Anda di halaman 1dari 13

The company’s internal policy regarding CSR

Dasar Acuan CSR Jasa Marga

Jasa Marga senantiasa menelaah dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan atas aktivitas operasional
yang dijalankan dalam mendukung keberlanjutan bisnis, Kegiatan tata Kelola tanggung jawab sosial
dilakukan Jasa Marga untuk memberikan dampak positif kepada para pemangku kepentingan
(stakeholder) dan mengurangi dampak negatif dalam kegiatan perusahaan baik dalam pembangunan
jalan tol maupun pengoperasiannya.

Sebagai bagian dari entitas dibawah Kementrian BUMN, PT Jasa marga harus bisa sejalan dalam
penerapan program yang bernama Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program Corporate
Social Responsibility (CSR) yang selama ini dijalankan harus dibuat sejalan dengan program Kementrian
BUMN. PT Jasa Marga menjalankan kebijakan TJSL dengan panduan No AA.HK.01.367 sebagai berikut:

1. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSL) merupakan bagian yang terintegrasi dari
kebijakan korporasi yang merupakan perusahaan public, sejak tahapan perencanaan,
implementasi, pelaporan dan evaluasi, guna mendukukng strategi bisnis utama, pertumbuhan
usaha dan meningkatkan reputasi perusahaan.
2. Diimplementasikan dalam bentuk program program tanggung jawab sosial perusahaan dengan
menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan sosial kemasyarakatan dan perbaikan kualitas
lingkungan hidup, termasuk relevan melalui kompetensi inti perusahaan demi kemaslahatan
Bersama.
3. inisiatif penyelesaian permasalahan sosial yang Mengutamakan program-program yang
memberikan manfaat bersama dan berkontribusi pada penciptaan creating shared value (CSV)
pemberdayaan masyarakat (community development), serta membangun kapasitas stakeholder
(capacity building).
4. Perusahaan berkomitmen untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM), sumber daya
finansial, sumber daya teknologi dan sumber daya waktu (jam sosial) secara terukur,
berkesinambungan serta memenuhi kaidah-kaidah keadilan dan kesetaraan.

Dalam pelaksanaan program CSR nya, Jasa marga juga mengacu pada:

1. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.


2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
4. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-02/MBU/04/2020 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara Surat Menteri
BUMN S-949/ MBU/10/2020 tentang Aspirasi Pemegang Saham/ Pemilik Modal untuk
Penyusunan RKAP tahun 2021 tentang pedoman penyusunan RKAP Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Tahun 2021.
5. ISO 26000. Jasa Marga berencana melakukan penerapan ISO 26000 dalam melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan. ISO 26000: Guidance Standard on
Social Responsibility adalah standar internasional dalam pengelolaan CSR di lingkungan
perusahaan. Dalam penerapan ISO 26000, program CSR harus mencangkup antara lain:
 Pengembangan Masyarakat
 Konsumen
 Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat
 Lingkungan
 Ketenagakerjaan
 Hak asasi manusia
 Organisasi Pemerintahan (Organizational Governance)

Road Map ISO 26000 PT Jasa Marga (Sumber: Laporan Tahunan Jasa Marga 2020)

Tata Kelola Perencanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mengelola program CSR, terdapat tata Kelola perencanaan
tanggung jawab sosial perusahaan yang dibuat Jasa Marga, yang dibagi menjadi beberapa tahapan
aktifitas. Tahapan yang dilakukan antara lain:

 Penentuan Ruang Lingkup


Penentuan ruang lingkup terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungan dilakukan lewat uji
kelayakan (due diligence) terhadap program yang akan dilakukan. Studi kelayakan yang
dilakukan dapat dicapai dengan beberapa cara seperti survey ke pegawai, pelanggan, survey
kepuan penerima bantuan program pada tahun sebelumnya, focus group discussion (FGD), dan
juga diskusi dengan beberapa ahli di bidang tersebut.
 Penentuan Stakeholder yang terdampak
Perusahaan telah melakukan identifikasi terhadap berbagai pemangku kepentingan penting
yang terdampak atau berdampak terhadap kegiatan operasi. Dalam kegiatan pembangunan dan
pengoperasian jalan tol, Jasa Marga sudah membuat kelompok stake holder antara lain
pemegang saham, kreditur, pemerintah pusat dan daerah, karyawan, pengguna jalan tol,
kompetitor, mitra usaha atau kontraktor, komunitas masyarakat, Lembaga, dan media massa.
Identifikasi pemangku kepentingan diakukan melalui focus group discussion (FGD) secara
mendalam. Hasil identifikasi menjadi dasar bagi Jasa Marga untuk mengelola dan memina
hubungan dengan para pemangku kepentingan secara berkelanjutan. Perusahaan kemudian
merealisasikan pola hubungan dan pembinaan terhadap kelompok kepentingan diatas sesuai
dengan topik dan kebutuhan yang relefan.
 Pemilihan Isu-isu bidang Ekonomi, sosial dan lingkungan terkait dampak kegiatan perusahaan.
Berdasarkan identifikasi yang sudah dilakukan terhadap stakeholder, hal yang berikutnya
dilakukan adalah memilih isu-isu dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terkait
kegiatan perusahaan dan penting bagi stakeholder. Isu-isu yang muncul berdasarkan identifikasi
kemudian ditelaah menjadi rencana aksi dan strategi yang sesuai untuk menyelesaikan isu
tersebut. Strategi dipilih sesuai dengan tiap-tiap core subject, baik ekonomi, sosial, maupun
lingkungan.
 Menentukan program kerja.
Rencana aksi dan strategi yang sudah ada kemudian dikembangkan menjadi program kerja
nyata. Program kerja yang baik memiliki beberapa kriteria, antara lain sesuai dengan tujuan
strategi awal, memiliki hasil atau output yang terukur, memiliki tenggat waktu yang rasional,
dan memiliki daftar tindakan yang jelas.
 Pelaksanaan Kegiatan dan Pencatatan
Langkah kegiatan yang sudah direncanakan pada program kerja akan dilaksanakan sebagai
kegiatan Corporate Social Responsibility. Setiap output atau hasil yang dikerjakan kemudian
dihitung untuk kemudian dinilai dampaknya. Biaya program CSR sudah dianggarkan lewat
corporate budgeting dan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Setiap
kegiatan yang dilakukan pada periode tertentu kemudian dinilai serapan anggarannya dan
menjadi bahan evaluasi di periode berikutnya.
 Evaluasi
Dalam tahap ini, program yang sudah dibuat dinilai dampaknya terhadap tiga aspek penting
antara lain ekonomi, sosial dan lingkungan. Penyerapan anggaran yang sudah ditentukan juga
menjadi poin penting bagi penerapan program CSR ini. Selain kedua hal diatas, penilaian
terhadap kesan atau image terhadap perusahaan juga menjadi penting sehingga
keberlangsungan perusahaan akan diimbangi dengan kesan yang baik. Setelah evaluasi selesai,
maka yang dilakukan kemudian adalah Kembali ke tahap perencaan yang dimulai dari peentuan
ruang lingkup, stakeholder, pemilihan isu dan strategi, penentuan program kerja, dan
pelaksanaan Kembali.

Overall description about the CSR program

Jas Marga memberikan perhatian yang besar terhadap implementasi program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR), terutama guna memastikan prinsip-prinsip keberlanjutan di dalam bisnis sudah
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jasa Marga memiliki komitmen dalam menjalankan berbagai
kegatan CSR baik secara internal Bersama karyawan juga eksternal bagi masyarakat sekitar dan
lingkungan. Salah satu misi perusahaan adalah mengupayakan untuk dapat memberikan nilai tambah
bagi seluruh pemangku kepentingan.

Penanaman Pohon sebagai bagian dari CSR. (sumber: Laporan tahunan Jasa Marga 2020)

Jasa Marga telah mengidentifikasi kelompok pemangku kepentingan utama Perusahaan, berdasarkan
hubungan imbal balik antara kelompok-kelompok tersebut dengan Perusahaan. Salah satu dasar
pemilihan pemangku kepentingan utama adalah bobot pengaruh dan intensitas pelibatan pemangku
kepentingan tersebut dalam setiap proses bisnis Perusahaan. Setiap program tanggung jawab sosial
yang dilakukan Jasa Marga akan berfokus terhadap pemangku kepentingan ini. Wujud tanggung jawab
sosial ini kemudian tercermin dalam berbagai kegiatan antara lain: pelestarian lingkungan hidup,
ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, pengembangan sosial dan kemasyarakatan,
kemitraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, pembangunan sarana dan prasarana untuk
masyarakat, dan bantuan bencana alam, serta program peningkatan kepuasan pelanggan.

