Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN RISIKO BISNIS SYARIAH

Makalah

Disusun Oleh:

MEGA LESTARI

NIM. 2022040204010

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat-Nya kepada seluruh manusia yang ada di muka bumi. Sholawat serta salam kami

haturkan kepada baginda Rasulullah SAW. sebagai tokoh revolusioner yang telah merubah

tatanan kehidupan dari kejahiliahan menjadi hikmah dan tentram.

Rasa syukur tiada terkira bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah ini. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan serta bantuan.

Penulis berharap semoga bantuan dan berbagai upaya yang telah disumbangkan

kepada penulis mendapat pahala yang setimpal di sisi Allah SWT dan tetap mendapat

lindungan-Nya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Akhirnya penulis memohon

ampunan kepada Allah SWT atas segala khilaf baik yang disengaja maupun yang tidak

disengaja.

Kendari, 30 Maret 2023

Penulis,

Mega Lestari

NIM. 2022040204010

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang............................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 3

2.1 Pengertian...................................................................................... 3
2.2 Risiko Inheren................................................................................ 3
2.3 Penerapan Manajemen Risiko........................................................ 6
2.4 Sistem Pengendalian Internal......................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................... 12

3.1 Identifikasi .................................................................................... 12


BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 20

1.1 Simpulan........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia perbankan saat ini, semakin disadari bahwa pelayanan dan kepercayaan
pelanggan atau nasabah merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan dan merupakan
sebuah aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis untuk memenangkan persaingan.
Persaingan dunia perbankan yang sangat ketat saat ini tidak dapat dihindari lagi, namun
agar suatu bank dapat diterima oleh nasabah harus mampu membuat nasabah percaya
dengan bank tersebut. Perilaku nasabah terhadap bank sering berubah sehubungan
dengan karakter yang dimiliki oleh nasabah.
Kualitas dan layanan pelanggan dapat juga menimbulkan rintangan masuk yang
lebih tinggi bagi pesaing (Wijaya, 2011; 24). Jadi, sekarang ini banyak perusahaan yang
menawarkan suatu Pelayanan Prima bagi para pelanggannya. Pelayanan prima adalah
pelayanan yang terbaik yang diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal
maupun eksternal berdasarkan standar dan prosedur pelayanan (Suwithi, 2008; 31).
Customer service memegang peranan yang sangat penting sebagai ujung tombak
perusahaan dalam menghadapi pelanggan. Dalam dunia bisnis tugas customer service
yang paling utama adalah memberikan pelayanan dan membina hubungan dengan
masyarakat. Dunia perbankan menyadari betapa pentingnya memperoleh dan
mempertahankan kepercayaan nasabah bagi keberhasilan bisnis bank. Perbankan
berlomba-lomba menunjukkan sikap lebih menghargai nasabah dan mengembangkan
pelayanan yang unggul.
Kepuasan nasabah semakin diyakini sebagai kunci sukses pemasaran jasa bank.
Oleh karena itu, upaya kalangan perbankan untuk memperoleh kepercayaan nasabah
diwarnai oleh fenomena persaingan yang makin ketat dalam era kedaulatan konsumen ini
(Wahjono, 2010; 178). Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Akbar dan Parvez (2009)
bahwa diperlukan sebuah kepercayaan untuk bisa membangun hubungan yang stabil dan
hubungan yang menyeluruh di antara berbagai pihak yang terlibat interaksi.
Diberikannya kualitas pelayanan yang baik akan menumbuhkan variabel
kepercayaan yang menjadi faktor kunci bagi bank-bank untuk memenangkan persaingan.
Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasar pada asaz kepercayaan yang
didukung keunggulan produk, serta pelayanan yang diberikan (Parasuraman, Ziethaml,
dan Berry, 2005).

