, bencana,
dan pandemi,
seperti COVID-19.
Kerangka kerja
tersebut mencakup Mengeksplorasi
klasifikasi dan tantangan
kategorisasi tiga tersebut dan
Supply Chain
bidang utama, yaitu mengembangkan
Operations
ketahanan dan strategi untuk
[ CITATION Management in
ketahanan, keberlanjutan,
Pandemics: Mempertahankan
3 Muh21 \l keberlanjutandan dan perspektif Kualitatif
A State-of-the- Supply Chain
1057 ] survivabilitas, serta kelangsungan
Art Review
digitalisasi dan hidup untuk SC,
Inspired by
Industri 4.0. melalui
COVID-19
penelitian ini terstruktur
menunjukkan tinjauan
interaksi antara SC literatur.
dalam pandemi dan
Industri 4.0, secara
khusus dalam
konteks
keberlanjutan dan
kelangsungan hidup
jangka panjang
selama wabah
4 [ CITATION Predicting the Membingkai Kerangka kerja Framework LSR
Dmi20 \l impacts of berbagai macam supply chain perusahaan
epidemic jenis resiko akibat menagement
1057 ]

8
Nama Persamaan dan Perbedaan
Judul
NO Peneliti Dan Hasil Penelitian Lingkup
Penelitian Obyek Metode
Tahun Masalah
outbreaks on
global supply
chains: A pandemi covid-19
simulation- terhadap logistik,
based analysis memprediksi menghadapi
on the dampak wabah pandemi covid-
coronavirus dengan 19
outbreak mensimulasikan
(COVID- kedalam software
19/SARS-CoV-
2) case

Gangguan yang
disebabkan covid-
19 sehingga
Covid-19 and membentuk 5
the pursuit of ketahanan yaitu
Deskripti
supply chain aliran pendapatan,
[ CITATION Ketahanan f,
resilience: fleksibilitas Logistics
rantai pasok literature
5 MHe20 \l reaction and operasional, service
penyedia jasa riview,
1057 ] lesson learned digitalisasi, provider
logistik wawanca
from logistics maajemen data
ra
service mengoptimalkan
providers kapasitas
infrakstruktur
logistik, dan
kapasitas personel.
Covid19 yang
mengganggu supply
chain management
palm oil yang
merupakan komiditi
terbesar no 3 di
indonesia. Oleh
The
sebab itu perlu
performance
peningkatan
improvement of Indicakator dan
ketahanan
[ CITATION sustainable palm Ketahanan sub indikator
komponen-
oil supply chain komponen yang
6 Kus20 \l komponen dalam AHP
management supply chain mendukung
1057 ] supply chin
after covid- management performa
management seperti
19:Priority supply chain
supply chain cost,
indicators using
persaingan pasar,
F-AHP
quality, adaptasi,
consumer issues.
Perlunya evaluasi
pemasok secara
lebih lanjut dan
menjalin kerjasama
dengan lebih baik.
7 [ CITATION COVID-19 Membahas Penglolaan Aspek-aspek Deskripti
Lut20 \l impact on mengenai masalah produksi dengan penting dalam f,

9
Nama Persamaan dan Perbedaan
Judul
NO Peneliti Dan Hasil Penelitian Lingkup
Penelitian Obyek Metode
Tahun Masalah
rantai pasok serta
logistik serta
produksi dan
konsumsi di masa
covid-19 yang
skala besar tidak
sutainble kedua membahas
dapat dilakukan
production and bagaimana bisnis literature
1057 ] karena adanya produksi
operations menangani riview
pandemi covid-
management manajemen kerja
19
yang aman serta
terjamin. Ketiga,
penglolaan
produksi yang lebih
besar.

C. Rumusan Masalah

Berdarsarkan Latar Belakang di atas pada masa pandemi tentu

beberapa perusahaan mengalami kendala dalam produksi dan distribusi

produk dalam sistem supply chain management. CV Aninda Furniture

Indonesia juga salah satu perusahaan yang terdampak pandemi. Mitra Hotel

dan ritel yang sering bekerjasama dengan CV Aninda Furniture Indonesia

jarang melakukan order akibat penurunan jumlah kunjungan hotel, dan adanya

pembatasan barang ekspor di berbagai negara berdampak pada pendapatan.

Hal ini menjadikan CV Aninda Furniture Indonesia mengubah cara kerja

akibat menurunnya pendapatan dengan cara bekerjasama dengan beberapa

pengrajin di Solo dan Jepara apabila ada pesanan. Pabrik yang berada di

sroyo tutup dikarenakan adanya kebijakan yang mewajibkan beberapa

karyawan work from home (WFH), pabrik hanya di fungsikan apabila adanya

proses penerimaan bahan baku,finishing, serta muat ke kontainer. Kegiatan

produksi sampai barang setengah jadi seluruhnya diproses di tempat pengrajin

10
yang berada di Solo dan Jepara. Proses produksi sampai barang setengah jadi

yang diakukan di pengrajin membuat tidak terlau terkontrolnya proses

produksi yang kadang membuat keterlambatan pengiriman kembali ke pabrik

guna proses finishing. Perusahaan akan berusaha mengoptimalkan kegiatan

produksi namun tetap patuh terhadap kebijakan social distancing. Berdasarkan

latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan bahwa permasalahan

dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana penerapan supply chain

management pada saat pandemi serta apa saja hambatan serta cara

penanggulangannya.

D. Pertanyaan Tugas Akhir

1. Apa penyebab hambatan supply chain management CV Aninda Furniture

Indonesia?

2. Kendala apa yang di hadapi dalam penerapan supply chain management

CV Aninda Furniture Indonesiadi masa pandemi?

E. Tujuan Tugas Akhir

1. Mengidentifikasi faktor yang menjadi hambatan keterlambatan barang

setengah jadi ke gudang dalam penerapan proses supply chain

management yang baru pada CV Aninda Furniture indonesia.

2. Mengidentifikasi dampak hambatan yang terjadi dalam proses supply

chain management.

11
F. Manfaat Tugas Akhir

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan mendapat masukan baru guna menangani hambatan dalam

menjalankan sistem supply chain management demi meningkatkan

aktivitas di masa yang akan datang.

2. Bagi Mahasiswa atau Umum

Diharapkan pembaca Tugas Akhir ini dapat mengerti bagimana proses

Supply Chain Management dan hambatannya serta dapat menjadikannya

referensi tambahan untuk penelitian-penelitian selanjutnya serta dapat

menjadi pembanding dengan penelitian dimasa yang akan datang.

12
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Ekspor

a. Pengertian

Ekspor adalah mengluarkan barang dari daerah pabean indonesia guna

dikirim ke luar negeri dengan mengikuti peraturan kepabeanan yang

ada [ CITATION Mar11 \l 1057 ]. Menurut UU No 7 tahun 2014 ekspor

adalah mengluarkan barang dari daerah pabean sedangkan ekportir

adalah perseorangan, lembaga, atau badan usaha yang berbentuk

ataupun tidak berbadan hukum yang melakukan proses ekspor. Dari

pengertian ekspor diatas dapat disimpulkan bahwa ekspor adalah

kegiatan mengluarkan barang dari daerah pabean keluar daerah pabean

dengan menaati peraturan udang-undang yag berlaku.

b. Dasar Hukum

Dalam ekspor terdapat hukum yang mengatur serta membatasinya

di Indonesia ada beberapa undang-undang yang mengatur tentang

kegiatan ekspor:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014

yang berisi definisi ekspor.

2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.04/2011

tentang kepabeanan di bidang ekspor.

13
3) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 25/KM.4/2021 berisi

tentang ketetapan bea ekspor.

4) Peraturan Dirjen Bea Cukai Nomor 3/BC/2020 mengatur

tentang tata laksana kepabeanan mulai dari pungutan,

denda, sanksi, hingga pengolahan sumber daya alam.

5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2858/KM.4/2019

mengatur tentang penetapan harga ekspor.

6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.04/2015

tentang larangan serta pembatasan Ekspor.

2. Supply Chain Management

Supply Chain Managementadalah kegiatan mengolah barang

mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi lalu di

distribusikan hingga sampai ke konsumen [ CITATION Hei15 \l 1057 ].

Supply chain managementsangat penting dalam sebuah perusahaan sebab

apabila sistem ini berjalan dengan baik maka keadaan perusahaan dapat

dikatakan baik juga. Memahami supply chain managementsangat penting

bagi sebuah perusahaan guna merencanakan rencana kedepan dan manfaat

lainnya agar semua proses berjalan dengan efektif serta efisien.

3. Komponen Supply Chain Management

Terdapat beberapa komponen dalam supply chain management:

a. Upstream Supply Chain Management

14
Pengertiannya adalah proses bagaimana perusahaan mendapat supplier

atau pemasok bahan baku dari luar guna mendukung proses produksi.

[ CITATION Tur12 \l 1057 ]

b. Internal Supply Chain Management

Pengertiannya adalah perusahaan mengolah barang mentah untuk

diproses menjadi barang jadi ataupun setengah jadi. [ CITATION Tur12 \l

1057 ]

c. DownstreamSupply Chain Management

Kegiatan pendistribusian barang yang sudah jadi maupun setegah jadi

ke konsumen yang dapat melalui retail juga.[ CITATION Tur12 \l 1057 ]

4. Tujuan Supply Chain Management

Secara umum banyak sekali tujuan dari penerapan sistem Supply Chain

Management bagi perusahaan antara lain:

a. Mengirimkan produk secara tepat waktu ke pelanggan

Mengirimkan produk tepat waktu kepada pelanggan dapat

menambah kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.

Konsumen menjadi yakin bahwa perusahaan membuat pesanan

dengan sangat baik hingga sampai ke tangan konsumen.

[ CITATION Kri16 \l 1057 ]

b. Mengurangi waktu

Penerapan supply chain management dapat membuat

penghematan waktu dalam proses tertentu serta membuat

15
efektif kegiatan produksi. Contohnya pertimbangan

penambahan mesin guna produksi lebih banyak produk.

[ CITATION Kri16 \l 1057 ]

c. Mengurangi biaya

Dengan adanya supply chain management perusahaan dapat

merencanakan mulai dari biaya awal sehingga meminimalisir

biaya-biaya tak terduga saat sudah melalui proses produksi.

[ CITATION Kri16 \l 1057 ]

d. Meningkatkan seluruh hasil dari seluruh komponen supply

chain management [ CITATION Kri16 \l 1057 ]

e. Memuaskan efektivitas perencanaan serta distribusi.[ CITATION

Kri16 \l 1057 ]

5. Tahap Dalam Supply Chain Management

Supplier Manufacture Distributors Retailers Consumer

Gambar 2.1
Ilustrasi Proses Supply Chain Management

a. Customer (Pelanggan)

Pertama pelanggan melakukan pemesanan kepada perusahaan setelah

adanya penawaran / promosi yang di lakukan sebelumnya.

16
b. Planning(Persiapan)

Setelah pesanan diterima perusahaan akan mempersiapkan apa yang

diinginkan oleh konsumen serta membuat rencana produksi.

c. Purchasing (Transaksi)

Perusahaan akan menghubungi pemasok bahan baku guna memesan

bahan mentah apa saja yang akan dibutuhkan untuk melakukan proses

produksi.

d. Inventory (Bahan baku)

Setelah bahan baku yang dipesan datang ke gudang atau perusahaan

selanjutnya bahan baku akan di turunkan serta dilakukannya proses

quality control bahan baku guna mendapatkan bahan baku yang baik

untuk proses produksi.

e. Production(Produksi)

Pengolahan barang mentah yang sudah melalui proses quality control

sesuai dengan order customer. Barang yang sudah jadi melalui lagi

proses quality control guna memastikan kembali barang dalam keadaan

baik serta sesuai dengan apa yang dimau oleh konsumen.

f. Delivery (Pengiriman)

Barang sudah jadi lalu akan dikemas dan dimuat oleh jasa kirim.

Produk akan dikirimkan sesuai tanggal kesepakatan awal saat

melakukan order.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian selama 5 bulan terhitung sejak

tanggal 11 Januari 2021 sampai 11 Mei 2021. Penelitian ini bertempat

di CV Aninda Furniture Indonesia yang berlokasi di Jl. Ring Road

No.80, Grumbelsawit, Sroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten

Karanganyar, Jawa Tengah 5777.

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Minggu ke Divisi Kegiatan
1 Umum Perkenalan perusahaan tentang outline,
brief company, history.
2 Copy Writer Penulis membantu embuat konten artikel
untuk materi digital marketing
3 Copy writer Penulis membuat artikel untuk media sosial
sebagai langkah digital marketing
4 Copy Writer Penulis membuat artikel untuk website
perusahaan
5 Grafis Membuat desain untuk referensi pembuatan
katalog produk
6 Grafis Membuat desain untuk referensi pembuatan
katalog produk
7 Grafis Membuat desain untuk referensi pembuatan
katalog produk
8 Umum Membuat data visitor pameran yang
berkunjung ke stand
9 Produksi Penulis membantu menghitung kebutuhan
kayu untuk proses produksi.
10 Gudang Membantu mencatat serta menghitung stok
aksesoris serta kayu yang ada di gudang.
11 Produksi Penulis membantu mencatat kekurangan
produk saat proses quality control
12 Gudang Penulis membantu input stok kayu saat
datang.

18
13 Produksi Penulis membantu mencari stok kain untuk
buyer
14 Produksi Penulis membantu saat proses quality
control sampel barang yag datang
15 Produksi Penulis membantu menghitung stok
aksesoris yang akan dipakai finishing
16 Finishing Penulis membantu melabeli barang yang
sudah di packing sesuai dengan barang.
17 Produksi Penulis membantu Proses quality control
saat barang dikirim ke gudang

Tabel 3.1 menjelaskan aktivitas yang di lakukan selama penelitian ini

berlangsung di CV Aninda Furniture Indonesia. Penelitian ini menganalisis

hambatan supply chain management pada masa pandemi covid-19 serta

mengetahui penyebabnya. Dikarenakan adanya pandemi sistem magang

dilakukan secara daring. Meskipun menggunakan sistem daring apabila ada

barang datang ke gudang kita dapat melakukan pengamatan langsung saat

proses penurunan barang, quality control, serta pengecekan bahan baku saat

turun ke gudang.

G. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang di tampilkan dalam bentuk

sebuah kata atupun kalimat,gambar,skema Bukan bentuk angka

[ CITATION Coo06 \l 1057 ] Penulis menggunakan data kualitatif guna

menganalis dan menyampaikan data yang bukan dalam bentuk angka

namun dalam bentuk sebuah kalimat maupun paragraf. Penggunaan

data kualitatif untuk menulis data yang berhubungan dengan

19
perusahaan seperti sejarah berdiri, Deskripsi perusahaan, jumlah

karyawan / divisi, dan data lain yang berbentuk kata yang bukan

tertulis.

b. Data Kuantitatif adalah penelitian yang proses penemuannya dengan

angka sistematis, terstruktur, serta terencana dengan jelas sejak awal

hingga pembuatan kerangka desain penelitiannya untuk mengetahui

apa yang akan diteliti[ CITATION Kas08 \l 1057 ]. Pada penulisan kali ini

peneliti membutuhkan data kuantitatif seperti rekap volume penjualan

sebelum pandemi dan dalam masa pandemi guna mendukung

penelitian ini.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari lapangan

oleh orang yang melakukan penelitian [ CITATION Has02 \l 1057 ], dapat

diperoleh langsung dari seperti wawancara dengan pihak perusahaan

maupun pegawai CV Aninda Furniture Indonesia. Data primer

dianggap lebih valid (akurat), karena data di tampilkan secara jelas dan

terperinci (Supomo,2010).

Dalam penelitian ini data primer diperoleh selama menjalani

masa magang tanggal 11 Januari 2021 sampai 11 Mei 2021 di CV

Aninda Furniture Indonesia. Data yang di butuhkan meliputi Sejarah

20
Berdiri perusahaan, tentang perusahaan, data penjualan perusahaan

sebelum pandemi covid 19 dan data selama Pandemi .

b. Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari mengumpulkan data informasi

yang sudah tersedia, seperrti jurnal terdahulu, Internet, web pemerintah

dll tujuannya utuk melengkapi data primer [ CITATION Has02 \l 1057 ].

Umumnya data sekunder berbentuk data yang sudah diolah dan siap di

fungsikan. Penulis mendapatkan data sekunder melalui jurnal, tugas

akhir, buku, skripsi, penelitian terdahulu dll yang dapat di akses secara

mudah di berbagai media.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu alat bantu guna memudahkan

penelitian agar berjalan secara terencara dan teratur guna mempermudah

proses penelitian [ CITATION Ari10 \l 1057 ].

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode yang sering digunaka

dalam sebuah penelitian karena sangat mudah melakukan metode ini.

Dalam hal ini peneliti langsung berhadapan dengan subjek penelitian

yaitu CV Aninda Furniture Indonesia, tujuan dari wwancara sendiri

adalah mencari berita, mengumpulkan data dari informan. Wawacara

adalah percakapan yang dilakukan 2 orang atau lebih guna bertukar

suatu informasi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.Cara

melakukan wawancara :

21
1) Menyiapkan Pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu yang akan

diajukan kepada narasumber, memastikan kesediaan waktu dan

narasumber untuk diwawancarai, menyiapkan alat pendukung

wawancara.

2) Melaksanakan wawancara dibantu dengan alat perekam serta buku

catatan yng digunakan sebagai bukti dokumentasi.

3) Menyimpulkan data yang sudah di dapat melalui narasumber.

Wawancara dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara

terstruktur dan wawancara tidak terstruktur:

1) Wawancara terstruktur ini digunakan pada saat penulis sudah

mengumpulkan informasi yang diperoleh lalu menanyakan

validalitasnya kepada pihak yang berwenang dengan membuat

terlebih dahulu daftar pertanyaan:

Contohnya penyebab penumpukan barang jadi di gudang,

penyebab keterlambatan produksi, strategi perusahaan,

mengapa alur produksi berubah dll.

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara yang tidak baku dan tidak memiliki struktur,

dilakukan saat jam kerja kepada karyawan dll untuk

mengetahui suatu informasi.

b. Observasi

Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang

menggunakan pengamatan secara langsung mapun tidak langsung

22
[ CITATION Riy10 \l 1057 ]Penelitian ini menggunakan observasi secara

langsung saat menjalani kegiatan magang pada periode 11 Januari

2021 sampai 11 Mei 2021.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik mengumpulkan catatan dari

peristiwa yang sudah berlalu[ CITATION Sug16 \t \l 1057 ]. Untuk

memperoleh data ini dengan cara mengumpulkan dokumen,data

perusahaan terdahulu, tulisan, maupun gambar untuk mendukung

penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Metode penelitian adalah satu cara yang digunakan dalam sebuah

penelitain guna mencapai tujuan tertentutak lain adalah sebuah rancangan

yang berisi subjek maupun objek yang akan diteliti lebih lanjut. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif,metode deskriptif sendiri

digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan serta menceritakan secara

sistematis dan berurutan namun tidak digunakan membuat kesimpulan yang

meluas.[ CITATION Tan11 \l 1057 ]

Dalam penelitian ini model analisis data yang digunakan adalah

analisis deskriptif kualitatif yang memiliki cara kerja menguraikan masalah

yang akan diteliti, menggambarkan, serta meringkas tentag masalah apa yang

akan diteliti [ CITATION Wir06 \l 1057 ]. Dalam merancang terdapat dua hal

yang harus dilakukan yakni memiliki pengetahuan dan trampil dalam

melakukan pengkajian ulang.

23
1. Pengumpulan data

Melakukan studi kasus harus diawali dengan teknik pengumpulan data

dengan teknik wawancara kepada pihak CV Aninda Furniture Indonesia,

alat, serta menganalisis data yang sudah dikumpulkan.

2. Reduksi data

Tahap ini adalah bentuk penyederhanaan dari data yang diperoleh hingga

data siap di pakai melalui proses magang di CV Aninda Furniture

Indonesia selama 4 bulan. Data yang penulis dapatkan dari proses magang

antara lain furniture costing, perhitungan rangka furniture, alur supply

chain management dll.

3. Penyajian data

Data yang telah diolah akan ditampilkan sehingga mudah untuk dipahami

agar mendapat gambaran yang jelas tentang obyek yang dibahas.

4. Penarikan kesimpulan

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah data yang telah diolah dan

disajikan secara keseluruhan akan disimpulkan agar menjadi sebuah

makna.

