Anda di halaman 1dari 28

TERM PROJECT ASSIGNMENT

BUSS8007048 – ETHICS AND SOCIAL AWARENESS (LOA4)


CSR PROGRAM DI PT. JASA MARGA

Dibuat Oleh :
Afif Darmawan 2240095845 
Edwin Jakti 2240095643
Hendra Bagja Suherman 2240111432
Yusuf Iskandar 2240095523

BINUS BUSINESS SCHOOL


JAKARTA
2021

1
A. Executive Summary

PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah perusahaan negara Indonesia yang merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penyedia jasa jalan tol. Perusahaan ini didirikan
pada tanggal 1 Maret 1978 dan merupakan perusahaan jalan tol pertama di Indonesia. PT Jasa
Marga (Persero) Tbk merupakan pionir operator jalan tol di Indonesia. Seiring dengan semakin
banyaknya jalan tol yang dibangun dan dioperasikan, Jasa Marga berhasil mengukuhkan diri
sebagai operator jalan tol terbesar di tanah air. Perusahaan saat ini mengoperasikan 1.191 km
atau 51% dari total panjang jalan tol di Indonesia yaitu ± 1.820,47 km. Jasa Marga terus
berinovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan modern yang memiliki proporsi jalan tol
tertinggi di Indonesia. Perusahaan telah mengembangkan beberapa inovasi dalam teknologi
dalam pengoperasian jalan tol untuk memenuhi misi perusahaan dalam memimpin pembangunan
jalan tol di Indonesia.

Jasa Marga terus mendorong percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur, transformasi
untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Perseroan telah mengembangkan berbagai inovasi dalam
teknologi dan pengoperasian jalan tol untuk memenuhi misi perusahaan memimpin
pembangunan jalan tol di Indonesia, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik melalui
tingkat regional maupun nasional. PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai perusahaan pengelola
jalan tol terbesar di tanah air, tidak pernah lalai dalam pelaksanaan program dan penerapan
Corporate Social Responsibility (CSR) serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau yang
saat ini dikenal dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (TJSL).

Selain itu, perusahaan telah melaksanakan serangkaian program CSR bagi masyarakat sekitar
yang terkena dampak kegiatan operasionalnya. Perusahaan tidak hanya menganggap acara
tersebut sebagai kepedulian, bahkan lebih diselaraskan dengan strategi bisnis Jasa Marga. Oleh
karena itu, program CSR yang dilaksanakan juga telah menerapkan Creating Shared Value
(CSV) dan telah menerapkan standar ISO 26000. Program CSR tersebut dilaksanakan untuk
mengatasi dampak dari kegiatan perusahaan serta sejalan dengan strategi bisnis Jasa Marga
mulai dari kegiatan konstruksi, operasi, pengelolaan jalan told an pengembangan usaha lainnya.

Dengan program CSR dan TJSL ini, perusahaan mengimplementasikannya dalam bentuk
program tanggung jawab sosial perusahaan, dengan penekanan pada peningkatan kesejahteraan
sosial dan peningkatan kualitas lingkungan. Jasa Marga juga mengutamakan program-program
yang saling menguntungkan dan membantu menciptakan CSV untuk pengembangan masyarakat
(community development), serta peningkatan kapasitas pemangku kepentingan (capacity
building). Perusahaan juga berkewajiban untuk menyumbangkan sumber daya manusia (SDM),
keuangan, teknologi dan waktu dalam program CSR ini.

Dalam membuat sistem pengelolaan CSR ini, Jasa Marga membaginya ke dalam tiga tema utama
yang diidentifikasi sebagai hasil dari kegiatan perusahaan. Pertama, mengidentifikasi dampak
kegiatan/keputusan perusahaan terhadap ekonomi masyarakat, sosial dan lingkungan. Kedua,
mengidentifikasi kepentingan dan harapan pemangku kepentingan mengenai dampak kegiatan
atau keputusan bisnis. Dan ketiga, perumusan isu-isu penting yang akan menjadi tanggung jawab
sosial perusahaan. Untuk identifikasi ketiga, yaitu terkait bagaimana dampak bagi pengelola
jalan tol berupa perubahan kondisi habitat ekologis, perubahan sosial dan adanya resistensi.

2
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), perusahaan mengacu pada Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
Selain itu, perusahaan tunduk pada undang-undang dan peraturan lainnya. Untuk mencapai
komitmen tersebut, perusahaan melakukan berbagai kegiatan CSR, antara lain program
perlindungan lingkungan, program ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, program
pengembangan sosial dan kemasyarakatan, termasuk program asosiasi dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat. , pembangunan sarana dan prasarana masyarakat, program bantuan
bencana, bantuan alam dan masyarakat, serta program untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dalam rangka mendukung keberlanjutan kegiatan komersial perusahaan yang berbasis pada
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, perusahaan Jasa Marga terus mengembangkan kegiatan
berkelanjutan seperti tanggung jawab sosial perusahaan yang berdampak positif dan mengurangi
dampak negatif terhadap kegiatan yang dilakukan. Sebagai perusahaan infrastruktur khususnya
sebagai operator jalan tol, perusahaan berperan penting dalam pengembangan kawasan yang
dilintasi oleh jalan tol Jasa Marga dalam berbagai hal, terutama dalam hal kemajuan ekonomi,
sosial dan budaya. Selain pertumbuhan ekonomi daerah, aspek sosial budaya juga sangat penting
bagi perusahaan, baik di dalam perusahaan maupun langsung secara social masyarakat.

Jasa Marga mengidentifikasi permasalahan penting di perusahaan dengan melakukan diskusi


dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal terkait masalah sosial, ekonomi dan
lingkungan. Jasa Marga menyadari keberadaan stake holder sebagai pihak yang memiliki
pengaruh dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan serta memiliki harapan dan
kepentingan yang berbeda di setiap bidang. Perusahaan berharap interaksi dan hubungan yang
positif dapat menghasilkan keuntungan bersama antara perusahaan dan pemangku kepentingan
(stake holder) dalam mendukung keberhasilan bisnis jangka panjang.

B. Profil Bisnis Jasa Marga

B.1. Sejarah Perusahaan

PT. Jasa Marga adalah perusahaan negara yang didedikasikan untuk bisnis jalan raya.
Perusahaan milik negara ini didirikan pada bulan maret tahun 1978

Pada tanggal 12 november 2007, Jasa menjadi perusahaan public yang tercatat bi bursa efek. Jasa
marga merupakan market leader perusahaan dalam pembangunan dan pengelolaan jalan tol,
hingga saat ini jasa marga memiliki sekitar 531 kilo meter jalan toll atau sekitar 76% dari total
jalan toll yang ada di Indonesia

Dalam pembangunan jalan toll, Jasa marga mulai melibatkan pihak swasta sejak akhir tahun
1980 melalui program Build, Operate and Transfer Mechanism (BOT)

3
B.2. Kegiatan Usaha Jasa Marga

Secara umum, Jasamarga memiliki kegiatan usaha dalam perencanaan, pembangunan dan
pengelolaan serta pemeliharaan jalan tol. Selain itu, Jasamarga juga melakukan pengelolaan
jalan, lahan atau fasilitas komersial di sekitar area yang dimiliki oleh jasamarga

Kegiatan niaga ini dikembangkan oleh perusahaan dalam rangka perencanaan, pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan jalan raya beserta fasilitas penunjangnya, sehingga jalan tol
dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan

Berikut ini Kegiatan usaha Jasa Marga :

1. Usaha Jalan Tol

Jasa marga membangun serta menyediakan jasa pelayanan jalan tol. Berikut ini adalah
aktivitas usaha yang dilakukan oleh Jasa Marga :
1. Investasi dalam pengembangan ruas jalan tol
2. Menjalankan kegiatan operasional ruas jalan tol.
3. Menjalanan usaha lainnya seperti rest area, periklanan, dll
4. Pengembangan usaha yang berhubungan dengan lahan yang dimiliki oleh jasa marga.