CSR Terkait Penerapan Hak Asasi Manusia

Jasa Marga memiliki komitmen untuk memenuhi semua aspek, ketentuan dan prinsik Hak Asasi Manusia
(HAM) dalam menjalankan operasional. Penerapan tanggung jwawab sosial terkait Ham dilakukan untuk
menciptakan hubungan industrial yang sehat dan bentuk jaminan atas kebebasan berasama serikat
Karyawan Jasa Marga. Lingkup dari isu penerapan tanggung jawab sosial terkait HAM di Jasa Marga
didominasi oleh isu bidang ketenagakerjaan. Isu tersebut antara lain kebebasan berserikat, anti
diskriminasi terhadap karyawan, penempatan dan pengaturan waktu kerja, izin karena kondisi darurat,
dan kesempatan dalam menjalankan ibadah. Selain itu, isu HAM yang bersinggungan dengan
masyarakat umum, adalah perhatian terkait hak adat masyarakat.

Komitmen dan lingkup tanggung jawab sosial diatas, kemudian diimplementasikan dengan perencanaan
kegiatan yang tertata dan terukur. Target kinerja CSR terkait penerapan hak asasi manusia adalah
ditetapkan di awal tahun 2020 dan dilaksanakan lewat kegiatan-kegiatan berikut ini:

 Kebebasan Berserikat
Jasa Marga berupaya menjamin terjalinnya hubungan baik dan saling menghormati agar dapat
menciptakan keseimbangan dalam pelaksanaan kewajiban dan pemenuhan hak karyawan, salah satunya
melalui komunikasi intensif dan keterlibatan antara perusahaan dan karyawan dalam mencapai target.
Perusahaan menjamin hak karyawan untuk berserikat lewat organisasi, dimana saat ini terdapat satu
organisasi yaitu serikat Kerja Jasa Marga (SKJM). Agar tercipta hubungan industrial yang harmonis,
dibentuk Lembaga Kerja Sama untuk melakukan kordinasi dalam menjalankan fungsi dan tugas
memecahkan masalah ketenagakerjaan yang ada di Jasa Marga.

 Ruang Kerja yang Bebas dari Tenaga Kerja di Bawah Umur

Jasa Marga memastikan bahwa perusahaan terbebas dari praktik kerja paksa dan penggunaan tenaga
kerja di bawah umur. Berbagai inisiatif dilakukan Jasa Marga untuk menghindari kedua praktik ini, antara
lain dengan menetapkan batas umur karyawan kontraktor atau karyawan tidak tetap pada umur di atas
18 tahun. Sedangkan untuk karyawan permanen harus menamatkan Pendidikan S1 dan berumur diatas
20 tahun. Hal yang sama berlaku kepada karyawan dari supplier, vendor, dan kontraktor harus
memenuhi standar yang ditetapkan oleh Jasa Marga.

 Menjaga Hak-hak Adat masyarakat

Dalam menjalankan operasional Jasa Marga, perusahaan menjunjung tinggi komitmen dan mengikuti
peraturan yang berlaku, termasuk di dalam pengembangan usaha. Jasa Marga memastikan dalam setiap
pembebasan lahan untuk proyek baru, proses pembebasan lahan akan selalu mengutamakan dan
menghormati hak-hak adat yang ada pada daerah tersebut. Oleh karena itu, perusahaan melakukan
beberapa hal antara lain menggunakan jasa penilai (appraiser) professional dan netral, melibatkan tokoh
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembicaraan proses penggantian lahan, menjunjung tinggi
kelangsungan adat budaya setempat, memastikan tempat relokasi hunian dan mencari nafkah, hingga
memastikan terdapat juga program penghijauan.

CSR Terkait Operasi yang Adil

Jasa Marga memiliki komitmen untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) atau tata
kelola perusahaan yang baik. Jasa marga ingin mengembangkan praktik bisnis yang bersih dan menjauhi
sega bentuk kecurangan dalam setiap aktivitas operasional perusahaan. Penerapan prinsip GCG adalah
komitmen perusahaan dalam melaksanakan CSR terkait operasi yang adil. Hal ini kemudian dituangkan
dalam Code of Conduct (CoC) dan kebijakan anti korupsi yang meliputi sistem Whistleblowing (WBS) dan
juga kebijakan gratifikasi. Harapannya kedua kebijakan ini senantiasa meningkatkan penerapan GCG
dalam proses kerja.

Komitmen yang dimiliki untuk mencapai GCG, dijabarkan dalam beberapa program internal perusahaan
yang mencangkup pada kegiatan-kegiatan. Kegiatan yang diharapkan menjadi implementasi yang baik
dari sistem tata Kelola perusahaan yang baik ini antara lain:

 Kegiatan Anti Korupsi dan Gratifikasi

Komitmen perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah dan kementrian BUMN untuk
memberantas praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) menjadi dasar awal kebijakan ini. Komitmen
ini direalisasikan lewat berbagai kegiatan dan kebijakan yang dijaankan perusahaan, antara lain
perbaikan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa, perbaikan kebijakan operasional, dan juga
sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system)

 Pengadaan Barang dan Jasa yang transparan

Jasa Marga telah memilki prosedur pengadaan barang dan jasa yang taat dengan peraturan Undang-
Undang yang berlaku dan tertuang dalam keputusan direksi 143/KPTS/2014 tentang pedoman
pelaksanaan Pengadaan Baran dan Jasa di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Pedoman ini terus
menerus diperbaiki dengan perubahan terakhirnya di tanggal 12 October 2020.

Jasa marga kemudian telah mengembangkan mekanisme pengadaan barang dan jasa secara elektronik
untuk meminimalisir terjadinya praktek kecurangan. Sistem bernama e-procurement dibuat dan
diimplementasikan dalam layanan pengadaan barang dan jasa di lingkungan PT Jasa Marga (Persero)
Tbk. Sebagai bentuk GCG, penyedia barang dan jasa wajib menandatangani pakta integritas agar
menghindari bntuk konflik kepentingan

 Penerapan etika bisnis

Perusahaan secara konsisten menerapkan beberapa standar etikan bisnis dalam hubungannya dengan
para pemangku kepentingan. Terhadap pemerintah atau regulator, Perusahaan senantiasa menjaga
relasi yang harmonis sambal tetap mematuhi peraturan undang undang yang berlaku. Pada pemegang
saham, perusahaan menjamin pelaporan informasi yang tepat dan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan dan diaudit oleh pihak ketiga yang kredibel. Dalam hubungan teradap mitra kerja, perusahaan
mengedepankan asas anti korupsi kolusi dan nepotisme (KKN).

 Larangan Penyalahgunaan Jabatan

Perusahaan konsisten dalam memberlakukan larangan penyalahgunaan jabatan atau kepentingan


pribadi maupun golongan atau pihak lain yang memiliki potensi memberikan pengaruh negative
terhadap pengambilan keputusan atau pencapaian tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, Jasa Marga selalu
berupaya untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan dan penyalahgunaan yang terjadi saat ada
informasi rahasia dan data bisnis perusahaan untuk kepentingan di luar perusahaan, memanfaatkan
jabatan untuk kepentingan pribadi atau golongan, terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan
mitra atau kompetitor, melakukan pekerjaan lain di dalam jam kerja, dan sebagainya.

 Aktivitas Politik

Dalam kaitannya dengan aktivitas politik, perusahaan menjamin seluruh karyawan dan direksi Jasa
Marga dapat melaksanakan ha katas kesempatan dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Namun
demikian, perusahaan melarang karyawan untuk melakukan beberapa hal, antara lain, memanfaatkan
nama, asset, atau potensi perusahaan untuk tujuan politik tertentu, mengatasnamakan perusahaan
untuk memberikan kontribusi kepada partai politik, membuat kesepahaman atau perikatan dengan
partai politk, atau menggunakan atribut partai politik di area kerja dan jam kerja.

CSR terkait Lingkungan Hidup


Jasa marga memiliki komitmen dalam mengembangkan usahanya dengan wawasan lingkungan.
Perusahaan melakukan pengelolaan dan pengendalian lingkungan secara komperhensif, sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku, demi memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
Lingkup, program, dan kegiatan CSR terkait lingkungan hidup akan dijelaskan lebih dalam di bagian
berikutnya.

CSR terkait Ketenagakerjaan dan K3

Dalam paradigma Sumber daya manusia sebagai asset, Jasa Marga menempatkan human capital sebagai
asset yang harus dikelola dengan baik agar mampu menjadi modal dalam meningkatkan kinerja bisnis
dalam jangka Panjang dan berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya manusia ini dimulai dari
perencanaan, seleksi, perekrutan, manajemen karir, renumerasi, dan juga keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).

