Dosen :
Disusun Oleh :
Kelompok 5
A. Latar Belakang
Berbagai persoalan sosial yang muncul di masyarakat ditambah dengan
ketidak mampuan pemerintah dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut telah
mendesak campur tangan korporasi-korporasi besar yang memiliki dana yang cukup
besar untuk terlibat aktif dalam mengatasi berbagai persoalan tersebut. Oleh karena
itu dalam pelaksanaan program CSR, tentu saja perlu dirumuskan strategi yang baik
dan matang agar sejalan dengan visi misi perusahaan. Dalam mendesain strategi CSR,
perusahaan perlu komitmen, kontribusi, dan pengelolaan yang benar supaya strategi
tersebut dalan berjalan dengan baik dan tentunya membantu masyarakat. Dalam
menyusun strategi CSR ini, perusahaan juga perlu memperhatikan hubungannya
dengan stakeholder yang ada, karena stakeholder merupakan kekuatan sebuah
perusahaan untuk menjalankan strategi CSR.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mendesain strategi CSR?
2. Bagaimana mengimplementasikan code of conduct sebagai CSR tools?
3. Apa saja faktor kesuksesan strategi CSR?
4. Bagaiaman menilai kesukesan strategi CSR?
5. Bagaimana cara mengelola hubungan stakeholder?
C. Tujuan
1. Menjelasan cara mendesain strategi CSR.
2. Menjelaskan bagaimana implementasikan code of conduct sebagai CSR tools.
3. Menjelaskan faktor kesuksesan strategi CSR.
4. Menjelaskan menilai kesukesan strategi CSR.
5. Menjelaskan cara mengelola hubungan stakeholder.
BAB II
PEMBAHASAN
Program Design bertujuan agar sumber daya yang digunakan dalam program
(SDM, Dana, dll.) dapat diorganisir secara tepat dan sinergis, sehingga seluruh
rangkaian aktivitas dalam program berjalan efektif dan efisien. Dengan kata lain
program design menciptakan program CSR yang well-planned, well-organized dan
well-structured. Suatu program design wajib dapat menjawab beberapa pertanyaan
penting yang harus disiapkan sebelum suatu program dilaksanakan :
1. WHY. Mengapa program ini dilaksanakan atau diperlukan (manfaat program bagi
stakeholders dan perusahaan) ?
2. WHO. Siapa yang paling terpengaruh dengan adanya program ini? Siapa saja
yang paling mungkin menerima manfaat dari program ini? Siapa yg menjadi
populasi target program? Siapa yang menjadi partner program untuk dapat
membantu mengkoordinasi stakeholders? Siapa yang dapat menjadi partner untuk
menyediakan layanan yang disampaikan dalam program?
3. WHAT. Apa sasaran dan tujuan program? Apa manfaat yang diterima
beneficiaries? Apa saja layanan atau intervensi yang akan dilakukan dalam
program? Apa saja tantangan dan resiko yang mungkin dihadapi dalam
pelaksanaan program? Apa metode teknis yang dipakai dalam program
(pengumpulan data, assessment, stakeholders engagement, supervisi
danmonitoring)? Apa saja kriteria/persyaratan yang harus dimiliki calon
penerima manfaat (eligibility requirements)?
4. WHEN. Kapan program diawali, dilaksanakan dan berakhir (program timeline)?
5. WHERE. Dimana area geografis pelaksanaan program dan asset apa saja yang
tersedia di wilayah tersebut? Di daerah mana saja terdapat resiko yang tinggi
untuk pelaksanaan program danapa saja resiko tersebut?
6. HOW. Bagaimana tujuan program dapat dicapai (strategi program)? Berapa dana
yang tersedia dan diperlukan dalam program? Berapa jumlah beneficiaries yang
menjadi target program? Bagaimana keberhasilan program akan diukur dan apa
saja parameter yang dipakai? Ruang lingkup Program Design adalah Life Cycle
dari Program CSR, yaitu : tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap supervisi
monitoring, exit strategy.
Kata etika itu sendiri diartikan sebagai standar dari perilaku yang bermoral
dimana perilaku itu dapat diterima oleh individu lain mengenai apa yang baik dan
yang buruk (Nickles & McHugh, 2008:110).
Selain itu, etika yang dimaksud disini juga berbeda dari hukum dan tidak
harus selalu berhubungan dengan hukum (Nickles & McHugh, 2008:111-112). Secara
umum, sesuatu yang ilegal juga merupakan sesuatu yang tidak etis. Ilegal berarti kita
dapat dikenakan hukuman oleh pengadilan atas tindakan buruk yang dilakukan.
Namun, sesuatu yang tidak etis tidak selalu menjadi hal yang ilegal. Misalnya,
mencuri uang perusahaan dapat dikatakan tindakan yang tidak etis dan ilegal dimana
kita bisa dipenjara. Namun, berbeda ketika misalnya kita menggosipkan pekerja lain
di belakangnya, hal itu dapat dikatakan sesuatu yang tidak etis, namun tidak dapat
dikatakan sebagai sesuatu hal yang ilegal yang dapat dikenakan sanksi hukum (Dias
& Shah, 2009:112)
Disamping itu, CSR juga dipandang sebagai strategi komunikasi yang efektif
dalam pembentukan citra perusahaan. CSR yang berhasil adalah CSR yang
didalamnya ada partisipasi dari masyarakat serta dilaksanakan berkelanjutan
(sustainable). Oleh karenanya, dalam penelitian ini akan diidentifikasi hal-hal yang
mempengaruhi keberhasilan program CSR.
Perlu disadari bahwa begitu banyak variabel dan lintas ilmu yang terkait
dengan masalah CSR. Perubahan kondisi sosial yang dinamis tidak dapat dijadikan
suatu hitungan matematis yang sederhana. Salah satunya adalah bagaimana mengukur
kinerja CSR. Saat ini, cara untuk mengukur kinerja CSR adalah melalui laporan
kegiatannya, yakni dengan metode content analysis. Metode ini mengubah informasi
kualitatif menjadi kuantitatif sehingga dapat diolah dalam perhitungan statistik.
Artinya, total angka yang didapat dari proses content analysis ini menggambarkan
banyaknya pengungkapan yang diinformasikan dalam laporan tersebut. Yang perlu
digarisbawahi adalah informasi CSR yang diungkapkan bukan jaminan informasi
yang menggambarkan semua kegiatan CSR yang telah dilakukan. Ada gap yang
mungkin terjadi.
G. Managing Stakeholders Relations
Keberlangsungan dan kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dengan
pihak-pihak terkait yaitu stakeholder. Pada saat krisis menyerang
perusahaan/organisasi, pengelolaan hubungan dengan para stakeholder memegang
peranan yang sangat penting. Kesalahan dalam mengelola hubungan dengan mereka
pada saat krisis akan berakibat buruk pada perusahaan/organisasi. Parahnya suatu
krisis yang menyerang perusahaan/organisasi tidak ditentukan oleh masalah itu
sendiri tetapi oleh para stakeholder yang terkena dampak serta bagaimana mereka
bereaksi sebagai hasil dari apa yang terjadi. Tidak ada cara menilai seberapa baik
sebuah organisasi berhasil mengatasi krisis. Pada akhirnya, penilaian tersebut
hanyalah persepsi dan opini saja yang didasarkan pada seberapa efektif
perusahaan/organisasi berkomunikasi dengan para stakeholder-nya pertama kali
hingga masalah yang menimpa perusahaan/organisasi benar-benar terpecahkan.
Seperti yang kita ketahui, stakeholder sendiri tidak hanya berpangku pada
karyawan dan pemegang saham, maka dari itu pihak perusahaan perlu menjaga
hubungan baik dengan para pemangku kepentingan untuk menjaga keberlangsungan
usahanya.
Program ini berisi berbagai kegiatan, mulai dari pemberian bantuan, apresiasi bagi
pahlawan medis, penguatan layanan digital, layanan langsung ke rumah, serta
menghadirkan kemudahan bagi pelanggan dalam membeli mobil.
Dia menuturkan, Toyota menyadari situasi pandemi akibat dari semakin meluasnya
penyebaran virus Covid-19 justru menjadikan kebutuhan mobilitas pribadi menjadi
cukup penting. Sebagai contoh untuk menekan penyebaran virus, pemerintah
mengimbau agar masyarakat menerapkan stay at home dan physical distancing.
Bagi para pemilik kendaraan Toyota yang membutuhkan kendaraannya tetap prima di
saat ini, dalam mendukung physical distancing, Toyota meningkatkan kapasitas
layanan digital yang sudah ada selama ini, seperti Chatbot Toyota dan aplikasi
mTOYOTA. Selain itu, Toyota menyiapkan program aftersales yaitu Toyota Mobile
Service (TMS) dan Pick Up Delivery.
A. Kesimpulan
CSR merupakan kewajiban mutlak perusahaan sebagai suatu bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan berupa kepedulian dan perhatian pada komunitas sekitarnya.
CSR juga dipandang sebagai strategi komunikasi yang efektif dalam pembentukan
citra perusahaan. CSR yang berhasil adalah CSR yang didalamnya ada partisipasi dari
masyarakat serta dilaksanakan berkelanjutan (sustainable). Oleh karena itu, dalam
mendesain strategi CSR, perusahan merumuskan strategi yang baik dan matang agar
sejalan dengan visi misi perusahaan. Dalam menjalankan strategi tersebut, perusahaan
juga harus memiliki komitmen, kontribusi yang baik, pengelolaan yang tertata, dan
juga memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan stakeholder. Dengan itu,
perusahaan dapat menjalankan strategi dengan baik, sehingga dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan juga perusahaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.webillian.com/2019/03/tanggung-jawab-sosial-perusahaan_3.html?m=1 (diakses
pada Sabtu, 25 April 2020 pukul 13:58 WIB )
https://www.inews.id/otomotif/niaga/pandemi-corona-meluas-ini-strategi-toyota-jaga-
penjualan-dan-layanan (diakses pada Minggu, 26 April 2020 pukul 17:45 WIB)
http://belajarkomunikasilagi.blogspot.com/2013/01/pengelolaan-hubungan-dengan-
stakeholder.html?m=1 (diakses pada Minggu, 26 April pukul 2020 22:19 WIB)