Kedua penulis menganalisis hambatan dengan menggambarkan diagram

fishbone. Fishbone analysis adalah suatu diagram yang membentuk tulag

ikan yang berfungsi mengidentifikasi efek atau sebab dari berbagai macam

masalah [ CITATION Hei15 \l 1057 ]. Langkah pembuatan diagram ini adalah

pertama menentukan faktor-faktor yang terdapat di diagram fishbone,

kedua menentukan masalah yang akan di analisis, ketiga membuat gambar

24
diagram yang menyerupai tulang ikan lalu menulis masalah yang terjadi

beserta penjelasan detailnya. Tujuan dari fishbone analysis ini adalah

mengetahui akar dari permasalahan setiap masalah sehingga segera dapat

di tangani serta bermanfaat untuk mengetahui alasan suatu masalah dapat

terjadi dan mengapa suatu proses tidak dapat berjalan dengan baik.

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil CV Aninda Furniture Indonesia

CV Aninda Furniture Indonesia (AFI) adalah sebuah perusahaan

berbasis di Solo,Jawa Tengah Indonesia yang bergerak pada bidang

furniture serta dekorasi ruangan . Aninda Furniture Indonesia terbentuk

karena adanya krisis moneter yang menyebabkan mata uang khususnya

meningkatnya kurs dolar AS. Hal itu membuat salah satu perusahaan asing

di Solo juga terdampak dan berakibat penutupan dan PHK masal,

perusahaan tersebut adalah salah satu cabang yang di pimpin oleh ibu

Nuri. Sebab terjadi PHK secara masal banyak karyawan yang

membicarakan nasib mereka kedepannya kepada ibu Nuri. Dari keluh

kesah para karyawan tersebut munculah ide dari ibu Nuri untuk

melanjutkan perusahaan tersebut dengan nama baru yaitu dengan

memanfaatkan sumber daya serta jaringan yang ada di dalam perusahaan

sebelumnya. Setelah berdiskusi dengan Bapak Biyp Muchsen terjadilah

kesepakatan bahwa terbentulah perusahaan baru CV Aninda Furniture

Indonesia (AFI).

Lokasi pertama Aninda Furniture Indonesia yang pertama berada

di Blulukan, Colomadu dengan orderan satu container tiap bulannya. Lalu

karena orderan yang terus meningkat dan pabrik tak dapat menampung

26
jumlah produksi yang terus naik Aninda Furniture Indonesia memindah

kan lokasi ke Jl. Ir. Juanda No. 402 Pucangsawit pada 2002 dengan sistem

kontrak selama satu tahun. Pada taun itu perusahaan terus berkembang dan

manajemen perusahaan serta legalitas dilengkapi.

Pada tahun 2003 hingga sekarang perusahaan bertempat di Jl. Ring

Road No. 80, Grumbelsawit, Sroyo, kec. Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Dalam perjalanannya Aninda Furniture menambah satu lokasi yang berada

di Bonorejo, Plesungan, Mojosongo. Namun, karena adanya kendala

sulitnya mengontrol dua tempat produksi. Semua kegiatan dipusatkan di

Sroyo hingga saat ini.

Pada saat pandemi ini Aninda Furniture menggunakan cara kerja

baru dengan menjalin kerjasama dengan para pengrajin kayu di sekitar

Solo dan Jepara guna memudahkan produksi massal, dan di pabrik hanya

untuk proses finishing serta packing saja.

Aninda Furniture memiliki keunggulan yang di tawarkan kepada

konsumen yaitu semua produk di buat oleh seseorang individu bukan

massal (Handmade), Harga yang bersaing menyesuaikan kondisi pasar

(Affordable price), pembeli atau ritel dapat menggunakan merk dagangnya

sendiri, dapat menentukan desainnya sendiri ataupun melalui desain yang

dimiliki oleh perusahaan,untuk item tertentu dapat dengan jumlah minim

order yang sangat kecildan dapat memproduksi jumlah yang banyak dalam

waktu tertentu.

27
2. Struktur Organisasi CV Aninda Furniture Indonesia

Struktur organisasi dibuat guna memudahkan pembagian

wewenang dan tugas agar lebih teratur.

Direktur

keuangan Umum Produksi Marketing

Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV Aninda Furniture Indonesia
Sumber : CV Aninda Furniture Indonesia , 2021

Keterangan tugas dan wewenang setiap jabatan di struktur

organisasi CV Aninda Furniture Indonesia sebagai berikut :

a. Direktur

Direktur mempunyai tugas untuk mengawasi, membuat kebijakan dan

keputusan ,serta mengawasi tugas karyawan dan kepala bagian

b. Keuangan

Bagian keuangan bertugas membuat rencana budget produksi dll dan

Membuat laporan dengan cara mencatat dan melaporkannya kepada

direktur dalam periode tertentu.

c. Umum

28
Bagian umum bertugas berkoordinasi dan mengawasi kinerja

karyawan, absensi, serta yang berhubungan dengan sumber daya

manusia.

d. Produksi

Bagian produksi bertugas mengawasi produksi furniture agar berjalan

sesuai dengan rencana. Di bagian produksi terdapat beberapa tugas

antara lain :

1) Menyiapkan serta menghitung stok bahan baku pembuatan

furniture.

2) Mengatur barang,menghitung jumlah barang, dan melakukan

quality control barang.

3) Finishing barang seperti mengecat, memasang knop dll.

4) Packing barang yang siap dikirim, pelabelan sesuai pencatatan

administrasi, serta bongkar muat barang.

e. Marketing

Tugas Marketing mengenalkan produk ke konsumen maupun toko ritel

agar produknya dikenal oleh publik dapat melalui berbagai media

seperti sosial media, website, pameran dll. Salah satu cara marketing

adalah membuat konten yang menarik mengenai suatu produk yang

akan dipasarkan.

29
I. Pembahasan

Pada penelitian ini guna membahas serta menjawab permasalahan CV

Aninda Furniture indonesia agar proses supply chain management

berlangsung dengan baik.

1. Proses Penyediaan Bahan Baku

Proses penyediaan bahan baku berfungsi melancarkan proses

produksi. Dimulai dari kegiatan mencari pemasok bahan baku sampai

mendatangkan bahan baku ke pabrik.

Purchase order Perhitungan kebutuhan


bahan baku

Supplier bahan baku Gudang

Perhitungan Stok Quality control bahan


baku

Pengecekan Kilndry

Gambar 4.2
Upstream CV Aninda Furniture Indonesia

a. Purchase Order

30
Bagian ekspor akan menerima pesanan produk setelah

terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang harga serta

desain produk yang diinginkan oleh konsumen.

b. Bagian Produksi

Bagian Produksi akan menghitung jumlah kebutuhan bahan

baku yang diperlukan untuk memroduksi pesanan seperti aksesoris

produk dan kayu rangka.

31
Gambar 4.3
Perhitungan rangka kayu coffe table
Sumber: CV Aninda Furniture Indonesia (2021)

c. Bagian keuangan

Bagian Keuangan akan memperhitungkan jumlah biaya yang

digunakan untuk satu kali produksi barang seperti biaya bahan baku,

finishing, serta packing.