Perusahaan menetapkan sistem keselamatan dan Kesehatan kerja menjadi panduan perusahaan sesuai
dengan UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan undang undang No 1 tahun 1970 mengenai
keselamatan kerja. Selain itu, terdapat kebijakan internal lain yang berkaitan dengan aspek
ketenagakerjaan dan K3. Beberapa program dan kegiatan yang dilakukan dalam lingkung tanggung
jawab sosial perusahaan dalam ketenagakerjaan antara lain:

 Peningkatan hubungan karyawan dengan manajemen

Hubungan antara karyawan dan manajemen dibina melalui serikat karyawan di kantor pusat dan kantor
regional atau cabang Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM). Serikat kerja dan karyawan melakukan
perundingan tiap 3 tahun sekali untuk menerbitkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Hubungan ini juga
dilaksanakan dengan berbagai program outing atau event baik dalam acara ulang tahun perusahaan
atau kegiatan lainnya.

 Kesetaraan gender dan kesempatan kerja yang sama

Tahun 2020, jumlah karyawan Jasa Marga adalah sebanyak 7,783 orang, dimana 81.02% adalah
karyawan laki-laki sedangkan 18.98% sisanya adalah perempuan. Meskipun lebih banyak laki-laki di
tempat kerja, karyawan menyadari bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama dalam
mengembangkan diri dan meningkatkan karirnya. Penguatan SDM dilakukan dengan berbagai pelatihan
dan Pendidikan untuk pengembangan kompetensi soft skill dan hard skill. Program pelatihan ini dikelola
oleh Jasa Marga Learning Institute (JLI)

 Peningkatan Renumerasi dan Benefit

Perusahaan paham bahwa kompensasi dan benefit yang diberikan akan berdampak terhadap kinerja
dan turnover rate dari karyawan. Oleh sebab itu,perusahaan memberikan renumerasi yang kompetitif
bagi karyawannya. Perusahaan juga melakukan kajian terus menerus terhadap kelayakan upah
karyawan setiap tahunnya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan juga menjaga loyalitas dan
kinerja karyawan.

 Implementasi Program K3
Dalam peraturan pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, Jasa Marga membuat berbagai program dan kegiatan untuk memastikan bahwa
tidak ada karyawan yang celaka apalagi meninggal saat melakukan pekerjaannya. Program tersebut
antara lain sosialisasi terkait Sistem manajemen K3 (SMK3), internal audit, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan K3, program Kesehatan dan pengobatan untuk karyawan, program pencegahan penyakit,
dan juga pemulihan Kesehatan.

 Peningkatan kompetensi dan sertifikasi

Berbagai aktivitas pemenuhan kompetensi diselenggarakan Jasa Marga terutama di bidang keselamat
dan Kesehatan kerja (K3) dalam mendukung pelaksanaan SMK3. Program kompetensi K3 antara lain
sertifikasi internal auditor, ahli K3 Umum, Ahli K3 konstruksi. Selain itu,sertifikasi juga diberikan kepada
fungsi bisnis lain yang dapat meningkatkan kinerja dan kualitas kerja. Sertifikasi tersebut antara lain
serfitikasi akuntan, pelatihan kepemimpinan, dan juga pelatihan etika bisnis.

CSR terkait Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan

Perusahaan berusaha selalu meningkatkan kontribusi perusahaan kepada masyarakat sebagai bagian
dari pemangku kepenting melalu Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikelola oleh unit
Community Development Program sejak 1992. Sumber anggarannya menggunakan alokasi anggaran
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) di setap tahunnya. Pengembangan ini berdasarkan
Peraturan Perusahaan bahwa pemenuhan dana pengembangan sosial dan masyarakat dilaksanakan
dngan standar akutansi yang berlaku.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dijalankan dengan berbagai peraturan eksternal
maupun internal antara lain Peraturan Menteri BUMN PER-02/MBU/04/2020, Keputusan direksi No
83/KPTS/2020 tentang kemitraan dengan usaha kecil dan bina lingkungan. Ruang lingkup dari program
ini adalah meliputi program-program kemitraan, program sosial, Kesehatan, Pendidikan dan
perngembangan kebudayaan. Program dan kegiatan yang dilakukan pada implementasi CSR Jasa Marga
antara lain:

 Sumbangan pada berbagai kegiatan

Dalam pemanfaatan anggaran yang sudah disiapkan perusahaan, unit Corporate Communication and
Community Development memberikan sumbangan ke berbagai kegiatan. Mulai dari sumbangan untuk
pembangunan rumah ibada, kegiatan olah raga, pembelian buku, juga donasi terhadap berbagai
Yayasan seperti bakti sosial Ramadhan, Yayasan kesenian, dan sanggar budaya. Sumbangan juga
ditujukan kepada berbagai institusi Pendidikan mulai dari Universitas, Mess Akademi TNI, Seminar
Nasional, dan sebagainya.

