Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“TEORI ANTRIAN”
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Metode Kuantitatif Pengambilan
Keputusan )
Dosen Pengampu Ibu Gina Agustina, SE., MM

DISUSUN OLEH :

Hilda Yuliani 20210101235


Risha Sapta Salsabila 20210101249
Siti Marwah 20210101239

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS CIPASUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah swt atas rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga makalah
dengan judul “TEORI ANTRIAN” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tidak
lupa dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad saw, beserta para keluarga, sahabat dan umat
pengikutnya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metode Kuantitatif
Pengambilan Keputusan pada Program Studi Manajemen. Kelompok kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga diharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kelompok kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Waalaikumsalam wr.wb

Tasikmalaya, 26 maret 2023

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................3
1. Apa saja yang termasuk model antrian ?...........................................................................3
2. Jelaskan karakteristik model antrian ?..............................................................................3
3. Bagaimana model dari sistem antrian satu server dengan pola kedatangan berkelompok
(batch arrival)?..................................................................................................................3
4. Bagaimana ukuran keefektifan dari model antrian satu server dengan pola kedatangan
berkelompok (batch arrival)?............................................................................................3
5. Bagaimana implementasi model antrian satu server dengan pola kedatangan
berkelompok (batch arrival)?............................................................................................3
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................3
1) Untuk mengetahui bagaimana sistem model antrian...........................................................3
2) Untuk mengetahui model antrian mana yang paling efektif................................................3
3) Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari sistem model antrian (batch arrival).......3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
1. MODEL ANTRIAN................................................................................................................4
2. UKURAN KEEFEKTIFAN SISTEM ANTRIAN..................................................................7
3. POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK ( BATCH ARRIVAL )......................................9
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN....................................................................................................................10
B. SARAN................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fenomena menunggu adalah hasil langsung dari keacakan dalam operasi sarana pelayanan secara
umum, kedatangan pelangan dan waktu pelayanan tidak diketahui sebelumnya karena jika bisa
diketahui, pengoperasian sarana tersebut dapat dijadwalkan sedemikian rupa sehingga akan
sepenuhnya menghilangkan keharusan untuk menunggu. Tujuan mempelajari pengoeprasian sebuah
sarana pelayanan dalam kondisi acak adalah untuk memperoleh beberapa karakteristik yang
mengukur kinerja sistem yang sedang dipelajari. Dalam model antrian, interaksi antara pelanggan dan
pelayan adalah berkaitan dengan periode waktu yang diperoleh pelanggan untuk menyelesaikan
sebuah pelayanan, dalam antrian kedatangan pelanggan umumnya disebut sebagai distribusi
kedatangan (arrival distribution) dan distribusi waktu pelayanan (service time distribution). Menurut
Sinalungga (2008:238), Teori antrian (Queueing Theory) merupakan studi probabilistik kejadian garis
tunggu (waiting lines), yakni suatu garis tunggu dari customer yang memerlukan layanan dari sistem
yang ada. Antrian terjadi karena adanya keterbatasan sumber pelayanan, yang umumnya berkaitan
dengan terbatasnya server karena alasan ekonomi. Jika jumlah server yang disediakan terbatas,
memungkinkan terjadi antrian yang terlalu lama, sehingga orang dapat memutuskan untuk
meninggalkan antrian tersebut. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi pihak perusahaan, karena
kehilangan customer. Agar tidak kehilangan customer, maka pihak perusahaan harus menyediakan
server yang mencukupi, tetapi dilain pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja yang termasuk model antrian ?

2. Jelaskan karakteristik model antrian ?

3. Bagaimana model dari sistem antrian satu server dengan pola kedatangan berkelompok (batch
arrival)?

4. Bagaimana ukuran keefektifan dari model antrian satu server dengan pola kedatangan
berkelompok (batch arrival)?

5. Bagaimana implementasi model antrian satu server dengan pola kedatangan berkelompok
(batch arrival)?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem model antrian

2. Untuk mengetahui model antrian mana yang paling efektif

3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari sistem model antrian (batch arrival)

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. MODEL ANTRIAN
Solusi Steady-State untuk Model (M/M/k) Sistem antrian (M/M/k)merupakan model antrian satu
sever dengan kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayananberdistribusi Eksponensial.
Model ini merupakan model tanpa batas. Kapasitas baik dari kapasitas sistem maupun kapasitas
sumber pemanggilan. Aturan pelayanannya bersifat FCFS, yaitu customer yang datang pertama
dilayani terlebih dahulu begitu seterusnya. Notasi sistem antrian ini berdasarkan dengan notasi
Kendall-Lee.Jika kedatangan customer mengikuti distribusi Poisson dengan laju , maka dari asumsi
(i) probability sebuah kedatangan terjadi , dan berdasarkan asumsi (v).

A. KONSEP TEORI ANTRIAN

Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah
menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata –
rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan
telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan
fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis.

Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon
secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan
aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator,
kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator.
Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in
the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang
dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian
(Supranto, 1987).

Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan
layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat
diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering
diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut

1. Sistem pelayanan komersial

2. Sistem pelayanan bisnis – industry

3. Sistem pelayanan transportasi

4. Sistem pelayanan social

Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian,
seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis –
industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem

4
informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh
kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan
STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).

B. DEFINISI PROSES ANTRIAN

Menurut Bronson (1996: 310), proses antrian merupakan proses yang berhubungan dengan
kedatangan customer pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris antrian jika
belum mendapatpelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah mendapat
pelayanan. Proses ini dimulai saat customer – customer yang memerlukan pelayanan mulai datang.
Mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai sumber input. Menurut Hillier dan
Lieberman (1980: 401), proses antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan
customer ke suatu sistem antrian, kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan memilih
customer sesuai dengan disiplin pelayanan, dan akhirnya customer meninggalkan sistem antrian
setelah selesai pelayanan. Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan yang
mengatur kedatangan para customer dan pelayanannya. Sistem antrian merupakan “ proses kelahiran
– kematian “ dengan suatu populasi yang terdiri atas para customer yang sedang menunggu pelayanan
atau yang sedang dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki fasilitas pelayanan,
sedangkan kematian terjadi jika customer meninggalkan fasilitas pelayanan. Keadaan sistem adalah
jumlah customer dalam suatu fasilitas pelayanan.

C. KOMPONEN DASAR DALAM PROSES ANTRIAN

Menurut Taha (1997:609), suatu sistem antrian bergantung pada tujuh komponen yaitu pola
kedatangan, pola kepergian, kapasitas sistem, desain pelayanan, disiplin pelayanan, ukuran sumber
pemanggilan, dan perilaku manusia. Komponen – komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Pola Kedatangan

Menurut Wagner (1972:840), pola kedatangan adalah pola pembentukan antrian akibat kedatangan
customer dalam selang waktu tertentu. Pola kedatangan dapat diketahui secara pasti atau berupa suatu
variabel acak yang distribusi peluangnya dianggap telahdiketahui. Jika tidak disebutkan secara khusus
customer datang secara individu ke dalam sistem antrian. Namun dapat pula lebih dari satu customer
datang secara bersamaan ke dalam sistem antrian, pada kondisi ini disebut dengan bulk arrival (Taha,
1997:177).

b. Pola Kepergian

Pola kepergian adalah banyak kepergian customer selama periode waktu tertentu. Pola kepergian
biasanya dicirikan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelayan untuk
melayani seorang customer. Waktu pelayanan dapat bersifat deterministik dan dapat berupa suatu
variabel acak dengan distribusi peluang tertentu (Bronson, 1996 : 310). Waktu pelayanan bersifat
deterministik berarti bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap customer selalu tetap,
sedangkan waktu pelayanan yang berupa variabel acak adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani
setiap customer berbeda – beda.

c. Kapasitas Sistem

Menurut Bronson (1996:310), kapasitas sistem adalah banyak maksimum customer, baik customer
yang sedang berada dalam pelayanan maupun dalam antrian, yang ditampung oleh fasilitas pelayanan
pada waktu yang sama. Suatu sistem antrian yang tidak membatasi banyak customer dalam fasilitas

5
pelayanannya disebut sistem berkapasitas tak berhingga, sedangkan suatu sistem yang membatasi
banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem berkapasitas berhingga, jika customer
memasuki sistem pada saat fasilitas pelayanan penuh maka customer akan ditolak dan meninggalkan
sistem tanpa memperoleh pelayanan.

d. Desain Pelayanan

Menurut Sinalungga (2008:249), Desain sarana pelayanan dapat diklasifikasikan dalam channel dan
phase yang akan membentuk suatu struktur antrian yang berbeda-beda. Channel menunjukkan jumlah
jalur untuk memasuki sistem pelayanan. Phase berarti jumlah stasiun stasiun pelayanan, dimana para
langganan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap. Ada empat model struktur
antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:

1) Single Chanel – Single Phase

Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk.memasuki sistem pelayanan atau ada satu
pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehinggayang telah
menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistemantrian. Contohnya antrian pada penjualan
karcis kereta api yanghanya dibuka satu loket.-Sistem Antrian Single Channel – Single Phase

2) Single Channel - Multi Phase

Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn secara berurutan dalam phase-
phase. Misalnya pada antrian di laundry, pakaian – pakaian setelah dicuci kemudian dijemur lalu
disetrika dan terakhir dikemas.

3) Multi Channel – Single Phase

Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan
dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.

4) Multi Chanel - Multi Phase

Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanannya lebih dari satu
phase. Sebagai contoh adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa,
tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan
pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.

e. Disiplin Pelayanan

Menurut Sinalungga (2008: 251), disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang dikenalkan dalam
memilih customer dari barisan antrian untuk segera dilayani. Adapun pembagian disiplin pelayanan
ialah:

1. First come first served (FCFS) atau first in first out (FIFO),

suatu peraturan dimana yang akan dilayani ialah customer yang datang terlebih dahulu.
Contohnya antrian di suatu kasir sebuah swalayan.

2. Last come first served (LCFS) atau last in first out (LIFO)

6
merupakan antrian dimana yang datang paling akhir adalah yang dilayani paling awal atau
paling dahulu. Contohnya antrian pada satu tumpukan barang digudang, barang yang terakhir
masuk akan berada ditumpukkan paling atas, sehingga akan diambil pertama.

3. Service in random order (SIRO) atau pelayanan dalam urutan acak atau sering dikenal juga
random selection for services (RSS), artinya pelayanan atau panggilan didasarkan
padapeluang secara random, tidak mempermasalahkan siapa yanglebih dahulu tiba.
Contohnya kertas – kertas undian yangmenunggu untuk ditentukan pemenangnya, yang
diambil secaraacak.

4. Priority service (PS), artinya prioritas pelayanan diberikan kepada mereka yang mempunyai
prioritas paling tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki prioritas paling rendah,
meskipun yang terakhir ini sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini
bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang keadaan penyakit yang lebih
berat dibanding dengan orang lain dalam sebuah rumah sakit.

f. Sumber Pemanggilan

Menurut Taha (1996:177), ukuran sumber pemanggilan adalah banyaknya populasi yang
membutuhkan pelayanan dalam suatu sistem antrian. Ukuran sumber pemanggilan dapat terbatas
maupun tak terbatas. Sumber pemanggilan terbatas misalnya mahasiswa yang akan melakukan
registrasi ulang di suatu universitas, dimana jumlahnya sudah pasti. Sedangkan sumber pemanggilan
yang tak terbatas misalnya nasabah bank yang antri untuk menabung atau membuka rekening baru,
jumlahnya bisa tak terbatas.

g. Perilaku Manusia

Perilaku manusia merupakan perilaku – perilaku yang mempengaruhi suatu sistem antrian ketika
manusia mempunyai peran dalam sistem baik sebagai customer maupun pelayan. Jika manusia
berperan sebagai pelayan, dapat melayani customer dengan cepat atau lambat sesuai kemampuannya
sehingga mempengaruhi lamanya waktu tunggu (Taha, 1996:178).Menurut Gross dan Harris (1998:3),
perilaku manusia dalam sistem antrian jika berperan sebagai customer sebagai berikut. 1. Reneging
mengGambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh
pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut.

Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan
tempat antrian. Jockeying mengGambarkan situasi jika dalam sistem ada dua atau lebih jalur antrian
maka orang dapat berpindah antrian dari jalur yang satu ke jalur yang lain.

2. UKURAN KEEFEKTIFAN SISTEM ANTRIAN


Menurut Taha (1997, 189:190), ukuran keefektifan suatu sistem antrian dapat ditentukan setelah
probabilitas steady state diketahui. Ukuran – ukuran keefektifan suatu sistem tersebut antara lain:

1. Nilai harapan banyaknya customer dalam sistem antrian

2. Nilai harapan banyaknya customer dalam antrian

3. Nilai harapan waktu tunggu dalam sistem antrian

4. Nilai harapan waktu tunggu dalam antrian

7
Sebelum membahas lebih lanjut, akan diuraikan lima definisi yang mendukung pembahasan
ukuran keefektifan suatu sistem.Jumlah customer dalam sistem adalah jumlah customer dalam antrian
ditambah jumlah customer yang sedang mendapat layanan.Laju kedatangan efektif merupakan laju
kedatangan rata – rata dalam waktu yang panjang. Laju kedatangan efektif dinotasikan

D. PERILAKU BIAYA ANTRIAN

Ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena
menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu
yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan
fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah
meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah fasilitas
layanan.

E. MENGELOLA ANTRIAN PENDEKATAN KUALITATIF

Berikut ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum
memutuskan menambah fasilitas: Menentukan waktu tunggu yang masih dapat diterima oleh
pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa yang dapat diterima oleh pelanggan.
Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan TV,
Bacaan, pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan
bahwa mereka menunggu lama. Menginformasikan kepada pelanggan tentang apa yang sedang terjadi
dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya
ketika waktu tunggu lebih lama dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak
mengerti apa yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah. Menjaga agar karyawan tidak
terlihat oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja lambat.
Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi ketika mereka sedang
mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat
kurang gesit.

· Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan


sesuatu yang dapat dilayani dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka
sehingga mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain membutuhkan
pelayanan yang lama. Melatih pelayan untuk lebih friendly terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan
dengan menyebut nama atau memberikan atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan
perasaan negatif selama menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar
meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi salam
kepada pelanggan. Mendorong pelanggan untuk datang pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan
informasi yang lengkap kepada pelanggan tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka
bisa datang dan tidak perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat pelanggan dan kapan saat sepi
pelanggan. Mengupayakan pemecahan jangka panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu
mengembangkan rencana cara laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat
prosedur, mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra Poerwanto G).

F. CONTOH KASUS ANTRIAN

Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau baris baris
penungguan.

CONTOH CONTOH KASUS ANTRIAN :

8
 Para pembelanja yang berdiri didepan kounter di supermarket.

 Mobil-mobil yang menunggu di lampu merah.

 Pasien yang menunggu diklinik rawat jalan.

 Pesawat yang menunggu lepas landas dibandara udara.

 Mesin-mesin rusak yang menunggu untuk diperbaiki oleh petugas perbaikan mesin.

 Surat yang menunggu diketik oleh seorang sekretaris

 Program yang menunggu untuk diproses oleh komputer digital

3. POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK ( BATCH ARRIVAL )


Sebagai contoh situasi pada sistem antrian dimana customer dating secara berkelompok yaitu
kedatangan customer secara berkelompok disebuah restoran, dan surat – surat yang tiba di kantor pos.
Ilustrasi sistem antrian dengan pola kedatangan berkelompok ( batch arrival ) terlihat dalam Pada
sistem antrian ini customer datang secara berkelompok dengan ukuran kelompok tersebut adalah _,
dimana secara umum _ adalah variable acak positif. Pada pembahasan ini, customer datang
berdasarkan distribusi Poisson dengan laju kedatangan , dan terdapat sebuah server yang memiliki
waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial dengan laju pelayanan , dimana customer dilayani secara
individu dengan disiplin antrian FIFO ( First In First Out ). Desain pelayanan pada sistem antrian ini
adalah Single Channel Single Phase. Notasi untuk model antrian satu server dengan pola
kedatanganberkelompok (batch arrival ) tersebut.

A) PROSES KEDATANGAN DAN KEPERGIAN PADA SISTEM ANTRIAN M/M/K

Pada sistem antrian dengan pola kedatangan berkelompok ( batch arrival ), ukuran suatu kelompok
yang masuk kedalam suatu sistem antrianmerupakan variabel acak positif _, dengan fungsi peluang
kedatangan suatukelompok berukuran adalah Karena proses kedatangan pada sistem antrian dengan
pola kedatangan berkelompok mengikuti distribusi Poisson dengan banyaknya kedatangan tiapsatuan
waktu.

SOLUSI STEADY STATE MODEL ANTRIAN M/M/K

Kondisi steady state yaitu keadaan sistem yang tidak tergantung pada keadaan awal maupun waktu
yang telah dilalui. Jika suatu sistem antrian telah mencapai kondisi steady state maka peluang terdapat
* customer dalam sistem pada waktu t, yang dinotasikan dengan m/m/k tidak tergantung pada waktu.

B) UKURAN KEEFEKTIFAN SISTEM ANTRIAN M/M/K

Ukuran keefektifan suatu sistem antrian batch arrival dapat ditentukan setelah PGF dari O diketahui.
Ukuran – ukuran keefektifan dari suatu sistem antrian tersebut adalah banyak customer dalam
sistem/ef, banyak customer yang menunggu dalam antrian/eg, waktu tunggu setiap customer dalam 70
sistem/hf, waktu tunggu setiap customer dalam antrian/hg, dan persentase pemanfaatan sarana
pelayanan/ij. Ukuran – ukuran keefektifan tersebut dapat digunakan untuk menganalisis operasi
situasi antrian, yang dimaksudkan untuk pembuatan rekomendasi tentang rancangan sistem tersebut.
Nilai Harapan Banyak Customer dalam Sistem : Nilai harapan banyak customer dalam sistem antrian
merupakan jumlah keseluruhan dari perkalian customer dalam sistem dan probabilitasnya.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam sistem antrian terdapat tiga komponen utama yaitu:kedatanga populasi yang akan dilayani,
antrian, dan fasilitas pelayanan. Setiap komponen memiliki karakteristik yang berbeda. Desain tata
letak dalam sistem antrian bias dibedakan menjadi empat yaitu single channel single server, single
channel multi server, multi channel single server, dan multi channel multi server. Tujuan dari sistem
antrian adalah meminimalakan biaya total yang merupakan penjumlahan dari biaya yang timbul
karena menunggu dan biaya yang timbul karena menambah fasilitas layanan

B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, A, & Tarliyah, T. (1999). Operation Research “Model-Model Pengambilan Keputusan”.


Bandung: PT Sinar Baru Algesindo.

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian

http://fajarbax89.blogspot.com/2009/12/model-teori-antrian.html

11

Anda mungkin juga menyukai