Anda di halaman 1dari 15

PELAKSANAAN PENERAPAN RISIKO REPUTASI

DALAM BANK

Makalah ini dibuat dan diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata pelajaran

“Pengantar Manajemen Risiko Bank”

Dosen pengampu

Dr.Suryaman, SE.,MM

Disusun oleh

Alfasyiani Nurhaliza

(B00200023) Karisma Sulistiyani

(B00200024) D3 Keuangan dan

Perbankan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Ekuitas Bandung
2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karuniaNya saya disini dapat menyelesaikan makalah PELAKSANAAN PENERAPAN RISIKO
REPUTASI DALAM BANK mengenai ini dengan sebaik mungkin.Tak lupa sholawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan alam, juga sebagai Nabi penutup dari Nabi
kita sebelum sebelumnya,Nabi Muhammad SAW. Tak lupa kepada sahabat-sahabatnya, tabi’in,
tabi’atnya juga kepada kita selaku umat-Nya.

Tidak lupa saya ucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Dr.Suryaman, SE.,MM Selaku
dosen mata kuliah Pengantar Manajemen Risiko Bank.

Dalam makalah ini saya pun sangat menyadari masih banyak kekurangan baik itu
kesalahan maupun kekeliruan, baik itu kesalahan saya dalam penulisan, ataupun teknik
pembahasan mengenai materi, walaupun demikian ini merupakan bentuk usaha maksimal usaha
saya sebagai penulis makalah ini.

Saya berharap semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dapat menambah imu
serta wawasan pengetahuan dan saya harap kritikan yang membangun dari para pembaca
makalah ini karena berguna untuk memperbaiki kesalahan yang ada.

Bandung , 30 april 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4

1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................5

2.1 Risiko Reputasi......................................................................................................................5

2.2 Pengertian Risiko Inheren Reputasi....................................................................................5

2.3 . Indikator Manajemen Reputasi.........................................................................................6

2.4 Penerapan Manajemen Risiko Reputasi.............................................................................6

2.5 Akibat Terjadinya Risiko Reputasi.....................................................................................8

2.6 Faktor yang Mempersulit Reputasi Risiko.........................................................................9

2.7 Cara Pengendalian Risiko Reputasi.....................................................................................9

2.8 Faktor yang Dipengaruhi Risiko Reputasi........................................................................10

BAB III PENUTUP........................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................12

3.2 Saran.....................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerapan manajemen risiko pada perbankan di Indonesia banyak memberikan manfaat
dan keuntungan, karena akan sangat membantu untuk menghindari kerugian akibat berbagai
risiko yang menimpa. Penerapan manajemen risiko sangat penting dilakukan mengingat
implikasinya yang sangat besar bagi perbankan Indonesia. Salah satu unsur dari manajemen
resiko adalah risiko reputasi.

Kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut sangat tergantung persepsi nasabah terhadap
citra dan reputasi bank. Dengan demikian salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan dan
penting untuk dikelola adalah risiko reputasi (reputation risk).

Resiko Reputasi itu resiko akibat menurunnya rasa kepercayaan dari para stakeholder
yang bersumber dari pemberitaan negatif yang menyebabkan kerugian besar non finansial
terhadap lembaga perbankan.

Penerapan risiko reputasi sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa para
stakeholder dapat mendaptkan kepercayaan yang diberikan oleh lembaga perbankan. Oleh karena
itu maklah ini harus dibuat agar meningkatkan pemahaman tentang pentingnya risiko reputasi
dan bagaimana pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud risiko reputasi?
2. Apa Indikator Manajemen Reputasi?
3. Bagaimana Penerapan Manajemen Risiko Reputasi?
4. Apa Akibat Terjadinya Risiko Reputasi?
5. Faktor Apa Saja yang Mempersulit Reputasi Risiko?
6. Bagaimana Cara Pengendalian Risiko Reputasi?
7. Faktor Apa Saja yang Dipengaruhi Risiko Reputasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian risiko reputasi.
2. Untuk mengetahui penerapan resiko reputasi.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi resiko reputasi dan akibat terjadinya resiko
reputasi serta pengendaliannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Risiko Reputasi


Resiko Reputasi itu resiko akibat menurunnya rasa kepercayaan dari para stakeholder yang
bersumber dari pemberitaan negatif yang menyebabkan kerugian besar non finansial terhadap
lembaga perbankan. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber
risiko reputasi bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat langsung (above the line)
Kelemahan pada tata kelola, budaya perusahaan, dan praktik bisnis perusahaan juga bias menjadi
sumber risiko reputasi. Risiko reputasi dibentuk dari berbagai atribut, yaitu : tanggung jawab
social, daya tarik emosional, kinerja finansial, produk dan pelayanan, visi dan kepemimpinan,
lingkungan tempat kerja. semacam paradoks yang berkembang dalam pengelolaan reputasi,
bahwa semakin dibutuhkan, reputasi cenderung semakin sulit untuk dikelola yang jelas,
kehilangan reputasi yang baik jauh lebih gampang dibanding usaha untuk membangunnya.
Sebagian orang menyatakannya dalam metafora, dibutuhkan sepuluh tahun untuk membangun
reputasi yang baik, tetapi cukup satu menit saja untuk meruntuhkannya. Mempertahankan
reputasi seseorang tidaklah mudah, apalagi mempertahankan reputasi yang baik dari perusahaan.

Adam Joly menyatakan bahwa secara makro kunci dari pengelolaan reputasi adalah:
behave well. Kelihatannya sederhana, tapi dalam prakteknya tidaklah sesederhana itu. Mengingat
reputasi perusahaan merupakan resultan dari pemenuhan terhadap ekspektasi rasional dan
ekspektasi emosional masing-masing stakeholder terhadap perusahaan dalam setiap momen
interaksinya. Ekspektasi rasional seperti kita ketahui bersama lebih didasarkan atas kinerja atau
kualitas dari produk yang dikonsumsi sedangkan ekspektasi emosional lebih didasarkan atas
perilaku dan persepsi stakeholder. Stakeholder di sini mencakup karyawan, pelanggan, pemasok,
pemegang saham, LSM, ataupun pemerintah. Padahal, masing-masing stakeholder memiliki
derajat kepentingan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Luasnya cakupan khalayak ini
mengakibatkan upaya membangun reputasi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan membangun citra perusahaan.

2.2 Pengertian Risiko Inheren Reputasi


Risiko Inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat
dikuantifikasikan maupun yang memaparkan mengenai risiko inheren reputasi. Reputasi di dalam
sebuah lembaga perbankan itu sangat penting karena untuk menjaga juga kepercayaan nasabah,
ketika reputasi lembaga perbankan tersebut buruk maka nasabah tersebut tidak lagi menaruh
kepercayaan terhadap lembaga perbankan tersebut dan risiko reputasi itu pasti saja terjadi, maka
dari itu penulis menyarankan kepada lembaga perbankan agar lebih memperhatikan hal kecil
apapun yang berkaitan dengan lembaga perbankan mengenai Reputasi.

2.3 . Indikator Manajemen Reputasi


Diuraikan juga terdapat indikator manajemen reputasi yaitu:
1. Pengaruh reputasi dari pemilik bank dan stakeholder
Indikatornya: kredibilitas pemilik dan perusahaan terkait, kejadian reputasi pada pemilik
dan perusahaan terkait
Keterangannya : pengaruh reputasi dari pemilik bank merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan peningkatan risiko reputasi pada bank.
2. Pelanggaran Etika Bisnis
Indikatornya : Transparansi informasi keuangan, kerja sama bisnis dengan para pemangku
kepentingan lainnya.
Keterangannya : perlu diperhatikan apabila perusahaan melakukan pelanggaran terhadap
etika/norma bisnis yang berlaku secara umum
3. Kompleksitas produk dan kerja sama bisnis bank
Indikatornya : jumlah dan tingkat penggunaan nasabah atas produk bank yang kompleks,
jumlah dan materialitas kerja sama bank dan mitra bisnis.
Keterangannya : produk yang kompleks dan kerja sama dengan mitra bisnis dapat
tereskpose pada risiko reputasi apabila terdapat kesalahpahaman penggunaan produk/jasa
pada mitra bisnis misalnya jasa perbankan dengan produk reksadana.
4. Frekuensi
Indikatornya : Frekuensi dan materialitas pemberitaan, jenis media dan ruang lingkup
pemberitaan.
Keterangannya : frekuensi dan jenis media dan materialitas pemberitaan negatif bank
meliputi juga pengurus bank yang diukur selama periode penilaian.
5. Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah
Indikatornya : frekuensi keluhan nasabah, materialitas keluhan nasabah.
Keterangannya : keluhan nasabah diukur selama periode penilaian.

2.4 Penerapan Manajemen Risiko Reputasi


Penerapan manajemen risiko, khususnya risiko reputasi bagi bank syariah, baik secara
individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak paling tidak mencakup
hal-hal sebagai berikut.
1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS.
Bank wajib menerapkan manajemen risiko melalui pengawasan aktif dewan
komisaris, direksi, dan DPS untuk risiko reputasi. Selain melaksanakan pengawasan aktif,
bank perlu juga menambahkan penerapan beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif
oleh dewan komisaris, direksi, dan DPS, yang mencakup hal-hal sebagai berikut.
a. Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.
1) Dewan komisaris dan direksi harus memberikan perhatian terhadap
pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko reputasi oleh unit-unit terkait
(corporate secretary, humas, dan unit bisnis terkait).
2) Dewan komisaris dan direksi harus berperilaku secara profesional dan
menjaga etika bisnis sehingga dapat menjadi contoh bagi seluruh elemen
organisasi bank dalam upaya membangun dan menjaga reputasi.
3) Direksi harus menetapkan satuan kerja/fungsi yang memiliki kewenangan
dan tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada nasabah dan para
pemangku kepentingan bank terkait dengan aktivitas bisnis bank dalam
rangka mengendalikan risiko reputasi.
4) Dewan Pengawas harus melakukan evaluasi (review).
5) Dewan Pengawas Syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban direksi
atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko khususnya evaluasi (review)
atas kebijakan manajemen risiko khusuan aspek reputasi yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip.
b. Sumber daya insani
Kecukupan SDI untuk risiko reputasi mengacu pada cakupan penerapan
manajemen risiko secara umum.
c. Organisasi Manajemen Risiko Reputasi
1) Seluruh pegawai termasuk manajemen unit bisnis dan aktivitas pendukung
bank syariah harus menjadi bagian dari struktur pelaksana manajemen
risiko untuk risiko reputasi, mengingat reputasi merupakan hasil dari
seluruh aktivitas bisnis bank syariah. Peran manajemen unit bisnis adalah
mengidentifikasi risiko reputasi yang terjadi pada bisnis atau aktivitas unit
tersebut dan sebagai front liner dalam membangun dan mencegah risiko
reputasi, khususnya terkait hubungan dengan nasabah.
2) Satuan kerja yang melaksanakan manajemen risiko untuk risiko reputasi
seperti corporate secretary, humas, investor relation, antara lain
bertanggung jawab yang mencakup hal-hal berikut.
a) Pencegahan terjadinya kejadian yang menimbulkan risiko reputasi.
yang secara umum dilakukan melalui serangkaian aktivitas sebagai
berikut.
1) Tanggung jawab sosial perusahaan (profit equalisation
reserve-PER), merupakan serangkaian aktivitas yang
dilakukan bank syariah untuk pemberdayaan masyarakat
dalam bentuk kegiatan ekonomi/sosial yang diharapkan
dapat membangun reputasi positif dari para pemangku
kepentingan terhadap bank.
2) Komunikasi/edukasi secara rutin kepada para pemangku
kepentingan dalam rangka membentuk reputasi positif dari
para pemangku kepentingan.
b) Pemulihan reputasi bank setelah terjadi kejadian yang menimbulkan
risiko reputasi, yaitu segala respons bank untuk memulihkan
reputasi dan mencegah terjadinya pemburukan reputasi bank.
3) Mitigasi risiko reputasi maupun kejadian yang menimbulkan risiko reputasi
dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas permasalahan dan biaya.
Meskipun demikian, dapat saja risiko reputasi tersebut diterima sepanjang
masih sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil.
4) Tindakan pencegahan dan pemulihan risiko reputasi dalam rangka
pengendalian risiko reputasi yang lebih besar pada masa depan, yang telah
dilakukan perlu diikuti dengan perbaikan pada kelemahan pengendalian dan
prosedur yang memicu terjadinya risiko reputasi.
d. Sistem infomasi Manajemen Risiko Reputasi
1) Bank syariah harus memiliki prosedur reguler dan mekanisme pelaporan
risiko reputasi/kejadian yang menimbulkan risiko reputasi, baik secara
tertulis maupun melalui sistem elektronik termasuk pembahasan dalam
board/ management meeting.
2) Bank syariah harus memiliki mekanisme sistem peringatan dini untuk
memberikan sinyal kepada manajemen sehingga dapat melakukan respons -
respons dan mitigasi yang dibutuhkan.

2.5 Akibat Terjadinya Risiko Reputasi


Risiko reputasi terjadi akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Pemangku kepentingan bank meliputi nasabah,
debitur, investor, regulator, dan masyarakat umum, meskipun belum menjadi nasabah bank. Hal-
hal yang berpengaruh pada reputasi bank adalah manajemen, pelayanan, ketaatan pada aturan,
kompetensi, dan sebagainya.
Risiko ini timbul, antaralain karena adanya pemberitaan media dan rumor mengenai bank
yang bersifat negatif serta adanya strategi komunikasi bank yang kurang efektif. Publikasi negatif
terhadap salah satu bank akan mencemari reputasi bank lainya, meskipun bank lain tidak terlibat
dalam tindakan yang bertanggung jawab tersebut. Dampak dari publikasi negatif juga berpengaruh
terhadap keuntungan yang akan diperoleh, likuiditas, dan mempengaruhi harga saham bank yang
bersangkutan.
Penyebab munculnya risiko reputasi bisa dari mana saja, namun yang terparah jika
perusahaan mengalami kasus hukum dan penyimpangan. Reputasi merupakan intangible assets,
yang berasal dari akumulasi tindakan, nilai-nilai dan kinerja perusahaan secara bertahap dan
dalam jangka waktu yang lama. Risiko ini mengalami ujian, dari waktu ke waktu, dan dapat
disebabkan oleh risiko lain, yaitu: risiko hukum, risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko stratejik, risiko kepatuhan. Dengan demikian, untuk mengendalikan dan
menjaga risiko reputasi, harus menerapkan dan menjaga risiko lainnya agar tidak mengenai
perusahaan.

2.6 Faktor yang Mempersulit Reputasi Risiko


Kesulitan dalam mengelola risiko reputasi disebabkan oleh empat faktor berikut:

1. Risiko reputasi dapat datang dari berbagai sumber, baik dari dalam perusahaan maupun
supply chain yang lebih luas, sehingga membuat risiko ini sulit untuk dipantau dan dicari
penyebabnya;

2. Sulitnya mendefinisikan dan mengkategorikan risiko reputasi. Risiko reputasi memiliki


keunikan tersendiri, dimana risiko ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan efek
dari kejadian-kejadian operasional bisnis. Hal ini menyebabkan perusahaankesulitan
untuk merancang dan mengambil tindakan lanjut terhadap risiko;

3. Panduan dan masukan mengenai cara pengelolaan risiko reputasi masih relatif langka;

4. Risiko reputasi sulit untuk diukur. Hal ini disebabkan reputasi merupakan aset tak
berwujud yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan secara langsung, tetapi
melalui transmisi tertentu.

2.7 Cara Pengendalian Risiko Reputasi


Cara pengendalian risiko reputasi yang terbaik adalah dengan melakukan program
antisipasi/preventive action dan program pemeliharaan reputasi. Risiko Reputasi adalah suatu
risiko yang abstrak dan berbentuk intangible asset bagi perusahaan. Penanganan risiko
reputasi sebaiknya secara preventive karena biaya penyelesaian risiko ini sangatlah besar dan
akibatnya dapat merusak serta membunuh perusahaan. Contoh tanda-tanda reputasi yang
telah terkena adalah apabila nama perusahaan yang tercemar telah dimuat di sebuah headline
surat kabar atau media masa lainnya. Sebelum risiko terjadi secara keseluruhan dan
bersamaan, perusahaan perlu melakukan suatu analisis simulasi dengan metode what if
analysis. Bila parameter yang dominan mempengaruhi terjadinya risiko, maka dibuat suatu
analisis dengan metode stress test. Risiko dihitung berdasarkan kerugian yang akan
ditimbulkannya, apakah akan menggerogoti cadangan pembentukan risiko kredit, pasar dan
operasional, ataukah sampai menghapuskan keuntungan dan yang paling parah adalah bila
dampak risiko telah mengurangi modal hingga menghabiskan modal perusahaan. Hal ini
disebut dengan timbulnya unex pectedrisk, yang antara lain disebabkan karena cara
strophicrisk sehingga perusahaan gagal. Tidak jarang perusahaan yang demikian dinyatakan
berstatus bank cruptcy.

2.8 Faktor yang Dipengaruhi Risiko Reputasi


Reputasi merupakan aset penting bagi perusahaan karena reputasi dapat mempengaruhi:

1. Pertimbangan shareholders dalam membeli, menjual, dan menahan saham perusahaan.


Reputasi juga akan dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan nilai yang wajar
untuk harga saham perusahaan;

2. Keinginan konsumen untuk membeli produk atau jasa dari organisasi. Hal ini nantinya
akan mempengaruhi pangsa pasar dan bargaining power perusahaan yang nantinya akan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan;

3. Keinginan supplier untuk membangun partnership. Reputasi menggambarkan


kredibilitas perusahaan. Reputasi yang baik dapat membuka peluang bisnis baru bagi
perusahaan, melalui datangnya pihak-pihak yang menawarkan kejasama;

4. Pertimbangan kompetitor untuk masuk ke pasar. Kedatangan kompetitor seringkali


membawa tekananterhadap profitabilitas perusahaan. Reputasi perusahaan yang kuat
dapat menimbulkan keengganan bagi kompetitor untuk masuk kedalam industri;

5. Biaya modal. Reputasi akan mempengaruhi kemudahan perusahaan dalam memperoleh


dana baru untuk menjalankan atau mengembangkan operasi usaha;

6. Perekrutan individu yang memiliki potensi. Reputasi yang baik dapat menumbuhkan
keinginan individu-individu unggul untuk berkarya di perusahan tersebut;

Motivasi pekerja. Salah satu pendorong motivasi pekerja adalah reputasi perusahaan.
Reputasi perusahaan yang baik dapat menumbuhkan rasa bangga dan mendorong pekerja untuk
memiliki etos kerja yang lebih baik. Pentingnya reputasi menuntut organisasi untuk dapat
membangun dan mempertahankan reputasi yang baik. Menurut Louisot J.P. dan Rayner J.
Reputasi mencakup persepsi dari stakeholders mengenai seluruh aspek organisasi. Mereka
mengajukan sebuah teori sederhana mengenai bagaimana cara membentuk reputasi yang baik.
Teori tersebut menyatakan bahwa reputasi yang baik dapatdiperoleh organisasi apabila organisasi
tersebut berhasil memenuhi atau melebihi ekspektasi stakeholdersnya, sedangkan reputasi yang
buruk akan diperoleh organisasi apabila mereka tidak dapat memenuhi ekspektasi stakeholders.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko reputasi juga dimasukkan dalam Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No. 5 tahun 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum.
Pada dasarnya bisnis yang dilakukan oleh bank Islam adalah bisnis kepercayaan. Sebagai
lembaga yang mengelola dana masyarakat, bank harus bisa mengelola resiko yang dihadapinya
dengan baik. Bank perlu menerapkan strategi manajemen resiko yang andal dalam menghadapi
seluruh resiko agar tidak mengalami kegagalan. Dalam memegang amanah dana masyarakat,
bank harus mampu meyakinkan nasabah bahwa dana yang telah dititipkan atau diinvestasikan
akan dikelola dengan baik. Apabila tidak mampu mengelola resiko yang dihadapinya, bank
berpotensi mengalami kerugian. Kerugian ini akan berdampak pada tergerusnya modal bank,
kemampuan bank memberikan imbal hasil investasi, dan bahkan berpotensi tidak mampu
mengembalikan dana nasabah. Terdapat sepuluh jenis risiko yang dihadapi bank, yaitu: risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko
strategis, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil, dan risiko investasi. Delapan risiko pertama
merupakan risiko umum yang juga dihadapi oleh bank konvensional. khususnya risiko reputasi
bagi bank, baik secara individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak
paling tidak mencakup hal-hal sebagai berikut yaitu 1. Pengawasan aktif dewan komisaris,
direksi, dan DPS, 2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit 3. Proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko serta SIM risiko Risiko reputasi terjadi akibat menurunnya
tingkat kepercayaan pemangku kepentingan yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
Adapun cara pengendalian risiko reputasi yang terbaik adalah dengan melakukan program
antisipasi/preventive action dan program pemeliharaan reputasi.

3.2 Saran
Dalam pembahasan makalah mengenai materi ini mungkin masih banyak kekurangan, baik
di segi penulisan ataupun di dari penyusunan kalimat dan kata-katanya, oleh sebab itu kami
selaku penulis minta maaf sebesar-besarnya kepada dosen dan pembaca, sebagai penyempurna
kami mengharap kritik dan saran yang positif dari teman-teman semua. Dan kami berharap dapat
membantu para pembaca memperoleh informasi mengenai pelaksanaan penerapan risiko reputasi
dalam bank.
Pertanyaan

1. mengapa penerapan risiko reputasi dalam bank harus dilakukan?

2. apa hal positif dari penerapan risko reputasi ?

Anda mungkin juga menyukai