Pada tahun 2020 Jasa Marga juga aktif membantu penanganan pandemi COVID-19 dengan cara
membarikan edukasi dan juga memberikan sumbangan untuk berbagai keperluan yang terkait dengan
penanggulangan pandemi. Total biaya untuk sumbangan ini mencapai 251 juta rupiah pada 2020 dan
diharapkan akan berkembang terus Bersama perkembangan operasi Jasa Marga
 Pembiayaan Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

Jasa Marga senantiasa membantu pengembangan usaha mikro dan kecil sambal mendorong tumbuhnya
semangat kewirausahaan di masyarakat lewat Program Pembiayaan Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil.
Jasa Marga membantu memberikan pendampingan, pelatihan, dan membantu pemasaran hingga
pengusaha kecil ini tumbuh menjadi pengusaha yang Tangguh dan mandiri.

Program pembiayaan pendanaan Usaha Mikro dan kecil ditujukan kepada perseorangan atau kelompok
usaha dan koperasi yang memilki asset maksimal 500 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau memiliki omset paling maksimal 2.5 milyar rupiah. Program pembiayaan ini
mencangkup hibah bantuan Pendidikan dan pelatihan, dana bantuan atau hibah ke mitra sebesar 20%.
Selama tahun 2020, dana yang disalurkan dari pembiayaan pendanaan usaha mikro dan kecil nilainya
sebesar 51 Milyar yang penyalurannya diberikan kepada 1,197 mitra binaan. Mitra binaan ini tersebar
dari berbagai industri mulai dari perdagangan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb.

Selain menyalurkan pinjaman, Community Development telah memberikan pendampingan kepada mitra
binaan dan juga melakukan penagihan agar bisa dipakai Kembali oleh masyarakat dan menjangkau lebih
besar. Kemudian Jasa Marga juga memberi bantuan promosi dengan cara menyelenggarakan pameran
untuk binaan Jasa Marga.

Penyaluran dana terhadap mitra binaan Jasa Marga (Sumber: Website Jasa Marga)

 Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)

Program TJSL merupakan kegiaan pemberdayaan dan pemberian bantuan terhadap berbagai
pembangunan sarana dan prasarana umum masyarakat. Program ini juga mencangkup bantuan korban
becana alam dan renovasi berbagai sarana. Untuk tahun 2020, selain bantuan bencana alam, terdapat
bantuan pembangunan sarana air bersih, sarana MCK, perbaikan rumah keluarga tidak mampu,
pembibitan pertanian, peternakan dan bantuan alat usaha. Selain itu, terdapat juga bantuan
pembangunan sarana ibadah dan pelestarian alam. Total biaya yang dikeluar total 15.2 Miliar rupiah di
tahun 2020.

CSR terkait Tanggung Jawab kepada Konsumen dan Mitra Kerja


Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 16/PRT/M/2014, industri jalan tol di Indonesia memiliki
standar pelayanan minimum (SPM) dalam upaya standarisasi pelayanan minimal yang harus dilakukan
Badan Usaha Jalan Tol. Standar ini mencangkup antar lain kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata,
aksesibilitas, keselamatan, lingkungan dan tempat istirahat dan pelayanan. Dalam SPM juga disampaikan
untuk melakukan kegiatan survei kepuasan konsumen secara rutin.

Jasa Marga mengimplementasikan program kepuasan pelanggan dengan mengkampanyekan pentingnya


pelayanan prima dan Service Excellence dengan beberapa Langkah strategis untuk mengurangi waktu
tunggu di gerbang tol, memperlancar lalu lintas dan juga meningkatkan kekuatan dan kualitas
konstruksi baik jalan, jembatan maupun bangunan pelengkap operasional

Dalam meningkatkan kepuasan konsumen juga, Jasa Marga hadir dengan berbagai layanan pengaduan
lewat social media di twitter, Call center, web jasamargalive.com untuk melihat kondisi visual jalan tol
secara realtime, dan juga memberikan layanan-layanan seperti derek,penerangan jalan tol, peningkatan
kapasitas gerbang tol dan team penanganan lubang di jalan.

