Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO REPUTASI

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas

Manajemen Resiko Bank Syari’ah

Dosen Pengampu : Dr. Moh. Syarifudin. M.EI

Disusun oleh :

Muh Abdun Naim (020151018)

Bhagis (020151001)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT


AGAMA ISLAM NEGERI FATTAHUL MULUK PAPUA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “Manajemen resiko reputasi” bertujuan untuk memenuhi


tugas mata kuliah Manajemen Resiko Bank Syari’ah. ”. Kami berterima kasih kepada Bapak
Dr. Moh. Syarifudin. M.EI selaku dosen mata kuliah Manajemen Resiko Bank Syari’ah di
Iain Fattahul Muluk Papua. Makalah ini disusun sebagai tambahan pengetahuan pada mata
kuliah Manajemen Resiko Bank Syari’ah. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah
wawasan kita.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami menyadari bahwa
banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan dan penulisan. Demi kesempurnaan
makalah ini, kami sangat berharap adanya perbaikan, kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.

Jayapura, 10 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 3

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................5

2.1 Pengertian Resiko Reputasi .................................................................. 5


2.2 Faktor yang dipengaruhi resiko reputasi ..................................................7
2.3 Penerapan manajemen resiko reputasi pada bank .....................................7
2.4 Cara Pengendalian Risiko Reputasi ....................................................... 8

BAB III PENUTUPAN .............................................................................10

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 10

3.2 Saran ..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai unit usaha yang bergerak di bidang jasa yang highly regulated maka
kepercayaan nasabah terhadap bank merupakan faktor fundamental yang menentukan
kesinambungan bisnis bank. Kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut sangat
tergantung persepsi nasabah terhadap citra dan reputasi bank. Dengan demikian salah satu
risiko yang dihadapi oleh perusahaan dan penting untuk dikelola adalah risiko reputasi
(reputation risk). Reputasi dapat diakui sebagai risiko itu sendiri atau sebagai konsekuensi
yang diakibatkan risiko lain (risiko kredit, risiko pasar, risiko liquiditas, risiko
operasional, risiko hukum dan risiko strategik) atau keduanya.
Risiko reputasi muncul sebagai akibat dari aktivitas operasional yang memiliki
konsekuensi operasional dan keuangan itu. Bagaimanapun, setiap risiko bisnis dan
prosesnya dapat mempengaruhi reputasi, namun risiko reputasi secara umum meliputi
peluang dan tantangan yang memiliki dimensi etis dan sosial (emosional) lebih besar
dibandingkan dengan hanya risiko keuangan dan operasional semata. Apabila risiko
reputasi tidak dikelola dengan baik dan efektif, pada gilirannya akan berdampak luas pada
kinerja bisnis. Reputasi bank yang buruk akan mendorong nasabah untuk beralih ke bank
lain dengan reputasi yang lebih bersih.
Dengan demikian, ancaman terhadap reputasi, baik nyata maupun persepsi, dapat
menghancurkan nama baik perusahaan yang telah dibangun bertahun-tahun. Tidak
berlebihan bila dikatakan risiko reputasi adalah persoalan hidup dan mati bank. Menurut
regulasi, risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan para
pemangku kepentingan yang bersumber dari persepsi negatifterhadap bank syariah.
Risiko ini timbul antara lain karena adanya pemberitaan media dan/atau rumor mengenai
bank syariah yang bersifat negatif, serta adanya strategi komunikasi bank syariah yang
kurang efektif. Hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap reputasi antara lain manajemen,
pemegang saham, pelayanan yang disediakan, penerapan prinsip- prinsip syariah, dan
publikasi. Apabila manajemen dalam pandangan para pemangku kepentingan dinilai baik,
risiko reputasi menjadi rendah. Begitupun perusahaan dimiliki oleh pemegang saham
yang kuat, maka risiko reputasi juga rendah.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan risiko reputasi?
2. Apa saja faktor yang dipengaruhi resiko reputasi?
3. Bagaimana penerapan manajemen resiko reputasi pada bank?
4. Bagaimana Cara Pengendalian Risiko Reputasi?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Resiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku


kepentingan yang bersumber dari persepsi negatif terhadap BPRS. Risiko reputasi dapat
bersumber dari berbagai aktivitas bisnis BPRS antara lain kejadian yang telah merugikan
reputasi BPRS misalnya pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika bisnis, dan
keluhan nasabah. Risiko reputasi suatu bank adalah kumpulan citra bank di benak khalayak
atau stake holder. Reputasi mencerminkan persepsi public terkait tindakan yang dilakukan
suatu bank, bisa juga disebabkan adanya publikasi negatif terhadap suatu bank.

Risiko reputasi merupakan Risiko yang tidak berdiri sendiri, melainkan Risiko derajat
kedua (second tier risk) yaitu Risiko yang terjadi karena dipicu oleh Risiko lain seperti Risiko
kredit, Risiko likuiditas, atau Risiko operasional. Dengan demikian, dalam menilai Risiko
reputasi perlu dipahami keterkaitan antara Risiko reputasi dan Risiko lain. Risiko reputasi
dibentuk dari berbagai atribut, yaitu : tanggung jawab sosial, daya tarik emosional, kinerja
finansial, produk dan pelayanan, visi dan kepemimpinan, lingkungan tempat kerja.

Pengelolaan reputasi cenderung semakin sulit untuk dikelola, kehilangan reputasi


yang baik jauh lebih gampang dibanding usaha untuk membangunnya. Mempertahankan
reputasi perbankan tidaklah mudah, apalagi mempertahankan reputasi yang baik dari
perusahaan. Mengingat reputasi perusahaan merupakan resultan dari pemenuhan terhadap
ekspektasi rasional dan ekspektasi emosional masing-masing stakeholder terhadap
perusahaan dalam setiap momen interaksinya.

Ekspektasi rasional seperti kita ketahui bersama lebih didasarkan atas kinerja atau
kualitas dari produk yang dikonsumsi, sedangkan ekspektasi emosional lebih didasarkan atas
perilaku dan persepsi stakeholder. Stakeholder di sini mencakup karyawan, pelanggan,
pemasok, pemegang saham, LSM, ataupun pemerintah. Masing-masing stakeholder memiliki
derajat kepentingan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Semakin luasnya cakupan khalayak
ini mengakibatkan upaya membangun reputasi membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan membangun citra perusahaan. Resiko reputasi memang tidak
menimbulkan dampak langsung secara finansial, tetapi secara perlahan resiko ini mengikis

5
tingkat kepercayaan nasabah. Bank termasuk industri yang mempunyai sensitivitas tinggi
terhadap kepercayaan publik. Hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap reputasi antara lain:

1. Manajemen
2. Pemegang saham
3. Pelayanan yang disediakan
4. Penerapan prinsip-prinsip syariah
5. Publikasi

Menurut Adiwarman, bila manajemen dalam pandangan para stakeholder dinilai baik
maka risiko reputasi menjadi rendah, demikian juga bila perusahaan dimiliki oleh pemegang
saham yang kuat maka risiko reputasi juga rendah. Dalam hal pelayanan, bila pelayanan
kurang baik maka risiko reputasi menjadi tinggi. Dalam penerapan prinsip-prinsip syariah
haruslah dilaksanakan secara konsekuen agar tidak timbul penilaian negative terhadap
penerapan sistem syariah tersebut yang dapat mengakibatkan timbulnya publikasi negative
sehingga akan menaikkan tingkat risiko reputasi.

2.2 Faktor yang dipengaruhi resiko reputasi

Reputasi merupakan aset penting bagi perusahaan karena reputasi dapat mempengaruhi:

1. Pertimbangan shareholders dalam membeli, menjual, dan menahan saham


perusahaan. Reputasi juga akan dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan nilai
yang wajar untuk harga saham perusahaan.
2. Keinginan konsumen untuk membeli produk atau jasa dari organisasi. Hal ini
nantinya akan mempengaruhi pangsa pasar dan bargaining power perusahaan yang
nantinya akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan
3. Keinginan supplier untuk membangun partnership. Reputasi menggambarkan
kredibilitas perusahaan. Reputasi yang baik dapat membuka peluang bisnis baru bagi
perusahaan, melalui datangnya pihak-pihak yang menawarkan kejasama.
4. Pertimbangan kompetitor untuk masuk ke pasar. Kedatangan kompetitor seringkali
membawa tekananterhadap profitabilitas perusahaan. Reputasi perusahaan yang kuat
dapat menimbulkan keengganan bagi kompetitor untuk masuk kedalam industri.
5. Biaya modal. Reputasi akan mempengaruhi kemudahan perusahaan dalam
memperoleh dana baru untuk menjalankan atau mengembangkan operasi usaha.

6
6. Perekrutan individu yang memiliki potensi. Reputasi yang baik dapat menumbuhkan
keinginan individu-individu unggul untuk berkarya di perusahan tersebut.

2.3 Penerapan manajemen resiko reputasi pada bank

Penerapan manajemen risiko, khususnya risiko reputasi bagi bank syariah, baik secara
individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak paling tidak
mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS Bank syariah wajib menerapkan
manajemen risiko melalui pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS untuk
risiko reputasi. Selain melaksanakan pengawasan aktif, bank syariah perlu juga
menambahkan penerapan beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif oleh dewan
komisaris, direksi, dan DPS, yang mencakup hal-hal sebagai berikut.
a) Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.
1) Dewan komisaris dan direksi harus memberikan perhatian terhadap
pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko reputasi oleh unit-unit
terkait (corporate secretary, humas, dan unit bisnis terkait).
2) Dewan komisaris dan direksi harus berperilaku secara profesional dan
menjaga etika bisnis sehingga dapat menjadi contoh bagi seluruh
elemen organisasi bank syariah dalam upaya membangun dan menjaga
reputasi.
3) Direksi harus menetapkan satuan kerja/fungsi yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada
nasabah dan para pemangku kepentingan bank terkait dengan aktivitas
bisnis bank dalam rangka mengendalikan risiko reputasi.
4) Dewan Pengawas Syariah harus melakukan evaluasi (review) atas
kebijakan manajemen risiko khususnya aspek reputasi yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah.
5) Dewan Pengawas Syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban
direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko khususnya
evaluasi (review) atas kebijakan manajemen risiko khusuan aspek
reputasi yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.

7
6) Dewan Pengawas Syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban
direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko khususnya aspek
reputasi yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah.
b) Sumber daya insani
Kecukupan SDI untuk risiko reputasi mengacu pada cakupan
penerapan manajemen risiko secara umum.
c) Organisasi Manajemen Risiko Reputasi
1) Seluruh pegawai termasuk manajemen unit bisnis dan aktivitas
pendukung bank syariah harus menjadi bagian dari struktur pelaksana
manajemen risiko untuk risiko reputasi, mengingat reputasi merupakan
hasil dari seluruh aktivitas bisnis bank syariah. Peran manajemen unit
bisnis adalah mengidentifikasi risiko reputasi yang terjadi pada bisnis
atau aktivitas unit tersebut dan sebagai front liner dalam membangun
dan mencegah risiko reputasi, khususnya terkait hubungan dengan
nasabah.
2) Satuan kerja yang melaksanakan manajemen risiko untuk risiko
reputasi seperti corporate secretary, humas, investor relation, antara
lain bertanggung jawab yang mencakup hal-hal berikut.
a. Menjalankan fungsi kehumasan dan merespons pemberitaan
negatif atau kejadian lainnya yang memengaruhi reputasi bank
syariah dan dapat menyebabkan kerugian bank syariah.
b. Mengomunikasikan informasi yang dibutuhkan para pemangku
kepentingan: investor, nasabah, kreditur, asosiasi, dan masyarakat

2.4 Cara Pengendalian Risiko Reputasi

Cara pengendalian risiko reputasi yang terbaik adalah dengan melakukan program
antisipasi/preventive action dan program pemeliharaan reputasi. Risiko Reputasi adalah suatu
risiko yang abstrak dan berbentuk intangible asset bagi perusahaan. Penanganan risiko
reputasi sebaiknya secara preventive karena biaya penyelesaian risiko ini sangatlah besar dan
akibatnya dapat merusak serta membunuh perusahaan. Contoh tanda-tanda reputasi yang
telah terkena adalah apabila nama perusahaan yang tercemar telah dimuat di sebuah headline
surat kabar atau media masa lainnya. Sebelum risiko terjadi secara keseluruhan dan

8
bersamaan, perusahaan perlu melakukan suatu analisis simulasi dengan metode what if
analysis.

Bila parameter yang dominan mempengaruhi terjadinya risiko, maka dibuat suatu
analisis dengan metode stress test. Risiko dihitung berdasarkan kerugian yang akan
ditimbulkannya, apakah akan menggerogoti cadangan pembentukan risiko kredit, pasar dan
operasional, ataukah sampai menghapuskan keuntungan dan yang paling parah adalah bila
dampak risiko telah mengurangi modal hingga menghabiskan modal perusahaan. Hal ini
disebut dengan timbulnya unex pectedrisk, yang antara lain disebabkan karena cara
strophicrisk sehingga perusahaan gagal. Tidak jarang perusahaan yang demikian dinyatakan
berstatus bank cruptcy.

9
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder


yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko reputasi itu risiko akibat
menurunnya kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank
dampak kejadian risiko reputasi pada umumnya menyebabkan kerugian non finansial bagi
bank. Risiko reputasi terjadi akibat kejadian-kejadian yang merugikan reputasi bank syariah
misalnya pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika, dan keluhan nasabah yang
bias menyebabkan risiko reputasi, Maka dari itu terdapat beberapa indikator manajemen
risiko reputasi yaitu : Pengaruh reputasi dari pemilik bank dan stakeholder, Pelanggaran Etika
Bisnis dan Kompleksitas produk dan kerja sama bisnis bank syariah. dan juga dalam proses
manajemen risiko reputasi harus menerapkan alur diantaranya itu : Risiko Inheren Reputasi,
penerapan manajemen risiko reputasi dan Sitem pengendalian risiko reputasi.

Penerapan Manajemen Risiko Reputasi terdapat beberapa yaitu : Pengawasan aktif


dewan komisaris, direksi dan DPS, kebijakan, prosedur dan penetepan limit dan yang terakhir
yaitu proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta Sistem
Informasi Manajemen Risiko. Dalam risiko reputasi harus adanya suatu pengendalian salah
satunya perusahaan harus meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dalam
rangka mengendalikan risiko reputasi. Perusahaan juga harus mengantisipasi adanya keluhan
dari nasabahdan gugatan hukum.

3.2 Saran

Bagi mahasiswa, makalah ini penting untuk dibaca karena jika nanti kita bekerja di
sebuah perusahaan atau pendidikan pasti akan menghadapi masalah tidak berjalannya
program kerja secara baik. Bagi dosen, makalah ini penting sebagai bahan untuk
penyampaian materi mengenai pengantar manajemen. Bagi penulis selanjutnya diharapkan
bisa membuat makalah tentang materi ini lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko perbankan syariah Indonesia. Jakarta:Salemba


Empat, 2013.

Hardanto, Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta. PT Elex Media Komputindo 2006.

Wahyudi, Imam, Manajemen Risiko Bank Islam. Salemba Empat.Jakarta 2013.

Yulianti, Rahmani Timorita, Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah. Jurnal Ekonomi Islam.
Vol. III, No. 2. 2009.

11

Anda mungkin juga menyukai