1
Pernyatan tersebut didukung oleh UU-RI No. 10/1998 tentang Perbankan dalam
pasal 29 dikatakan bahwa “Mengingat bank terutama bekerja dengan dana dari
masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank perlu terus
menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya”.
Oleh karena itu, diharapkan melalui kegiatan pokok di bank dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Untuk dapat meningkatkan taraf hidup rakyat, tentu diperlukan
modal kepercayaan masyarakat dan kepercayaan ini akan diberikan hanya kepada bank
yang menurut mereka dapat memenuhi kebutuhannya dan memberikan pelayanan yang
terbaik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko strategi? Apakah manajemen risiko
strategi itu penting? Kenapa manajemen risiko strategi itu penting?
2. Jenis risiko apa saja yang yang dihadapi oleh perbankan?
3. Strategi apa saja yang dilakukan oleh perbankan untuk menarik nasabah?
4. Bagaimana cara membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang telah di
tentukan oleh perbankan?
5. Faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan dalam dalam manajemen strategi?
6. Bagaimana cara mementau perkembangan manajemen strategi yang ada di
perbakan? Bagaimana cara mengantisipasi terjadinya kegagalan dalam manajemen
risiko?
7. Solusi apa yang dilakukan pada saat strategi mengalami kegagalan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui manajemen risiko strategi dan seberapakah pentingnya manajemen
resiko strategi
2. Tshu jenis-jenis resiko strategi yang dihadapi perbankan.
3. Mengetahui strategi yang dilakukan oleh perbankan untuk menarik nasabah.
4. Tahu cara membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang telah di tentukan
oleh perbankan.
5. Memahami faktor yang menyebabkan kegagalan dalam dalam manajemen strategi.
6. Mengetahui cara mementau perkembangan manajemen strategi yang ada di perbakan
dan cara mengantisipasi terjadinya kegagalan dalam manajemen risiko.
7. Memahani solusi dilakukan pada saat strategi mengalami kegagalan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis. Risiko ini timbul antara lain karena bank syariah menetapkan strategi
yang kurang sejalan dengan visi dan misi bank, melakukan analisis lingkungan strategis
yang tidak komprehensif, dan terdapat ketidaksesuaian rencana strategis antarlevel
starategis. Selain itu, risiko strategi juga timbul karena kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis mencakup kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
teknologi, perubahan kondisi ekonomi makro, dinamika kompetisi dipasar, dan
perubahan kebijakan otoritas terkait.
Risiko strategis dapat bersumber dari kelemahan dalam proses formulasi strategi
dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, sistem informasi manajemen (SIM) yang
kurang memadai, hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang kurang memadai,
penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif, ketidaktepatan dalam implementasi
strategi, dan kegagalan mengantintisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Kegagalan manajemen risiko strategis dapat menimbulkan penarikan besar-
besarandana pihak ketiga, menimbulkan masalah likuiditas, ditutupnya bank oleh
otoritas, dan bahkan mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, tujuan utama
manajemen risiko strategis adalah untuk memastikan bahwa proses manajemen risiko
dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan
keputusan strategis dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

2.2 Risiko Inheren


Risiko inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank syariah,
baik yang dapat dikuantifikasikan maupun tidak, yang berpotensi memengaruhi posisi
keuangan bank. Tabel 10.1 menyampaikan parameter/indikator penting risiko strategis.
Tabel 10.1
Indikator Risiko Strategis
NO Risiko Parameter indikator keterangan
inheren
1 Kesesuaian Penerapan tujuan strategis perlu Penilaian

3
strategi mempertimbangkan faktor internal dan eksternal parameter
dengan bisnis bank yang meliputi hal-hal sebagai antara lain
kondisi berikut: untuk
lingkungan a. Faktor internal, antara lain: mengukur
bisnis - Visi, misi, dan arah bisnis apakah
yang ingin dicapai bank penetapan
- Kultur organisasi terutama sasaran
apabila penetapan tujuan strategis oleh
strategis mensyaratkan dewan direksi,
perubahan struktur organisasi baik didukung
dan penyesuaian proses dengan kondisi
bisnis internal
- Faktor kemampuan maupun
organisasi yang mencakup eksternal dari
antara lain sumber daya insan lingkungan
(SDI), infrastrukrur, dan SIM bisnis bank
- Tingkat toleransi risiko, yaitu
tingkat kemampuan keuangan
bank menyerap risiko
b. Faktor eksternal antara lain:
- kondisi makro ekonomi
- perkembangan teknologi
- tingkat persaingan usaha
2 Strategi Strategi berisiko rendah adalah strategi dimana Tingkat risiko
berisiko bank melakukan kegiatan usaha pada pangsa inheren dapat
tinggi dan pasar dan nasabah yang telah dikenal ditimbulkan
strategi sebelumnya atau menyediakan produk yang pula oleh
berisiko bersifat tradisional sehingga tingkat pilihan strategi
rendah pertumbuhan usaha cenderung stabil dan dapat bank
diprediksi.
Strategi berisiko tinggi adalah strategi dimana
bank berencana masuk dalam area bisnis baru,
baik pangsa pasar, produk atau jasa dan nasabah