Select one of the company’s CSR program that you think having strategic impact for the company,
then:

i. Identify the issues that have been addressed. You should identify what value that
company want to create for the stakeholder.

Pada bagian ini, kelompok kami memilih CSR program terkait dengan lingkungan hidup. PT Jasa Marga
memiliki komitmen dalam melakukan pengembangan usaha yang memiliki wawasan lingkungan. Jasa
Marga mengoperasikan jalan tol dengan kesadaran dan kepedulian tinggi terhadap dampak lingkungan.
Karena itu, perusahaan melakukan tata Kelola dan pengendalian lingkungan secara komperhensif.

Pengelolaan lingkungan merupakan program CSR yang strategis terhadap operasional perusahaan. Jasa
Marga sadar akan dampak dan resiko dari kegiatan usahanya. Pengembangan jalan tol memungkinkan
perubahan bentang alam dan juga ekosistem yang sudah ada di area tersebut sebelum dibuat jalan tol.
Hal ini bukan Cuma diselesaikan dengan analisa dampak lingkungan (AMDAL) namun memerlukan kerja
sama lebih dari itu.

Terdapat banyak resiko atau dampak negatif dari pembangunan dan pengoperasian jalan tol terhadap
lingkungan, antara lain penurunan kualitas udara, kebisingan, perubahan penggunaan lahan, atau
berkurangnya keanekaragaman hayati karena berkurangnya hutan untuk lahan proyek. Sedangkan
dampak negative pembangunan dan pengoperasian jalan tol terhadap komponen sosial ekonomi
masyarakat antara lain mobilitas masyarakat yang terganggu, adat istiadat atau kebiasaan yang
berubah, dan juga persepsi masyarakat terhadap pembangunan tidak selau positif.

Beberapa kegiatan dan program CSR terhadap lingkungan hidup antara lain:

Pengelolaan AMDAL dan Limbah


Sesuai dengan Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, perusahaan kemudan membuat keputusan internal direksi No 165/KPTS/2013 tentang pedoman
sistem manajemen lingkungan. Perusahaan wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) pada tahap perencanaan pembangunan jalan tol baru. Perusahaan juga wajib melaksanakan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) pada setiap ruas
jalan tol.

Pengelolaan limbah baik padat maupun cair juga adalah bagian dari tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan. Sesuai surat keputusan Direksi No 165/KPTS/2013 meminta perusahaabn
menyediakan pemisahan sampah organic dan non organic. Sepanjang 2020 jumlah limbah organic dan
B3 yang Jasa Marga hasilkan lebih dari 350 Ton. Pemisahan sampah organic, non-organik dan B3 sudah
dilakukan oleh Jasa Marga. Pengelolaan sampah yang baik dilakukan secara menyeluruh baik di jalan tol,
rest area, gerbang tol, kantor gerbang tol dan kantor cabang terkait.

Pentingnya AMDAL dan perencanaan pembangunan jalan tol baru sesuai dengan peraturan dari
pemerintah, dalam hal ini kementrian lingkungan hidup. Hal ini menekankan betapa strategisnya
kegiatan dan program lingkungan hidup agar ijin operasional atau konstruksi tidak terganggu. Selain
AMDAL, pengelolaan limbah juga penting untuk dikelola dengan baik. Lewat AMDAL, perusahaan
mengupayakan hubungan baik dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan juga stakeholder lain seperti
masyarakat.

Penggendalian Emisi dan Penggunaan Energi

Jasa Marga memiliki komitmen untuk menekan dampak negatif dari emisi yang dihasilkan baik oleh
konsumen berupa emisi gas rumah kaca maupun emisi secara internal lewat penggunaan energi untuk
menopang operasional seperti lampu jalan, sumber daya air dan sebagainya. Jasa Marga mengacu pada
perpres 61/2011 dalam rencana aksi penurunan gas rumah kaca.

Perusahaan mengimplementasikan penurunan gas rumah kaca dengan penggunaan AC tanpa Freon
(CFC) menjadi hidrokarbon. Perusahaan juga melakukan penghematan energi menggunakan Lampu LED
untuk lampu penerangan jalan tol. Pengefisienan energi dilakukan juga melalui beberapa modifikasi dan
peremajaan fasilitas yang ada di kantor maupun jalan tol agar dapat lebih ramah dari penggunaan
energi. Hal ini adalah Langkah strategis perusahaan dalam rangka menjaga lingkungan dari emisi gas
rumah kaca dan juga bagian dari penghematan. Penggunaan energi yang lebih sedikit selain baik bagi
lingkungan juga baik bagi kondisi finansial perusahaan.

Penghijauan

Selain dengan pengurangan energi seperti yang dijelaskan di atas, komitmen pelestarian lingkungan
lewat penghijauan. Penghijauan yang dilakukan Jasa Marga umumnya dibuat sepanjang jalan tol yang
dimilikinya. Selain bertujuan untuk mengurangi dampak polusi udara dan suara yang diakibat kendaraan
konsumen, penghijauan juga dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamaanan pelanggan saat melintas
di jalan tol.
Pada tahun 2020, Jasa Marga berhasil menanam sekitar 240,000 pohon lebih dari berbagai jenis spesies
pohon pada sisi ruas jalan tol yang dimiliki. Jasa Marga juga melakukan penghijauan di berbagai kantor
cabang Jasa Marga di pulau Jawa. Selain itu, penghijauan juga menjadi bagian dari CSR perusahaan.
Contoh salah satunya adalah penghijauan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RTPRA) Kramat Jati.

Penghijauan di sepanjang tol Jakarta Merak (sumber: Laporan Tahunan Jasa Marga, 2018)

Penghijauan di sepanjang jalan tol memiliki berbagai fungsi yang erat kaitannya dengan kualitas layanan
jalan tol. Penghijauan yang baik dapat membuat pengendara jalan tol lebih nyaman, mengurangi
dampak kebisingan yang dihasikan jalan tol, membuat kualitas udara di sekitar jalan tol meningkat, dan
juga membuat suhu udara di jalan tol menurun. Dampak positif tersebut penting terutama untuk
meningkatkan kualitas layanan jalan tol. Konsumen dapat merasakan langsung dampak dari kegiatan
CSR ini.

Penggunaan Material Ramah Lingkungan

Untuk mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan jalan tol, perusahaan berupaya menggunakan
material dan energi yang ramah lingkungan pada setiap pembangunan jalan tol berikutnya. Kini kita
sudah umum melihat solar cell dan lampu jalan di sepanjang jalan tol. Dengan penggunaan lampu LED
dan solar cell di lampu jalan, diharapkan jalan tidak memerlukan pasokan energi dari perusahaan
sehingga lampu di jalan tol dapat menerangi jalan secara mandiri. Penggunaan material yang ramah
lingkungan ini juga dilakukan pada saat saat konstruksi jalan dengan menggunakan material daur ulang.
Alih alih melakukan penimbunan dengan material baru, Jasa Marga menggunakan material hasil recycle
untuk penimbunan. Hal ini juga mampu mengurangi kerusakan lingkungan akibat kebutuhan material
baru untuk penimbunan saat pembangunan jalan tol

Komitmen Jasa Marga terhadap lingkungan dilakukan lewat program-program tersebut. Pengurangan
gas emisi, penggunaan energi yang lebih bertanggung jawab, penghijauan di sepanjang jalan tol, dan
juga penggunaan material yang lebih ramah lingkungan, adalah bagian dari komitmen Jasa Marga dalam
menjaga lingkungan. Lingkungan memiliki nilai strategis dalam bisnis Jasa Marga. Bagaimanapun,
pembangunan jalan tol akan selalu memiliki sisi negative terhadap lingkungan, namun sisi negatif
tersebut dapat diminimalisir mulai dari perencanaannya dengan AMDAL yang baik, kemudian dilakukan
Langkah-langkah perbaikan lingkungan seperti penghijauan dan pengurangan penggunaan energi. CSR
terhadap lingkungan dinilai strategis untuk bisnis Jasa Marga karena konsumen akan merasakan
langsung hasil dari CSR ini. Konsumen akan merasa nyaman dengan pepohonan di sekitar jalan tol,
kenyamanan berkendara dengan lampu yang lebih terang dan sustainable karena menggunakan Solar
panel, konsumen terasa lebih nyaman karena pengelolaan limbah yang baik di setiap rest areanya.
Konsumen akan merasakan dampak langsung dari CSR terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai