Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

“Mendesain Strategi CSR, Implementasi Code Of Conduct sebagai CSR Tools,


Faktor-Faktor Sukses Strategi CSR, Assessing The Out Comes Of CSR,
Managing Stakeholder Relation”

Dosen :

Ninik Probosari, SE, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Muhammad Faizal Hamzah 141180125

2. Feliza Kusumawati 141180182

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
TAHUN 2020/2021
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
D. Mendesain Strategi CSR..............................................................................................4
E. Implementasi Code of Conduct sebagai CSR Tools....................................................5
F. Faktor-faktor Sukes Strategi CSR...................................................................................6
G. Assesing The Outcomes of CSR.................................................................................7
H. Managing Stakeholders Relations...............................................................................7
I. Artikel CSR Strategy and Implementation......................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai persoalan sosial yang muncul di masyarakat ditambah dengan
ketidak mampuan pemerintah dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut telah
mendesak campur tangan korporasi-korporasi besar yang memiliki dana yang cukup
besar untuk terlibat aktif dalam mengatasi berbagai persoalan tersebut. Oleh karena
itu dalam pelaksanaan program CSR, tentu saja perlu dirumuskan strategi yang baik
dan matang agar sejalan dengan visi misi perusahaan. Dalam mendesain strategi CSR,
perusahaan perlu komitmen, kontribusi, dan pengelolaan yang benar supaya strategi
tersebut dalan berjalan dengan baik dan tentunya membantu masyarakat. Dalam
menyusun strategi CSR ini, perusahaan juga perlu memperhatikan hubungannya
dengan stakeholder yang ada, karena stakeholder merupakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menjalankan strategi CSR.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mendesain strategi CSR?
2. Bagaimana mengimplementasikan code of conduct sebagai CSR tools?
3. Apa saja faktor kesuksesan strategi CSR?
4. Bagaiaman menilai kesukesan strategi CSR?
5. Bagaimana cara mengelola hubungan stakeholder?

C. Tujuan
1. Menjelasan cara mendesain strategi CSR.
2. Menjelaskan bagaimana implementasikan code of conduct sebagai CSR tools.
3. Menjelaskan faktor kesuksesan strategi CSR.
4. Menjelaskan menilai kesukesan strategi CSR.
5. Menjelaskan cara mengelola hubungan stakeholder.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mendesain Strategi CSR


Pelaksanaan program CSR tentu saja perlu dirumuskan dalam strategi yang baik
dan matang, agar sejalan dengan visi misi perusahaan. Karena itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menyusun atau mendesain strategi CSR, yaitu:

a. Memastikan komitmen dimulai dari jenjang teratas.


b. Memprakarsai diskusi kelompok antar stakeholder.
c. Strategi dasar CSR harus ditetapkan di tingkat eksekutif.
d. Melibatkan dan memberdayakan masyarakat.
e. Mengevaluasi program CSR secara berkala.
f. Pelaporan kegiatan CSR yang efektif.

Program Design bertujuan agar sumber daya yang digunakan dalam program
(SDM, Dana, dll.) dapat diorganisir secara tepat dan sinergis, sehingga seluruh
rangkaian aktivitas dalam program berjalan efektif dan efisien. Dengan kata lain
program design menciptakan program CSR yang well-planned, well-organized dan
well-structured. Suatu program design wajib dapat menjawab beberapa pertanyaan
penting yang harus disiapkan sebelum suatu program dilaksanakan :