4
baru
3 Posisi bisnis Penilaian antara lain didasarkan pada hal-hal Seberapa besar
bank sebagai berikut: tingkat
- pasar dimana bank keberhasilan
melaksanakan kegiatan usaha atau kegagalan
- kompetiror dan keunggulan bank dalam
kompetitif mencapai
- efisiensi dalam melaksanakan tujuan dapat
kegiatan usaha dinilai
- diversifikasi kegiatan usaha berdasarkan
dan cakupan wilayah posisi bank di
operasional pasar dan

- kondisi makro ekonomi dan keunggulan


dampaknya pada kondisi kompetitif
bank yang dimiliki,
baik terhadap
peer group
maupun
industri
perbankan
secara
menyeluruh
4 Pencapaian Realisasi RBB dibandingkan dengan RBB Tujuan
rencana penilaian
bisnis bank antara lain
(RBB) untuk
mengukur
seberapa besar
deviasi
realisasi RBB
dibandingkan
dengan
perencanaan

5
strategis bank

2.3 Penerapan Manajemen Risiko


Penerapan manajemen risiko khususnya risiko strategis bagi bank syariah, baik
secara individual maupun bagi bank syariah secara konsolidasi dengan perusahaan anak,
setidaknya mencakup hal-hal berikut:
1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS
Bank syariah wajib melakukan penerapan manajemen risiko melalui
pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS dalam penanganan risiko
strategis, bank syariah perlu juga menambahkan beberapa hal dalam tiap aspek
pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, yaitu sebagai berikut:
a. Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi dan DPS
1) Dewan komisaris dan direksi harus menyusun dan menyetujui rencana
strategis serta rencana bisnis yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur
dalam ketentuan yang berlaku dan mengomunikasikan kepada pejabat atau
pegawai bank syariah pada setiap jenjang organisasi
2) Direksi bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko untuk risiko
strategis yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) menjamin bahwa sasaran strategis yang ditetapkan telah sejalan dengan
misi dan visi, kultur, arah bisnis, dan toleransi risiko bank syariah
b) memberikan persetujuan terhadap rencana strategis dan setiap
perubahannya serta melakukan pengkajian ulang secara berkala (minimal
satu tahun sekali) terhadap rencana strategis dalam rangka memastikan
kesesuaiannya
c) memastikan bahwa struktur, kultur, infrastruktur, kondisi keuangan, tenaga
dan kompetensi manajerial termasuk pejabat eksekutif, serta sistem dan
pengendalian yang ada di bank syariah telah sesuai dan memadai untuk
mendukung implementasi strategi yang ditetapkan
3) Direksi harus memantau kondisi internal (kelemahan dan kekuatan bank
syariah) dan perkembangan faktor atau kondisi eksternal yang secara langsung
atau tidak langsung memengaruhi strategi usaha bank syariah yang telah
ditetapkan

6
4) Direksi harus menetapkan satuan kerja atau fungsi yang memiliki kewenangan
dan tanggung jawab yang mendukung perumusan dan pemantauan
pelaksanaan strategi, termasuk rencana strategis dan rencana bisnis
5) Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa menajemen risiko untuk
risiko strategis telah diterapkan secara efektif dan konsisten pada seluruh level
operasional terkait di bawahnya. Direksi juga mendelegasikan sebagian dari
tanggung jawabnya kepada pejabat eksekutif dan manajemen di bawahnya,
pendelegasian tersebut tidak menghilang kewajiban direksi sebagai pihak
utama yang harus bertanggung jawab
6) Dewan pengawas syariah harus melakukan evaluasi (review) atas kebijakan
manajemen risiko khususnya aspek strategis yang terkait dengan pemenuhan
prinsip syariah
7) Dewan pengawas syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban direksi
atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko, khususnya aspek strategis yang
terkait dengan pemenuhan prinsip syariah
b. Sumber Daya Insani
bank syariah harus menerapkan sanksi secara konsisten kepada pejabat dan
pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap
ketentuan eksternal dan internal serta kode etik internal bank syariah
c. Organisasi Manajemen Risiko Strategis
1) Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab membantu direksi
menyusun perencanaan strategis dan mengimplementasikan strategi secara
efektif
2) Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab memastikan bahwa:
a) praktik manajemen risiko untuk risiko strategis dan pengendalian pada unit
bisnis telah konsisten dengan kerangka manajemen risiko untuk risiko
strategis secara keseluruhan
b) unit bisnis dan unit pendukung telah memiliki kebijakan, prosedur dan
sumber daya untuk mendukung efektifitas kerangka manajemen risiko
untuk risiko strategis
3) Direksi memimpin program perubahan yang diperlukan dalam rangka
implementasi strategi yang telah ditetapkan