Furniture Costing General Information


Code Date 23-Aug-18

Description COFFEE TABLE Quantity 1

Size 91,5W 61D 55H

Finish
Hardware and Finishing
No Finish By Page Qty Supplier / Code size By U.Price Amount

1 Material cost Rp 342,608.40

Finishing NC/PU/DUCO natural Rp 90,000.00 1.6 Rp 144,000.00

Jcbc, Screw & Glides Rp 25,000.00 1 Rp 25,000

HANDLE Rp 50,000.00 2 Rp 100,000

Material Packing Rp 65,000.00 1 Rp 65,000

Jasa Tukang Rp 350,000.00 1 Rp 350,000

Jasa Amplas Rp 25,000.00 1 Rp 25,000

Jasa Finishing Rp 45,000.00 1 Rp 45,000

Jasa Packing Rp 6,000.00 1 Rp 6,000

TOTAL Rp Rp 1,102,608

32
Gambar 4.4
Perhitungan produksi coffe table
Sumber: CV Aninda Furniture Indonesia (2021)

d. Supplier

Jika estimasi biaya sudah terhitung semua bagian produksi akan

menghubugi supplier beberapa supplier yang siap untuk menerima

order bahan baku seperti kayu, kain, dan aksesoris produk untuk

memesan bahan baku guna di produksi.

e. Barang sampai gudang

Apabila baha baku dari supplier sudah siap akan dikirimkan ke

gudang untuk proses penumpukan bahan baku serta menghitung dan

mencatatkan bahan yang baru datang ke pembukuan stok bahan baku.

f. Pengecekan

Bahan baku yang sampai akan di simpan di gudang untuk

dilakukan pengecekan. Pengecekan dilakukan sebanyak dua kali saat

barang turun digudang serta sebelum proses kiln dry pada kayu. Pada

saat ini biasanya rawan kesalahan seperti ukuran kayu yang tidak

sesuai, kualitas kayu yang kurang baik, kayu terdapat rayap, aksesoris

kurang. Apabila terjadi kecacatan pada bahan baku maka bahan baku

yang cacat akan dikembalikan lagi ke supplier guna penggantian

barang baru yang sesuai dengan kesepakatan awal.

g. Kiln dry

33
Kiln dry adalah proses memasukan kayu kedalam suatu

ruangan yang terdapat pemanas serta kipas angin guna mengeringkan

atau mengurangi kadar air pada kayu. Kayu yang datang dari supplier

biasanya masih memiliki kadar air yang tinggi sehingga harus

dikeringkan agar tidak terdapat jamur dan kualitas kayu menjadi lebih

baik. Kayu yang baik memiliki kadar air sekitar 15%-17%. Masalah

yang sering timbul pada saat proses ini adalah pengeringan yang tidak

merata karena kayu tertumpuk serta banyaknya kayu yg pecah ataupun

elengkung karena terjadinya proses pengurangan kadar air.

Proses di atas merupakan alur pengadaan bahan baku yang akan

digunakan untuk proses produksi furniture di CV Aninda Furniture

Indonesia. Setelah ada proses pengadaan bahan baku dilanjutkan dengan

proses produksi. Sebelum pandemi CV Aninda Furniture Indonesia

melakukan proses produksi di pabrik satu atap dengan gudang, namun

karena adanya pandemi seluruh pegawai bekerja dari rumah sehingga CV

Aninda Furniture Indonesia memilih mengirim bahan baku ke pengrajin

agar tetap bisa produksi di masa pandemi.

2. Alur Produksi CV Aninda Furniture Indonesia dimasa Pandemi

Stuffing Bahan
Baku

Pembuatan Pengiriman Ke
sampel / Kirim Pengrajin
gudang

34
Produksi massal

Pengolahan Perakitan Pemberian Obat Amplas


Kayu Hama

Kirim Kembali
kepabrik

Pemasangan Quality Control


Aksesoris / dan Packing
Finishing

Gambar 4.5
Alur Produksi CV Aninda Furniture Indonesia dimasa Pandemi
a. Stuffing

Kayu yang telah melalui proses kiln dry akan dimuat untuk

dikirimkan ke pengrajin area solo dan jepara karena di pabrik tidak ada

proses produksi akibat pandemi. Saat dimuat kayu akan dikirimkan

sesuai perhitungan kayu yang telah diperhitungkan sebelumnya

ditambah kayu cadangan guna mengantisipasi kayu yang tidak layak

pakai.

Setelah sampai di pengrajin, pertama-tama pengrajin akan

membuat sampel dari produk guna dikirim ke pabrik guna gambaran

desain apabila telah dibuat apakah sama dengan yang diinginkan oleh

konsumen, apabila sudah sesuai akan dilakukan produksi secara massal

dan apabila belum sesuai dengan desain akan direvisi kembali hingga

produk sesuai dengan keinginan konsumen.

b. Pengolahan kayu

35
Kayu yang baru datang akan di potong sesuai dengan ukuran

rangka yang ditentukan sesuai furniture yang akan diproduksi.

Selanjutnya adalah proses menghaluskan permukaan kayu pada tahap

ini biasanya muncul kayu reject akibat lubang ataupun noda hitam

yang terdapat pada permukaan. Apabila terdapat permukaan kayu tidak

rata dapat dilakukan proses dempul lalu diamplas kembali agar

permukaan menjadi rata. Dempul juga berfungsi sebagai dasaran

warna cat .

c. Obat Hama

Kayu sangat rentan sekali terkena jamur dan hama maka dari

itu pengaplikasian obat hama sangat penting. Pengaplikasian obat

hama degan cara mengoles ke seluruh permukaan kayu lalu ditunggu

hingga meresap lalu dianginkan ataupun dijemur sinar matahari.

Apabila obat tidak kering akan mengganggu proses pengecatan

furniture.

d. Amplas

Proses pengamplasan dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali

yaitu saat awal, setelah pengobatan hama dan setelah proses dempul

cat. Fungsi pengampasan berulang adalah memastikan permukaan

barang benar-benar rata dan halus.

e. Perakitan

36
Perakitan adalah proses penggabungan bahan kayu yang sudah

dipotong sesuai dengan bentuk rangkanya dan di gabungkan

menggunakan paku ataupun pasak agar dapat berdiri dengan kokoh.

f. Kirim kembali ke pabrik

Produk yang sudah dirakit bisa disebut barang setengah jadi

karena masih ada proses selanjutnya guna menyempurnakan barang.

Barang yang setengah jadi ini dikirimkan kembali ke pabrik sroyo

untuk dilakukan finishing serta pemasangan aksesoris seperti

pintu,gagang,engsel dll.

g. Finishing

Setelah sampai di pabrik barang setengah jadi ini akan melalui

proses finishing dengan diamplas kembali agar halus lalu dimulai

proses pewarnaan dasar hingga pewarnaan top sesuai dengan keinginan

konsumen. Pada proses ini biasanya menggunakan alat dengan

menyemprotkan cat ke seluruh permukaan furniture sesuai dengan

kebutuhan. Setelah cat kering biasanya adalah pemasangan aksesoris

furniture seperti capit udang, gagang pintu, sepatu dll serta diamplas

kembali apabila ada bagian yang kurang rata atau halus.

h. Quality control

Setelah proses finishing barang akan melalui proses quality

control guna memastikan setiap produk sesuai dengan kulitasnya atau

sesuai dengan kesepakatan dengan pembeli. Pada saat ini kesalahan

37
yang sering terjadi adalah ukuran yang berbeda beberapa cm, warna

yang tidak rata,bagian masih kasar, kotor, bahkan kadar air furniture

yang belum sesuai dengan standar.

i. Packing

Apabila lolos quality control barang akan di packing namun

sebelum dipacking barang akan di oles dengan silikon agar mengkilap

dan bebas dari debu lalu ditunggu hingga siikon mengering.

