Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum TSE 3

Modul 6 – Proses Pembuatan Biodiesel


Agus Santoso; M.Reza Dzulkarnain; Ardian Saputra; Rafli Nurdiansyah; Azizah Nurul
Badriah; Sherly Maisya Agustina; Widiya Pratiwi; Dias Tiara Balia Bapera; Rahmad
Kurniawan
Dosen : M. Rizky Zen, S.ST., M.T
Asisten : Siti Muslimah
Tanggal Praktikum : 09 November 2022
Alamat Email : widiya.120340070@student.itera.ac.id
Teknik Sistem Energi – JTPI Sub JTEIF
Institut Teknologi Sumatera
Abstrak—Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif Minyak goreng bekas merupakan salah satu bahan baku
untuk mesin diesel yang yang berbahan dari minyak nabati atau yang memiliki peluang untuk pembuatan biodiesel, karena
minyak hwani. Pembuatan biodiesel menggunakan hasil reaksi minyak ini masih mengandung trigliserida, disamping asam
transesterifikasi amtara minyak nabati atau minyak hewani yang
mengandung trigliderida dengan alkohol yaitu methanol atau lemak bebas. Selain ketersediannya yang relative berlimpah,
etanol. Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk minyak goring bekas merupakan limbah sehingga berpotensi
mengetahui pembuatan biodiesel dari minyak nabati, menganalisa akan mencemari lingkungan berupa naiknya kadar Chemical
kualitas produk biodiesel yang dihasilkan dari beberapa Oxygen Demand dan Biology Oxygen Demand dalam perairan,
kelompok, dan membedakan proses esterifikasi dan trans- selain itu limbahnya akan menimbulkan bau busuk akibat
esterifikasi pada pembuatan biodiesel. Metode yang digunakan
degradasi biologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha-
pada praktikum kali ini adalah membuat biodiesel dengan bahan
baku berupa minyak kelapa sawit dengan campuran methanol usaha pemanfaataan minyak goreng bekas tersebut. Salah
dan katalis yang berbeda-beda tiap kelompok. Pembuatan dengan satunya adalah sebagai bahan baku dalam pembuatan biodiesel
dengan dua proses yaitu proses esterifikasi dan transesterifikasi. [3].
Pada praktikum ini didapat bahwa dengan penggunaan katalis Selain beberapa alasan diatas, pemilihan minyak jelantah
yang lebih banyak akan mengakibatkan biodiesel yang dihasilkan sebagai bahan bagu pembuatan biodiesel adalah dikarenakan
lebih sedikit dan juga gliserol yang didapat lebih banyak.
faktor biaya. Biaya yang sangat tinggi diperlukan saat
Kata kumci— Biodiesel, Esterifikasi, Kelapa Sawit
menggunakan minyak tumbuhan sebagai bahan baku biodiesel.
Hal ini menyebabkan biaya produksi biodiesel meningkat
menjadi 1,5 kali lebih tinggi dibanding biaya produksi solar.
I. PENDAHULUAN Apabila menggunakan minyak tumbuhan sebagai bahan baku,
maka biaya produksi akan mencapai 75% dari total biaya
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan energi bahan
produksi. Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku
bakar minyak menyebabkan eksploitasi dan konsumsi energi
biodiesel lebih menjanjikan karena harga minyak jelantah 2-3
dari minyak bumi semakin tinggi sehingga menyebabkan
kali lebih murah dibandingkan dengan minyak tumbuhan.
cadangan minyak bumi semakin menipis. Konsumsi BBM
Sebagai konsekuensi, diharapkan penggunaan minyak jelantah
secara nasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Setiap
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel dapat menurunkan
harinya, konsumsi BBM mencapai 140.000 – 180.000
biaya produksi secara signifikan [4].
kiloliter [1]. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah
Pada praktikum proses pembuatan biodiesel kali ini
dengan mencari sumber energi terbarukan yang dapat di
memiliki tujuan untuk mengetahui proses pembuatan biodiesel
produksi secara terus menerus sehingga dapat menjadi
dari minyak nabati, menganalisa kualitas produk (biodiesel)
cadangan untuk energi konvensional. Berdasarkan kondisi
yang dihasilkan dari minyak nabati, dan mengetahui perbedaan
tersebut, pemerintah telah memberikan perhatian lebih untuk
proses esterifikasi dan trans-esterifikasi pada pembuatan
mengembangkan bahan bakar nabati.
biodiesel.
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif
yang baik untuk dijadikan sebagai energi alternatif dari bahan
bakar minyak bumi. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif II. TINJAUAN PUSTAKA
untuk mesin diesel yang dihasilkan dari reaksi transetrifikasi A. Biodiesel
antara minyak nabati atau lemak hewani yang mengandung Biodiesel merupakan senyawa metil ester dengan asam
trigliderida dengan alkohol seperti methanol dan etanol. lemak rantai panjang seperti laurat, palmitat, stearat, oleat,
Biodiesel memiliki sifat fisis yang sama dengan minyak solar dan lain‐lain. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari
sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif sumber daya terbarukan dan biasa kita sebut energi baru
untuk kendaraan bermesin diesel. Dibandingkan dengan terbarukan. Biodiesel dapat diciptakan dari berbagai jenis
bahan bakar solar, biodiesel memiliki beberapa keunggulan, minyak nabati yang memiliki komposisi ester asam lemak
yaitu diproduksi dari bahan pertanian sehingga dapat antara lain minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak jarak
diperbaharui, memiliki bilangan cetane yang tinggi, ramah pagar, minyak biji kapuk dan umbuan lainnya yang memiliki
lingkungan, aman dalam penyimpanan dan transportasi potensial yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan
karena tidak mengandung racun, dan tidak mudah terbakar biodiesel [5]. Gambar Biodiesel dapat dilihat pada Gambar
[2]. 2.1.
Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif dari
sumber terbarukan dengan komposisi ester asam lemak dari
minyak nabati seperti, minyak kelapa sawit, minyak kelapa,
minyak jarak pagar, minyak biji kapuk, dan masih ada lebih
dari 30 macam tumbuhan di Indonesia yang dapat dijadikan
biodiesel.
Dalam mencari nilai aktual dapat digunakan rumus yang
terdapat pada Persamaan 2.

