(2)
B. Minyak Nabati
Minyak nabati adalah minyak yang diekstrak dari berbagai
bagian tumbuhan. Minyak nabati pada umumnya memiliki
kandungan asam lemak yang tinggi sehingga bisa dijadikan
sebagai bahan baku produksi biodiesel [7].
Minyak nabati merupakan senyawa organik yang
Gambar 2.1 Biodiesel
Sumber : Dokumentasi Pribadi komponen penyusun nya merupakan senyawa gliserida dan
asam lemak dengan rantai yang panjang, minyak nabati tidak
Biodiesel memiliki banyak keunggulan jika kita dapat larut di air sepert minyak pada umumnya namun minyak
bandingkan dengan bahan bakar minyak bumi lainnya yaitu nabati dapat larut jika digabungkan dengan pelarut organik
biodiesel lebih ramah lingkungan, emisi pencemaran udara seperti senyawa hidrokarbon. Karena senyawa asam lemak
yang diciptakan relatif rendah dikarenakan energi yang yangmemiliki rantai yang panjang ini mengakibatkan titik cair
dihasilkan dari biodiesel ini jika kemudian dipakai pada yang tinggi. Jadi, dapat disimpulkan semakin panjang ranai
mesin diesel akan lebih sempurna penggunaannya jika kita asam lemak nya semakin tinggi pula titik cair nya. Asam
bandingkan dengan menggunakan solar yang merupakan lemak biasanya ditemukan pada minyak nabati pada
energi fosil. Selain itu, kesempurnaan pemakaian pada umumnya ialah asam oleat, karoten, palmitat dan masih
mesin mengakibatkan asap yang merupakan karbon dioksida banyak lagi asam lemak yang dapat dijadikan sebagai bahan
yang biasa kita lihat pada kendaraan solar akan tiada disaat dasar produksi biodiesel [8].
pemakain biodiesel. Biodiesel juga dapat terurai secara
alami karena terbentuk dari bahan baku alami dan yang C. Proses Esterifikasi
paling utama ialah biodiesel dapat diciptakan tanpa Proses esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam
menggunakan alat teknologi yang canggih, sehingga dapat karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam
menekan biaya produksi. karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam
Setelah melewati berbagai tahapan produksi pembuatan karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO
biodiesel pasti akan menciptakan limbah, yang dimana R dengan R2 dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi
limbah pada biodiesel ini mengandung gliserin yang dikatalisis asam dan bersifat dapat balik. Reaksi esterifikasi
merupakan bahan dasar pembuatan sabun. Sehingga sampai berkatalis asam berjalan lebih lambat, namun metode ini lebih
pada tahapan akhir pun biodiesel memili manfaat yang dapat sesuai untuk minyak atau lemak yang memiliki kandungan
kita kembangkan baik pada produksi skala kecil maupun asam lemak bebas relatif tinggi. Karena, dari bentuk reaksi di
rendah. Oleh karena itu, pengembangan ini dapat membuka atas, FFA yang terkandung di dalam trigliserida akan bereaksi
jalan baru baik produksi skala kecil dan dapat membuka dengan methanol membentuk metil ester dan air. Jadi,
lapangan kerja baru bagi masyarakat [6]. semakin berkurang FFA, methanol akan berekasi dengan
Biodiesel dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi, trigliserida membentuk metil ester.
yaitu reaksi antara minyak nabati atau lemak hewani dengan Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur
alkohol menghasilkan alkil ester (biodiesel) dan hasil molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa.
samping gliserol dengan bantuan katalis. Pada proses Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun
transesterifikasi mengkonversi trigliserida menjadi metil berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang
ester atau etil ester yang dapat mengurangi berat molekul perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta
trigliserida hingga sepertiganya dan mengurangi viskositas, kesetimbangan. Laju esterifikasi asam karboksilat tergantung
dengan adanya hal ini dapat meningkatkan titik nyalanya pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilat.
atau proses terpakainya menjadi bahan bakar sehingga Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai
menjadi salah satu keunggulan biodiesel dibandingkan solar pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester. Secara
yang biasa menjadi bahan bakar [5]. umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai
Adapun dalam proses produk biodiesel dibutuhkan berikut:
perhitungan mencari nilai mol dalam mengisi reaksi 1) Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul
steikiometri maka dibutuhkan nilai aktual dan nilai yield alkoholsekunder, dan paling lambat alkohol tersier.
yang dapat dilihat pada persamaan dibawah ini : 2) Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
Dalam mencari nilai mol dapat digunakan rumus yang 3) Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi
terdapat pada Persamaan 1. lambat, tetapi mempunyai batas konversi yang
tinggi.
(1)
4) Makin panjang rantai alkohol, cenderung
mempercepat reaksi atau tidak terlalu berpengaruh
terhadap laju reaksi [9].
D. Proses Transesterifikasi dibawah 3gram). Kemudian, campur Methanol dan NaOH lalu
Reaksi transesterifikasi bertujuan untuk memecah dan aduk hingga NaOH larut dalam cairan Methanol. Tahap ini
menghilangkan trigliserida serta menurunkan viskositas pada dapat dilihat pada Gambar 3.3.
minyak, Pemilihan KOH sebagai katalis ini di karenakan
dengan adanya katalis basa reaksi akan berjalan lebih cepat
walaupun dengan suhu reaksi rendah di bandingkan
menggunakan katalis asam yang mempercepat reaksi
sebenarnya adalah kalium metoksida (KOCH3) katalis
terbentuk sebagai hasil reaksi antara KOH dan methanol.
Berat katalis merupakan salah satu faktor penentu dalam laju
reaksi. Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara a b c
menurunkan energi aktivasi sehingga laju pembentukkan Gambar 3.3 a)Menuang Methanol, b)Menimbang NaOH,
metil ester menjadi lebih cepat. Dari proses transesterifikasi c)Mencampur NaOH dan Methanol
diperoleh 2 fasa, yaitu metil ester pada bagian atas, gliserol Sumber : Dokumentasi Pribadi
pada bagian bawah kemudian rendemen biodiesel di hitung
dari konversi metil ester berdasarkan variasi konsentrasi D. Pemanasan Minyak Curah dan Katalis
katalis [10]. Sebelum memanaskan minyak curah, minyak curah
tersebut di campur dengan katalis yang tadi disiapkan. Lalu
III. METODE PRAKTIKUM masukkan magnetic stirring bar ke dalam gelas ukur guna
untuk mengaduk campuran kedua bahan tersebut dengan
Rangkaian prosedur percobaan yang dilakukan dapat konstan. Proses pemasanasan ini memakan waktu 1 jam
dilihat sebagai berikut: dengan suhu rata-rata di 60°-65° C. Tahap ini dapat dilihat
pada Gambar 3.4.
A. Menyiapkan Bahan dan Alat
Pada praktikum pembuatan biodiesel alat yang digunakan
yaitu, corong pemisah, timbangan digital, hotplate, gelas
ukur, thermometer, dan magnetic stirring bar. Adapun bahan
baku yang dipakai yaitu minyak curah (250ml), Methanol
(62,5ml), dan NaOH (2gr). Adapun bahan baku pada
praktikum ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
a b c
Gambar 3.1 a)Minyak Goreng, b)Methanol, dan c)NaoH
E. Memanaskan Air
Sumber : Dokumentasi Pribadi Disamping menunggu 1 jam untuk proses pemanasan
minyak dan katalis, praktikan juga menyiapkan air mendidih
B. Memanaskan Minyak Goreng untuk proses pencucian biodesel. Tahap ini dapat dilihat pada
Pada tahap ini praktikan menuangkan minyak curah ke Gambar 3.5.
gelas ukur silinder sebanyak 250 ml, lalu dipanaskan
menggunakan hotplate. Tahap ini dapat dilihat pada Gambar
3.2.
