Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO


(Studi Kasus PT. BANK MANDIRI TBK)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Risiko

Dosen Pengampu : Wulan Puji Lestari, M.M

Oleh :
Angga Wahyu Pratama (2012010044)

PROGRAM PRODI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul Analisis Manajemen Resiko pada PT Bank Mandiri Tbk.
Makalah ini berisikan tentang informasi Analisis Manajemen Resiko pada PT Bank Mandiri Tbk
dan diharapkan Makalah ini dapat bermafaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.

Kediri, 04 Juli 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
2.1 IDENTIFIKASI RISIKO...........................................................................................................................2
2.2 CARA PENGENDALIAN RESIKO...........................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................................7
PENUTUP.....................................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan
dari aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya
berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam Kasidy,
Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang berkaitan
dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai
bagi pemegang saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko lainnya yang tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Manajemen resiko merupakan desain prosedur serta implementasi prosedur untuk
mengelola suatu resiko usaha. Manajemen resiko merupakan antisipasi atas semakin
kompleksnya aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010). Perbankan adalah badan yang
paling potensial mengalami kegagalan akibat resiko. Tercatat berbagai macam bank yang
telah gagal akibat resiko yang tidak dapat dikendalikan, beberapa dinyatakan bangkrut
(collapse) seperti Westminster Bank Inggris, Baring Bank London dan Bank Century dan
bank lain yang pernah mengalami permasalahan akibat resiko dalam bidang finansial
seperti Citibank, Bank Syariah Bukopin dan Bank Mandiri (Masyhud Ali, 2006)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resiko adalah akibat yang
kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.
Resiko dalam Webster’s Desk Dictionary resiko didefinisikan sebagai suatu potensi
adanya kehilangan (Iban Sofyan, 2004)
Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian resiko adalah kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian. Resiko adalah
suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang dari apa yang diharapkan, namun
penyimpangan ini baru terlihat bila sudah berbentuk kerugian (Kasidy, 2010). Pendapat
lain juga diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy (2010) Resiko adalah ketidakpastian
yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga dari beberapa definisi yang telah
diutarakan, dapat diambil kesimpulan bahwa resiko adalah sesuatu yang belum pasti
namun apabila tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan kerugian bagi usaha
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Kasus apa yang terjadi?
2. Identifikasi Risiko?
3. Cara Pengendalian Risiko?

1
BAB II
PEMBAHASAN

Studi Kasus:
Kasus yang menjadi salah satu topik menarik terkait dengan manajemen resiko adalah
kasus Penggelapan Bank Mandiri. Salah satu oknum pegawai Kantor Cabang Pembantu
Rawa Lumbu Bekasi PT Bank Mandiri Tbk melakukan kerja sama ilegal dengan Manajer
Keuangan PT Mexdie Sekawan Utama, Yekti Sartono yang mencairkan cek ilegal di Bank
Mandiri senilai Rp 720 juta pada 5 Mei 2010. Pengambilan cek ini menyalahi prosedur
perbankan karena otoritas cek adalah dua orang, yakni Anang Syifudin dan Muhammar
Fauzan serta stempel perusahaan harus diterakan. Namun cek tersebut hanya ditandatangani
satu orang dan itu diduga dipalsukan (stempel palsu dan asli berbeda dengan specimen yang
ada di bank).
Sampai saat ini kasus Bank Mandiri ini belum ditindaklanjuti lagi lebih jauh oleh
pihak- pihak terkait. Bank Mandiri berpegang teguh pada pendirian mereka yang
mengatakan bahwa Risk Management adalah bagian dari proses bisnis yang dapat
memberikan kontribusi melalui penerapan risk management untuk mencapai return yang
optimal bagi stakeholder yakni pemegang saham, masyarakat, nasabah, pemerintah dan
pihak-pihkan yang berhubungan dengan bank (Masyhud Ali, 2006). Di dalam tulisan ini
selanjutnya akan dibahas bagaimana kaitan kasus Bank Mandiri dengan faktor penyebab,
jenis dan sumber resiko, serta bagaimana Bank Mandiri mampu mengatasi permasalahan
resiko tersebut.

2.1 IDENTIFIKASI RISIKO


A. Klasifikasi Kerugian
Pada kasus Bank Mandiri, terdapat beberapa potensi kerugian yang akan diderita Bank
Mandiri. Yang pertama adalah kerugian finansial dalam jumlah yang sangat besar (720 juta
rupiah) serta resiko hilangnya reputasi yang dapat mengancam keberlangsungan perusahaan
ke depannya. Tidak dapat dipungkiri, akibat adanya pencairan ilegal akan mampu
menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat (social distrust) dari para nasabah terhadap
sistem manajemen dan sekuritas finansial bank tersebut. Resiko llegali dapat berujung pada
resiko likuiditas, yakni resiko yang mengakibatkan suatu perbankan mengalami kegagalan
untuk membayar hutang jangka pendeknya. Masalah ini apabila terus dibiarkan tanpa
ditangani lebih lanjut juga akan membawa perbankan pada risiko kegagalan bank dalam
membayar hutang jangka panjangnya.

2
Salah satu cara ilegalive sistem pengklasifikasian kerugian di perusahaan Mandiri adalah :
1. Kerugian Finansial
- Kerugian langsung berupa merosotnya reputasu sehingga pendapatan perusahaan
menurun
- Kerugian pendapatan seperti penghentian operasional perusahaan yang
disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak dapat ditempatinnya ruang kerja
tertentu
- Kerugian menggantikan kewajiban hak orang lain artinya membayar uang
kepada korban penipuan

2. Kerugian Reputasi
- Kerugian adanya publikasi ilegal yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau
persepsi ilegal terhadap bank
- Kerugian berkurangnya tingkat kepercayaan para pemegang saham perusahaan
- Kerugian sulitnya untuk bersaing dengan kompetitor
Kerugian lainnya adalah kerugian yang ditimbulkan ooleh resiko
kepatuhan pegawai. Pegawai tidak patuh dapat merusak keseluruhan sistem kerja.
Hal ini disebabkan karena ketidakpatuhan yang dibuatnya dapat mengganggu
koordinasi dan pelimpahan tanggung jawab atasnya. Kerahasiaan perusahaan pun
dapat terancam dengan munculnya pegawai seperti ini. Mereka akan cenderung
mengupayakan berbagai hal untuk memuaskan kepentingan sendiri meskipun
harus melanggar peraturan.
B. Faktor Penyebab Resiko
Dua faktor penyebab resiko adalah bencana (perils) dan bahaya (hazards). Banjir,
tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi merupakan contoh-contoh bencana yang secara
langsung dapat menimbulkan kerugian. Sementara bahaya terbagi atas beberapa jenis :
1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubungan dengan fasilitas bangunan suatu
perusahaan,
2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap ketidakjujuran atau ketidakdisiplinan.
3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya sikap yang tidak hati-hati ataupun kurangnya
perhatian dari pihak-pihak terkait dalam suatu perusahaan.
4. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard) misalnya akibat mengabaikan
undang-undang atau peraturan yang telah ditetapkan
Pada Kasus Bank Mandiri, faktor penyebab terjadinya resiko adalah berasal dari moral
para pegawai Kantor Cabang Pembantu Bank Mandiri. Pegawai tersebut melakukan
pencairan cek ilegal yang menimbulkan kerugian besar terhadap keuangan Bank Mandiri
tersebut. Masalah kepatuhan juga merupakan resiko yang harus ditanggung Bank Mandiri
pada kasus pencairan cek illegal tersebut. Pegawai seharusnya menjadi pihak yang taat dan
patuh terhadap peraturan perusahaan dan menjunjung tinggi integritas dan nama baik
perusahaan, bukan dengan melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu.

3
Bahaya moral tidak hanya mengancam Bank Mandiri saja, kasus lain akibat moral dari para
pegawai suatu badan/perusahaan misalnya yang terjadi pada kasus Citibank Indonesia yang
terlibat pada permasalahan penggelapan dana nasabah. Akibatnya bank tersebut tidak hanya
menderita kerugian finansial, tapi juga resiko reputasi, bahkan kepatuhan. Resiko reputasi
dan kepatuhan lebih membahayakan keberlangsungan perusahaan daripada resiko finansial.
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan membuat bank tersebut kehilangan dana
karena masyarakat akan menarik kembali seluruh dana yang telah tertanam di bank tersebut
karena takut akan mengalami kerugian besar. Dana-dana yang ditarik tersebut sebenarnya
digunakan untuk menjalankan kegiatan perbankan, namun kerena ada penarikan sejumlah
dana dan ketidakinginan masyarakat untuk menabung lagi maka bank tersebut dapat
terancam likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan intervensi dengan
menutup bank.

C. Sumber Penyebab Resiko


Sumber resiko dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis :
1. Resiko Sosial, resiko ini berasal dari masyarakat. Artinya tindakan orang-orang
menciptakan penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya : pencurian, huru-hara,
peperangan.
2. Resiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan sebagian tingkah laku manusia.
Kebakaran adalah penyebab utama cidera fisik, kematian maupun kerusakan harta.
3. Resiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi dan harga.
Pada kasus Bank Mandiri di atas, sumber resiko berasal dari permasalahan sosial.
Ada sekelompok orang yang melakukan pencurian sehingga menimbulkan kerugian besar
terhadap Bank Mandiri (Kasidy , 2010). Oknum yang terlibat dalam kasus pencairan cek
secara illegal ini secara langsung dapat dikatakan sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas kerugian bank. Resiko ini cenderung bisa lebih membahayakan daripada resiko fisik
ataupun ekonomi. Karena resiko ini datangnya dari hati nurani seseorang atau sekelompok
manusia, sehingga yang harus memperbaikinya adalah pihak tersebut. Tidak seperti resiko
fisik, pemerintah dapat menanggulanginya dengan membuat gedung baru misalnya, atau
seperti resiko ekonomi, dengan intervensi pemerintah tingkat inflasi dapat diatur.

D. Jenis Resiko
Resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni :
1. Resiko nonsistematis, yakni resiko yang dapat dihilangkan atau dikurangi
melalui suatu diversifikasi atau tindakan pencegahan dan penanggulangan resiko.
2. Resiko sistematis, resiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi melalui
diversifikasi, biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian yang dapat secara

4
sistematis akan mempengaruhi posisi pasar (Iban Sofyan, 2004)

5
Selain itu, Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yakni :
1. Resiko spekulatif, yakni resiko yang mengandung dua kemungkinan, baik yang
menguntungkan mupun merugikan. Contohnya : perjudian, pembelian saham atau
valuta asing.
2. Resiko murni, yakni resiko yang hanya mengandung satu kemungkinan rugi saja.
Contoh : banjir,gempa,gunung meletus dll.
Bank Mandiri dalam hal ini dapat digolongkan ke dalam kategori resiko
nonsistematis serta resiko spekulatif. Artinya, Bank Mandiri masih dapat dicegah di
kemudian hari untuk menghindari peristiwa yang sama. Misalnya seperti yang telah
diterapkan Bank Mandiri selama ini dengan membuat Laporan Profil Resiko (LPR) yang
menggambarkan penilaian terhadap resiko komposit bank, atau resiko yang dipandang dari
sudut pandang bank dan unit bisnis terkait (Masyhud Ali, 2006). Sementara dikatakan resiko
spekulatif, karena resiko ini sebenarnya dapat memberikan dua llegalive bagi pelaku
pencairan cek llegal, apabila tidak diketahui tindakan ini akan menguntungkan si pelaku,
namun di sisi lain merugikan perbankan. Sebaliknya bila diketahui seperti yang telah terjadi,
maka ini akan menimbulkan kerugian bagi si pelaku kejahatan tersebut dan bank dapat
dihindarkan dari permasalahan yang lebih serius lagi.

2.2 CARA PENGENDALIAN RESIKO


Ada beberapa cara yang dapat ditempuh perbankan dalam mengatasi resiko ataupun
mencegah terjadinya resiko yang sama ke depannya. Beberapa cara tersebut telah diterapkan
Bank Mandiri dalam manajemen resiko perusahaannya.
1. Melakukan tata kelola resiko secara terpadu dengan pengimplementasian tanggung
jawab dan keseuaian kompetensi masing-masing pihak yang terkait. Misalnya seperti
Dewan Komisaris, Direksi, Risk & Capital Committee (RCC), unit risk management
dan unit business yang telah berinteraksi dan bersinerji secara optimal.
2. Bank Mandiri menyusun profil resiko dalam suatu Laporan Profil Resiko, dan
digunakan sebagai laporan pada Bank Indonesia. Dengan demikian, bank dapat
memusatkan perhatiannya pada jenis-jenis resiko yang memiliki tendensi memburuk
atau melebihi kebijakan toleransi bank pada resiko tertentu.
3. Studi kasus juga mengungkapkan bahwa Bank Mandiri telah mempersiapkan tenaga
profesionalnya di bidang resiko. Sekaligus juga begaimana Bank Mandiri melakukan
persiapan untuk mengimplementasikan Basel II Accord yang menjadi penanggung
jawab dari seluruh inisiatif strategis bank terkait kepatuhan pegawai.
4. Bank menetapkan kebijakan pengelolaan resiko likuiditas. Misalnya dengan
pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan limit resiko
likuiditas, merancang analisis scenario dan contingency plan, penetapan strategi

6
pendanaan dan mempertahankan kapasitas dana yang cukup di pasar (Masyhud Ali,
2006).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Bank Mandiri menderita kerugian finansial, reputasi dan masalah kepatuhan akibat
adanya pencairan cek ilegal. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Mandiri perlu
lebih meningkatkan sistem manajemen resikonya. Kerugian-kerugian tersebut sangat
berdampak pada keberlangsungan Bank Mandiri ke depannya., terutama masalah
kepercayaan masyarakat.

 Beberapa hal yang dapat dilakukan Bank Mandiri dalam mengatasi resiko yang
terjadi misalnya dengan menyusun profil resiko, mempersiapkan tenaga kerja
yang handal di bidang resiko, menetapkan kebijakan pengelolaan likuiditas, serta
melakukan tata kelola resiko terpadu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Masyhud. 2006. Manajemen Resiko. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Iban, Sofyan. 2004. Manajemen Resiko. Jakarta : Graha Ilmu
Kasidi. 2010. Manajemen Resiko. Jakarta : Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai