OLEH :
DOSEN :
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah serta kekuatan
yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan untuk memenuhi nilai pada mata kuliah dengan dosen pengajar
Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD, dengan topik yang saya bahas adalah Analisis SWOT Pada
PT. BCA Tbk.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
baik dari isi, susunan pembahasan dan penyajian karena terbatasnya pengetahuan dan
pengalaman penulis, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran atas kekurangan
yang ada.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan
membacanya dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu pengetahuan terutama
dalam mata kuliah Strategik Manajemen.
Akhir kata semoga Tuhan Memberkati kita semua.
Hormati Saya,
Fera Wati
2
DAFTAR ISI
Halaman
3.2 Analisis Porter’s 5 Forces Model pada PT. BCA Tbk. ............................. . 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus kondisi ini mempengaruhi aliran dana
tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik
lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya bank terpaksa meminta bantuan dari
pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih
BCA di tahun 1998.
Ditahun 1998 BCA berhasil pulih kembali, berkat kebijaksanaan bisnis dan
pengambilan keputusan yang arif. Dibulan Desember 1998, dana pihak ketiga telah kembali ke
tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997
hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA
diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik.
Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55%
yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN \masih
menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan
Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender
penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius,
memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan
yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada
nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.
5
1.4 PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
BCA Learning Center menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang
komprehensif untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan serta menumbuhkan etos kerja
yang dibutuhkan dalam mendukung kinerja secara kelompok dan menjaga standar mutu
layanan yang tinggi. Sepanjang tahun 2010 kegiatan pelatihan dan pengembangan difokuskan
pada program-program terkait kredit, manajemen risiko, dan manajemen pengetahuan
(knowledge management). Selama tahun 2010 BCA Learning Center menyelenggarakan 2.026
kelas pelatihan yang diikuti oleh 54.094 peserta. Total keseluruhan waktu pelatihan mencapai
145.204 hari.
Program-program pelatihan dan pengembangan BCA disusun dengan memperhatikan
kebutuhan pengembangan organisasi. Untuk menyelaraskan dengan strategi dan arah bisnis
perusahaan, pada tahun 2009 Management Development Program (MDP) disesuaikan
menjadi BCA Development Program (BDP). Program ini ditujukan untuk menghasilkan
tenaga profesional dengan spesialisasi sesuai kebutuhan unit kerja. Pada tahun 2010,
sebanyak 115 lulusan dari universitas terkemuka telah direkrut untuk mengikuti pelatihan
dalam program BDP.
BCA juga menyelenggarakan program pelatihan yang bersifat massal untuk
memperluas kesempatan belajar bagi seluruh karyawan pada semua unit kerja. Program
pelatihan seperti e-Learning dan Video Based Training (VBT) telah menjadi solusi tepat dalam
proses pembelajaran yang efektif dan efisien bagi karyawan maupun BCA. Sebanyak 3.766
karyawan telah menyelesaikan pelatihan online sejak program ini diluncurkan pada tahun
2009, dan 12.856 peserta telah mengikuti VBT. Selain itu, BCA juga mendorong
pengembangan knowledge management, dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi
informal yang memfasilitasi pertukaran pengetahuan dari karyawan yang memiliki pengalaman
dan keahlian tertentu kepada karyawan lainnya.
6
BAB II
Tinjauan Pustaka
Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa
1960-1970an. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
ekternal dan ancaman, analisa ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara
terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang
7
bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. (Daniel Start dan Ingie
Hovland).
Dalam teori SWOT, analisa lingkungan dibagi menjadi 2 :
Lingkungan Internal : Strength / Kekuatan & Weakness / Kelemahan
Lingkungan Eksternal) : Opportunity / Peluang & Threat / Tantangan
1 . STRENGTH (Kekuatan)
Strength dalam hal ini diartikan sebagai kekuatan atau hal positif yang menonjol dari
perusahaan / produk yang dapat dijadikan sebagai competitive advantage (keunggulan
bersaing). Misalnya :
Brand nama yang terkenal
Hak paten
Market share yang relatif besar / dominan
Reputasi yang baik
Skill / kemampuan / spesialisasi perusahaan
Jaringan distribusi yang luas
2. WEAKNESS (Kelemahan)
Merupakan segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau kendala-kendala yang
menyebabkan perusahaan sulit untuk berkembang atau meningkatkan kinerja perusahaannya.