7
4) Satuan kerja perencanaan strategis bertanggung jawab membantu direksi
dalam mengelola risik strategis da memfasilitasi manajemen perubahan dalam
rangka pengembangan perusahaan secara berkelanjutan
5) Selain itu, satuan kerja manajemen risiko (SKMR) juga bertanggung jawab
dalam proses manajemen risiko untuk risiko strategis khususnya pada aspek-
aspek yang menyangkut hal-hal berikut ini:
a) Berkoordinasi dengan seluruh unit bisnis dalam proses penyusunan
rencana strategis
b) Memantau dan mengevaluasi perkembangan implementasi rencana
strategis serta memberikan masukan mengenai peluang dan pilihan yang
tersedia untuk pengembangan dan perbaikan strategi secara berkelanjutan
c) Memastikan bahwa seluruh isu strategis dan pengaruhnya terhadap
pencapaian tujuan strategis telah ditindaklanjuti secara tepat waktu
2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
bank syariah perlu menambahkan penerapan beberapa hal untuk tiap aspek dalam
melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit untuk risiko strategis yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi Manajemen Risiko
1) Bank syariah wajib mengevaluasi penyusunan strategi dalam posisi kompetitif
di industri bank syariah. Oleh karena itu, bank syariah perlu untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a) Memahami kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industri dimana bank
syariah beroperasi, termasuk bagaimana dampak perubahan lingkungan
terhadap bisnis, produk, teknologi, dan jaringan kantor bank syariah
b) Mengukur kekuatan dan kelemahan bank syariah terkait posisi daya saing,
posisi bisnis bank syariah di industri perbankan , dan kinerja keuangan,
struktur organisasi, dan manajemen risiko, infrastruktur untuk kebutuhan
bisnis saat ini dan masa mendatang, kemampuan manajerial serta
ketersediaan dan keterbatasan sumber daya bank syariah
c) Menganalisis seluruh alternatif strategi yang tersedia setelah
mempertimbangkan tujuan strategis serta toleransi risiko bank syariah .
kedalaman dan cakupan analisis harus sejalan dengan skala dan
kompleksitas kegiatan usaha bank syariah.

8
2) Bank syariah harus menetapkan rencana strategis dan rencana bisnis secara
tertulis dan melaksanakan kebijakan tersebut
3) Rencana strategis dan rencana bisnis tersebut harus dievaluasi dan dapat
disesuaikan apabila terdapat penyimpangan dari target yang akan dicapai
akibat perubahan eksternal dan internal yang signifikan
4) Bank syariah berencana menerapkan strategi yang bersifat jangka panjang dan
berkelanjutan, bank syariah wajib memiliki kecukupan rencana suksesi
manajerial untuk mendukung efektifitas implementasi strategi secara
berkelanjutan
5) Bank syariah wajib memiliki sumber pendanaan yang mencukupi untuk
mendukung penerapan rencana strategis
b. Tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko
Penetapan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko untuk risiko
strategis mengacu pada cakupan penerapan secara umum yang telah ditetapkan
c. Kebijakan dan prosedur
1) Bank syariah harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk menyusun dan
menyetujui rencana strategis
2) Bank syariah harus memiliki kecukupan prosedur untuk dapat
mengidentifikasi dan merespons perubahan lingungan bisnis
3) Bank syariah harus memiliki prosedur untuk mengukur kemajuan yang dicapai
dari realisasi rencana bisnis dan kinerja sesuai kinerja yang ditetapkan
d. Limit
Limit risiko strategis secara umum antara lain terkait dengan batasan
penyimpangan dari rencana strategis yang telah ditetapkan, seperti limit deviasi
anggaran dan limit deviasi target waktu penyelesaian
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem
informasi untuk risiko strategis
Bank syariah perlu memperhatikan beberapa hal dalam melakukan penerapan
manajemen risiko melalui proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta SIM risiko untuk risiko strategis meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Identifikasi risiko strategis
1) Bank syariah harus mengidentifikasi dan menatausahakan deviasi atau
penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak efektifnya

