Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEBIJAKAN STRATEGI PRODUKSI

“MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL”.

Dosen Pengampu : Dedi Suwardi Bahagia S,T.M.M

Disusun Oleh :
Fadly Safwan Simamora 12212210020
Apriansyah 12212210026
Naufal Fadel A 12212210011

PROGRAM ILMU ADMINISTRASI NIAGA


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK BEKASI
(2021)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
serta Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “manajemen
Risiko Imbal Hasil” dengan tepat waktu.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah manajemen risiko program studi
administrasi niaga . Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak Dedi Suwardi Bahagia S,T.M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen risiko Bank dan dan kepada segenap pihak yang telah memberi bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekuranghan dalam penulisan makalah ini,
maka drai itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 30 April 2022

Penulis,

Fadly Safwan Simamora


lOMoARcPSD|24975959

BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Risiko akan muncul ketika keputusan yang diambil tidak berdasarkan informasi
yang sempurna, benar dan akurat. Jika keputusan yang diambil tidak diukur dengan
kemungkinan risiko yang akan dihadapi dan keputusan yang diambil karena kedekatan
emosional, maka sebenarnya keputusan yang diambil tersebut sedang membuka
gerbang untuk masuknya risiko. Informasi yang tidak sempurna akan menghasilkan
ketidakpastian. Sebenarnya dalam segala sisi kehidupan selalu ada ketidakpastian,
sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman (31) ayat 34. Berdasarkan ayat ini
Allah berfirman bahwa manusia mustahil sudah mengetahui perihal rezekinya dan apa
yang akan menimpanya esok hari, artinya terdapat ketidakpastian yang akan dihadapi
pada esok harinya.
Risiko pada perusahaan muncul ketika adanya ketidakpastian (uncertainty)
yang “mengancam” profitabilitas perusahaan tersebut dan mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan tersebut. Dalam perspektif regulasi, suatu perusahaan (dalam hal ini
perbankan) perlu menjaga kecukupan modalnya untuk menghadapi berbagai risiko
(underlying philosophy of capital requirement).
Ada dua metode dalam mengklasifikasikan risiko, yaitu metode yang
membandingkan antara risiko bisnis dan risiko keuangan. Risiko bisnis akan
meningkat seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan itu sendiri. Karena risiko
bisnis ini adalah faktor yang mempengaruhi pemasaran produk. Sementara, risiko
keuangan akan meningkat seiring dengan kerugian yang diderita dalam pasar
keuangan.

Manajemen risiko merupakan upaya dalam mengindentifikasi, menganalisis dan


mengendalikan risiko pada setiap perusahaan agar perusahaan tersebut berjalan dengan efektif
dan efisien. Pada manajemen risiko ini, selain mengidentifikasi perusahaan juga harus
mengukur dan menentukan besar-kecilnya risiko yang dihadapi, karena besar kecilnya risiko
yang dihadapi akan mempengaruhi pada keputusan yang diambil perusahaan dalam menangani
lOMoARcPSD|24975959

risiko tersebut.
1. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari manajemen risiko imbal hasil ?

2. Jelaskan sumber risiko imbal hasil !

3. Jelaskan tujuan manajemen risiko imbal hasil !

4. Jelaskan secara rinci penerapan manajemen risiko !

2. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi manajemen risiko imbal hasil

2. Untuk mengetahui sumber risiko imbal hasil

3. Untuk mengetahui tujuan manajemen risiko imbal hasil

4. Untuk mengetahui secara rinci penerapan manajemen risiko

5. Untuk mengetahui secara rinci penerapan manajemen risiko


lOMoARcPSD|24975959

BAB II PEMBAHASAN

1. DEFINISI RISIKO IMBAL HASIL

Pada peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang penerapan


manajemen risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah memaparkan
bahwasanya terdapat penambahan dua risiko khusus perbankan syariah yaitu risiko
imbal hasil (rate of return risk) dan risiko investasi (equity investment risk) (Saufanny
& Khomsatun, 2019).
Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat perubahan
tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi
perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat
mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank ( POJK NOMOR 65
/POJK.03/2016)
Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah potensi kerugian akibat
pergerakan imbal hasil di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi bank.
Bank syariah tidak mengalami risiko risiko suku bunga, karena harga untuk
pembiayaan dan pendanaan tidak menggunakan tingkat suku bunga atau secara
regulasi risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang
dibayarkan bank kepada nasabah risiko ini timbul karena adanya perubahan perilaku
nasabah dana pihak ketiga bank yang disebabkan oleh perubahan ekspetasi tingkat
yang di terima dari bank syariah.
Risiko imbal hasil pada perbankan syariah adalah risiko yang muncul karena
konsekuensi akad syirkah (kerjasama) yang berupa mudharabah dan musyarakah
sehingga berdampak pada munculnya profit and loss sharing (PLS). PLS adalah
perjanjian kontraktual antara dua atau lebih pihak yang bertransaksi yang
memungkinkan mereka untuk menyatukan sumber daya (modal) mereka untuk di
investasikan dalam suatu proyek untuk berbagi dalam untung dan rugi finansial (Inten,
2016)
Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat perubahan tingkat
imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat
lOMoARcPSD|24975959

imbal hasil/margin yang diterima bank dari hasil penyaluran dana. Hal ini biasanya
sangat sensitif mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga (rasional customer)
bank, terutama jika realisasi tingkat imbal hasil yang diterima dari bank turun,
sementara
lOMoARcPSD|24975959

benchmark suku bung di bank konvensional relatif tetap atau malah naik. Hal ini dapat
memicu perpindahan dana nasabah dari bank kepada bank lain, yang menurut
Fatwa DSN No. 87 tahun 2012 disebut dengan displaced commercial risk. Dalam
praktek besaran bagihasil ini tercermin dari besaran indikatif rate yang diberikan bank
syariah. Secara langsung potensi risiko imbal hasil yang terjadi di sisi liability/pasiva
pada neraca bank, sangat dipengaruhi oleh risiko yang terjadi di sisi aset, yaitu risiko
pembiayaan dan risiko investasi bank.

2. SUMBER RISIKO IMBAL HASIL

Peristiwa Yang Menyebabkan Timbulnya Risiko (risk event). Ada dua hal yang
melatarbelakangi timbulnya risiko, yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal disini adalah kejadian yang bersumber dari lembaga yang bersangkutan,
seperti kesalahan sistem, kesalahan manusia, kesalahan prosedur dan lain-lain. Risiko
semacam ini pada dasarnya bisa dicegah. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor
eksternal adalah kejadian yang bersumber dari luar yang tidak mungkin dapat dihindari
oleh perbankan. Seperti, bencana alam, kerusuhan, perang, krisis ekonomi lokal, krisis
ekonomi regional, krisis ekonomi global, hingga efek domino dari masalah ekonomi
yang ada di sebuah negara.
Risiko imbal hasil terjadi akibat perubahan tingakat imbal hasil yang
dibayarkan bank kepada nasabah dan memengaruhi perilaku nasabah. Risiko ini
muncul sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari
penyaluran dana ke debitur. Bagi nasabah rasional, terjadinya perubahan ekspektasi
imbal hasil akan mempengaruhi perilakunya. Perubahan ekspektasi ini dapat
disebabkan oleh faktor internal, seperti menurunnya nilai aset bank, turunnya
pendapatan bagi hasil bank dari debitur, dan gagalnya bayarnya debitur, dan faktor
eksternal, seperti naiknya imbal hasil yang ditawarkan bank lain.
Perubahan ekspektasi tingkat imbal hasil tersebut dapat memicu perpindahan
dana dari bank kepada bank lain. Perhitungan bagi hasil tidak hanya didasarkan atas
lOMoARcPSD|24975959

jumlah pendapatan atau penjualan yang diperoleh nasabah namun dihitung dari
keuntungan usaha yang dihasilkan nasabah. Apabila usaha nasabah mengalami
kebangkrutan maka,jumlah pokok pembiayaan yang diberikan bank kepada
nasabah tidak akan diperoleh kembali.

3. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL

Tujuan manajemen risiko imbal hasil adalah untuk mengindentifikasi,


menganalisis dan mengendalikan risiko, serta meminimalisir kesalahan yang dapat
terjadi dalam proses pengelolaan, dan memastikan seluruh proses yang dilakukan
tersusun sesuai dengan rencana. selain mengidentifikasi perusahaan juga harus
mengukur dan menentukan besar-kecilnya risiko yang dihadapi, karena besar kecilnya
risiko yang dihadapi akan mempengaruhi pada keputusan yang diambil perusahaan
dalam menangani risiko tersebut.

4. PENJELASAN RINCI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO


a) Pengawasan aktif pengurus/pelaksana tugas pengurus, dewan pengawas, dan
dewan pengawas syariah. Kewenangan dan tanggung jawab
pengurus/pelaksana tugas pengurus, dewan pengawas, dan dewan pengawas
syariah

a. Dewan komisaris

Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 bagi Dewan Komisaris paling sedikit mencakup:
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko;
dan

b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan


kebijakan Manajemen Risiko
b. Dewan pengawas syariah
lOMoARcPSD|24975959

Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 bagi Dewan Pengawas Syariah paling sedikit mencakup:
a. mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah; dan
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan
kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan
Prinsip Syariah
lOMoARcPSD|24975959

c. Direksi

Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 bagi Direksi paling sedikit mencakup:
a. menyusun kebijakan dan strategi Manajemen Risiko secara
tertulis dan komprehensif;
b. bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen
Risiko dan eksposur Risiko yang diambil oleh Bank secara
keseluruhan;
c. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan
persetujuan Direksi;
d. mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh
jenjang organisasi;
e. memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
yang terkait dengan Manajemen Risiko;
f. memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi
secara independen; dan
g. melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan:

1. keakuratan metodologi penilaian Risiko;

2. kecukupan implementasi sistem


informasi Manajemen Risiko; dan
3. ketepatan kebijakan dan prosedur
Manajemen Risiko serta penetapan limit
Risiko.
• Sumber daya manusia

Pengawasan sistem, pengawasan sumber daya manusia, dan


pengawasan prosedur.
lOMoARcPSD|24975959

• Organisasi manajemen risiko bagi risiko imbal hasil

a. komite Manajemen Risiko; dan

b. satuan kerja Manajemen Risiko.

b) Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit


risiko imbal hasil
Ketentuan yang mengatur tentang imbal hasil, yang mengatur diantaranya,
lOMoARcPSD|24975959

menetapkan risiko inheren imbal hasil, mengukur profil risiko imbal hasil
dengan peringkat risiko dan kebijakan & prosedur yang berlaku. Ketentuan
tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kebijakan Manajemen
Risiko Pasar dan Likuiditas Bank.
c) Kecukupan proses identifikasi, penggukuran, pengendalian, dan pemantauan
risiko, serta sistem informasi manajemen risiko bagi risiko imbal hasil
• Identifikasi risiko imbal hasil

Dalam rangka melaksanakan proses identifikasi Risiko, Bank wajib


melakukan analisis paling sedikit terhadap:
a. karakteristik Risiko yang melekat pada Bank; dan

b. Risiko dari produk dan kegiatan usaha Bank.

• Pengukuran risiko imbal hasil

Dalam rangka melaksanakan pengukuran Risiko,


Bank wajib paling sedikit melakukan:
a. evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan
prosedur yang digunakan untuk mengukur Risiko; dan
b. penyempurnaan terhadap sistem pengukuran Risiko dalam hal
terdapat perubahan kegiatan usaha Bank, produk, transaksi, dan faktor
Risiko, yang bersifat material yang dapat mempengaruhi kondisi
keuangan Bank.
• Pengendalian risiko imbal hasil

Bank wajib melaksanakan proses pengendalian Risiko untuk


mengelola Risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan
usaha Bank. Pelaksanaan proses pengendalian Risiko harus sesuai
dengan Prinsip Syariah.
• Pemantauan risiko imbal hasil
lOMoARcPSD|24975959

Dalam rangka melaksanakan pemantauan Risiko, Bank wajib paling


sedikit melakukan:
a. evaluasi terhadap eksposur Risiko; dan

b. penyempurnaan proses pelaporan dalam hal terdapat perubahan


kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor Risiko, teknologi informasi,
dan sistem informasi Manajemen Risiko Bank yang bersifat material.
lOMoARcPSD|24975959

• Sistem informasi manajemen risiko bagi risiko imbal hasil

Sistem informasi Manajemen Risiko, paling sedikit mencakup laporan


atau informasi mengenai:
a. eksposur Risiko;

b. kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko


serta penetapan limit Risiko; dan
c. realisasi pelaksanaan Manajemen Risiko dibandingkan dengan
target yang ditetapkan.
Laporan atau informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
Manajemen Risiko wajib disampaikan secara rutin kepada Direksi.
Sistem informasi Manajemen Risiko diharapkan untuk UUS dapat
menggunakan teknologi sistem informasi yang digunakan dalam sistem
informasi Manajemen Risiko BUK.
d) Sistem pengendalian internal yang menyeluruh

Sistem Pengendalian Intern perlu mendapat perhatian Bank, mengingat


bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan usaha Bank adalah
adanya berbagai kelemahan dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Bank, antara lain:
a) Kurangnya mekanisme pengawasan, tidak jelasnya akuntabilitas dari
pengurus Bank dan kegagalan dalam mengembangkan budaya
pengendalian intern pada seluruh jenjang organisasi;
b) Kurang memadainya pelaksanaan identifikasi dan penilaian atas
risiko dari kegiatan operasional Bank;
c) Tidak ada atau gagalnya suatu pengendalian pokok terhadap kegiatan
lOMoARcPSD|24975959

operasional Bank, seperti pemisahan fungsi, otorisasi, verifikasi


dan kaji ulang atas risk exposure dan kinerja Bank;
d) Kurangnya komunikasi dan informasi antar jenjang dalam organisasi
Bank, khususnya informasi di tingkat pengambil keputusan tentang
penurunan kualitas risk exposure dan penerapan tindakan perbaikan;
e) Kurang memadai atau kurang efektifnya program audit intern dan
kegiatan pemantauan lainnya;
lOMoARcPSD|24975959

f) Kurangnya komitmen manajemen Bank untuk melakukan proses


pengendalian intern dan menerapkan sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran ketentuan yang berlaku, kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan Bank.

Berikut seharusnya pengendalian Internal yang bisa dilakukan oleh bank :

• Bank wajib melaksanakan sistem pengendalian intern secara efektif


terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional pada seluruh
jenjang organisasi Bank.

• Pelaksanaan sistem pengendalian intern paling sedikit mampu secara


tepat waktu mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi.

• Sistem pengendalian intern wajib memastikan:

a. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku


serta kebijakan atau ketentuan intern Bank;
b. tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap,
akurat, tepat guna, dan tepat waktu;
c. efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional; dan

d. efektivitas budaya Risiko (risk culture) pada organisasi Bank


secara menyeluruh.
lOMoARcPSD|24975959

BAB III
KESIMPUL
AN
A. Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal
hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal
hasil/margin yang diterima bank dari hasil penyaluran dana. Hal ini biasanya sangat
sensitif mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga (rasional customer) bank,
terutama jika realisasi tingkat imbal hasil yang diterima dari bank turun, sementara
benchmark suku bung di bank konvensional relatif tetap atau malah naik. Hal ini dapat
memicu perpindahan dana nasabah dari bank kepada bank lain, yang menurut
Fatwa DSN No. 87 tahun 2012 disebut dengan displaced commercial risk. Dalam
praktek besaran bagihasil ini tercermin dari besaran indikatif rate yang diberikan bank
syariah. Secara langsung potensi risiko imbal hasil yang terjadi di sisi liability/pasiva
pada neraca bank, sangat dipengaruhi oleh risiko yang terjadi di sisi aset, yaitu risiko
pembiayaan dan risiko investasi bank.
B. Sumber Risiko imbal hasil terjadi akibat perubahan tingakat imbal hasil yang
dibayarkan bank kepada nasabah dan memengaruhi perilaku nasabah. Risiko ini
muncul sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank
dari penyaluran dana ke debitur. Bagi nasabah rasional, terjadinya perubahan
ekspektasi imbal hasil akan mempengaruhi perilakunya. Perubahan ekspektasi ini
dapat disebabkan oleh faktor internal, seperti menurunnya nilai aset bank, turunnya
pendapatan bagi hasil bank dari debitur, dan gagalnya bayarnya debitur, dan faktor
eksternal, seperti naiknya imbal hasil yang ditawarkan bank lain.
C. Tujuan manajemen risiko imbal hasil adalah untuk mengindentifikasi, menganalisis
dan mengendalikan risiko, serta meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi dalam
lOMoARcPSD|24975959

proses pengelolaan, dan memastikan seluruh proses yang dilakukan tersusun sesuai
dengan rencana. selain mengidentifikasi perusahaan juga harus mengukur dan
menentukan besar- kecilnya risiko yang dihadapi, karena besar kecilnya risiko yang
dihadapi akan mempengaruhi pada keputusan yang diambil perusahaan dalam
menangani risiko tersebut.
lOMoARcPSD|24975959

DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin Rifai, Achmad Boys. “ Analisis Risiko Imbal Hasil pada Bank Syariah” AL-
INFAQ: Jurnal Ekonomi Islam, (ISSN: 2087-2178, e-ISSN: 2579-6453) Vol. 11, No.
2, (2020)

Imam Wahyudi and et.al., Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2013).

Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan Dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006).

Misbahul Munir, Implementasi Prudential Banking Dalam Perbankan Syari’ah (Malang: UIN-
Malang Press, 2009).

Tariqullah Khan, Risk Management: An Analysis of Issuess in Islamic Financial Industry


(Jeddah: Lembaga Pelatihan dan Riset Islamic Development Bank, 2001).

Saidatur, wiwik. Mulyani, Sri. Hasyim, Ridlwan. “Analisis Manajemen Risiko Imbal Hasil
Perbankan Syariah di Era Pandemi Covid 19”. Jurnal Istiqro: Jurnal Hukum Islam,
Ekonomi dan Bisnis. Vol.7 / No.2: 129-140, Juli 2021, ISSN : 2599-3348.

Peraturan Otoritas jasa Keuangan Nomor 65 / POJK.03/ 2016 tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 2016.

Cipta, Hendra. “Rate of Return Risk pada Perbankan Syariah di Indonesia”. EDUGAMA:
Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Volume. 6, Nomor. 2, Desember 2020,
pp. 91-109
lOMoARcPSD|24975959

ISSN: 2614-0217 (electronic).

Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syari’ah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2010).

Anda mungkin juga menyukai