Kelemahan ini dapat pula menjadi variabel yang sama dengan kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan.
Seperti halnya kekuatan, kelemahan ini juga berasal dari dalam perusahaan atau dapat
dikatakan sesuatu yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan namun tidak dimiliki atau
sangat kurang kapasitasnya. Karena berada di dalam perusahaan maka kelemahan ini dapat
ditekan sehingga dari luar tidak nampak sebagai kelemahan.
Kebalikan dari Strength, Weakness merupakan kekurangan atau hal – hal yang tidak / belum
dimiliki perusahaan untuk bersaing di pasar. Misal :
Tidak cukupnya modal usaha.
Brand nama tidak terkenal.
Tenaga kerja yang tidak terampil.
Reputasi yang kurang baik di mata konsumen.
Kapasitas mesin yang tidak memadai.
8
Biaya produksi relatif mahal dibanding pesaing.
Harga yang kurang kompetitif.
3. OPPORTUNITY (Peluang)
Peluang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang. Perusahaan
hanya menyesuaikan diri dengan kesempatan yang muncul.
Opportunity dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menjadi
potensi untuk meningkatkan profit, market share atau pertumbuhan. Beberapa contoh
opportunity antara lain :
Kondisi perekonomian yang membaik sehingga meningkatkan daya beli masyarakat.
Adanya permintaan atau kebutuhan tertentu yang selama ini belum dilayani oleh produk
/ perusahaan lain.
Teknologi baru yang memungkinkan produksi / distribusi menjadi lebih efisien atau
dapat meningkatkan kualitas produk / jasa.
Peraturan pemerintah yang mendukung bisnis.
Dibukanya larangan perdagangan di negara tertentu.
Dibukanya jalur distribusi baru, dan lain – lain.
4. THREAT (Tantangan)
Ancaman adalah suatu situasi yang dapat mengurangi kemampuan bisnis atau
perusahaan untuk melindungi dan memperbaiki kedudukan dalam pasar. Ancaman termasuk ke
dalam variable yang juga tidak dapat diciptakan oleh perusahaan. Selain itu ancaman inipun
tidak dapat pula dihilangkan, namun dapat diperkecil intensitasnya untuk muncul.
Threat adalah kebalikan dari Opportunity, yang merupakan halangan atau ancaman bagi
perusahan dalam memperluas pasar atau mendapatkan profit. Misalnya :
Terbatasnya bahan baku industri
Pesaing yang semakin gencar.
Munculnya produk substitusi / pengganti.
Konsumen mengurangi daya konsumsinya.
Kurang konsistennya kebijakan pemerintah pusat.
Kebijakan otonomi daerah yang berlebihan.
Trend atau perubahan sosial yang kurang menguntungkan bagi perusahaan.
9
2.3 TEORI PERSAINGAN (MICHAEL PORTER'S 5 FORCES)
1. Ancaman Pendatang Baru (The Threat of New Entrants)
Satu perusahaan dapat memasuki suatu industri khusus dengan mudah, maka intensitas
persaingan di antara perusahaan-perusahaan akan meningkatkan pendatang baru dan akan
mengurangi potensi pasar industri lama karena biasanya membawa kapasitas baru.
2. Ancaman Produk Pengganti ( Threat of Subtitutor products or services)
Pada banyak industri, perusahaan-perusahaan berkompetisi secara ketat dengan
para produsen produk pengganti. Tekanan persaingan akibat produk pengganti dapat
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk.
3. Kekuatan Tawar- Menawar Pemasok ( Bargaining Power of Suppliers)
Kekuatan pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri,
khususnya apabila terdapat sejumlah besar pemasok dan produsen seharusnya saling bantu
dengan wajar meningkatkan kualitas, mengembangkan jasa baru, just in time
delivery, mengurangi biaya investasi.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli ( Bargaining Power of Customer)
Bila persaingan berukuran besar dan konsumen membeli dalam volume besar maka
kekuatan tawar menawar sangat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri.
