Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN

Menurut AS/NZS (2004), kemungkinan resiko terjadi akan menimbulkan dampak


terhadap tujuan. Tujuan dari analisis resiko adalah meminimalisir resiko itu terjadi lagi untuk
kedua kalinya. Analisis resiko adalah nalisis risiko merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan seberapa sering suatu peristiwa dan dampak risiko mungkin terjadi dan
seberapa besar konsekuensi yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut. Tujuan analisis risiko
adalah untuk memahami risiko yang penting untuk dikelola secara aktif dan menyediakan data
untuk membantu menentukan prioritas penanganan risiko. Analisis risiko dapat juga dimaknai
sebagai suatu proses untuk memahami karakteristik risiko (probabilitas dan dampak) yang dapat
dilakukan secara kualitatif ataupun kuantitatif untuk menentukan Tingkat (level) risiko (level of
Risk) atau signifikansi setiap risiko. Output analisis risiko yaitu profil risiko. Dalam analisis
risiko, peran pimpinan organisasi sangat diperlukan sehingga mampu mengelola dan
mengendalikan risiko berdasarkan berapa banyak atau tingkat risiko yang dapat diterima.
Tingkat risiko yang dapat diterima adalah batas toleransi risiko dengan mempertimbangkan
aspek biaya dan manfaat. Level risiko ditentukan oleh dua hal yaitu level frekuensi dan level
konsekuensi. Level risiko yaitu level besar kecilnya atau tingkatan suatu risiko. Level frekuensi
(probabilitas) adalah besar kecilnya kemungkinan terjadinya risiko atau kekerapan kejadian suatu
risiko. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan
nalar dan pengalaman. Sedangkan level konsekuensi yaitu besar kecilnya dampak negatif dari
suatu risiko. Untuk menentukan level risiko dari profil perusahaan dapat melalui komponen
risiko audit.
4.1. Risiko bawaan (Inherent Risk)
Risiko bawaan (Inherent risk) merupakan kerentanan asersi terhadap salah saji
(misstatement) yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada pengendalian yang
berhubungan. Risiko salah saji (misstatement) seperti itu lebih besar dalam beberapa asersi
laporan keuangan dan saldo-saldo atau pengelompokan yang berhubungan daripada yang
lainnya.
4.2. Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko ini merupakan fungsi keefektifan perancangan dan operasi pengendalian
internal dalam mencapai tujuan entitas yang relevan untuk menyusun laporan keuangan
entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan yang melekat
pada pengendalian internal.
Dalam menghitung resiko dapat dilakukan dengan cara menghitung rasio dari laporan
keuangan perusahaan, yaitu Margin Contribution Ratio, Leverage Operation Ratio,
Financial Leverage Ratio dan Total Leverage Ratio.
4.1.1 Margin Contribution Ratio
Rasio margin kontribusi merupakan margin kontribusi sebagai persentase
dari total penjualan. Dalam analisis impas, margin kontribusi juga merupakan
jumlah uang yang harus dimiliki perusahaan untuk menutupi biaya tetap setelah
membayar semua biaya variabel. Hal ini dapat berkontribusi terhadap potensi
keuntungan bisnis. Rasio margin kontribusi mengukur persentase penjualan yang
akan meningkatkan laba bersih. Caranya adalah bagikan margin kontribusi
berdasarkan rumus harga jual, baik secara keseluruhan maupun per unit.

Rumus=Pendapatan Penjualan−Biaya Variabel

4.1.2 Leverage Ratio


Rasio leverage gabungan disebut juga sebagai combination leverage ratio.
Rasio ini terjadi jika perusahaan memiliki baik rasio leverage operasional maupun
leverage keuangan dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi Anda.
Rasio ini digunakan untuk mengukur total risiko, dimana penjumlahan total risiko
bisnis dan total risiko finansial.