9
pelaksanaan strategi usaha maupun rencana bisnis yang telah ditetapkan
terutama yang berdampak signifikan terhadap pemodalan bank syariah
2) Bank syariah harus melakukan analisis risiko terutama terhadap strategi yang
membutuhkan banyak sumber daya atau berisiko tinggia, seperti strategi
masuk ke pangka pasar yang baru, strategi akuisisi, atau strategi diversifikasi
dalam bentuk produk dan jasa
b. Pengukuran risiko strategis
1) Pengukuran terhadap risiko strategis, antara lain dapat menggunakan indikator
atau parameter berupa tingkat kompleksitas strategi bisnis bank syariah, posisi
bisnis bank syariah di industri, dan pencapaian rencana bisnis
2) Bank syariah dapat melakukan street test terhadap implementasi strategi
dalam rangka mengidentifikasi setiap peristiwa atau perubahan lingkungan
bisnis yang dapat berdampak negatif terhadap pemenuhan asumsi awal dari
rencana strategis, dan mengukur potensi dampak negatif peristiwa dimaksud
terhadap kinerja bisnis bank syariah, baik secara keuangan maupun
nonkeuangan
3) Hasil street testing harus memberikan umpan balik terhadap proses
perencanaan strategi
4) Hasil street testing menunjukkan tingkat risiko yang lebih tinggi dari
kemampuan bank syariah menyerap risiko dimaksud (toleransi risiko)
sehingga bank syariah wajib mengembangkan rencana kontingensi atau
strategi untuk memitigasi risiko dimaksud
c. Pemantauan risiko strategis
1) Bank syariah wajib memiliki proses untuk memantau dan mengendalikan
pengembangan implementasi strategi secara berkala. Pemantauan dilakukan
antara lain dengan memperhatikan pengalaman kerugian pada masa lalu yang
disebabkan oleh risiko strategis atau penyimpangan pelaksanaan rencana
strategi
2) Isu-isu strategis yang timbul akibat perubahan operasional dan lingkungan
bisnis yang dimiliki dampak negatif terhadap kondisi bisnis atau kondisi
keuangan bank syariah wajib dilaporkan kepada direksi secara tepat waktu
disertai analisis dampak terhadap risiko strategis dan tindakan perbaikan yang
diperlukan
d. Pengendalian risiko strategis

10
Bank syariah harus memiliki sistem dan pengendalian untuk memantau kinerja,
termasuk kinerja keuangan dengan cara membandingkan “hasil aktual” dengan
“hasil yang diharapkan” untuk memastikan bahwa risiko yang diambil masih
dalam batas toleransi dan melaporkan deviasi yang signifikan kepada direksi.
Sistem pengendalian risiko tersebut harus disetujui dan dikaji ulang secara berkala
oleh direksi untuk memastikan kesesuaiannya secara berkelanjutan
e. Sistem informasi manajemen risiko strategis
1) Bank syariah harus memastikan bahwa SIM yang dimiliki telah memadai dalm
rangka mendukung proses perencanaan dan pengambilan keputusan strategis
dan dikaji ulang secara berkala
2) Satuan kerja atu fungsi yang melaksanakan manajemen risiko untuk risiko
strategis bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh risiko material yang
timbul dari perubahan lingkungan bisnis dan implementasi strategi dilaporkan
kepada direksi secara tepat waktu

2.4 Sistem Pengendalian Internal


Penilaian proses penerapan manajemen risiko strategis yang efektif harus
dilengkapi dengan sistem pengendalian internal yang andal. Penerapan sistem
pengendalian internal secara efektif dapat membantu pengurus bank syariah menjaga aset
bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan, dan manajerial yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan bank syariah terhadap ketentuan, dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan
pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenngaranya sistem pengendalian internal bank
syariah yang andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja
operasional dan satuan kerja pendukung serta satuan kerja audit internal (SKAI)

11
1. Jenis-jenis resiko :
a. Moneter
 Pengertian
Krisis moneter adalah suatu peristiwa yang berhubungan dengan
mata uang atau keuangan suatu negara. Hal ini ditandai dengan keadaan
keuangan suatu negara yang tidak stabil akibat dari lembaga keuangan
dan nilai tukar mata uang tidak berfungsi dengan baik dan tidak berjalan
susuai prosedur.
 Penyebab Krisis Moneter
Adapun penyebab krisis moneter menurut identifikasi para pakar
ekonomi:
 Kesenjangan produktifitas yang erat berkaitan dengan lemahnya
alokasi aset atau faktor produksi.
 Ketidak seimbangan struktur antar sektor produksi
 Ketergantungan utang luar negeri yang berhubungan dengan
perilaku para pelaku bisnis.
 Stok utang luar negeri yang begitu besar dan berjangka pendek yang
mengakibatkan kondisi tidak stabil.
 Terdapat banyak kelemahan dalam sistem perbangkan di suatu
negara.
 Perkemangan situasi politik yang tidak kondusif akibat krisis
ekonomi, mengakibatkan memperbesar dampak krisis ekonomi.
 Dampak Krisis Moneter
Krisis moneter berdampak pada kurang baiknya suatu negara yang
mengalaminya. Hal ini disebabkan karena kurs nilai tukar mata uang
asing khususnya dollar yang melambung tinggi dan juga nilai tukar
valas. Akibatnya banyaknya perusahaan yang terpaksa memberi PHK
kepada para karyawanya dengan alasan tidak bisa membayar upah.
Hal ini tentunya akan semakin menambahnya angka penganguran
dan meningkatnya kemiskinan. Pemerintah mengalami kesulitan dalam
menutup APBN. Harga yang naik terlalu tinggi, akibatnya masyarakat
sulit mendapatkan barang kebutuhan pokok. Utang luar negeri juga
melonjak.

12
b. Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya suatu harga secara terus menerus
(continue). Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan inflasi, yaitu
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga bisa diartikan menurunnya sebuah
nilai mata uang secara continue. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat
tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung
secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
 Penyebab Inflasi :
Inflasi disebabkan oleh 2 hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan)
produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service)
atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah
(Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif),
kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
 Jenis – Jenis Inflasi :
Berdasarkan tingkat keparahannya :
 Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
 Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
 Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
 Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
c. Pailit
Definisi pailit atau bangkrut menurut Black’s Law Dictionary adalah
seorang pedagang yang bersembunyi atau melakukan tindakan tertentu yang
cenderung mengelabuhi pihak kreditornya. Sementara itu, dalam Pasal 1 butir 1,
kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang
pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan

13
hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang – undang ini. Pasal 1 butir
4, debitor pailit adalah debitor yang dinyatakan pailit dengan keputusan
pengadilan.
2. Strategi dalam menarik nasabah :
1. Sosialisasi
a. Lembaga
b. Organisasi
2. Pelayanan Terbaik
a. Fasilitas
Jenis-jenis Fasilitas Perbankan
Jenis jenis fasilitas dapat dibedakan berdasarkan penggunaan fasilitasnya
sebagai berikut :
1. Kredit Konsumsi
Fasilitas diberikan kepada masyarakat untuk tujuan konsumtif
(tidak menghasilkan), jenis-jenis konsumsi dapat dibedakan menjadi :
 Kartu Kredit
Merupakan fasilitas diberikan kepada nasabah sebagai fasilitas atau
media transaksi pembayaran
 Kredit Tanpa Agunan
Fasilitas ini diberikan kepada nasabah dengan tujuan konsumsi,
seperti pendidikan anak, renovasi rumah, jalan-jalan dan lain-
lainnya tanpa adanya agunan. Pengembalian fasilitas ini melalui
cicilan (Installment)
 Kredit Pemilikan rumah
Fasilitas ini diberikan kepada nasabah dengan tujuan pembiayaan
pembelian rumah, namun dengan perkembangan jaman, fasilitas ini
diberikan dengan tujuan renovasi rumah dan refinancing pembelian
rumah. Jaminan dari fasilitas ini adalah rumah yang dibeli dan
pengembalian fasilitas ini melalui cicilan (Installment)
 Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Fasilitas ini diberikan kepada nasabah dengan tujuan pembiayaan
pembelian kendaraan bermotor, namun dengan perkembangan
jaman, fasilitas ini diberikan dengan tujuan refinancing pembelian

