FAIZNOOR
2002075
MEDAN
2024
PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT
A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
2. Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca: Biodiesel memiliki jejak karbon yang lebih
rendah daripada bahan bakar fosil. Penggunaannya membantu mengurangi emisi gas
rumah kaca seperti karbon dioksida, yang merupakan faktor utama pemanasan global
dan perubahan iklim.
3. Mengurangi Polusi Udara: Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang lebih bersih
daripada bahan bakar fosil konvensional. Penggunaannya menghasilkan lebih sedikit
emisi polutan udara seperti sulfur dioksida, partikulat, dan nitrogen oksida, yang
berkontribusi terhadap polusi udara dan masalah kesehatan masyarakat.
4. Sumber Energi Terbarukan dan Daur Ulang: Biodiesel diperoleh dari sumber-
sumber alami seperti tanaman minyak, lemak hewani, dan mikroalga. Ini membuatnya
menjadi sumber energi terbarukan yang dapat diperbaharui secara berkelanjutan
dengan praktik pertanian dan pengelolaan yang tepat.
B. Kelapa sawit menjadi bahan baku dasar biodiesel karena beberapa alasan utama:
1. Ketersediaan yang Melimpah: Kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang
paling melimpah di dunia. Produksi kelapa sawit tersebar luas di berbagai negara
tropis, terutama Indonesia dan Malaysia.
2. Kandungan Lemak yang Tinggi: Buah kelapa sawit memiliki kandungan minyak
yang tinggi, yang dapat diekstraksi dan diolah menjadi biodiesel dengan efisiensi
tinggi.
3. Proses Produksi yang Matang: Proses ekstraksi minyak kelapa sawit dan
pembuatan biodiesel dari minyak kelapa sawit telah dikembangkan dan matang secara
teknologi. Ini membuat produksi biodiesel dari kelapa sawit menjadi lebih efisien dan
dapat diimplementasikan dalam skala industri.
5. Kebijakan dan Regulasi: Beberapa negara telah menerapkan kebijakan dan insentif
untuk meningkatkan penggunaan biodiesel sebagai bagian dari upaya mereka untuk
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah
kaca. Ini mendorong permintaan dan pengembangan industri biodiesel kelapa sawit.
Dengan demikian, kelapa sawit menjadi bahan baku dasar yang signifikan dalam
produksi biodiesel karena ketersediaannya yang melimpah, kandungan lemak yang
tinggi, efisiensi proses produksinya, manfaat lingkungan yang dihasilkan, serta
dukungan kebijakan yang ada.
a. Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit: Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi
minyak kelapa sawit mentah (CPO).
b. Transesterifikasi: Proses konversi minyak kelapa sawit menjadi biodiesel melalui
reaksi kimia dengan metanol atau etanol.
a. Ketersediaan yang Melimpah: Minyak kelapa sawit merupakan salah satu sumber
minyak nabati yang paling melimpah di dunia.
b. Efisiensi Energi: Proses produksi biodiesel dari minyak kelapa sawit memiliki
efisiensi energi yang tinggi.
c. Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca: Penggunaan biodiesel dapat mengurangi emisi gas
rumah kaca secara signifikan.
E. Tantangan dan Strategi:
1. Biaya Produksi: Menentukan biaya produksi biodiesel kelapa sawit termasuk biaya
perawatan kebun kelapa sawit, biaya ekstraksi minyak, dan biaya proses
transesterifikasi.
2. Harga Minyak Sawit Mentah (CPO): Harga CPO menjadi faktor penentu utama
dalam ekonomi biodiesel kelapa sawit. Fluktuasi harga CPO dapat memengaruhi
keuntungan dan daya saing biodiesel.
3. Harga Bahan Bakar Fosil: Harga bahan bakar fosil, seperti solar, mempengaruhi
permintaan dan daya saing biodiesel kelapa sawit sebagai alternatif energi.
Produksi biodiesel dari minyak kelapa sawit menawarkan potensi besar sebagai solusi
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan energi global.
Namun, perlu adanya pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis ilmiah dalam
pengembangan industri biodiesel kelapa sawit untuk memastikan dampak positifnya
pada lingkungan dan masyarakat.
H. Referensi:
1. Sudaryanto, E., Suryanto, S., & Syamsiah, S. (2020). Development of Palm Oil
Biodiesel in Indonesia: A Review. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 476(1), 012056.
2. Kansedo, J., & Ridwan, M. (2021). Sustainable Biodiesel Production from Palm Oil
in Indonesia: Challenges and Opportunities. Sustainability, 13(9), 5026.
3. Singh, S., & Singh, D. (2021). Palm Oil Biodiesel: A Sustainable Option for Biofuel
Production. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 137, 110665.
4. Corley, R. H. V., & Tinker, P. B. (2015). The oil palm (5th ed.). Wiley-Blackwell.
5. Fairhurst, T., & Hardter, R. (Eds.). (2019). Oil palm: Management for large and
sustainable yields (2nd ed.). International Potash Institute.
6. Meijaard, E., Garcia-Ulloa, J., Sheil, D., Wich, S. A., Carlson, K. M., Juffe-Bignoli,
D., & Brooks, T. M. (2018). Oil palm and biodiversity. In State of the Apes:
Industrial Agriculture and Ape Conservation (pp. 101-129). Cambridge University
Press.
7. Kusumawardhani, A. (2019). A review of heterogeneous catalysts for biodiesel
production. Indonesian Journal of Science & Technology, 4(1), 1-11.
8. Freitas, L. C., & Wolf Maciel, M. R. (2020). Recent advances in heterogeneous
catalysts for biodiesel production. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 117,
109515.
9. Rashid, U., Anwar, F., & Knothe, G. (2009). Biodiesel from Milo (Thespesia
populnea L.) seed oil as an alternative renewable energy resource. Energy & Fuels,
23(1), 527-532.
10. Ong, H. C., Mahlia, T. M. I., Masjuki, H. H., & Chong, W. T. (2013). Production and
comparative fuel properties of biodiesel from non-edible oils: Jatropha curcas,
Sterculia