5. Persaingan Sesama Industri ( Rivalry Among Existing Competitors )
Persaingan antara pesaing yang paling penting kadang-kadang strategi yang
dikembangkan suatu perusahaan dapat berhasil hanya dengan berkonsentrasi dengan
keunggulan kompetitif yang secara langsung menyerang strategi pesaing.
10
BAB III
ANALISIS STRATEGI BISNIS
11
promosi yang maksimal kepada para konsumen. dengan hadiah langsung berupa mobil
mewah.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan pada Bank BCA yaitu :
a. Masih seringnya terjadi antrean panjang di BCA.
b. Layanan perbankan BCA yang selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi masih
perlu disempurnakan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan dari para nasabah.
c. Konsentrasi alokasi kredit BCA lebih terfokus pada korporasi perusahaan menengah
keatas, sehingga sangat rawan terhadap kemungkinan kredit macet ketika iklim ekonomi
sedang krisis dan nilai tukar mata uang yang fluktuatif.
d. BCA belum menjadi bank pilihan utama bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mampu
mengakomodasi sebagian besar kebutuhan mereka akan layanan perbankan.
3. Kesempatan (Opportunity)
a. Bisnis di indonesia terus berkembang sehingga membutuhkan modal yang besar untuk
membiayai usaha.
b. Strategi bisnis terhadap retail khususnya kredit kepemilikan Rumah merupakan kebutuhan
pokok dari setiap manusia, sehingga kebutuhan akan rumah selalu ada dari waktu ke
waktu.
c. Pencanangan tahun 2008 sebagai tahun edukasi perbankan bagi masyarakat,
memungkinkan dunia perbankan bertarung secara kompetitif untuk berebut nasabah.
d. Kecenderungan pola hidup masyarakat yang konsumtif, merupakan salah satu peluang
yang perlu dicermati untuk meningkatkan jenis produk jasa kredit perbankan dan kualitas
pelayanan bagi nasabah.
e. Kecepatan kemajuan teknologi informasi sangat mendukung komitmen BCA untuk
mempermudah pelayanan demi meningkatkan kepuasan nasabah.
4. Hambatan (Threat)
a. Sektor perekonomian, perdagangan dan moneter serta di bidang perbankan yang sering
berubah-ubah dan tidak konsisten.
b. Produk assets dan liabilities bank pesaing semakin atraktif.
c. Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang tinggi
ditengah kondisi perekonomian Indonesia yang terus bergejolak dan tingkat inflasi yang
cukup tinggi.
12
d. Masyarakat cenderung meminati layanan perbankan yang simple dan menawarkan
berbagai macam fleksibilitas serta berbagai macam hadiah yang menggiurkan.
e. Tingkat inflasi yang terus meningkat mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan
uang di bank.
Dalam mengelola bank, BCA bertumpu pada tiga prioritas yaitu mempertahankan
keunggulan sebagai bank transaksional pilihan nasabah, meyalurkan kredit yang didukung oleh
manajemen resiko yang efektif , serta menerapkan tata kelola pada setiap aspek bisnis. Dalam
menghadapi tantangan perubahan ekonomi yang bersifat struktural maupun pergerakan suku
bunga, pihak manajemen berupaya untuk tetap konsisten dalam mengelola BCA. Hal tersebut
dimaksudkan dengan tujuan mengoptimalkan posisi likuiditas untuk meningkatkan
profitabilitas, dan investasi pada franchise BCA guna mengembangkan sumber pendanaan
yang menguntungkan.
BCA tidak saja menjadi bank yang semakin dekat dengan para nasabahnya, lebih dari
itu BCA menyediakan koneksi dan kenyamanan untuk bertransaksi, baik untuk keperluan
bisnis maupun pribadi, dimanapun mereka berada, dan kapanpun harus melakukannya. Fokus
utama dari strategi BCA adalah :
1. Memfokuskan diri pada transaksi pembayaran dan penyelesaian melalui investasi di
jaringan yang kokoh sekaligus meningkatkan basis dana pihak ketiga BCA.
2. Meningkatkan aktiva produktif melalui penyaluran kredit yang menguntungkan disertai
pengelolaan resiko yang efektif.
Meskipun tampaknya sangat sederhana, strategi ini ternyata sangat efektif di masa-
masa di mana industri perbankan harus beradaptasi dengan perubahan – perubahan struktural
yang mengikuti siklusnya. Strategi ini tetap relevan ketika bank dituntut menyesuaikan diri
pada berbagai perubahan regulasi.
Kompetensi, senantiasa meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan mengikuti
perkembangan industri perbankan khususnya dan dunia usaha pada umumnya.
BCA secara konsisten, pertama, memanfaatkan posisi likuiditas yang kuat untuk
meningkatkan profitabilitas ; kedua, secara berkesinambungan melakukan investasi
infrastruktur untuk mempertahankan franchise value sehingga dalam situasi suku bunga yang
bergejolak sekalipun bank dapat mempertahankan performanya. BCA mengembangkan
pendekatan total customer relationship untuk kenyamanan nasabah bisnis dan perseorangan.
Keunggulan jaringan yang dimiliki BCA memberikan lebih banyak waktu bagi staff BCA
untuk lebih proaktif dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nasabah. Dengan pendekatan
13
total customer relationship, BCA membantu memenuhi kebutuhan nasabah baik selaku pribadi
maupun pelaku usaha.
Ditengah kecenderungan penurunan suku bunga, banyak kalangan berpendapat
bahwa hal tersebut dapat memberikan tekanan terhadap marjin BCA. Namun demikian, BCA
dapat mengatasinya dengan mengandalkan keunggulan – keunggulan strategis yang
dimilikinya, yaitu : struktur dana pihak ketiga yang didominasi oleh produk giro dan tabungan,
luasnya jangkauan operasi akan mempermudah BCA untuk meningkatkan volume transaksi
keuangan dan melakukan ekspansi kredit. Selain itu, inflasi satu digit akan mendukung BCA
dalam melakukan efisiensi pengelolaan biaya.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menerima sertifikasi ISO 9001:2008 mengenai
Sistem Manajemen Mutu untuk Data Center Operation BCA. ISO 9001:2008 merupakan
standard internasional untuk sistem manajemen mutu dan bukan standard produk semata. ISO
9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian
dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001:2008 merupakan prosedur terdokumentasi dan
praktek - praktek standard untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari
suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu,
dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh
pelanggan dan organisasi. Melalui penerapan ISO 9001:2008 ini diharapkan produk atau
layanan yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen yang berkualitas internasional akan
memiliki standard kualitas yang baik.
3.2 ANALISIS PORTER’S FIVE FOCES MODEL PADA PT. BCA Tbk
14
menjadi pesaing yang cukup potensial dan perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak
manajemen BCA.
2) Threat of Substitute Products or Services (Ancaman dari produk pengganti)
Pola hidup masyarakat yang konsumtif memungkinkan kebutuhan masyarakat akan
sebuah kredit cukup tinggi, hal ini rupanya juga dilirik oleh perusahaan pendanaan selain bank
untuk mengembangkan perusahaan mereka. Saat ini akan dengan mudah kita jumpai
perusahaan leasing dengan cukup pesat dapat berkembang dikarenakan berbagai kemudahan
yang mereka tawarkan terhadap nasabah dan masyarakat. Sedangakan kebutuhan masyarakat
akan jasa penyimpanan uang yang aman dengan memperoleh imbalan kompetitif merupakan
pangsa yang kini tidak hanya milik industri perbankan. Saat ini untuk kebutuhan jasa tersebut
telah banyak berdiri berbagai perusahaan sekuritas yang menawarkan produk reksadana dan
investasi pasar modal yang memberikan keuntungan yang jauh lebih besar daripada deposito
perbankan. Perusahaan asuransi yang juga mulai berinovasi sehingga saat ini masyarakat tidak
hanya mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan dari lembaga asuransi tapi juga
keuntungan yang cukup menggiurkan. Saat ini asuransi bisa kita perhitungkan sebagai sarana
investasi yang cukup menarik dan menjanjikan.