Gambar 1 Usaha Jalan Tol Jasamarga

2. Usaha Non Tol


Selain mengelola operasional jalan tol, Jasa marga juga memiliki usaha sector non jalan tol. Hal
ini di lakukan agar asset yang dimiliki jasa marga optimal

Adapun kegiatan bisnis non toll ini diantaranya sebagai berikut :

• Melakukan pengelolaan real estate di area jasa marga, Seperti pengembangan rest area
• Melakukan pengembangan dalam bidang jasa, seperti penyewaan space untuk iklan dan
sarana transportasi

4
• Jasa pembangunan, pemeliharaan jalan tol

Saat ini Jasa marga memiliki 3 anak perusahaan yang melakukan pengelolaan bisnis non tol ini

Gambar 2 Usaha Non Jalan Tol Jasamarga

B.3. Visi dan Misi Jasa Marga


Jasa Marga memiliki visi dan misi yang menjadi landasan untuk meningkatkan kualitas, kinerja
bisnis pelaksanaan kegiatan sehari-hari, serta dalam menyusun strategi bisnis jangka pendek,
menengah dan panjang.

Visi dan misi Jasamarga adalah sebagai berikut:

Visi:
Sebagai perusahaan jalan tol terbesar, terpercaya dan berkelanjutan di tanah air.

Misi:
1. Menjadi Pemimpin profesional di sektor jalan tol di sepanjang rantai nilai
2. Memaksimalkan Pengembangan Wilayah untuk Pengembangan Masyarakat
3. Memberikan Nilai tambah untuk Pemegang Saham
4. Memastikan pelanggan puas berbelanja
5. Meju dan berkembang dalam peningkatan kerja karyawan

B.4. Etika Usaha dan Tata Nilai Perusahaan

B.4.1. Etika Usaha

Pengelolaan perusahaan yang baik adalah konsisten menjalankan etika dan budaya kerja. Hal
ini dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan bisnis perusahaan

Kode etik harus di jalankan oleh semua karyawan agar dapat mengelola usaha dengan baik dan
benar. Selain itu penerapan GCG digunakan untuk memastikan GCG sudah secara konsisten di
lakukan oleh jasa marga

5
Jasa marga menerapkan kebijakan nilai-nilai etika yang secara tegas dinyatakan sebagai
standar tingkah laku yang menjadi pedoman seluruh Karyawan. Jasa marga memiliki Kode Etik
yang mengatur etika bisnis dan etika kerja.

Etika bisnis merupakan acuan jasa marga dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitar
perusahaan.
Sedangkan Etika Kerja adalah pedoman bagi seluruh karyawan terhadap suati nilai atau

B.4.2. Tata Nilai Perusahaan

Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan perusahaan adalah sebagai berikut

 Amanah : Menjunjung tinggi amanah yang telah diberikan


 Kompeten : Selalu belajar dan mengembangkan keterampilan
 Harmonis : Peduli dan menghormati setiap perbedaan
 Loyal : Selalu memprioritaskan kepentingan bangsa dan negara
 Adaptif : Selalu melakukan inovasi dan antusias dalam menghadapi perubahan
 Kolaboratif : Bersinergi dan Bekerjasama Kerjasama

Gambar 3 Tata Nilai Jasamarga

6
C. Program CSR

C.1. Dasar Acuan CSR Jasa Marga

Jasa Marga senantiasa menelaah dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan atas aktivitas
operasional yang dijalankan dalam mendukung keberlanjutan bisnis, Kegiatan tata Kelola
tanggung jawab sosial dilakukan Jasa Marga untuk memberikan dampak positif kepada para
pemangku kepentingan (stakeholder) dan mengurangi dampak negatif dalam kegiatan
perusahaan baik dalam pembangunan jalan tol maupun pengoperasiannya.
Sebagai bagian dari entitas dibawah Kementrian BUMN, PT Jasa marga harus bisa sejalan dalam
penerapan program yang bernama Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program
Corporate Social Responsibility (CSR) yang selama ini dijalankan harus dibuat sejalan dengan
program Kementrian BUMN. PT Jasa Marga menjalankan kebijakan TJSL dengan panduan No
AA.HK.01.367 sebagai berikut:
1. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSL) merupakan bagian yang
terintegrasi dari kebijakan korporasi yang merupakan perusahaan public, sejak tahapan
perencanaan, implementasi, pelaporan dan evaluasi, guna mendukukng strategi bisnis
utama, pertumbuhan usaha dan meningkatkan reputasi perusahaan.
2. Diimplementasikan dalam bentuk program program tanggung jawab sosial perusahaan
dengan menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan sosial kemasyarakatan dan
perbaikan kualitas lingkungan hidup, termasuk relevan melalui kompetensi inti
perusahaan demi kemaslahatan Bersama.
3. inisiatif penyelesaian permasalahan sosial yang Mengutamakan program-program yang
memberikan manfaat bersama dan berkontribusi pada penciptaan creating shared value
(CSV) pemberdayaan masyarakat (community development), serta membangun kapasitas
stakeholder (capacity building).
4. Perusahaan berkomitmen untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM), sumber daya
finansial, sumber daya teknologi dan sumber daya waktu (jam sosial) secara terukur,
berkesinambungan serta memenuhi kaidah-kaidah keadilan dan kesetaraan.
Dalam pelaksanaan program CSR nya, Jasa marga juga mengacu pada:
1. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
4. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-02/MBU/04/2020 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-
09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan
Usaha Milik Negara Surat Menteri BUMN S-949/ MBU/10/2020 tentang Aspirasi

7
Pemegang Saham/ Pemilik Modal untuk Penyusunan RKAP tahun 2021 tentang pedoman
penyusunan RKAP Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tahun 2021.
5. ISO 26000. Jasa Marga berencana melakukan penerapan ISO 26000 dalam melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan. ISO 26000: Guidance
Standard on Social Responsibility adalah standar internasional dalam pengelolaan CSR di
lingkungan perusahaan. Dalam penerapan ISO 26000, program CSR harus mencangkup
antara lain:
 Pengembangan Masyarakat
 Konsumen
 Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat
 Lingkungan
 Ketenagakerjaan
 Hak asasi manusia
 Organisasi Pemerintahan (Organizational Governance)

Gambar 4 Road Map ISO 26000 PT Jasa Marga (Sumber: Laporan Tahunan Jasa Marga 2020)

C.2. Tata Kelola Perencanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mengelola program CSR, terdapat tata Kelola
perencanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang dibuat Jasa Marga, yang dibagi menjadi
beberapa tahapan aktifitas. Tahapan yang dilakukan antara lain:
 Penentuan Ruang Lingkup
Penentuan ruang lingkup terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dilakukan
lewat uji kelayakan (due diligence) terhadap program yang akan dilakukan. Studi
kelayakan yang dilakukan dapat dicapai dengan beberapa cara seperti survey ke pegawai,
pelanggan, survey kepuan penerima bantuan program pada tahun sebelumnya, focus
group discussion (FGD), dan juga diskusi dengan beberapa ahli di bidang tersebut.
 Penentuan Stakeholder yang terdampak
Perusahaan telah melakukan identifikasi terhadap berbagai pemangku kepentingan
penting yang terdampak atau berdampak terhadap kegiatan operasi. Dalam kegiatan