Selanjutnya setiap sudut furniture diberi gabus agar menghidari

benturan saat proses pengiriman. Setelah pemberian gabus disetiap

sudut, seluruh permukaan furniture akan di wrapping menggunakan

plastik wrapping baru setelah itu akan dipacking menggunakan kardus.

Yang terakhir kardus akan di tempel label yang berisi nama pemesan

serta nama barang.

6. Persediaan

Pada CV Aninda Furniture terdapat jenis persediaan dalam

kegiatan rantai pasok yaitu Persediaan bahan baku mentah. Gudang

menyediakan bahan baku pembuatan furniture mentah kayu yang telah di

potong dari supplier yang sudah di potong lalu sampai pabrik melalui

proses pengeringan agar kadar air berkurang. Apabila sudah kering kayu

ini akan dijadikan stok bahan baku apabila ada pesanan. Berlaku juga

untuk aksesoris furniture akan dimasukan ke gudang sebagai stok.

38
7. Perbedaan Supply Chain Management Sebelum dan Sesudah Adanya

Pandemi

Sebelum adanya pandemi covid-19 di Indonesia CV Aninda

Furniture Indonesia melakukan seluruh proses supply chain management

mereka pada satu atap pabrik, dimulai dari proses barang mentah sampai

barang jadi, finishing packing serta pengrajin bekerja di pabrik.

Namun setelah adanya pandemi barang mentah akan dikirimkan ke

pengrajin guna menjadi barang setengah jadi lalu dikirim kembali ke

pabrik guna proses selanjutnya yaitu finishing dll.

8. Faktor yang mempengaruhi Supply Chain Management dapat

berjalan dengan baik di CV Aninda Furniture Indonesia

a. Menjaga hubungan baik dengan supplier

Dengan menjaga hubungan baik dengan supplier akan mendapatkan

timbal balik yag baik bagi kedua belah pihak dan menimbulkan

kepercayaan sehingga proses transaksi dapat berjalan aman dan lancar

serta menghasilkan hubungan kerja yang jangka panjang.

b. Rantai pasokan yang efektif

Antar bagian divisi saling berkoordinasi serta saling berhubungan

dengan baik yang dapat meminimalisir kesalahan dalam proses supply

chain management.

c. Hubungan baik dengan konsumen atau retail

CV Aninda Furniture Indonesia hanya menjual produk mereka ke

pasar internasional, maka dari itu konsumen atau retail mereka berasal

39
dari berbagai negara. CV Aninda Furniture Indonesia berusaha

hubungan dengan konsumen atau retail hanya sebatas hubungan bisnis,

namun berharap juga terjadi hubungan yang bersifat jangka panjang.

Selain itu perusahaan akan membantu mitranya dalam

mengembangkan usahanya melalui pemenuhan permintaan konsumen

atau retail contohnya adalah memberi saran tentang desain furniture

yang mereka inginkan agar menjadi nilai tambah bagi konsumen atau

retail. Tidak sekedar hanya membuat furniture namun dapat memenuhi

selera desain dari customer . Aninda Furniture Indonesia telah banyak

memasok project lobi serta hotel selama bertahun tahun dengan bahan

baku furniture terbuat dari kayu, kombinasi kayu, logam, furniture

berlapis kain, serta tenun . baik untuk luar ruangan maupun dalam

ruangan. Semua barang di Aninda Furniture Indonesia memiliki

kualitas terbaik serta harga yang kompetitif. Aninda membantu

konsumen dalam pemilihan kebutuhan furniture dengan

mempertimbangkan kualitas produk terbaik, design yang nyaman dan

elegant, harga kompetitif serta model back to nature yang unik.

Menggunakan bahan baku kayu terbaik di daerah tropis yang sangat

terkenal akan ketahanannya baik di dalam maupun luar ruangan yang

sangat sempurna untuk di buat menjadi bahan baku produk furniture.

d. Efisiensi

40
Menggunakan cara kerja yang efisien CV Aninda Furniture Indonesia

memiliki beberapa kontrak dengan pengrajin di area solo dan jepara

yang memungkinkan produksi sebuah produk secara massal.

e. Moto Pelayanan

Ada 3 hal yang menjadi moto pelayanan utama di Aninda Furniture

Indonesia:

1) Pertama On Time, Memberikan gaya baru terhadap seni warisan

leluhur Indonesia dengan teknik pembuatan secara handmmade.

Untuk pengerjaan CV Aninda Furniture Indonesia bekerja secara

tepat waktu sesuai dengan kesepakatan awal saat terjadinya

kontrak, sehingga meminimalisir keterlambatan. Waktu pengerjaan

untuk pesanan kecil sekitar 1 container membutuhkan 30-40 hari

kerja, Sedangkan untuk pemesanan kontainer besar akan di

negosiasikan kembali berdarsarkan kesepakatan.

2) Kedua,Top Quality berkomitmen untuk memakai Material terbaik

dari kayu pilihan serta aksesoris yang dibuat handmade yang

memperhatikan detail dalam kekuatan dan ketahanan agar tahan di

luar ruangan maupun dalam ruangan..

3) Ketiga Within Budget mewujudkan tujuan dan keinginan konsumen

dengan penyelesaian tepat waktu dan tepat anggaran sesuai dengan

budget konsumen yang menurut mereka harga affdorable. Dengan

tak kalah penting mempertimbangkan kondisi pasar untuk

mendapatkan harga terbaik. Bagi retail perhitungan harga sangatlah

41
penting karena toko retail akan menjual lagi ke konsumen akhir

sehingga harus mempertimbangkan dan menyesuaikan selera serta

harga yang pas pada suatu produk.

9. Faktor Penghambat Supply Chain Management

Penulis menganalisis hambatan internal proses supply chain management dengan


metode fishbone analisis:

Methods Man Material

Barang dari pengrajin terlambat masuk ke pabrik untuk finishing


Proses penyaluran bahan baku membutuhkan waktu Jumlah
lama Tenaga Kerja

Analisis faktor yang menghambat supply chain management keterlamba


Tenaga kerja kurang terampil & cekatan
Kesalahan tahap finishing Stok tidak sesuai

gukuran kinerja pengrajin tidak dapat dilakukan karena jarakKecelakaan


yang jauh kerja Secara Handmade

Alat terbatas
Cuaca yang tak menentu
Pengendalian kualitas tidak memenuhi syarat

Measurement Mother Nature Machine & Equipment


42
Gambar 5.5

Diagram fishbone penyebab hambatan suply chain management saat proses produksi CV
Aninda Furniture Indonesia

a. Metode

1) Penyaluran bahan baku yang lama menyebabkan keterlambatan

proses produksi. Bahan mentah yang dikirim ke pabrik tidak

dapat langsung digunakan untuk membuat furniture terutama

bahan kayu yang harus melalui proses pengeringan setelah

melalui proses perhitungan. Setelah melalui proses pengeringan

dan penghitungan kayu akan dimuat kedalam truck untuk

dikirimkan ke pengrajin untuk di proses menjadi barang

setengah jadi, selanjutnya bahan baku yang sudah setengah jadi

akan dikirim kembalike pabrik untuk proses finishing. Hal itu

menyebabkan menambah lama waktu dan tidak terpantaunya

pengrajin akibat pengerjaan berada di luar pabrik.

2) Yang kedua adalah kesalahan saat finishing dapat diketahui

setelah calon pembeli melihat hasil jadi produk furniture.

Kesalahan yang kerap terjadi saat proses finishing adalah

persentase gloss atau satin saat proses pengecatan, sudut-sudut

yang tidak terlihat masih kasar akibat terlewat proses amplas,

ukuran furniture yang tidak sesuai request dari pembeli

sehingga harus di perbaiki a

b. Man

43
1) Kurangnya tenaga kerja pada saat produksi membuat kadang

barang datang terlambat saat akan melalui proses finishing.

Pada bagian finishing yang hanya dua sampai tiga orang saja

membuat proses berjalan dengan lambat sehingga menghambat

rantai pasok. Selain itu proses packing barang hanya dikerjakan

2-3 orang serta menggunakan packing kardus yang dipotong

manual bukan kardus yang khusus dicustom untuk produk

tersebut membuat memakan banyak waktu saat pengukuran

kardus packing agar sesuai dengan ukuran barang yang akan di

packing.

2) Kurang terampil tenaga kerja

Kurang terampilnya tenaga kerja membuat proses finishing

kadang terhambat karena ketidak sesuaian pemasangan

aksesoris pada furniture sehingga harus memasang secara ulang

sesuai dengan desain yag diinginkan oleh pembeli.

c. Material

1) Barang setengah jadi yang masuk ke pabrik datang terlambat

sehingga proses finishing tidak segera dapat dilakukan.

2) Akesoris yang ada di gudang kadang tidak sesuai dengan stok

yang tertulis pada data yang dipegang perusahaan, sehingga

harus menunggu aksesoris datang baru dapat mengerjakan

proses finishing.

d. Pengukuran kinerja karyawan produksi

44
Pengukuran kinerja karyawan produksi tidak dapat dilakukan secara

langsung oleh pemilik karena pada masa pandemi kunjungan di batasi

serta terkendala oleh jarak yang jauh yaitu jepara. Pengukuran kinerja

karyawan hanya dapat dilakukan oleh kepala pengrajin sehingga

kurang maksimal dan kesalahan pada saat produksi barang setengah

jadi menjadi lebih lama utuk di benarkan karena harus menunggu

evaluasi dari bagian quality control,

e. Mother nature

1) Kecelakaan kerja tak terduga dapat terjadi saat proses produksi

seperti tangan pekerja tergores saat proses pengamplasan, mata

pekerja perih saat proses pengecatan yg menggunakan air brush

akibat tidak memakai kacamata pelindung dll.

2) Cuaca indonesia yang tak menentu mempengaruhi saat proses

kilndry atau pengovenan kayu. Disaat musim penghujan kayu

akan lebih lama berkurang kadar airnya.

f. Machine and equipment

1) Karena semua produk furniture CV Aninda Furniture

Indonesia dibuat secara handmade dengan alat bantu

tradisional maka prosesnya akan memakan waktu yang

lebih lama daripada yang menggunakan mesin-mesin

modern.

2) Alat yang terbatas menyebabkan apabila ada alat yang

rusak akan menunggu terlebih dahulu teknisi untuk

45
memperbaiki karena tidak terdapat mesin cadangan

contohnya mesin pengering kayu.

Faktor eksternal yang menghambat proses supply chain management:

Pandemi covid-19 saat ini membuat proses distribusi CVAninda

Furniture Indonesia sedikit terhambat karena semua produk yang

diproduksi adalah khusus untuk pasar luar negeri atau produk ekspor.

Ekspor produk furniture dari CV Aninda Furniture ini terhambat akibat

sebagian konsumen atau toko retail yang menerima produk CV Aninda

Furniture Indonesia memilih menutup gerai mereka karena penurunan

penjualan akibat pandemi, Konsumen hotel atau penginapan juga tidak

melakukan order karena industri wisata sedang lesu akibat pandemi

ini. Beberapa negara juga menerapkan hambatan impor atau dalam

kata lain tidak menerima produk ekspor ini saat pandemi contohnya

seperti di eropa dan singapura yang membuat proses distribusi tidak

lancar.

46
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Penerapan supply chain management di CV Aninda Furniture Indonesia

sudah cukup baik karena hubungan yang erat antar komponen sudah saling

mengenal satu sama lain sehingga memperlancar proses proses supply

chain management, contohnya perusahaan sudah mengenal baik para

supplier bahan baku serta pengrajin sehingga semakin mudah utuk proses

koordinasinya.

Proses supply chain management selama masa pandemi covid-19 dengan

sebelum adanya covid-19 adalah berbeda. Adanya pandemi ini

mengakibatkan pegawai bekerja dari rumah dan para pengrajin juga

dipulangkan ke daerah asal mereka yaitu Jepara. Sebelum adanya covid-19

semua proses dilakukan dalam satu atap mulai dari barang mentah hingga

siap kirim ke konsumen ataupun retail. Perusahaan lalu membuat sistem

baru yakni dengan cara kayu yang datang dari supplier akan dikurangi

kadar airnya melalui proses kiln drysetelah proses kiln drykayu akan

dimuat ke truck untuk dikirimkan ke pengrajin di Jepara untuk proses

pengolahan menjadi barang setengah jadi. Saat sampai pengrajin kayu

akan melalui proses pemotongan kayu sesuai ukuran barang yang akan

dibuat, proses pengamplasan agar kayu halus. Dilanjutkan dengan proses

perakitan kayu agar menjadi bentuk yang diinginkan seperti kursi, table,

47
tempat tidur. Setelah terbentuk rangka setengah jadi akan dilakukan proses

penghalusan lagi serta pemberian obat hama agar furniture tahan lama dan

terbebas dari jamur. Rangka yang sudah diamplas serta diberi obat hama

akan dikirim kembali ke pabrik Sroyo untuk proses finishing. Proses

finishing awali dengan pengamplasan kembali bagian-bagian yang masih

kasar bagian-bagian yang kurang rata. Setelah proses amplas kayu akan

diberi cat dasar menggunakan alat kompresor agar lebih rata dalam

pengaplikasiannya dan setelah agak kering akan diulangi kembali sampai

sesuai ketebalan yang diinginkan.Kayu yang sudah diberi cat dasar akan

didempul pada bagian yang berlubang serta memiliki mata agar rata.