a b
Gambar 3.2 a)Menuang dan b)Memanaskan Minyak Curah
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 3.5 Proses Memanaskan Air
Sumber : Dokumentasi Pribadi
C. Menyiapkan Katalis
Menuang Methanol sebanyak 62,5ml ke dalam gelas F. Memisahkan Biodiesel dengan Gliserol
ukur, lalu timbang NaOH seberat 2 gram (dalam gambar Pada proses ini praktikan memerlukan waktu 10 menit
terdapat 2 pemberat lainnya seperti tissue, dan juga pena hal agar gliserol bisa turun kebawah sehingga akan
ini dikarenakan timbangan tidak bisa mendeteksi berat mempermudah dalam proses pemisahan. Dalam kasus
praktikum kali ini terdapat kendala, yaitu gliserol beku, hal IV. HASIL DAN ANALISIS
itu menyebabkan kendala pada proses pemisahannya. Tahap
Pada praktikum kali ini dilakukan dua jenis reaksi yaitu
ini dapat dilihat pada Gambar 3.6. esterifikasi dan transesterifikasi dimana reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi dapat dilihat pada reaksi dibawah ini.
Reaksi esterifikasi :
RCOOH + CH3OH RCOOHCH3 + H2O
Reaksi transesterifikasi :
O
R1 C OCH2 HOCH2
Gambar 3.6 Proses Pemisahan Biodiesel dengan Gliserol
Sumber : Dokumentasi Pribadi
O O
G. Menimbang Gliserol
Pada tahap ini dikarenakan gilserol beku pada proses R2 C OCH + 3CH3OH HOCH2 + 3R C OCH3
pemisahan, maka gliserol tidak bisa diukur volumenya.
Dalam proses penimbangan praktikan menimbang gelas ukur
O
kosong dengan gelas ukur yang terisi gliserol maka didapat
hasil berat gliserol sebenarnya, yaitu 32 gram. Tahap ini
dapat dilihat pada Gambar 3.7. R3 C OCH2 HOCH2
R1 C OCH2 HOCH2
O O
R3 C OCH2 HOCH2
Perhitungan aktual dalam mencari nilai mol biodiesel dan Kesimpulan pada percobaan praktikum kali ini adalah
gliserol sesuai dengan rumus pada Persamaan 1. sebagai berikut :
1. Pada percobaan ini praktikan dapat mengetahui
tahapan dalam pembuatan biodiesel dari minyak
nabati yaitu minyak kelapa sawit dan pengaruh
katalis terhadap hasil biodiesel.
2. Pada praktikum ini didapat bahwa dengan penggunaan
Perhitungan nilai yield sesuai dengan rumus pada katalis yang lebih banyak akan mengakibatkan
Persamaan 2. biodiesel yang dihasilkan lebih sedikit dan juga
gliserol yang didapat lebih banyak.
3. Pada percobaan kali ini praktikan mengetahui proses
esterifikasi yaitu dengan mengkonversi asam lemak
Adapun dari hasil perhitungan, didapatkan nilai methanol menjadi metil ester dengan dilakukan pemanasan
dan yield dari setiap kelompok, seperti yang terlihat pada hingga suhu 60-650C. Sedangkan, transesterifikasi
Tabel 8. dibawah ini. merupakan penambahan metanol dan NaOH untuk
Tabel 8. Data Perbandingan Nilai Methanol dan Yield mengkonversi minyak nabati menjadi alkil ester.
No. Kelompok Nilai Methanol Nilai Yield
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Kelompok 1 20% 80,17%
2. Kelompok 2 25% 88,36% [1] L. Devita, "Biodiesel Sebagai Bioenergi Alternatif dan
3. Kelompok 3 30% 47,84% Prospeftif," Agrica Ekstensia, vol. 09, no. 02, p. 23,
2015.
4. Kelompok 4 25% 88,36% [2] S. R. S. Sri Kembaryanti Putri, "Studi Proses Pembuatan
Biodiesel dari Minyak Kelapa (Coconut Oil) dengan
Nilai yang diperoleh dari setiap percobaan biodiesel Bantuan Gelombang Ultrasonik," Jurnal Rekayasa
menggunakan minyak kelapa sawit berbeda hal tersebut Proses, vol. 06, no. 01, pp. 20-21, 2012.
dipengaruhi oleh kadar katalis dan metanol yang digunakan, [3] F. I. Darmawan, "Proses Produksi Biodiesel dari Minyak
tidak hanya itu pada proses esterifikasi dan transesterifikasi Jelantah dengan Metode Pencucian Dry-Wash Sistem,"
juga dapat mempengaruhi hasil biodiesel. Kelompok yang Jurnal Teknik Mesin, vol. 02, no. 01, p. 81, 2013.
memiliki nilai yield yang lebih tinggi dipengaruhi karena
adanya perbedaan perlakuan saat proses pengadukan [4] P. A. Yulia Tri Rahkadima, "Produksi Biodiesel dari
biodiesel. Semakin konstan kecepatan yang dilakukan saat Minyak Jelantah Menggunakan Katalis Kalsium
pengadukan, maka nilai yield yang dihasilkan akan semakin Oksida," Journal of Research and Technology, vol. 02,
besar. Kelompok yang melakukan pengadukan secara manual no. 01, p. 45, 2016.
akan mendapatkan nilai yield yang lebih kecil dikarenakan [5] J. P. H. A. S. I. Ricky Indra Kusuma, ""Pemanfaatan
kecepatan yang berubah-ubah saat proses pengadukan, Zeolit Alam Sebagai Katalis Murah dalam Proses
sehingga mempengaruhi nilai yield yang dihasilkan. Data Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit,"
ketiga kelompok dapat dilihat pada Tabel 1. kelompok 4 Prosiding Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi
medapatkan hasil biodiesel yang cukup banyak yaitu 236 ml, Teknik Kimia 2011, 2011.
kemudian disusul oleh hasil kelompok 1 pada Tabel 4.
sebanyak 228 ml, dan kelompok 3 pada Tabel 6. sebanyak [6] N. B. Y. K. S. Halid S. Ahmad, "Pengolahan Minyak
121 ml. Jelantah Menjadi Biodiesel," Jurnal entropi, vol. ii, pp.
Biodiesel memiliki banyak keunggulan diantaranya 204 - 214, 2016.
sebagai energi alternatif karna bahan baku berasal dari [7] D. H. S. R. B. T. Reshita Amalia Ramadhani, "Review
minyak nabati yang dapat diperbarui atau ditanam kembali, Pemanfaatan Design Expert untuk Optimasi Komposisi
memiliki emisi yang rendah sehingga dapat mengurangi Campuran," jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan , vol.
pencemaran udara dan merupakan bagan bakar yang i, no. 1, pp. 1 -16, 2017.
memiliki sifat pelumas lebih bagus. Diantara kelebihan yang
[8] F. E. Wijaya, "Pemanfaatan Minyak Nabati," Jurnal
banyak dimiliki masih ada beberapa kendala dalam
pemanfaatan biodiesel ini diantaranya jika pada proses FMIPA Universitas Indonesia, vol. 1, no. 1, pp. 4 -5,
pembuatannya masih terdapat kadar air dan gliserol dapat 2008.
menyebabkan mesin kendaraan mudah korosif, bahan baku [9] S. D. M. I. J. Arita, "Pembuatan Metil Ester Asam
yang sebagian besar masih menggunakan minyak kelapa
Lemak dari CPO Off Grade dengan Metode Esterifikasi-
Transesterifikasi," Jurnal Teknik Kimia, vol. 2, no. 15, p.
27, 2008.
[10] A. M. P. Nita Suleman, "Esterifikasi dan Transterifikasi
Stearin Sawit Untuk Pembentukan Biodiesel," Jurnal
Teknik, vol. 17, no. 01, pp. 69-70, 2019.