8
pembangunan dan pengoperasian jalan tol, Jasa Marga sudah membuat kelompok stake
holder antara lain pemegang saham, kreditur, pemerintah pusat dan daerah, karyawan,
pengguna jalan tol, kompetitor, mitra usaha atau kontraktor, komunitas masyarakat,
Lembaga, dan media massa.
Identifikasi pemangku kepentingan diakukan melalui focus group discussion (FGD)
secara mendalam. Hasil identifikasi menjadi dasar bagi Jasa Marga untuk mengelola dan
memina hubungan dengan para pemangku kepentingan secara berkelanjutan. Perusahaan
kemudian merealisasikan pola hubungan dan pembinaan terhadap kelompok kepentingan
diatas sesuai dengan topik dan kebutuhan yang relefan.
 Pemilihan Isu-isu bidang Ekonomi, sosial dan lingkungan terkait dampak kegiatan
perusahaan.
Berdasarkan identifikasi yang sudah dilakukan terhadap stakeholder, hal yang berikutnya
dilakukan adalah memilih isu-isu dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
terkait kegiatan perusahaan dan penting bagi stakeholder. Isu-isu yang muncul
berdasarkan identifikasi kemudian ditelaah menjadi rencana aksi dan strategi yang sesuai
untuk menyelesaikan isu tersebut. Strategi dipilih sesuai dengan tiap-tiap core subject,
baik ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
 Menentukan program kerja.
Rencana aksi dan strategi yang sudah ada kemudian dikembangkan menjadi program
kerja nyata. Program kerja yang baik memiliki beberapa kriteria, antara lain sesuai
dengan tujuan strategi awal, memiliki hasil atau output yang terukur, memiliki tenggat
waktu yang rasional, dan memiliki daftar tindakan yang jelas.
 Pelaksanaan Kegiatan dan Pencatatan
Langkah kegiatan yang sudah direncanakan pada program kerja akan dilaksanakan
sebagai kegiatan Corporate Social Responsibility. Setiap output atau hasil yang
dikerjakan kemudian dihitung untuk kemudian dinilai dampaknya. Biaya program CSR
sudah dianggarkan lewat corporate budgeting dan disahkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Setiap kegiatan yang dilakukan pada periode tertentu
kemudian dinilai serapan anggarannya dan menjadi bahan evaluasi di periode berikutnya.
 Evaluasi
Dalam tahap ini, program yang sudah dibuat dinilai dampaknya terhadap tiga aspek
penting antara lain ekonomi, sosial dan lingkungan. Penyerapan anggaran yang sudah
ditentukan juga menjadi poin penting bagi penerapan program CSR ini. Selain kedua hal
diatas, penilaian terhadap kesan atau image terhadap perusahaan juga menjadi penting
sehingga keberlangsungan perusahaan akan diimbangi dengan kesan yang baik. Setelah
evaluasi selesai, maka yang dilakukan kemudian adalah Kembali ke tahap perencaan
yang dimulai dari peentuan ruang lingkup, stakeholder, pemilihan isu dan strategi,
penentuan program kerja, dan pelaksanaan Kembali.

9
C.3. Tentang CSR Program

Jas Marga memberikan perhatian yang besar terhadap implementasi program Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (CSR), terutama guna memastikan prinsip-prinsip keberlanjutan di dalam
bisnis sudah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jasa Marga memiliki komitmen dalam
menjalankan berbagai kegatan CSR baik secara internal Bersama karyawan juga eksternal bagi
masyarakat sekitar dan lingkungan. Salah satu misi perusahaan adalah mengupayakan untuk
dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

Gambar 5 Penanaman Pohon sebagai bagian dari CSR. (sumber: Laporan tahunan Jasa Marga 2020)

Jasa Marga telah mengidentifikasi kelompok pemangku kepentingan utama Perusahaan,


berdasarkan hubungan imbal balik antara kelompok-kelompok tersebut dengan Perusahaan.
Salah satu dasar pemilihan pemangku kepentingan utama adalah bobot pengaruh dan intensitas
pelibatan pemangku kepentingan tersebut dalam setiap proses bisnis Perusahaan. Setiap program
tanggung jawab sosial yang dilakukan Jasa Marga akan berfokus terhadap pemangku
kepentingan ini. Wujud tanggung jawab sosial ini kemudian tercermin dalam berbagai kegiatan
antara lain: pelestarian lingkungan hidup, ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja,
pengembangan sosial dan kemasyarakatan, kemitraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,
pembangunan sarana dan prasarana untuk masyarakat, dan bantuan bencana alam, serta program
peningkatan kepuasan pelanggan.

C.3.1. CSR Terkait Penerapan Hak Asasi Manusia

Jasa Marga memiliki komitmen untuk memenuhi semua aspek, ketentuan dan prinsik Hak Asasi
Manusia (HAM) dalam menjalankan operasional. Penerapan tanggung jwawab sosial terkait
Ham dilakukan untuk menciptakan hubungan industrial yang sehat dan bentuk jaminan atas
kebebasan berasama serikat Karyawan Jasa Marga. Lingkup dari isu penerapan tanggung jawab
sosial terkait HAM di Jasa Marga didominasi oleh isu bidang ketenagakerjaan. Isu tersebut
antara lain kebebasan berserikat, anti diskriminasi terhadap karyawan, penempatan dan
pengaturan waktu kerja, izin karena kondisi darurat, dan kesempatan dalam menjalankan ibadah.

10
Selain itu, isu HAM yang bersinggungan dengan masyarakat umum, adalah perhatian terkait hak
adat masyarakat.
Komitmen dan lingkup tanggung jawab sosial diatas, kemudian diimplementasikan dengan
perencanaan kegiatan yang tertata dan terukur. Target kinerja CSR terkait penerapan hak asasi
manusia adalah ditetapkan di awal tahun 2020 dan dilaksanakan lewat kegiatan-kegiatan berikut
ini:
 Kebebasan Berserikat

Jasa Marga berupaya menjamin terjalinnya hubungan baik dan saling menghormati agar
dapat menciptakan keseimbangan dalam pelaksanaan kewajiban dan pemenuhan hak
karyawan, salah satunya melalui komunikasi intensif dan keterlibatan antara perusahaan dan
karyawan dalam mencapai target. Perusahaan menjamin hak karyawan untuk berserikat
lewat organisasi, dimana saat ini terdapat satu organisasi yaitu serikat Kerja Jasa Marga
(SKJM). Agar tercipta hubungan industrial yang harmonis, dibentuk Lembaga Kerja Sama
untuk melakukan kordinasi dalam menjalankan fungsi dan tugas memecahkan masalah
ketenagakerjaan yang ada di Jasa Marga.
 Ruang Kerja yang Bebas dari Tenaga Kerja di Bawah Umur

Jasa Marga memastikan bahwa perusahaan terbebas dari praktik kerja paksa dan
penggunaan tenaga kerja di bawah umur. Berbagai inisiatif dilakukan Jasa Marga untuk
menghindari kedua praktik ini, antara lain dengan menetapkan batas umur karyawan
kontraktor atau karyawan tidak tetap pada umur di atas 18 tahun. Sedangkan untuk
karyawan permanen harus menamatkan Pendidikan S1 dan berumur diatas 20 tahun. Hal
yang sama berlaku kepada karyawan dari supplier, vendor, dan kontraktor harus memenuhi
standar yang ditetapkan oleh Jasa Marga.
 Menjaga Hak-hak Adat masyarakat

Dalam menjalankan operasional Jasa Marga, perusahaan menjunjung tinggi komitmen dan
mengikuti peraturan yang berlaku, termasuk di dalam pengembangan usaha. Jasa Marga
memastikan dalam setiap pembebasan lahan untuk proyek baru, proses pembebasan lahan
akan selalu mengutamakan dan menghormati hak-hak adat yang ada pada daerah tersebut.
Oleh karena itu, perusahaan melakukan beberapa hal antara lain menggunakan jasa penilai
(appraiser) professional dan netral, melibatkan tokoh masyarakat untuk berpartisipasi aktif
dalam pembicaraan proses penggantian lahan, menjunjung tinggi kelangsungan adat budaya
setempat, memastikan tempat relokasi hunian dan mencari nafkah, hingga memastikan
terdapat juga program penghijauan.

C.3.2. CSR Terkait Operasi yang Adil

Jasa Marga memiliki komitmen untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
atau tata kelola perusahaan yang baik. Jasa marga ingin mengembangkan praktik bisnis yang
bersih dan menjauhi sega bentuk kecurangan dalam setiap aktivitas operasional perusahaan.

11
Penerapan prinsip GCG adalah komitmen perusahaan dalam melaksanakan CSR terkait operasi
yang adil. Hal ini kemudian dituangkan dalam Code of Conduct (CoC) dan kebijakan anti
korupsi yang meliputi sistem Whistleblowing (WBS) dan juga kebijakan gratifikasi. Harapannya
kedua kebijakan ini senantiasa meningkatkan penerapan GCG dalam proses kerja.