14
kendaraan bermotor. Jaminan dari fasilitas ini adalah kendaraan
bermotor yang dibeli dan pengembalian fasilitas ini melalui cicilan
(Installment)
2. Kredit Komersial
Fasilitas ini diberikan kepada masyarakat untuk tujuan produktif
(menghasilkan), jenis-jenis komersial dapat dibedakan menjadi :
 Kredit Modal Kerja
Fasilitas ini diberikan kepada nasabah yang memiliki usaha, dimana
tujuannya adalah membiayai kebutuhan modal kerja nasabah, kredit ini
masih dapat dibedakan menjadi beberapa macam seperti kredit rekening
koran (over draft), demand loan dan fix loan. Jaminan berupa asset tetap
(rumah, ruko, gudang, pabrik dan lain-lainnya), jaminan pribadi, jaminan
perusahaan, piutang, stock dan lain-lainnya. Pengembalian fasilitas ini
dapat berupa bunga saja maupun cicilan (installment)
 Kredit Investasi Usaha
Fasilitas ini diberikan kepada nasabah yang memiliki usaha, dimana
tujuannya adalah untuk membiayai investasi usaha, seperti untuk pembelian
Ruko, Gudang, Perkantoran, Mesin dan lain-lainnya. Jaminan untuk
fasilitas ini adalah investasi yang dibiayain seperti Ruko, Gudang,
Perkantoran, Mesin. Pengembalian fasilitas ini melalui cicilan (installment)
 Kredit Tanpa Agunan Bisnis
Kredit ini diberikan kepada nasabah yang memiliki usaha, dimana
tujuannya dapat membiayain modal kerja maupun investasi,
bedanya fasilitas ini dengan kedua fasilitas diatas adalah tidak
membutuhkan jaminan. Pengembalian fasilitas ini biasanya berupa
cicilan (installment) namun di bank tertentu berupa pengembalian
bunga.
 Non Cash Loan
Fasilitas ini diberikan kepada nasabah yang memiliki usaha,
dimana bank tidak secara langsung memberikan pinjaman uang,
namun berupa ;
 Bank Garanasi

15
Fasilitas ini adalah bank menjadi penjamin nasabah untuk
melakukan suatu pengerjaan, seperti akan ikut tender (Bid
Bond), Pengerjaan (Performance Bond), Cukai Pajak (Custom
Bond) dan lain-lainnya, dimana jaminan biasanya berupa asset
tetap atau margin deposit. Pengunaan fasilitas ini biasanya
nasabah hanya membayar biaya
 Letter of Credit
Fasilitas ini diberikan untuk memfasilitasi proses pembayaran
dalam perdagangan, baik lokal maupun internasional. Jaminan
fasilitas ini berupa margin deposit atau asset tetap.
Penggunaan fasilitas ini juga dikenakan biaya.
b. Servis excellent
 Pengertian
Service excellence merupakan suatu bentuk dari pelayanan prima
perusahaan bagi para client nya. Service excellence bagi perusahaan
sangatlah dibutuhkan dalam menunjang kemajuan usaha tersebut.
Bahkan tak hanya dalam sebuah perusahaan organisasi dan komunitas
juga memerlukan service excellence yang tepat dan cocok.
Nah pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai
service excellence di bank yang tepat dan cocok. Seperti yang kita
ketahui perbankan atau bank merupakan salah satu jenis usaha. Dimana
yang dinamakan dengan usaha pastikan berkaitan erat dengan pelayanan.
Karena usaha bank ini selalu berkecimpung dengan pribadi masing
masing orang maka sikap dan attitude yang baik sangatlah di butuhkan
dalam hal ini.
Dengan pelayanan yang prima di bank maka akan mampu
meningkatkan pelanggan atau nasabah. Sama seperti halnya pelayanan di
restoran dan rumah sakit, kepuasan pelanggan adalah aset yang paling
penting dalam sebuah perusahaan.
Lalu seperti apakah service excellence di bank yang cocok dan
tepat ?
Berikut sedikit ulasan service excellence di bank yang baik :