Rumus=Rasio Leverage Keuangan x Rasio Leverage Operation

4.3. Penilaian Risiko


Penilaian risiko merupakan suatu aktivitas yang dilaksanakan untuk memperkirakan
suatu risiko dari situasi yang bisa didefinisikan dengan jelas ataupun potensi dari suatu
ancaman atau bahaya baik secara kuantitatif atau kualitatif. Penilaian risiko juga bisa
diartikan sebagai suatu proses pemeriksaan keamanan dengan suatu struktur tertentu,
pembuatan suatu rekomendasi khusus, dan rekomendasi pengambilan keputusan dalam
suatu proyek dengan menggunakan analisis risiko, perkiraan risiko, dan informasi lain
yang memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan.
4.3.1 Risiko Kredit
Risiko kredit adalah kerugian yang berkaitan dengan peluang gagal
memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo pembayaran. Jadi, risiko ini mungkin
terjadi karena debitur tidak mampu membayar utangnya. Parameter dari risiko
kredit adalah komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi, kualitas
penyediaan dana dan kecukupan pencadangan, strategi penyediaan dana dan
sumber timbulnya penyediaan dana dan faktor eksternal.
Diketahui berdasarkan rasio laporan keuangan Sinarmas diketahui bahwa
kualitas penyediaan dana dan kecakupan pencadangan sebesar 1,39% atau <10%.
Untuk komposisi portofolio asset sebesar 39,1% atau <65%. Jadi dapat
disimpulkan, untuk risiko kredit Sinarmas berada di level 1 yang berarti
kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari Risiko Kredit tergolong sangat
rendah selama periode waktu tertentu pada masa datang.
4.3.2 Resiko Pasar
Risiko pasar adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai
suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Parameter dari risiko
pasar adalah volume dan komposisi portofolio serta strategi dan kebijakan bisnis.
Diketahui berdasarkan rasio laporan keuangan Sinarmas diketahui bahwa volume
dan komposisi portofolio sebesar 39,71% atau <40%. Jadi dapat disimpulkan,
untuk risiko pasar Sinarmas berada di level 1 yang berarti kemungkinan kerugian
yang dihadapi bank dari Risiko pasar tergolong sangat rendah selama periode
waktu tertentu pada masa datang. Contoh karakteristik bank yang termasuk
dalam peringkat Low (1) antara lain:
- Eksposur Risiko Pasar dari trading tidak signifikan.
- Sebagian besar posisi trading book saling tutup dengan risiko repricing yang
minimal.
4.3.3 Resiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan
uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Parameter dari risiko likuiditas adalah
Komposisi dari Aset, Kewajiban dan Transaksi Rekening Administrasi.
Konsentrasi dari Aset dan Kewajiban, Kerentanan pada kebutuhan pendanaan dan
Akses pada sumber-sumber pendanaan. Diketahui berdasarkan rasio laporan
keuangan Sinarmas 2016-2020 diketahui bahwa Komposisi dari Aset, Kewajiban
dan Transaksi Rekening Administrasi. sebesar 39,71% atau di posisi level 4 35%-
45% yang berarti Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan
bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari Risiko Likuiditas tergolong
tinggi selama periode waktu tertentu pada masa datang.Contoh karakteristik bank
yang termasuk dalam peringkat Moderate to High (4) antara lain:
 Terdapat concerns atas kualitas aset likuid bank dan kemampuan aset likuid
untuk menutup liabilitas jatuh waktu.
 Sumber pendanaan yang berupa pendanaan tidak stabil (volatile) signifikan.
Transaksi rekening administratif dan/atau komitmen pendanaan intragrup
signifikan.
 Konsentrasi pada sumber pendanaan yang tidak stabil (volatile) signifikan.
 Bank kurang mampu memenuhi kewajiban dan kebutuhan arus kas pada
kondisi normal maupun pada skenario krisis.
 Kesenjangan (mismatch) arus kas pada berbagai skala waktu signifikan.
 Akses pada sumber pendanaan kurang memadai dibuktikan oleh reputasi bank
yang kurang baik, stand by loan terbatas dan tidak terdapat komitmen atau
dukungan likuiditas dari perusahaan induk atau intra grup.
4.3.4 Resiko Lainnya
Risiko yang level pengukurannya tidak secara spesifik menggunakan suatu
presentasi. Untuk pengukuran risiko-risiko ini tergantung kepada kebijakan dari
suatu perusaaah itu sendiri. Risiko ini terdiri dari risiko operasional,Resiko
Hukum, Resiko Reputasi dan Resiko Strategi

Anda mungkin juga menyukai