Komitmen yang dimiliki untuk mencapai GCG, dijabarkan dalam beberapa program internal
perusahaan yang mencangkup pada kegiatan-kegiatan. Kegiatan yang diharapkan menjadi
implementasi yang baik dari sistem tata Kelola perusahaan yang baik ini antara lain:
 Kegiatan Anti Korupsi dan Gratifikasi

Komitmen perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah dan kementrian BUMN untuk
memberantas praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) menjadi dasar awal kebijakan
ini. Komitmen ini direalisasikan lewat berbagai kegiatan dan kebijakan yang dijaankan
perusahaan, antara lain perbaikan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa, perbaikan
kebijakan operasional, dan juga sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system)
 Pengadaan Barang dan Jasa yang transparan

Jasa Marga telah memilki prosedur pengadaan barang dan jasa yang taat dengan peraturan
Undang-Undang yang berlaku dan tertuang dalam keputusan direksi 143/KPTS/2014
tentang pedoman pelaksanaan Pengadaan Baran dan Jasa di Lingkungan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. Pedoman ini terus menerus diperbaiki dengan perubahan terakhirnya di
tanggal 12 October 2020.
Jasa marga kemudian telah mengembangkan mekanisme pengadaan barang dan jasa secara
elektronik untuk meminimalisir terjadinya praktek kecurangan. Sistem bernama e-
procurement dibuat dan diimplementasikan dalam layanan pengadaan barang dan jasa di
lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Sebagai bentuk GCG, penyedia barang dan jasa
wajib menandatangani pakta integritas agar menghindari bntuk konflik kepentingan
 Penerapan Etika Bisnis

Perusahaan secara konsisten menerapkan beberapa standar etikan bisnis dalam hubungannya
dengan para pemangku kepentingan. Terhadap pemerintah atau regulator, Perusahaan
senantiasa menjaga relasi yang harmonis sambal tetap mematuhi peraturan undang undang
yang berlaku. Pada pemegang saham, perusahaan menjamin pelaporan informasi yang tepat
dan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan diaudit oleh pihak ketiga yang kredibel.
Dalam hubungan teradap mitra kerja, perusahaan mengedepankan asas anti korupsi kolusi
dan nepotisme (KKN).
 Larangan Penyalahgunaan Jabatan

Perusahaan konsisten dalam memberlakukan larangan penyalahgunaan jabatan atau


kepentingan pribadi maupun golongan atau pihak lain yang memiliki potensi memberikan
pengaruh negative terhadap pengambilan keputusan atau pencapaian tujuan perusahaan.
Oleh sebab itu, Jasa Marga selalu berupaya untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan

12
dan penyalahgunaan yang terjadi saat ada informasi rahasia dan data bisnis perusahaan
untuk kepentingan di luar perusahaan, memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau
golongan, terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan mitra atau kompetitor,
melakukan pekerjaan lain di dalam jam kerja, dan sebagainya.
 Aktivitas Politik

Dalam kaitannya dengan aktivitas politik, perusahaan menjamin seluruh karyawan dan
direksi Jasa Marga dapat melaksanakan ha katas kesempatan dalam menyalurkan aspirasi
politiknya. Namun demikian, perusahaan melarang karyawan untuk melakukan beberapa
hal, antara lain, memanfaatkan nama, asset, atau potensi perusahaan untuk tujuan politik
tertentu, mengatasnamakan perusahaan untuk memberikan kontribusi kepada partai politik,
membuat kesepahaman atau perikatan dengan partai politk, atau menggunakan atribut partai
politik di area kerja dan jam kerja.

C.3.3. CSR terkait Lingkungan Hidup

Jasa marga memiliki komitmen dalam mengembangkan usahanya dengan wawasan lingkungan.
Perusahaan melakukan pengelolaan dan pengendalian lingkungan secara komperhensif, sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku, demi memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan
masyarakat. Lingkup, program, dan kegiatan CSR terkait lingkungan hidup akan dijelaskan lebih
dalam di bagian berikutnya.

C.3.4. CSR terkait Ketenagakerjaan dan K3

Dalam paradigma Sumber daya manusia sebagai asset, Jasa Marga menempatkan human capital
sebagai asset yang harus dikelola dengan baik agar mampu menjadi modal dalam meningkatkan
kinerja bisnis dalam jangka Panjang dan berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya manusia ini
dimulai dari perencanaan, seleksi, perekrutan, manajemen karir, renumerasi, dan juga
keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Perusahaan menetapkan sistem keselamatan dan Kesehatan kerja menjadi panduan perusahaan
sesuai dengan UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan undang undang No 1 tahun
1970 mengenai keselamatan kerja. Selain itu, terdapat kebijakan internal lain yang berkaitan
dengan aspek ketenagakerjaan dan K3. Beberapa program dan kegiatan yang dilakukan dalam
lingkung tanggung jawab sosial perusahaan dalam ketenagakerjaan antara lain:
 Peningkatan hubungan karyawan dengan manajemen

Hubungan antara karyawan dan manajemen dibina melalui serikat karyawan di kantor pusat
dan kantor regional atau cabang Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM). Serikat kerja dan
karyawan melakukan perundingan tiap 3 tahun sekali untuk menerbitkan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). Hubungan ini juga dilaksanakan dengan berbagai program outing atau
event baik dalam acara ulang tahun perusahaan atau kegiatan lainnya.

13
14
 Kesetaraan gender dan kesempatan kerja yang sama

Tahun 2020, jumlah karyawan Jasa Marga adalah sebanyak 7,783 orang, dimana 81.02%
adalah karyawan laki-laki sedangkan 18.98% sisanya adalah perempuan. Meskipun lebih
banyak laki-laki di tempat kerja, karyawan menyadari bahwa mereka memiliki kesempatan
yang sama dalam mengembangkan diri dan meningkatkan karirnya. Penguatan SDM
dilakukan dengan berbagai pelatihan dan Pendidikan untuk pengembangan kompetensi soft
skill dan hard skill. Program pelatihan ini dikelola oleh Jasa Marga Learning Institute (JLI)
 Peningkatan Renumerasi dan Benefit

Perusahaan paham bahwa kompensasi dan benefit yang diberikan akan berdampak terhadap
kinerja dan turnover rate dari karyawan. Oleh sebab itu,perusahaan memberikan renumerasi
yang kompetitif bagi karyawannya. Perusahaan juga melakukan kajian terus menerus
terhadap kelayakan upah karyawan setiap tahunnya untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan dan juga menjaga loyalitas dan kinerja karyawan.
 Implementasi Program K3

Dalam peraturan pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jasa Marga membuat berbagai program dan kegiatan
untuk memastikan bahwa tidak ada karyawan yang celaka apalagi meninggal saat melakukan
pekerjaannya. Program tersebut antara lain sosialisasi terkait Sistem manajemen K3 (SMK3),
internal audit, monitoring dan evaluasi pelaksanaan K3, program Kesehatan dan pengobatan
untuk karyawan, program pencegahan penyakit, dan juga pemulihan Kesehatan.
 Peningkatan kompetensi dan sertifikasi

Berbagai aktivitas pemenuhan kompetensi diselenggarakan Jasa Marga terutama di bidang


keselamat dan Kesehatan kerja (K3) dalam mendukung pelaksanaan SMK3. Program
kompetensi K3 antara lain sertifikasi internal auditor, ahli K3 Umum, Ahli K3 konstruksi.
Selain itu,sertifikasi juga diberikan kepada fungsi bisnis lain yang dapat meningkatkan
kinerja dan kualitas kerja. Sertifikasi tersebut antara lain serfitikasi akuntan, pelatihan
kepemimpinan, dan juga pelatihan etika bisnis.

C.3.5. CSR terkait Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan

Perusahaan berusaha selalu meningkatkan kontribusi perusahaan kepada masyarakat sebagai


bagian dari pemangku kepenting melalu Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikelola
oleh unit Community Development Program sejak 1992. Sumber anggarannya menggunakan
alokasi anggaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) di setap tahunnya.
Pengembangan ini berdasarkan Peraturan Perusahaan bahwa pemenuhan dana pengembangan
sosial dan masyarakat dilaksanakan dngan standar akutansi yang berlaku.

