Risk Management
Manajemen Risiko merupakan bagian dari terciptanya tata kelola perusahaan yang baik. Penerapan
prinsip-prinsip manajemen resiko diharapkan dapat mendorong ketepatan dalam menyusun peta
risiko, menekan kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya serta menyiapkan mitigasi risiko yang
akurat dan efisien. Dengan demikian, pengelolaan Perseroan akan berjalan dengan lancar dan mampu
meningkatkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan. Keberhasilan pencapaian suatu kegiatan
perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh seberapa baik risiko telah dikelola. Manajemen sangat
menyadari pentingnya manajemen risiko untuk mencapai tujuan sesuai dengan harapan yang ingin
dicapai. Oleh karena itu, diperlukan komitmen untuk menerapkan manajemen risiko tidak hanya bagi
manajemen puncak, tetapi juga bagi seluruh jajaran Perusahaan dalam menjalankan aktivitas
Perusahaan.
1
Risk Management Process :
1. Identification
Dalam Laporan Keuangan kita bisa menilai Manajemen Resiko dari 2 hal yaitu Resiko Likuiditas
dan Resiko Kredit sehingga dapat mengetahui profitabilitas sebuah perusahaan
Resiko Likuiditas
Adalah risiko yang muncul jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh
tempo secara tunai. Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk
melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi
uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan tidak likuid.
Dalam proses analisa manajemen resiko keuangan likuiditas dapat dihitung dengan
menggunakan tiga rumus, yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio
2
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia
untuk membayar utang.
Berikut ini hasil perhitungan Resiko Likuiditas PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk :
Berdasarkan dari data pada table diatas terlihat bahwa debt ratio dan debt to equity ratio
menurun dari tahun 2018 ke 2020. Berdasarkan teori yang menyatakan bahwa besar kecilnya
rasio likuiditas suatu perusahaan akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan tersebut.
Semakin besar tingkat likuiditas semakin besar pula tingkat profitabilitasnya, begitupun
sebaliknya.
Secara profitabilitas menurun namun masih menunjukkan angka yang positif walaupun sejak
akhir tahun 2019 terjadi pandemic covid-19. Sehingga Resiko Kredit di PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk masih Aman.
Resiko Kredit
Resiko yang timbul dalam hal debitur gagal memenuhi kewajiban untuk membayar angsuran
pokok ataupun bunga sebagaimana telah disepakati dalam perjanjian kredit; di samping risiko
suku bunga, risiko kredit merupakan salah satu risiko utama dalam pelaksanaan pemberian
kredit bank dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap kolektibilitas kredit
Dalam proses analisa manajemen resiko keuangan kredit dapat dihitung dengan
menggunakan dua rumus, yaitu debt ratio, debt to equity ratio
1. Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-
hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi total debt semakin
besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. Berikut ini Rumus untuk menghitung Debt Ratio :
3
2. Debt to Equity Ratio
Total Debt to Equity Ratio (Rasio hutang terhadap modal) Rasio ini untuk mengukur
seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Semakin besar rasio ini berarti
semakin besar dana yang di ambil dari luar. Berikut ini Rumus untuk menghitung Debt to
Equity Ratio :
Berikut ini hasil perhitungan Resiko Kredit PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk :
Berdasarkan dari data pada table diatas terlihat bahwa debt ratio dan debt to equity ratio
menurun dari tahun 2018 ke 2020
Dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa semakin kecil rasio maka semakin kecil pula
perusahaan menerima pinjaman dari luar.
Jika dilihat besar kecilnya rasio kredit suatu perusahaan maka akan mempengaruhi
perusahaan tersebut. Semakin besar jumlah dana yang diterima perusahaan dalam
bentuk kredit maka jumlah dana yang harus dikembalikan juga semakin besar. Hal ini
tentunya akan meningkatkan kredit bagi perusahaan dan jika perusahaan mampu
mengelola nya dengan baik maka dapat dipergunakan untuk hal lain yang menambah
income perusahaan sehingga profitabilitas perusahaan juga meningkat.
Dari angka di atas rasio peminjaman menurun dari tahun 2018 ke 2019, maka semakin
kecil dana yang harus di kembalikan, semakin kecil resiko kredit dan semakin aman
2. Assessment
Setelah mengidentifikasi resiko, kemudian kita harus melakukan analisis risiko untuk
membantu menentukan tingkat prioritas setiap risiko sehingga kita tidak perlu
mengalokasikan sumber daya secara berlebihan atau kurang untuk mitigasi pada langkah
berikutnya.
Jika dilihat dari Resiko Likuiditas dan Resiko Kredit pada tahun 2018 – 2020, PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk masih memiliki profitability yang positif sehingga dari segi risk
management masih aman walau dalam kondisi pandemic covid-19
4
3. Mitigation
Mitigasi risiko adalah di mana kita akan membuat dan mulai menerapkan rencana untuk cara
terbaik mengurangi dampak dari setiap risiko
Untuk PT. Charoen Pokphand karena resiko likuiditas dan resiko kredit nya masih aman maka
untuk mempertahankan rasio likuiditas dapat dilakukan dengan memperkecil dana yang
menganggur serta meningkatkan pendapatan dengan risiko sekecil mungkin untuk memenuhi
kebutuhan cash flow. Dan terus mengurangi pinjaman agar resiko kredit nya semakin kecil
4. Monitoring
Setelah mengidentifikasi, menilai, dan membuat rencana mitigasi, Kita perlu memantau
efektivitas rencana dan terjadinya peristiwa risiko. Pemantauan status risiko, pemantauan
efektivitas rencana mitigasi yang diterapkan, dan konsultasi dengan pemangku kepentingan
utama adalah bagian dari langkah pemantauan risiko. Pemantauan risiko harus dilakukan
selama proses manajemen risiko.
5. Reporting
Kita perlu mendokumentasikan, menganalisis, dan melaporkan kemajuan rencana
manajemen risiko. Pelaporan risiko memiliki dua tujuan utama yaitu membantu kita untuk
menganalisis dan mengevaluasi rencana manajemen risiko dan membantu pemangku
kepentingan tetap terlibat dalam mengurangi risiko dengan berbagi kemajuan yang dibuat.
1. Jika dilihat dari Resiko Likuiditas dan Resiko Kredit pada tahun 2018 – 2020, PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk masih memiliki profitability yang positif sehingga dari segi risk
management masih aman walau dalam kondisi pandemic covid-19
2. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk karena resiko likuiditas dan resiko kredit nya masih
aman maka untuk mempertahankan rasio likuiditas dapat dilakukan dengan memperkecil
dana yang menganggur serta meningkatkan pendapatan dengan risiko sekecil mungkin untuk
memenuhi kebutuhan cash flow. Dan terus mengurangi pinjaman agar resiko kredit nya
semakin kecil
3. Sebaiknya PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk melakukan tahapan proses risk manajemen
secara berkala untuk mengetahui corporate risk dan segera mengambil tindakan jika di
temukan resiko yang memburuk. Hal ini diharapkan dapat mendorong ketepatan dalam
menyusun peta resiko, menekan kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya serta
menyiapkan mitigasi resiko yang akurat dan efisien. Dengan demikian, pengelolaan
perusahaan akan berjalan dengan lancar dan mampu meningkatkan kinerja operasional dan
keuangan perusahaan.