1. WHY. Mengapa program ini dilaksanakan atau diperlukan (manfaat program bagi
stakeholders dan perusahaan) ?
2. WHO. Siapa yang paling terpengaruh dengan adanya program ini? Siapa saja
yang paling mungkin menerima manfaat dari program ini? Siapa yg menjadi
populasi target program? Siapa yang menjadi partner program untuk dapat
membantu mengkoordinasi stakeholders? Siapa yang dapat menjadi partner untuk
menyediakan layanan yang disampaikan dalam program?
3. WHAT. Apa sasaran dan tujuan program? Apa manfaat yang diterima
beneficiaries? Apa saja layanan atau intervensi yang akan dilakukan dalam
program? Apa saja tantangan dan resiko yang mungkin dihadapi dalam
pelaksanaan program? Apa metode teknis yang dipakai dalam program
(pengumpulan data, assessment, stakeholders engagement, supervisi
danmonitoring)? Apa saja kriteria/persyaratan yang harus dimiliki calon
penerima manfaat (eligibility requirements)?
4. WHEN. Kapan program diawali, dilaksanakan dan berakhir (program timeline)?
5. WHERE. Dimana area geografis pelaksanaan program dan asset apa saja yang
tersedia di wilayah tersebut? Di daerah mana saja terdapat resiko yang tinggi
untuk pelaksanaan program danapa saja resiko tersebut?
6. HOW. Bagaimana tujuan program dapat dicapai (strategi program)? Berapa dana
yang tersedia dan diperlukan dalam program? Berapa jumlah beneficiaries yang
menjadi target program? Bagaimana keberhasilan program akan diukur dan apa
saja parameter yang dipakai? Ruang lingkup Program Design adalah Life Cycle
dari Program CSR, yaitu : tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap supervisi
monitoring, exit strategy.

D. Implementasi Code of Conduct sebagai CSR Tools


Dalam menjalankan bisnis yang melibatkan berbagai pihak dari mulai
karyawan, manajer, direktur, investor serta konsumen, perusahaan tentu perlu untuk
memperhatikan etika yang harus dijunjung tinggi serta tanggungjawab sosial yang
juga perlu diperhatikan. Etika akan berpengaruh penting pada pandangan masyarakat
mengenai citra perusahaan yang memproduksi produk-produk yang mereka kenali.
Jika perusahaan memiliki pencitraan yang baik atas etika yang dimilikinya selama
mengoprasikan perusahaannya tentu hal itu akan berdampak baik pada penjualan
produknya. Di sisi lain, jika perusahaan tidak memperhatikan etika moral dalam
menjalankan bisnisnya, masyarakat tentu akan menilai negatif perusahaan tersebut
dan enggan menjadi konsumen dari perusahaan yang bersangkutan.

Kata etika itu sendiri diartikan sebagai standar dari perilaku yang bermoral
dimana perilaku itu dapat diterima oleh individu lain mengenai apa yang baik dan
yang buruk (Nickles & McHugh, 2008:110).

Dias dan Shah, (2009:110) mendefinisikan etika sebagai pemahaman kita


mengenai standar perilaku moral, dimana perilaku tersebut diterima masyarakat, yang
kemudian dinilai sebagai sesuatu yang benar atau salah. Etika ini biasanya
berdasarkan pada agama dan budaya dimana pada dasarnya semua agama itu
mengajarkan hal yang sama misalnya integritas, saling menghormati, kejujuran serta
kebenarian dan melarang hal-hal seperti berbuat curang dan kekejaman. Etika tersebut
setidaknya harus dipenuhi oleh para pebisnis dan perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya juga sebagai bentuk pencitraan dalam masyarakat, yang mana jika tidak
dipenuhi tentu masyarakat akan menilai sebagai hal yang salah dan patut dikenakan
sanksi.

Selain itu, etika yang dimaksud disini juga berbeda dari hukum dan tidak
harus selalu berhubungan dengan hukum (Nickles & McHugh, 2008:111-112). Secara
umum, sesuatu yang ilegal juga merupakan sesuatu yang tidak etis. Ilegal berarti kita
dapat dikenakan hukuman oleh pengadilan atas tindakan buruk yang dilakukan.
Namun, sesuatu yang tidak etis tidak selalu menjadi hal yang ilegal. Misalnya,
mencuri uang perusahaan dapat dikatakan tindakan yang tidak etis dan ilegal dimana
kita bisa dipenjara. Namun, berbeda ketika misalnya kita menggosipkan pekerja lain
di belakangnya, hal itu dapat dikatakan sesuatu yang tidak etis, namun tidak dapat
dikatakan sebagai sesuatu hal yang ilegal yang dapat dikenakan sanksi hukum (Dias
& Shah, 2009:112)

E. Faktor-faktor Sukes Strategi CSR


Berbagai persoalan sosial yang muncul di masyarakat ditambah dengan
ketidak mampuan pemerintah dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut telah
mendesak campur tangan korporasi-korporasi besar yang memiliki dana yang cukup
besar untuk terlibat aktif dalam mengatasi berbagai persoalan tersebut.

Hal inilah yang kemudian melahirkan sebuah konsep Corporate Social


Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan. Public Relations, sebagai
ujung tombak perusahaan turut mengemban fungsi ini. Sesuai dengan tugas
pokoknya, yaitu mengemban tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial inilah
yang kemudian dijalankan salah satunya melalui program CSR.

Disamping itu, CSR juga dipandang sebagai strategi komunikasi yang efektif
dalam pembentukan citra perusahaan. CSR yang berhasil adalah CSR yang
didalamnya ada partisipasi dari masyarakat serta dilaksanakan berkelanjutan
(sustainable). Oleh karenanya, dalam penelitian ini akan diidentifikasi hal-hal yang
mempengaruhi keberhasilan program CSR.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan program CSR dipengaruhi


oleh nukleus program yang dijadikan acuan dan kerangka pemikiran dari setiap
program, riset awal, tahap eksekusi, riset akhir dan evaluasi serta strategi komunikasi.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan demi meningkatkan


kesuksesan strategi CSR, yaitu:
a. CSR adalah komitmen, kontribusi, cara pengolahan bisnis dan pengambilan
keputusan pada perusahaan.
b. Komitmen, kontribusi, pengelolaan bisnis dan pengambilan keputusan perusahaan
didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek social dan lingkungan,
memenuhi tuntutan etis, legal dan professional.
c. Perusahaan memberikan dampak nyata pada pemangku kepentingan dan secara
khusus pada masyarakat sekitar.

F. Assesing The Outcomes of CSR


Hangatnya pembicaraan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau
lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) di kalangan dunia usaha
mau tidak mau merambat pada dunia akademis. Topik CSR sudah mulai
diakomodasikan pada beberapa mata ajaran dikalangan perguruan tinggi. Hasilnya,
tak sedikit para mahasiswa berlomba membuat karya akhir atau skripsi dengan topik
CSR. Jawaban paling sederhana dan jujur dari mereka adalah karena topik ini sedang
nge-trend, atau memang topik ini yang diterima dibandingkan dengan topik lain yang
diajukan.

Ironisnya, kebanyakan mahasiswa kecewa saat mendapati bahwa dosen


pembimbingnya ternyata tidak menguasai topik tersebut. Tentu bukan sepenuhnya
kesalahan dosen bila mereka dengan jujur mengatakan tidak menguasai masalah CSR,
apalagi membuat suatu kajian akademis karena mereka memang belum pernah
mempelajarinya. Belum ada mata kuliah ini pada saat kita-kita, para dosen dulu
kuliah.

Perlu disadari bahwa begitu banyak variabel dan lintas ilmu yang terkait
dengan masalah CSR. Perubahan kondisi sosial yang dinamis tidak dapat dijadikan
suatu hitungan matematis yang sederhana. Salah satunya adalah bagaimana mengukur
kinerja CSR. Saat ini, cara untuk mengukur kinerja CSR adalah melalui laporan
kegiatannya, yakni dengan metode content analysis. Metode ini mengubah informasi
kualitatif menjadi kuantitatif sehingga dapat diolah dalam perhitungan statistik.
Artinya, total angka yang didapat dari proses content analysis ini menggambarkan
banyaknya pengungkapan yang diinformasikan dalam laporan tersebut. Yang perlu
digarisbawahi adalah informasi CSR yang diungkapkan bukan jaminan informasi
yang menggambarkan semua kegiatan CSR yang telah dilakukan. Ada gap yang
mungkin terjadi.
G. Managing Stakeholders Relations
Keberlangsungan dan kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dengan
pihak-pihak terkait yaitu stakeholder. Pada saat krisis menyerang
perusahaan/organisasi, pengelolaan hubungan dengan para stakeholder memegang
peranan yang sangat penting. Kesalahan dalam mengelola hubungan dengan mereka
pada saat krisis akan berakibat buruk pada perusahaan/organisasi. Parahnya suatu
krisis yang menyerang perusahaan/organisasi tidak ditentukan oleh masalah itu
sendiri tetapi oleh para stakeholder yang terkena dampak serta bagaimana mereka
bereaksi sebagai hasil dari apa yang terjadi. Tidak ada cara menilai seberapa baik
sebuah organisasi berhasil mengatasi krisis. Pada akhirnya, penilaian tersebut
hanyalah persepsi dan opini saja yang didasarkan pada seberapa efektif
perusahaan/organisasi berkomunikasi dengan para stakeholder-nya pertama kali
hingga masalah yang menimpa perusahaan/organisasi benar-benar terpecahkan.