15
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dijalankan dengan berbagai peraturan
eksternal maupun internal antara lain Peraturan Menteri BUMN PER-02/MBU/04/2020,
Keputusan direksi No 83/KPTS/2020 tentang kemitraan dengan usaha kecil dan bina lingkungan.
Ruang lingkup dari program ini adalah meliputi program-program kemitraan, program sosial,
Kesehatan, Pendidikan dan perngembangan kebudayaan. Program dan kegiatan yang dilakukan
pada implementasi CSR Jasa Marga antara lain:
 Sumbangan pada berbagai kegiatan

Dalam pemanfaatan anggaran yang sudah disiapkan perusahaan, unit Corporate


Communication and Community Development memberikan sumbangan ke berbagai kegiatan.
Mulai dari sumbangan untuk pembangunan rumah ibada, kegiatan olah raga, pembelian buku,
juga donasi terhadap berbagai Yayasan seperti bakti sosial Ramadhan, Yayasan kesenian, dan
sanggar budaya. Sumbangan juga ditujukan kepada berbagai institusi Pendidikan mulai dari
Universitas, Mess Akademi TNI, Seminar Nasional, dan sebagainya.
Pada tahun 2020 Jasa Marga juga aktif membantu penanganan pandemi COVID-19 dengan
cara membarikan edukasi dan juga memberikan sumbangan untuk berbagai keperluan yang
terkait dengan penanggulangan pandemi. Total biaya untuk sumbangan ini mencapai 251 juta
rupiah pada 2020 dan diharapkan akan berkembang terus Bersama perkembangan operasi Jasa
Marga
 Pembiayaan Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

Jasa Marga senantiasa membantu pengembangan usaha mikro dan kecil sambal mendorong
tumbuhnya semangat kewirausahaan di masyarakat lewat Program Pembiayaan Pendanaan
Usaha Mikro dan Kecil. Jasa Marga membantu memberikan pendampingan, pelatihan, dan
membantu pemasaran hingga pengusaha kecil ini tumbuh menjadi pengusaha yang Tangguh
dan mandiri.
Program pembiayaan pendanaan Usaha Mikro dan kecil ditujukan kepada perseorangan atau
kelompok usaha dan koperasi yang memilki asset maksimal 500 juta rupiah tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki omset paling maksimal 2.5 milyar rupiah.
Program pembiayaan ini mencangkup hibah bantuan Pendidikan dan pelatihan, dana bantuan
atau hibah ke mitra sebesar 20%. Selama tahun 2020, dana yang disalurkan dari pembiayaan
pendanaan usaha mikro dan kecil nilainya sebesar 51 Milyar yang penyalurannya diberikan
kepada 1,197 mitra binaan. Mitra binaan ini tersebar dari berbagai industri mulai dari
perdagangan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb.
Selain menyalurkan pinjaman, Community Development telah memberikan pendampingan
kepada mitra binaan dan juga melakukan penagihan agar bisa dipakai Kembali oleh
masyarakat dan menjangkau lebih besar. Kemudian Jasa Marga juga memberi bantuan
promosi dengan cara menyelenggarakan pameran untuk binaan Jasa Marga.

16
Gambar 6 Penyaluran dana terhadap mitra binaan Jasa Marga (Sumber: Website Jasa Marga)

 Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)

Program TJSL merupakan kegiaan pemberdayaan dan pemberian bantuan terhadap berbagai
pembangunan sarana dan prasarana umum masyarakat. Program ini juga mencangkup bantuan
korban becana alam dan renovasi berbagai sarana. Untuk tahun 2020, selain bantuan bencana
alam, terdapat bantuan pembangunan sarana air bersih, sarana MCK, perbaikan rumah
keluarga tidak mampu, pembibitan pertanian, peternakan dan bantuan alat usaha. Selain itu,
terdapat juga bantuan pembangunan sarana ibadah dan pelestarian alam. Total biaya yang
dikeluar total 15.2 Miliar rupiah di tahun 2020

C.3.6. CSR terkait Tanggung Jawab kepada Konsumen dan Mitra Kerja

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 16/PRT/M/2014, industri jalan tol di Indonesia
memiliki standar pelayanan minimum (SPM) dalam upaya standarisasi pelayanan minimal yang
harus dilakukan Badan Usaha Jalan Tol. Standar ini mencangkup antar lain kondisi jalan tol,
kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, keselamatan, lingkungan dan tempat istirahat dan
pelayanan. Dalam SPM juga disampaikan untuk melakukan kegiatan survei kepuasan konsumen
secara rutin.

Jasa Marga mengimplementasikan program kepuasan pelanggan dengan mengkampanyekan


pentingnya pelayanan prima dan Service Excellence dengan beberapa Langkah strategis untuk
mengurangi waktu tunggu di gerbang tol, memperlancar lalu lintas dan juga meningkatkan
kekuatan dan kualitas konstruksi baik jalan, jembatan maupun bangunan pelengkap operasional
Dalam meningkatkan kepuasan konsumen juga, Jasa Marga hadir dengan berbagai layanan
pengaduan lewat social media di twitter, Call center, web jasamargalive.com untuk melihat
kondisi visual jalan tol secara realtime, dan juga memberikan layanan-layanan seperti
derek,penerangan jalan tol, peningkatan kapasitas gerbang tol dan team penanganan lubang di
jalan.

17
I. Identifikasi nilai apa yang ingin diciptakan perusahaan untuk pemangku kepentingan.

Pada bagian ini, kelompok kami memilih CSR program terkait dengan lingkungan hidup. PT
Jasa Marga memiliki komitmen dalam melakukan pengembangan usaha yang memiliki wawasan
lingkungan. Jasa Marga mengoperasikan jalan tol dengan kesadaran dan kepedulian tinggi
terhadap dampak lingkungan. Karena itu, perusahaan melakukan tata Kelola dan pengendalian
lingkungan secara komperhensif.

Pengelolaan lingkungan merupakan program CSR yang strategis terhadap operasional


perusahaan. Jasa Marga sadar akan dampak dan resiko dari kegiatan usahanya. Pengembangan
jalan tol memungkinkan perubahan bentang alam dan juga ekosistem yang sudah ada di area
tersebut sebelum dibuat jalan tol. Hal ini bukan Cuma diselesaikan dengan analisa dampak
lingkungan (AMDAL) namun memerlukan kerja sama lebih dari itu.

Terdapat banyak resiko atau dampak negatif dari pembangunan dan pengoperasian jalan tol
terhadap lingkungan, antara lain penurunan kualitas udara, kebisingan, perubahan penggunaan
lahan, atau berkurangnya keanekaragaman hayati karena berkurangnya hutan untuk lahan
proyek. Sedangkan dampak negative pembangunan dan pengoperasian jalan tol terhadap
komponen sosial ekonomi masyarakat antara lain mobilitas masyarakat yang terganggu, adat
istiadat atau kebiasaan yang berubah, dan juga persepsi masyarakat terhadap pembangunan tidak
selau positif.

Beberapa kegiatan dan program CSR terhadap lingkungan hidup antara lain:
1. Pengelolaan AMDAL dan Limbah
Sesuai dengan Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, perusahaan kemudan membuat keputusan internal direksi No
165/KPTS/2013 tentang pedoman sistem manajemen lingkungan. Perusahaan wajib
melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahap perencanaan
pembangunan jalan tol baru. Perusahaan juga wajib melaksanakan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) pada setiap ruas jalan tol.
Pengelolaan limbah baik padat maupun cair juga adalah bagian dari tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan. Sesuai surat keputusan Direksi No 165/KPTS/2013
meminta perusahaabn menyediakan pemisahan sampah organic dan non organic. Sepanjang
2020 jumlah limbah organic dan B3 yang Jasa Marga hasilkan lebih dari 350 Ton.
Pemisahan sampah organic, non-organik dan B3 sudah dilakukan oleh Jasa Marga.
Pengelolaan sampah yang baik dilakukan secara menyeluruh baik di jalan tol, rest area,
gerbang tol, kantor gerbang tol dan kantor cabang terkait.
Pentingnya AMDAL dan perencanaan pembangunan jalan tol baru sesuai dengan peraturan
dari pemerintah, dalam hal ini kementrian lingkungan hidup. Hal ini menekankan betapa
18
strategisnya kegiatan dan program lingkungan hidup agar ijin operasional atau konstruksi
tidak terganggu. Selain AMDAL, pengelolaan limbah juga penting untuk dikelola dengan
baik. Lewat AMDAL, perusahaan mengupayakan hubungan baik dengan Kementrian
Lingkungan Hidup dan juga stakeholder lain seperti masyarakat.
2. Penggendalian Emisi dan Penggunaan Energi
Jasa Marga memiliki komitmen untuk menekan dampak negatif dari emisi yang dihasilkan
baik oleh konsumen berupa emisi gas rumah kaca maupun emisi secara internal lewat
penggunaan energi untuk menopang operasional seperti lampu jalan, sumber daya air dan
sebagainya. Jasa Marga mengacu pada perpres 61/2011 dalam rencana aksi penurunan gas
rumah kaca.
Perusahaan mengimplementasikan penurunan gas rumah kaca dengan penggunaan AC tanpa
Freon (CFC) menjadi hidrokarbon. Perusahaan juga melakukan penghematan energi
menggunakan Lampu LED untuk lampu penerangan jalan tol. Pengefisienan energi
dilakukan juga melalui beberapa modifikasi dan peremajaan fasilitas yang ada di kantor
maupun jalan tol agar dapat lebih ramah dari penggunaan energi. Hal ini adalah Langkah
strategis perusahaan dalam rangka menjaga lingkungan dari emisi gas rumah kaca dan juga
bagian dari penghematan. Penggunaan energi yang lebih sedikit selain baik bagi lingkungan
juga baik bagi kondisi finansial perusahaan.
3. Penghijauan
Selain dengan pengurangan energi seperti yang dijelaskan di atas, komitmen pelestarian
lingkungan lewat penghijauan. Penghijauan yang dilakukan Jasa Marga umumnya dibuat
sepanjang jalan tol yang dimilikinya. Selain bertujuan untuk mengurangi dampak polusi
udara dan suara yang diakibat kendaraan konsumen, penghijauan juga dimaksudkan untuk
meningkatkan kenyamaanan pelanggan saat melintas di jalan tol.
Pada tahun 2020, Jasa Marga berhasil menanam sekitar 240,000 pohon lebih dari berbagai
jenis spesies pohon pada sisi ruas jalan tol yang dimiliki. Jasa Marga juga melakukan
penghijauan di berbagai kantor cabang Jasa Marga di pulau Jawa. Selain itu, penghijauan
juga menjadi bagian dari CSR perusahaan. Contoh salah satunya adalah penghijauan di
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RTPRA) Kramat Jati.

