Salah satu tantangan Indonesia saat ini adalah mengurangi defisit neraca berjalan
akibat impor minyak mentah dan bahan bakar motor (BBM).
a. Rangkumlah data produksi dan impor minyak bumi dan BBM dalam tabel
atau infografis yang relevan.
b. Tulis pendapat Anda bagaimana upaya yang dapat diterapkan untuk
mengurangi defisit berjalan dengan memanfaatkan melimpahnya produksi
sawit di Indonesia di kilang-kilang minyak bumi Pertamina dengan strategi
operasi co-processing maupun stand-alone.
c. Berikan dua contoh implementasi strategi co-processing dan produk-
produknya.
Jawaban:
a. Data produksi dan impor minyak bumi dan BBM Indonesia.
Berikut data produksi dan impor minyak bumi dan BBM Indonesia sepanjang
tahun 2013-2022.
Produksi Minyak
Impor Minyak
Mentah dan Impor BBM (juta Produksi BBM
Tahun Mentah (juta
Kondensat (juta barel) (juta barel)
barel)
barel)
2013 118,33 301,13 205,63 237,51
2014 121,99 287,90 209,08 245,51
2015 136,67 286,81 175,47 248,85
2016 148,36 303,34 143,41 266,75
2017 141,62 292,37 177,28 267,56
2018 113,05 281,83 177,53 280,58
2019 75,30 271,98 155,54 280,20
2020 65,96 258,54 125,35 251,47
2021 104,40 240,37 138,92 256,04
2022 114,53 223,53 175,24 261,66
Dapat dilihat Indonesia masih mengimpor cukup banyak minyak mentah dan
BBM di sepanjang tahun 2013-2022. Sekitar 30% dari total minyak mentah yang
diperlukan masih diimpor dan sekitar 40% dari total BBM yang diperlukan juga
masih dipenuhi dengan mengimpor dari negara lain. Dengan kata lain, Indonesia
masih mengalami defisit dalam konteks produksi minyak mentah dan BBM.
Selain itu, penurunan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2020 akibat
pandemi Covid-19 dan secara umum sudah mengalami peningkatan pasca Covid-
19 pada tahun 2021 dan 2022. Tetapi, produksi minyak mentah dan kondensat
masih terus mengalami penurunan hingga tahun 2022. Adapun yang
menyebabkan penurunan tersebut adalah permasalahan pada instrumen fasilitas
produksi yang membutuhkan perawatan, penurunan performa sumur-sumur
eksisting (natural decline), dll.
b. 3. Diversifikasi Produk:
● Pengembangan Produk Turunan: Selain biodiesel, Pertamina dapat
mengembangkan produk turunan lain dari minyak kelapa sawit, seperti
oleokimia, yang dapat digunakan dalam industri kimia, makanan, dan
farmasi.
● Penelitian dan Pengembangan: Fokus pada penelitian dan pengembangan
produk turunan untuk menemukan cara-cara baru untuk memanfaatkan
minyak kelapa sawit dalam berbagai aplikasi.
Injeksi RBDPO terbukti dapat meningkatkan angka oktan dari gasoline yang
dihasilkan.
Green diesel merupakan bahan bakar diesel yang berbeda dari biodiesel yang saat
ini sudah digunakan di Indonesia. Berikut penjelasan perbedaan dari green diesel
dan biodiesel.