15
Kekuatan tawar-menawar nasabah memacu BCA dalam menciptakan pengelolaan
yang baik. Komitmen dan peraturan kepada regulasi membawa BCA menjadi Bank dengan
prestasi dan reputasi yang membanggakan. Dari tahun ke tahun, BCA terus dikenal sebagai
bank yang memiliki banyak keunggulan dan mendapat nilai bagus dari berbagai pihak sebagai
institusi finansial yang dikelola secara profesional. Dari hal ini dapat diketahui bahwa kualitas
BCA tidak diragukan lagi sebagai perusahaan profitable dengan keuangan yang sehat dan nilai
asset yang terus bertambah serta sebagai bank dengan kualitas terbaik.
16
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa PT Bank Central Asia Tbk
(BCA) secara berkesinambungan melakukan berbagai langkah dan upaya meningkatkan
kapasitas maupun kemampuan sistem teknologi informasi bagi pengembangan jaringan
distribusi yang lebih canggih serta melayani transaksi yang terus meningkat dan kebutuhan
usaha yang terus berkembang dan semakin kompleks. BCA mempunyai tata kelola perusahaan
yang baik, yang merupakan pondasi dari bisnis yang transparan dan sehat. Hal tersebut
merupakan komitmen pihak manajemen BCA untuk mempertahankan kepercayaan nasabah,
pemegang saham, mitra bisnis dan pemangku kepentingan ( stakeholders ) lainnya. Dalam
memastikan tata kelola yang optimal, direktur bersama manajemen akan selalu mengevaluasi
implementasi tata kelola perusahaan secara berkesinambungan.
Sepanjang tahun 2011 hingga 2013 BCA menerapkan kebijakan teknologi
informasi yang ditujukan untuk melayani dan memperluas lini bisnis BCA, memperkuat
kinerja hardware dan infrastruktur TI serta memelihara dan meningkatkan kemajuan tata kelola
TI. Ditahun 2014 BCA terus melakukan penerapan kebijakan TI yang ditujukan bagi
peningkatan keandalan, kenyamanan dan keamanan atas produk dan layanan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan nasabah. Selain hardware dan infrastruktur juga senantiasa meningkatkan
kompetensi dan kapasitas SDM. BCA juga senantiasa memperkenalkan berbagai produk dan
layanan yang memberikan kemudahan untuk pemenuhan kebutuhan perbankan nasabah BCA.
BCA siap memanfaatkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang positif untuk memacu
ekspansi kredit di semua segmen, baik untuk segmen individu dengan menawarkan produk-
produk kredit baru. Sebagai respon terhadap tingginya inflasi dan tingkat suku bunga. BCA
melakukan penyesuaian kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi resiko kredit dan resiko
pasar. Dalam proses tersebut BCA secara proaktif memperketat persyaratan kelayakan
minimum kredit rating dan membatasi eksposur terhadap industri dan segmen kredit tertentu.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menerima sertifikasi ISO 9001:2008 mengenai
Sistem Manajemen Mutu untuk Data Center Operation BCA. Intinya yang menjadi rahasia dari
eksistensi BCA sebagai bank swasta ditengah krisis ekonomi adalah kekuatan pihak
manajemen dalam melakukan praktik pengelolaan resiko operasional yang baik dan ketat
17
dengan berlandaskan prinsip kehati – hatian dan pelayanan BCA kepada nasabah dengan
mengembangkan pendekatan total customer relationship. Namun BCA perlu bekerja lebih
keras lagi untuk dapat menyakinkan masyarakat dan nasabah akan kinerja perbankan yang
mereka selenggarakan, selanjutnya memenangkan penilaian masyarakat tentang keunggulan –
keunggulan produk dan jasa layanan perbankan BCA.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charles W.L & Jones, Gareth R. (2012). Essentials of Strategic Management 3rd
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. Managemet Strategis. 2008. Jakarta: Andi.
http://www.bca.co.id/id/about/cari-tahu-tentang-bca
19