19
Gambar 7 Penghijauan di sepanjang tol Jakarta Merak (sumber: Laporan Tahunan Jasa Marga, 2018)
Penghijauan di sepanjang jalan tol memiliki berbagai fungsi yang erat kaitannya dengan
kualitas layanan jalan tol. Penghijauan yang baik dapat membuat pengendara jalan tol lebih
nyaman, mengurangi dampak kebisingan yang dihasikan jalan tol, membuat kualitas udara
di sekitar jalan tol meningkat, dan juga membuat suhu udara di jalan tol menurun. Dampak
positif tersebut penting terutama untuk meningkatkan kualitas layanan jalan tol. Konsumen
dapat merasakan langsung dampak dari kegiatan CSR ini.

4. Penggunaan Material Ramah Lingkungan


Untuk mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan jalan tol, perusahaan berupaya
menggunakan material dan energi yang ramah lingkungan pada setiap pembangunan jalan
tol berikutnya. Kini kita sudah umum melihat solar cell dan lampu jalan di sepanjang jalan
tol. Dengan penggunaan lampu LED dan solar cell di lampu jalan, diharapkan jalan tidak
memerlukan pasokan energi dari perusahaan sehingga lampu di jalan tol dapat menerangi
jalan secara mandiri. Penggunaan material yang ramah lingkungan ini juga dilakukan pada
saat saat konstruksi jalan dengan menggunakan material daur ulang. Alih alih melakukan
penimbunan dengan material baru, Jasa Marga menggunakan material hasil recycle untuk
penimbunan. Hal ini juga mampu mengurangi kerusakan lingkungan akibat kebutuhan
material baru untuk penimbunan saat pembangunan jalan tol
Komitmen Jasa Marga terhadap lingkungan dilakukan lewat program-program tersebut.
Pengurangan gas emisi, penggunaan energi yang lebih bertanggung jawab, penghijauan di
sepanjang jalan tol, dan juga penggunaan material yang lebih ramah lingkungan, adalah
bagian dari komitmen Jasa Marga dalam menjaga lingkungan. Lingkungan memiliki nilai
strategis dalam bisnis Jasa Marga. Bagaimanapun, pembangunan jalan tol akan selalu
memiliki sisi negative terhadap lingkungan, namun sisi negatif tersebut dapat diminimalisir
mulai dari perencanaannya dengan AMDAL yang baik, kemudian dilakukan Langkah-
langkah perbaikan lingkungan seperti penghijauan dan pengurangan penggunaan energi.
CSR terhadap lingkungan dinilai strategis untuk bisnis Jasa Marga karena konsumen akan
merasakan langsung hasil dari CSR ini. Konsumen akan merasa nyaman dengan pepohonan
di sekitar jalan tol, kenyamanan berkendara dengan lampu yang lebih terang dan sustainable
karena menggunakan Solar panel, konsumen terasa lebih nyaman karena pengelolaan limbah
yang baik di setiap rest areanya. Konsumen akan merasakan dampak langsung dari CSR
terhadap lingkungan.

II. Konflik Kepentingan dan Pelanggaran Etika pada Program CSR Bina Lingkungan
PT. Jasa Marga

Jasa marga sudah menjalankan program CSR sejak tahun 1992. Program kemitraan memiliki
manfaat dalam menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh UMKM, selain itu juga
mendorong UKM untuk melakukan pengembangan usaha

20
Namun konsep kemitraan masih memiliki kendala seperti perusahaan memiliki celah
terjadinya pelanggaran etika bisnis. Yang menjadi salah 1 penyebab Kegagalan kemitraan
disebabkan oleh lemahnya fondasi hubungan kemitraan dan perbedaan sikap atau etika
bisnis, serta ketidaksetaraan budaya organisasi dalam kemitraan. Program CSR dapat
menjadi alternatif pengembangan kemitraan.

Program CSR Bina Lingkungan yang di lakukan oleh PT. Jasa Marga sudah sangat bagus,
namun resiko terjadinya Dilema Etika maupun Konflik Kepentingan masih bisa terjadi.
Untuk itu, PT. Jasa Marga menerapkan Kebijakan pengendalian konflik kepentingan dan
pelanggaran etika bisnis, Whistle Blowing system dan Sosialisasi Kode Etik perusahaan

II.1. Kebijakan Pengendalian Konflik Kepentingan dan Pelanggaran Etika

Salah satu prioritas dan komitmen Jasamarga adalah mencegah dan memberantas terjadinya
korupsi. Jika terjadi korupsi maka bisa menjadi awal kehancuran bisis.

Sejak tahun 2015, Jasa Marga semakin meningkatkan pelaksanaan pengendalian reward
bekerja sama dengan KPK sebagai bagian dari Program Pengendalian Reward (PPG). serta
berbagai Peluang pelaporan penjualan, bonus berupa portal internal, dan laporan bonus
Dropbox. Sosialisasi terkait kebijakan perusahaan dalam pencegahan dan pengendalian
korupsi akan terus ditingkatkan

Dalam mencegah korupsi, Jasa Marga telah membuat berbagai inisiatif penerapan GCG
yang dilakukan secara mandiri dan dengan dukungan pihak independen untuk mewujudkan
tata kelola perusahaan yang berkelanjutan.

Jasa Marga Pelaksanaan pengendalian gratifikasi dengan cara Melakukan program


Sosialisasi dan internalisasi GCG. Selain itu, Jasamarga bekerjasama dengan KPK agar tidak
terjadi korupsi dan terjadi konflik kepentingan

II.2. Whistleblowing System

Jasa marga sudah menerapkan konsep GCG agar seluruh karyawan memiliki semangat
dalam bekerja

Salah satu cara untuk mencegah korupsi dan terjadinya gratifikasi, yaitu dengan penerapan
Whistleblowing System

Whistleblowing System adalah sistem pengelolaan pengaduan/komunikasi yang berkaitan


dengan perbuatan melawan hukum, hal ini digunakan untuk melakukan optimalisasi dalam
pelaporan pelanggaran

Whistleblowing System ini harus selalu dilakukan pengecekkan agar tidak jadi kendala.
Setiap orang bisa memberikan kontribusi untuk melakukan pelaporan atas dugaan
pelanggaran. Dengan Whistleblowing System, perusahaan memberikan kesempatan untuk
21
seluruh karyawannya baik karyawan internal maupun eksternal dalam membantu mencegah
serta mengurangi terjadinya pelanggaran etika kerja

Untuk memperkuat dan mempercepat penerapan GCG, Jasamarga berpartisipasi aktif dalam
mensosialisasikan penerapan Whistleblowing System, Komitmen Pakta Integritas

Gambar 8 Sarana Pelaporan Wistleblower Jasamarga

II.3. Kode Etik PT. Jasa Marga

Dengan integritas, dalam sebuah bisnis akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Untuk
itu, Jasa Marga telah memberikan pedoman etika bisnis dan etika kerja untuk berinteraksi
dan bekerja di jasamarga

Penerapan Kode Etik perusahaan dilakukan jasamarga sejak tahun 2010 yang menjadi dasar
pedoman dalam bekerja

Salah satu peranan kode etik adalah menjadi pedoman dalam bekerja bagi seluruh karyawan
agar tidak terjadi pelanggaran etika bisnis

Kode Etik dikomunikasikan dan/atau disebarluaskan kepada seluruh karyawan melalui


berbagai sarana yang dimiliki Perseroan, termasuk melalui perangkat IT yang mudah diakses
oleh seluruh karyawan setiap saat. Secara berkala disampaikan kepada seluruh pegawai
Perseroan melalui sarana Komunikasi dan/atau Surat Edaran Direksi mengenai penerapan
etika perusahaan.

Setiap Karyawan Jasa Marga sudah menandatangani pakta integritas sebagai wujud
komitmen penerapan GCG dalam operasional Perusahaan. Seluruh karyawan Jasamarga
sudah 100% menandatangani komitmen Code of Conduct. Upaya penegakan Kode Etik
terhadap pemangku kepentingan Perusahaan adalah sebagai berikut:

22
Gambar 9 Prinsip Good Corporate Government Jasamarga

III. Ide Untuk Membuat program yang lebih bermanfaat bagi perusahaan dan pemangku
kepentingan

Jasa Marga senantiasa membina hubungan dengan para pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan
mengetahui harapan dan kepentingan dari para pemangku kepentingan serta mencoba
menyesuaikan program kerjanya sesuai dengan dinamika yang muncul. Dari berbagai kegiatan
interaksi dengan para pemangku kepentingan tersebut, Jasa Marga kemudian mewujudkan pola
hubungan dan pengembangan dengan masing-masing pemangku kepentingan sesuai dengan isu
yang relevan. Pola pembinaan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pemangku
kepentingan dan frekuensi pembinaan yang dilakukan.

Semua kegiatan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung tentunya berdampak
pada lingkungan. Sebagai pemimpin pasar di industri jalan tol, Jasa Marga tetap berkomitmen
membangun koneksi jalan tol di seluruh Indonesia. Diketahui pembangunan ini akan berdampak
positif terhadap semangat pertumbuhan ekonomi daerah di berbagai sektor, namun pembangunan
infrastruktur juga akan berdampak pada perubahan kondisi lingkungan dan pola sosial budaya
masyarakat. Untuk itu, perusahaan secara proaktif mempromosikan budaya tanggung jawab

23
lingkungan, tidak hanya bagi karyawan tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan dari berbagai perusahaan dalam
mengembangkan, membangun dan mengelola jalan tol serta mendukung program lingkungan
nasional.

Terdapat beberapa stake holder pada perusahaan Jasa Marga antara lain:
1. Pemegang Saham Jasa Marga (JSMR).
2. Kreditur.
3. Pemerintah Pusat maupun Daerah.
4. Pegawai Jasa Marga.
5. Konsumen atau pengguna jalan tol.
6. Pesaing.
7. Vendor/Mitra usaha/Kontraktor.
8. Komunitas masyarakat dan lembaganya.
9. Media massa.

Dari program-program CSR yang telah dilakukan khususnya bagi pelestarian lingkungan oleh
Jasa Marga sudah sangat baik, namun dapat diterapkan ide-ide baru untuk meningkatkan dampak
manfaat CSR yang diberikan kepada para stake holder. Beberapa ide program yang dapat
diterapkan dalam peningkatan penerapan CSR di Jasa Marga antara lain:

1. Penerapan Green Toll Sertifikat pada seluruh ruas jalan tol serta penggunaan material
ramah lingkungan
Green Toll Road Indonesia mencakup enam indikator seperti akses, kelayakan dan
pelayanan, efisiensi energi dan air, lingkungan, material, konstruksi dan kerjasama
regional. Indikator-indikator ini memiliki target yang ditetapkan dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Pemerintah terus mendukung pemangku kepentingan industri, terutama
industri lokal, untuk mempromosikan pembuatan produk bahan bangunan ramah
lingkungan dan mendapatkan sertifikasi produk ramah lingkungan.

Sesuai dengan komitmen pemerintah, Green Infrastructure and Facilities Indonesia


menginisiasi bersama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam melakukan sertifikasi
Green Toll Road Indonesia sesuai kriteria evaluasi jalan tol termasuk rest area dan salah
satunya mewajibkan penggunaan produk material konstruksi yang bersertifikat Green
Label Indonesia.

Jasa Marga telah memperoleh sertifikasi Green Toll Road pertama di Indonesia untuk dua
jalan tol yang dikelolanya, yaitu Jalan Tol Gempol Pandaan dengan level Silver plus yang
dikelola oleh PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT) dan Tol Pandaan Malang dengan level
Gold plus, dikelola oleh PT Jasamarga Pandaan Malang. Proses sertifikasi Green Toll
Road Indonesia dilakukan oleh Green Infrastructure and Facilities Indonesia, sebuah
subdivisi dari Green Product Council Indonesia (GPCI), sebuah organisasi nirlaba di
bawah naungan Global Ecolabel Network (GEN). Dalam Penilaian Sertifikasi Green Toll

24
Road terdapat 3 tingkatan pelaksanaan sertifikasi Green Toll Road yaitu Gold, Bronze
dan Silver.

Melalui program CSR ini, Jasa Marga perlu membuat program sertifikasi Green Toll
Road pada seluruh ruas tol nya. Dengan menerapkan program ini tentunya akan
meningkatkan kredibilitas Jasa Marga terhadap para stake holdernya. Selain itu dengan
menerapkan Green Toll Road ini maka para kreditur dan pemegang saham akan lebih
percaya terhadap perusahaan Jasa Marga.

2. Penerapan Energy Baru Terbarukan (EBT) pada fasilitas-fasilitas di jalan tol


Dalam program mengurangi emisi CO2, perusahaan telah melakukan penghematan
energi listrik. Perusahaan berupaya mewujudkan budaya hemat energi dengan mengganti
lampu neon dengan lampu LED dan dengan memasang fitur hemat energi serta
penggunaan lampu hemat energi di semua ruang kantor.
Namun penghematan ini masih tergolong kecil dalam pengurangan emisi sehingga
diperlukan program CSR yang benar-benar dapat membantu dalam pengurangan emisi
karbon. Program yang dapat diterapkan dalam pengurangan emisi karbon adalah dengan
penggunaan Solar Panel atau Panel Surya untuk menghasilkan listrik yang ramah
lingkungan karena panel surya termasuk ke dalam Energi Baru Terbarukan (EBT). Jasa
Marga memiliki ruas-ruas tol dan rest area yang sangat banyak. Sehingga jika pada setiap
rest area menggunakan solar panel maka akan memberikan manfaat yang signifikan
terhadap pengurangan emisi karbon.

3. Pembuatan koperasi bersama komunitas masyarakat dan pembuatan kerjasama dengan


Jasa Marga dan Vendor Jasa Marga
Dengan program pembuatan koperasi bersama komunitas masyarakat maka dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga kelestarian lingkungan. Koperasi ini
tidak hanya menjual hasil kebun dan tani namun juga menyediakan perlengkapan-
perlengkapan kantor yang tentunya dibutuhkan secara rutin oleh perusahaan Jasa Marga
maupun perusahaan vendor. Saat ini untuk perlengkapan kantor seperti kertas, tinta, alat
tulis kerja, pembersih ruangan, kopi, gula dan lainnya tentunya dibutuhkan secara rutin
pada kantor perusahaan. Oleh karena itu dengan adanya koperasi masyarakat ini
diharapkan dapat dibuat kerjasama dalam memasok kebutuhan perusahaan tersebut pada
kantor Jasa Marga dan juga para mitra kerja Jasa Marga. Tentunya Jasa Marga memiliki
banyak mitra kerja atau vendor yang juga memiliki kebutuhan rutin dalam pemenuhan
perlengkapan-perlengkapan tersebut sehingga hal ini dapat menjadi peluang bagi
koperasi masyarakat untuk dapat bekerja sama dalam memasok perlengkapan tersebut
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Meningkatkan program penghijauan dengan penanaman tanaman yang memberikan nilai


ekonomis bagi mastarakat
Kegiatan penghijauan dilakukan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk
meningkatkan kualitas udara, sekaligus sebagai upaya memperindah lingkungan jalan tol.
Perusahaan Jasa Marga telah menanam berbagai jenis tanaman yang terdiri dari berbagai
jenis, antara lain Bougenvile, Flamboyan, Palem Kuning, Kecrutan, Ketapang Kencana,
Mahoni, Kupu-Kupu, Hujan Emas, Tabe Buya Kuning, Spato Dea, Oleander, Pucuk

25
Merah dan Sawit, dan juga turut serta Jasa Marga terlibat dalam penanaman bibit langka
seperti asam kemanjing, manggis hutan, jambu biji dan rukam. Selain itu juga sudah
dibentuk kelompok tani dengan melakukan penanaman kopi, klengkeng, rambutan dan
lainnya sehingga hasilnya dapat dimanfaatkn oleh masyarakat. Dari program yang sudah
baik ini, diharapkan dapat dikolaborasikan dengan koperasi yang dibentuk bersama
komunitas masyarakat sehingga hasil dari petani memiliki nilai keekonomisan yang lebih
tinggi. Selain itu Jasa Marga dapat mencarikan perusahaan-perusahaan yang dapat
melakukan kerjasama jual beli dari hasil tani tersebut. Hal ini tentunya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Menerapkan sertifikasi lingkungan dan pengurangan emisi karbon


Untuk meningkatkan kredibilitas dan juga management terkait lingkungan diperlukannya
melakukan sertifikasi perusahaan terkait lingkungan. Salah satu sertifikasi yang dapat
diterapkan yaitu penerapan standard Emisi Gas Buang yaitu ISO 14064 tentang Validasi
dan Verifikasi Gas Rumah Kaca. Pada program CSR ini demi menunjang pengurangan
emisi karbon dapat memasukan program penerapan sertifikasi ISO 14064 ini ke dalam
program perusahaan. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kepercayaan dari para stake
holder bahwa perusahaan sangat peduli terhadap pengurangan emisi bagi lingkungan.

6. Meningkatkan Good Corporate Governance (GCG) dengan penerapan ISO 37001 Sistem
Management Anti Penyuapan
Dalam meningkatan penerapan Good Corporate Governance (GCG) perusahaan perlu
memasukan program sertifikasi ISO 37001 tentang Sistem Management Anti Penyuapan
sehingga dapat meningkatkan citra dan kredibilitas perusahaan di mata stake holder. Saat
ini penerapan ISO 37001 merupakan arahan dari Kementerian BUMN agar dapat mulai
diterapkan kepada perusahaan-perusahaan BUMN.

7. Melakukan revitalisasi tempat wisata sekitar jalan tol


Pariwisata dinilai sebagai salah satu sektor strategis yang dapat membantu meningkatkan
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Untuk mendukung revitalisasi ekonomi di sekitar
jalan tol, Jasa Marga dapat melakukan program revitalisasi tempat-tempat wisata di
sekitar jalan tol sehingga perekonomian masyarakat dapat tumbuh. Jasa Marga dapat
bekerja sama dengan pemerintah daerah dan juga dengan lembaga kota untuk
merevitalisasi tempat-tempat wisata di sekitar jalan tol. Revitalisasi ini diharapkan dapat
menggerakkan roda perekonomian lokal melalui sektor pariwisata, yang juga akan
berdampak pada perekonomian nasional. Lingkup pekerjaan revitalisasi ini meliputi
parkir, jembatan, pedestrian, rest area, tangga, pendopo, toilet, railing, pedestrian, dan
lampu jalan, pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan mempercantik lokasi wisata.

8. Peningkatan estetika dan keindahan jalan tol


Untuk kenyamanan berkendara di jalan tol, Perusahaan juga melakukan program
peningkatan estetika dan keindahan pada seluruh ruas jalan tol yang dikelola perusahaan
antara lain pengecatan dan penggantian safety barrier dan beton barrier di central barrier
jalan tol, pengecatan struktur jembatan, pemeliharaan area gerbang yang bersih dan rapi,
perbaikan jalan tol dan jalur kantor, mempercantik bangunan, penghijauan dan penataan

26
tanaman dan pohon di area tol, area penggunaan jalan tol dan rest area. Dengan adanya
program tersebut tentunya akan meningkatkan kenyamanan bagi para pengguna jalan tol.

9. Peningkatan layanan dan fasilitas pada rest area


Keberadaan Rest Area atau tempat istirahat menjadi perhatian publik. Peran rest area
sebagai bagian dari standar pelayanan jalan tol sangat penting untuk menunjang aspek
keselamatan dan kenyamanan berkendara di jalan tol. Bisnis harus dapat memenuhi dan
meningkatkan layanan di daerah yang tenang, termasuk integritas fasilitas, kebersihan,
ketertiban dan komposisi tempat usaha untuk usaha kecil dan menengah. Menurut
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/PRT/M/2018 tentang
tempat istirahat dan pelayanan di jalan raya. Peraturan menteri tersebut antara lain
mengatur tentang fasilitas yang harus ada dalam rest area, yang terbagi menjadi tiga tipe,
yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. Untuk rest area tipe A atau yang paling tinggi, misalnya
minimal harus ada fasilitas SPBU, ATM, kamar mandi, klinik, bengkel, musholla, los
atau kios, 4.444 mini market, restoran, area hijau dan tempat parkir. Rest area juga harus
dilengkapi dengan fasilitas untuk kenyamanan penyandang disabilitas.

Keberadaan rest area digalakkan tidak hanya sebagai persinggahan pengendara tetapi
juga masyarakat sekitar, menyediakan kios bagi usaha kecil dan menengah yang
mempromosikan produk lokal. Kualitas layanan rest area secara keseluruhan harus
mampu memberikan kenyamanan kepada pengguna di beberapa bidang utama yaitu
kenyamanan, kebersihan/kualitas lingkungan dan kelengkapan fasilitas kesetaraan gender
bagi penyandang disabilitas, lanjut usia, perempuan dan anak-anak. Selain itu,
perusahaan perlu menyempurnakan land scape dengan penghijauan yang rindang untuk
menciptakan lingkungan yang sejuk. Di setiap sudut rest area harus tersedia tempat
pembuangan sampah yang memadai, dilengkapi dengan tempat penampungan sementara
dan truk sampah yang memadai.

27
10. Pembuatan Bank Sampah
Bank Sampah adalah konsep pengumpulan sampah kering yang terklasifikasi dan
dikelola seperti bank, tetapi yang disimpan bukanlah uang melainkan sampah. Nasabah
pada bank ini adalah masyarakat yang memiliki rekening tabungan dan dapat meminjam
uang, yang kemudian dikembalikan dengan sampah untuk uang pinjaman. Kemudian
dapat dibuat kerjasama dengan ibu-ibu PKK setempat dalam membeli kemasan plastik
untuk didaur ulang dan dijadikan kerajinan tangan.

Tujuan dibangunnya bank sampah merupakan strategi penyadaran masyarakat agar


mereka bisa bersahabat dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung
dari sampah. Bank sampah tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus diintegrasikan ke dalam
gerakan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) agar manfaat langsungnya tidak hanya
dirasakan secara ekonomi, tetapi juga bagi pembangunan lingkungan yang bersih, hijau
dan sehat. Bank sampah juga dapat dijadikan sebagai solusi untuk mewujudkan
permukiman yang bersih dan nyaman bagi warga. Dengan pola ini, warga tidak hanya
mencapai disiplin dalam pembuangan sampah, tetapi juga mendapatkan penghasilan
tambahan dari sampah yang mereka kumpulkan.

Seperti halnya bank penyimpan uang, dalam hal ini nasabah dapat menyetor langsung ke
bank sampah. Bukan uang yang disetor, tapi sampah yang mereka simpan. Sampah
ditimbang dan dicatat dalam buku rekening oleh penanggung jawab bank sampah. Ada
yang namanya menabung sampah di bank sampah. Dengan cara ini, uang dapat dibuat
dari sampah. Sampah khusunya plastik dapat digunakan kembali dalam berbagai bentuk
seperti tas, dompet, tempat tisu, dan lain-lain. Dengan adanya bank sampah ini dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat dan membatu masyarakat yang tidak memiliki
pendapatan tetap.

28

Anda mungkin juga menyukai