Seperti yang kita ketahui, stakeholder sendiri tidak hanya berpangku pada
karyawan dan pemegang saham, maka dari itu pihak perusahaan perlu menjaga
hubungan baik dengan para pemangku kepentingan untuk menjaga keberlangsungan
usahanya.

Stakeholder merupakan kekuatan suatu perusahaan oleh karena itu


pengelolaan hubungan harus diperhatikan dengan baik sebagai berikut :

a) Pengelolaan hubungan dengan karyawan pada saat krisis

Pada saat krisis menyerang perusahaan/organisasi, sangatlah vital untuk terus


memberikan informasi kepada seluruh karyawan tentang situasi dan
perkembangannya. Jangan sampai mereka mengetahui berita mengenai krisis yang
menimpa perusahaan/organisasi mereka melalui media, seperti yang sering terjadi
akibat pihak manajemen menutup-nutupi peristiwa yang sebenarnya terjadi. Para
karyawan seharusnya memiliki  akses terhadap pernyataan - pernyataan
perusahaan kepada pers sebelum pernyataan-pernyataan tersebut
dikeluarkan. Oleh karena itu, perusahaan/organisasi harus jujur dan terbuka
tentang keputusan-keputusan yang sudah diambil untuk memecahkan masalah
serta berbagi rencana “pemulihan” dengan para karyawan. Dan jangan lupa untuk
terus memberitahukan perkembangan situasi secara teratur.

b) Pengelolaan Hubungan dengan Investor dan Pemegang Saham


Dalam suatu perusahaan perlu merencanakan dan menjalankan program
komunikasi keuangan untuk menjalin hubungan yang baik dengan para investor &
pemegang saham serta menjaga kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Sebab
jika suatu perusahaan gagal memberi informasi yang baik dan teratur kepada para
investor & pemegang saham sehingga hubungannya menjadi tidak harmonis,
maka harga sahamnya bisa merosot tajam yang pada akhirnya akan mengancam
kelangsungan perusahaan tersebut.
c) Pengelolaan hubungan dengan para investor & pemegang saham pada saat krisis
Kesalahan dalam mengelola hubungan dengan para investor & pemegang saham
pada saat krisis menyerang perusahaan bisa berakibat fatal. Mereka menjadi
kehilangan kepercayaan pada perusahaan dan menjual saham/melepas investasi
mereka, sehingga harga saham perusahaan jatuh dan mudah diakuisisi oleh
perusahaan lain yang jauh lebih kuat. Untuk memberitahukan situasi krisis,
perusahaan dapat mengadakan pertemuan secara periodik dan menyiapkan
berbagai data tertulis yang memberitahukan perkembangan perusahaan dalam
mengatasi krisis, terutama adalah masalah keuangan perusahaan.

H. Artikel CSR Strategy and Implementation


Pandemi Corona Meluas, Ini Strategi Toyota Jaga Penjualan dan Layanan
Dani M Dahwilani · Selasa, 07 April 2020 - 11:02 WIB
JAKARTA, iNews.id - Meluasnya pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia,
membuat PT Toyota-Astra Motor (TAM) menyiapkan langkah strategis untuk
menjaga stabilitas penjualan dan layanan. Apa langkah Toyota?

Vice President Director PT Toyota-Astra Motor, Henry Tanoto mengemukakan,


pihaknya berupaya memberikan layanan terbaik dalam menunjang mobilitas
masyarakat Indonesia. Bergerak cepat menjawab kebutuhan saat situasi pandemi,
Toyota menghadirkan semangat #ToyotaAdaUntukAnda.

Program ini berisi berbagai kegiatan, mulai dari pemberian bantuan, apresiasi bagi
pahlawan medis, penguatan layanan digital, layanan langsung ke rumah, serta
menghadirkan kemudahan bagi pelanggan dalam membeli mobil.

“Melalui program #ToyotaAdaUntukAnda kami ingin menyampaikan pesan dan


mengajak rakyat Indonesia untuk mempunyai semangat kuat memerangi wabah
Covid-19. Toyota sebagai perusahaan mobilitas akan selalu berupaya memberikan
kontribusi terbaik kepada masyarakat. Kami juga telah menyiapkan berbagai program
untuk mendukung mobilitas pelanggan di antaranya berupa kemudahan untuk
memiliki kendaraan termasuk program khusus apresiasi bagi pahlawan medis dan
paramedis yang kini tengah berjibaku membantu memerangi wabah Covid19, serta
menyiapkan beberapa aktivitas CSR, khususnya kebutuhan medis,” ujar Henry dalam
keterangan persnya kepada iNews.id, Selasa (7/4/2020).

Dia menuturkan, Toyota menyadari situasi pandemi akibat dari semakin meluasnya
penyebaran virus Covid-19 justru menjadikan kebutuhan mobilitas pribadi menjadi
cukup penting. Sebagai contoh untuk menekan penyebaran virus, pemerintah
mengimbau agar masyarakat menerapkan stay at home dan physical distancing.

Ini mendorong Toyota menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat sekaligus


mendukung program pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus melalui
berbagai program yang memudahkan masyarakat menjalankan mobilitas. Mulai dari
program kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi hingga layanan memastikan
kendaraan pelanggan selalu prima untuk membantu mobilitas.

Bagi para pemilik kendaraan Toyota yang membutuhkan kendaraannya tetap prima di
saat ini, dalam mendukung physical distancing, Toyota meningkatkan kapasitas
layanan digital yang sudah ada selama ini, seperti Chatbot Toyota dan aplikasi
mTOYOTA. Selain itu, Toyota menyiapkan program aftersales yaitu Toyota Mobile
Service (TMS) dan Pick Up Delivery.

Situasi pandemi seperti sekarang ini mengakibatkan mobilitas masyarakat terhambat,


Toyota ingin membantu memudahkan pelanggan dalam melakukan mobilitasnya
melalui layanan yang kami berikan. Karena itu, berbagai program yang kami rancang
melalui semangat #ToyotaAdaUntukAnda, merupakan upaya Toyota untuk berbagi
semangat dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang dari wabah COVID-
19,” kata Marketing Director PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
CSR merupakan kewajiban mutlak perusahaan sebagai suatu bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan berupa kepedulian dan perhatian pada komunitas sekitarnya.
CSR juga dipandang sebagai strategi komunikasi yang efektif dalam pembentukan
citra perusahaan. CSR yang berhasil adalah CSR yang didalamnya ada partisipasi dari
masyarakat serta dilaksanakan berkelanjutan (sustainable). Oleh karena itu, dalam
mendesain strategi CSR, perusahan merumuskan strategi yang baik dan matang agar
sejalan dengan visi misi perusahaan. Dalam menjalankan strategi tersebut, perusahaan
juga harus memiliki komitmen, kontribusi yang baik, pengelolaan yang tertata, dan
juga memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan stakeholder. Dengan itu,
perusahaan dapat menjalankan strategi dengan baik, sehingga dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan juga perusahaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.webillian.com/2019/03/tanggung-jawab-sosial-perusahaan_3.html?m=1 (diakses
pada Sabtu, 25 April 2020 pukul 13:58 WIB )
https://www.inews.id/otomotif/niaga/pandemi-corona-meluas-ini-strategi-toyota-jaga-
penjualan-dan-layanan (diakses pada Minggu, 26 April 2020 pukul 17:45 WIB)
http://belajarkomunikasilagi.blogspot.com/2013/01/pengelolaan-hubungan-dengan-
stakeholder.html?m=1 (diakses pada Minggu, 26 April pukul 2020 22:19 WIB)

Anda mungkin juga menyukai