16
 Menyapa dan memberikan salam kepada orang yang datang ke
bank.
 Menanggapi segala masalah (yang berkaitan dengan bank) dari
nasabah.
 Berpenampilan yang rapi, wangi dan sopan.
 Menata Kondisi meja kerja dengan rapi dan bersih terutama
karyawan front office.
 Memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap agar pelanggan
tidak lama menunggu untuk dilayani.
 Tepat waktu dan kedisplinan karyawan supaya pelanggan yang
datang ke Kantor karyawan sudah siap.
 Memiliki empati dan toleransi yang tinggi dalam merespon apa yang
dirasakan nasabah.
 Menjelaskan prosedur dan program di bank dengan memakai brosur.
 Menciptakan obrolan yang asyik dan ringan namun tetap sejalan
guna mendorong nasabah tersebut untuk segera bertransaksi.
 Jangan lupa untuk Meminta dan mencatat identitas nasabah apabila
ada kekurangan pihak bank bisa menghubungi nasabah.
 Menyelesaikan masalah dan memberikan solusi kepada nasabah
dengan petunjuk yang benar tanpa kesan.
Selain sikap dan perilaku yang benar, mimik wajah mulai dari
kening, rahang, bibir, dan mata yang aman tunjukkan ekspresi positif
dan sembunyikan ekspresi negatif seperti wajah Sedih, wajah Jengkel,
Melan kolis, Marah, Antusisias, Senang dan semangat ( enerjik )
Selain attitude ternyata, penampilan yang apik merupakan salah
satu service excellence di bank, nah memperhatikan penampilan bagi
karyawan bank adalah hal penting. Pasalnya penampilan yang apik juga
dapat menunjang kepuasan pelanggan.
Nah maka dari itu bagi anda karyawan bank yang merasa
penampilan kurang apik, segeralah memperbaikinya. Berikut beberapa
saran penampilan yang baik bagi service excellence di bank.
Service excellence di bank untuk karyawan bank :

17
 Rapikan rambut, Sisir rambut yang berantakan, anda bisa
mengikatnya dengan ikat kuda atau di sanggul agar terlihat lebih
rapi. Pastikan anda selalu membawa sisir dalam tas anda.
 Rapikan kuku, Potong kuku yang panjang agar tidak menganggu
pandangan nasabah atau calon nasabah. Dengan kuku yang rapi dan
bersih akan dapat menimbulkan rasa suka dan nyaman bagi nasabah
atau calon nasabah.
 Selalu membawa Hand body / hand cream agar tangan dan kulit
tetap segar dan tidak terlihat kusam. Hal ini akan dapat membuat
penampilan anda tetap stunning.
 Bawa juga Tissue, tissue basah, Penyegar nafas permen dan kaca
untuk melengkapi kesempurnaan penampilan anda, bawa juga make
up taouch up seperti bedak dan lisptik untuk menjaga penampikan
anda tetap cling.
 Semprotkan parfume di tubuh untuk menimbulkan udara yang
wangi, tapi jangan kebanyakan, pakailah secukupnya dan pilihlah
wangi parfume yang nyaman dihidung dan tidak menyengat.
3. Kebijakan
a. Relaksasi bunga merupakan sebuah kebijakan yang diambil perbankan dalam
mengatur sebuah penurunan bunga atau merendahkan suku bunga terhadap
nasabah yang hendak melakukan penyimpanan dalam bentuk deposito.
4. Factor penyebab :
a. Pengahambatan IT ini merupakan factor penyebab yang sangat berpengaruh
signifikan karna system informasi yang begitu rumit sehingga di dunia
perbankan sulit untuk mengakses atau mengelolanya. Namun sitem informasi
ini terus berkembang dalam di dalam dunia perbankan.
5. Solusi :
a. Lebih mengupgrade Teknologi yang ada di perbankan
b. Lebih meningkatkan pelayanan yang lebih prima
c. Memperbanyak layanan fee based
Fee based Income adalah pendapatan provisi, fee atau komisi yang diterima
bank dari pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan yang dibebankan
kepada nasabah sehubungan dengan produk dan jasa bank yang dinikmatinya.
Berikut beberapajasa perbankan yang menghasilkan fee based income :

18
 Transfer
 Inkaso
 Latter of Credit
 Safe Deposito Box

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan atau


pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
linkungan bisnis. Risiko strategis timbul karena kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
linkungan bisnis mencakup kegagalan dalam mengantisipasi perubahan teknologi, perubahan
kondisi ekonomi makro, dinamika kompetisi di pasar, dan perubahan kebijakan otoritas
terkait.

Penerpan manajemen risiko, khususnya risiko reputasi dan strategi bagi Bank Syariah,
baik secara individual maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak paling
tidak mencakup hal-hal sebagai berikut: Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi dan DPS;
Kebijakan, prosedur dan penetapan limit.; Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko serta SIM untuk risiko strategis.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rustam, Bambang Rianto. Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta:


Salemba Empat. Tahun 2013.

Wahyudi, Imam dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat. Tahun
2013.

21

Anda mungkin juga menyukai