Disusun oleh :
Bhagis (020151001)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami menyadari bahwa
banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan dan penulisan. Demi kesempurnaan
makalah ini, kami sangat berharap adanya perbaikan, kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan risiko reputasi?
2. Apa saja faktor yang dipengaruhi resiko reputasi?
3. Bagaimana penerapan manajemen resiko reputasi pada bank?
4. Bagaimana Cara Pengendalian Risiko Reputasi?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Risiko reputasi merupakan Risiko yang tidak berdiri sendiri, melainkan Risiko derajat
kedua (second tier risk) yaitu Risiko yang terjadi karena dipicu oleh Risiko lain seperti Risiko
kredit, Risiko likuiditas, atau Risiko operasional. Dengan demikian, dalam menilai Risiko
reputasi perlu dipahami keterkaitan antara Risiko reputasi dan Risiko lain. Risiko reputasi
dibentuk dari berbagai atribut, yaitu : tanggung jawab sosial, daya tarik emosional, kinerja
finansial, produk dan pelayanan, visi dan kepemimpinan, lingkungan tempat kerja.
Ekspektasi rasional seperti kita ketahui bersama lebih didasarkan atas kinerja atau
kualitas dari produk yang dikonsumsi, sedangkan ekspektasi emosional lebih didasarkan atas
perilaku dan persepsi stakeholder. Stakeholder di sini mencakup karyawan, pelanggan,
pemasok, pemegang saham, LSM, ataupun pemerintah. Masing-masing stakeholder memiliki
derajat kepentingan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Semakin luasnya cakupan khalayak
ini mengakibatkan upaya membangun reputasi membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan membangun citra perusahaan. Resiko reputasi memang tidak
menimbulkan dampak langsung secara finansial, tetapi secara perlahan resiko ini mengikis
5
tingkat kepercayaan nasabah. Bank termasuk industri yang mempunyai sensitivitas tinggi
terhadap kepercayaan publik. Hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap reputasi antara lain:
1. Manajemen
2. Pemegang saham
3. Pelayanan yang disediakan
4. Penerapan prinsip-prinsip syariah
5. Publikasi
Menurut Adiwarman, bila manajemen dalam pandangan para stakeholder dinilai baik
maka risiko reputasi menjadi rendah, demikian juga bila perusahaan dimiliki oleh pemegang
saham yang kuat maka risiko reputasi juga rendah. Dalam hal pelayanan, bila pelayanan
kurang baik maka risiko reputasi menjadi tinggi. Dalam penerapan prinsip-prinsip syariah
haruslah dilaksanakan secara konsekuen agar tidak timbul penilaian negative terhadap
penerapan sistem syariah tersebut yang dapat mengakibatkan timbulnya publikasi negative
sehingga akan menaikkan tingkat risiko reputasi.
Reputasi merupakan aset penting bagi perusahaan karena reputasi dapat mempengaruhi:
6
6. Perekrutan individu yang memiliki potensi. Reputasi yang baik dapat menumbuhkan
keinginan individu-individu unggul untuk berkarya di perusahan tersebut.
Penerapan manajemen risiko, khususnya risiko reputasi bagi bank syariah, baik secara
individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak paling tidak
mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS Bank syariah wajib menerapkan
manajemen risiko melalui pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS untuk
risiko reputasi. Selain melaksanakan pengawasan aktif, bank syariah perlu juga
menambahkan penerapan beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif oleh dewan
komisaris, direksi, dan DPS, yang mencakup hal-hal sebagai berikut.
a) Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.
1) Dewan komisaris dan direksi harus memberikan perhatian terhadap
pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko reputasi oleh unit-unit
terkait (corporate secretary, humas, dan unit bisnis terkait).
2) Dewan komisaris dan direksi harus berperilaku secara profesional dan
menjaga etika bisnis sehingga dapat menjadi contoh bagi seluruh
elemen organisasi bank syariah dalam upaya membangun dan menjaga
reputasi.
3) Direksi harus menetapkan satuan kerja/fungsi yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada
nasabah dan para pemangku kepentingan bank terkait dengan aktivitas
bisnis bank dalam rangka mengendalikan risiko reputasi.
4) Dewan Pengawas Syariah harus melakukan evaluasi (review) atas
kebijakan manajemen risiko khususnya aspek reputasi yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah.
5) Dewan Pengawas Syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban
direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko khususnya
evaluasi (review) atas kebijakan manajemen risiko khusuan aspek
reputasi yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.
7
6) Dewan Pengawas Syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban
direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko khususnya aspek
reputasi yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah.
b) Sumber daya insani
Kecukupan SDI untuk risiko reputasi mengacu pada cakupan
penerapan manajemen risiko secara umum.
c) Organisasi Manajemen Risiko Reputasi
1) Seluruh pegawai termasuk manajemen unit bisnis dan aktivitas
pendukung bank syariah harus menjadi bagian dari struktur pelaksana
manajemen risiko untuk risiko reputasi, mengingat reputasi merupakan
hasil dari seluruh aktivitas bisnis bank syariah. Peran manajemen unit
bisnis adalah mengidentifikasi risiko reputasi yang terjadi pada bisnis
atau aktivitas unit tersebut dan sebagai front liner dalam membangun
dan mencegah risiko reputasi, khususnya terkait hubungan dengan
nasabah.
2) Satuan kerja yang melaksanakan manajemen risiko untuk risiko
reputasi seperti corporate secretary, humas, investor relation, antara
lain bertanggung jawab yang mencakup hal-hal berikut.
a. Menjalankan fungsi kehumasan dan merespons pemberitaan
negatif atau kejadian lainnya yang memengaruhi reputasi bank
syariah dan dapat menyebabkan kerugian bank syariah.
b. Mengomunikasikan informasi yang dibutuhkan para pemangku
kepentingan: investor, nasabah, kreditur, asosiasi, dan masyarakat
Cara pengendalian risiko reputasi yang terbaik adalah dengan melakukan program
antisipasi/preventive action dan program pemeliharaan reputasi. Risiko Reputasi adalah suatu
risiko yang abstrak dan berbentuk intangible asset bagi perusahaan. Penanganan risiko
reputasi sebaiknya secara preventive karena biaya penyelesaian risiko ini sangatlah besar dan
akibatnya dapat merusak serta membunuh perusahaan. Contoh tanda-tanda reputasi yang
telah terkena adalah apabila nama perusahaan yang tercemar telah dimuat di sebuah headline
surat kabar atau media masa lainnya. Sebelum risiko terjadi secara keseluruhan dan
8
bersamaan, perusahaan perlu melakukan suatu analisis simulasi dengan metode what if
analysis.
Bila parameter yang dominan mempengaruhi terjadinya risiko, maka dibuat suatu
analisis dengan metode stress test. Risiko dihitung berdasarkan kerugian yang akan
ditimbulkannya, apakah akan menggerogoti cadangan pembentukan risiko kredit, pasar dan
operasional, ataukah sampai menghapuskan keuntungan dan yang paling parah adalah bila
dampak risiko telah mengurangi modal hingga menghabiskan modal perusahaan. Hal ini
disebut dengan timbulnya unex pectedrisk, yang antara lain disebabkan karena cara
strophicrisk sehingga perusahaan gagal. Tidak jarang perusahaan yang demikian dinyatakan
berstatus bank cruptcy.
9
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bagi mahasiswa, makalah ini penting untuk dibaca karena jika nanti kita bekerja di
sebuah perusahaan atau pendidikan pasti akan menghadapi masalah tidak berjalannya
program kerja secara baik. Bagi dosen, makalah ini penting sebagai bahan untuk
penyampaian materi mengenai pengantar manajemen. Bagi penulis selanjutnya diharapkan
bisa membuat makalah tentang materi ini lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hardanto, Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta. PT Elex Media Komputindo 2006.
Yulianti, Rahmani Timorita, Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah. Jurnal Ekonomi Islam.
Vol. III, No. 2. 2009.
11