Apabila proses dempul selesai akan dilakukan kembali pengamplasan

menggunakan cara manual agar bekas tambalan rata. Saat tambalan sudah

rata dapat dilakukan proses pewarnaan yang dapat memunculkan garis-

garis alami pada kayu. Selanjutnya adalah proses coating yang akan

membuat furniture lebih terlihat mengkilap. Proses finishing telah selesai

dilanjutkan dengan quality controlbertujuan untuk melihat apakah

furniture tersebut sudah sesuai dengan standar dan desain, apabila lolos

proses quality controlakan dilanjutkan proses packing. Apabila tidak lolos

quality control produk akan direvisi ulang sesuai dengan kesalahan atau

kekurangan dari produk tersebut.

2. Kendala yang dihadapi selama adanya sistem baru supply chain

managementdi CV Aninda Furniture indonesia adalah kurangnya efisiensi

waktu karena barang mentah akan dikirimkan ke Jepara guna di proses

48
menjadi barang setengah jadi lalu akan dikirimkan balik ke pabrik sroyo

guna proses finishing, hal ini sangat memakan banyak waktu serta

memerlukan biaya transportasi dan bahan bakar yang cukup banyak.

Selain kurang efisien kendala yang dihadapi adalah kurang bisa

terpantaunya proses produksi dikarenakan jarak yang jauh antara pabrik

dan pengrajin sehingga hanya sesekali dapat mengunjungi dan melakukan

controlling pada bagian produksi sehingga banyak kesalahan antara lain

kesalahan desain, keterlambatan barang datang ke pabrik untuk finishing,

kurangnya tenaga kerja dll. Hambatan eksternal disebabkan pandemi yang

mengakibatkan proses distribusi tidak lancar karena adanya pembatan

produk impor di beberapa daerah seperti Eropa dan Singapura.

J. SARAN

Berdarsarkan pada analisis yang telah dilakukan saran yang diharapkan

membantu CV Aninda Furniture Indonesia adalah:

1. Supply chain management harus lebih ditingkatkan, koordinasi yang baik

antar komponen yang terlibat di proses ini harus saling melengkapi agar

tercipta sistem yang harmonis. Di masa pandemi seperti ini CV Aninda

Furniture harus menjalin hubungan yang baik dengan konsumen disaat

kondisi pandemi seperti ini meskipun konsumen tak melakukan order

sekalipun.

2. Kedua penyerderhanaan proses distribusi yang kurang efektif karena

adanya pengiriman bahan baku yang berulang, karena bahan mentah yang

49
dikeringkan di pabrik akan dikirim ke pengrajin lalu setelah menjadi

barang setengah jadi atau rangka mentah akan dilakukan proses finshing

dengan cara mengirimnya kembali ke pabrik hingga menjadi barang jadi

sehingga memakan banyak waktu. Untuk menghemat biaya angkut dapat

dilakukan dengan memilih pengrajin terdekat seperti area Solo raya yang

dekat dengan pabrik tempat furniture akan di finishing sampai siap ekspor.

Yang terakhir rutin melakukan pengontrolan ke bagian pengrajin agar

produk dibuat secara tepat dan cepat.

50
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, & Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.
Cooper, & R, D. (2006). Business Research Methods (8th ed.). Boston: Mc.
GrawHil.
Esper, T. L. (2020). Supply Chain Management Amid The Coronovirus
Pandemic. Economics , 40, 101-102.
Farid. (2018). Jurnal Ekonomi. Identifikasi Dan Penganan Resiko Pada Supply
Chain Di PT Batik Danar Hadi , 23-40.
Harto et.al., W. K., Arbita, K. P., & Abdullah, A. (2010). Sistem Dinamis Industri
Furniture Indonesia Dari Perspektif Supply Chain Management. Jurnal
Management , 30, 107-113.
Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Heizer, J. a. (2015). Manajemen Operasi. Dalam Manajemen Keberlangsungan
dan Rantai pasokan (hal. Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat.
Illahi, U., & Mir, M. S. (2021). Economic journall. Maintaining efficient logistics
and supply chain management operations during and after coronavirus (COVID-
19) pandemic: learning from the past experiences .
Ivanov, D. (2020). Predicting the impacts of epidemic outbreaks on global supply
chain A simulation-based analysis on the coronavirus outbreak (COVID-
19/SARS-CoV-2) case. Economics , 136.
Janvier, J. (2012). International Business Research. A New Introduction to Supply
chains and Supply Chain Management , 194-207.
Kasiram, M. (2008). Metodologi Penelitian (Vol. 1). Malang: UIN-Maliki Press .
Kusrini, N., & Maswadi. (2020). The performance improvement of sustainble
palm oil supply chain management after COVID-19:Priority indicators using F-
AHP. Economocs , 227-236.
Levi, S., & P, K. (2009). Designing and Managing The Supply Chain
Management. Boston: McGraw-Hill Company.
M. d., K. N., & S. K. (2020). Covid-19 and the pursuit of supply chain resilience:
reaction and lesson learned from logistics service providers. Business , 12-15.
Marolop, T. (2011). Aspek dan Prosedur Ekspor. Jakarta: Salemba Empat.

51
Muhammad Salman HabibFarooq, M. U., Hussain, A., & Masood, T. (2021).
Supply Chain Operations Management in Pandemics A State-of-the-Art Review
Inspired by COVID-19. Engineering Journal , 13.
Paoki, K. (2016). Analisis Manajemen Rantai Pasok Pada Ponsel Samsung Di
Samsung Center ITC Manado. EKONOMI , 16, 331-336.
Perancangan Tahapan Pengembangan Rantai Pasok Industri Furnitur Menuju
Industri 4.02020Jurnal Management 91
S, F. (2018). Jurnal Ekonomi. Identifikasi dan Strategi Penanganan Supply Chain
Di PT Batik Danar Hadi , 23.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono2016Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&DBandungPT
Alfabet
Sunil et.al., L., A. K., S. K., & Y. K. (2020). COVID-19 impact on sustainable
production and operations management. Business , 1-7.
Swanson, D., & Santamaria, L. (2021). Pandemic Supply Chain Research A
Structured Literature. Business Journal , 5.
T. E., Loho, A. E., & Mandei, J. R. (2018). Deskripsi Rantai Pasok Mebel
Berbahan Baku Kayu Kelapa (Studi Kasus Di BLPT GMIM Kaaten Kota
Tomohon). Jurnal Managemen , 14, 247-256.
Tanzeh, A. (2011). Metodologi penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.
Turban, R. P. (2012). Peran Supply Chain Management dalam Sistem Produksi
dan. Benefit Journal of Management and Business , 16(2), 91-98.
W, C., J.Ketchen, D., & L.Darby, J. (2020). Pandemics and Supply Chain
Management Research Toward a Theoretical Toolbox. Journal Management , 51,
4.
Wirartha, I. M. (2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Andi.
Yatim, R. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

52
53

Anda mungkin juga menyukai