(2)

B. Minyak Nabati
Minyak nabati adalah minyak yang diekstrak dari berbagai
bagian tumbuhan. Minyak nabati pada umumnya memiliki
kandungan asam lemak yang tinggi sehingga bisa dijadikan
sebagai bahan baku produksi biodiesel [7].
Minyak nabati merupakan senyawa organik yang
Gambar 2.1 Biodiesel
Sumber : Dokumentasi Pribadi komponen penyusun nya merupakan senyawa gliserida dan
asam lemak dengan rantai yang panjang, minyak nabati tidak
Biodiesel memiliki banyak keunggulan jika kita dapat larut di air sepert minyak pada umumnya namun minyak
bandingkan dengan bahan bakar minyak bumi lainnya yaitu nabati dapat larut jika digabungkan dengan pelarut organik
biodiesel lebih ramah lingkungan, emisi pencemaran udara seperti senyawa hidrokarbon. Karena senyawa asam lemak
yang diciptakan relatif rendah dikarenakan energi yang yangmemiliki rantai yang panjang ini mengakibatkan titik cair
dihasilkan dari biodiesel ini jika kemudian dipakai pada yang tinggi. Jadi, dapat disimpulkan semakin panjang ranai
mesin diesel akan lebih sempurna penggunaannya jika kita asam lemak nya semakin tinggi pula titik cair nya. Asam
bandingkan dengan menggunakan solar yang merupakan lemak biasanya ditemukan pada minyak nabati pada
energi fosil. Selain itu, kesempurnaan pemakaian pada umumnya ialah asam oleat, karoten, palmitat dan masih
mesin mengakibatkan asap yang merupakan karbon dioksida banyak lagi asam lemak yang dapat dijadikan sebagai bahan
yang biasa kita lihat pada kendaraan solar akan tiada disaat dasar produksi biodiesel [8].
pemakain biodiesel. Biodiesel juga dapat terurai secara
alami karena terbentuk dari bahan baku alami dan yang C. Proses Esterifikasi
paling utama ialah biodiesel dapat diciptakan tanpa Proses esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam
menggunakan alat teknologi yang canggih, sehingga dapat karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam
menekan biaya produksi. karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam
Setelah melewati berbagai tahapan produksi pembuatan karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO
biodiesel pasti akan menciptakan limbah, yang dimana R dengan R2 dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi
limbah pada biodiesel ini mengandung gliserin yang dikatalisis asam dan bersifat dapat balik. Reaksi esterifikasi
merupakan bahan dasar pembuatan sabun. Sehingga sampai berkatalis asam berjalan lebih lambat, namun metode ini lebih
pada tahapan akhir pun biodiesel memili manfaat yang dapat sesuai untuk minyak atau lemak yang memiliki kandungan
kita kembangkan baik pada produksi skala kecil maupun asam lemak bebas relatif tinggi. Karena, dari bentuk reaksi di
rendah. Oleh karena itu, pengembangan ini dapat membuka atas, FFA yang terkandung di dalam trigliserida akan bereaksi
jalan baru baik produksi skala kecil dan dapat membuka dengan methanol membentuk metil ester dan air. Jadi,
lapangan kerja baru bagi masyarakat [6]. semakin berkurang FFA, methanol akan berekasi dengan
Biodiesel dihasilkan melalui reaksi transesterifikasi, trigliserida membentuk metil ester.
yaitu reaksi antara minyak nabati atau lemak hewani dengan Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur
alkohol menghasilkan alkil ester (biodiesel) dan hasil molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa.
samping gliserol dengan bantuan katalis. Pada proses Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun
transesterifikasi mengkonversi trigliserida menjadi metil berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang
ester atau etil ester yang dapat mengurangi berat molekul perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta
trigliserida hingga sepertiganya dan mengurangi viskositas, kesetimbangan. Laju esterifikasi asam karboksilat tergantung
dengan adanya hal ini dapat meningkatkan titik nyalanya pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilat.
atau proses terpakainya menjadi bahan bakar sehingga Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai
menjadi salah satu keunggulan biodiesel dibandingkan solar pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester. Secara
yang biasa menjadi bahan bakar [5]. umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai
Adapun dalam proses produk biodiesel dibutuhkan berikut:
perhitungan mencari nilai mol dalam mengisi reaksi 1) Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul
steikiometri maka dibutuhkan nilai aktual dan nilai yield alkoholsekunder, dan paling lambat alkohol tersier.
yang dapat dilihat pada persamaan dibawah ini : 2) Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
Dalam mencari nilai mol dapat digunakan rumus yang 3) Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi
terdapat pada Persamaan 1. lambat, tetapi mempunyai batas konversi yang
tinggi.
(1)
4) Makin panjang rantai alkohol, cenderung
mempercepat reaksi atau tidak terlalu berpengaruh
terhadap laju reaksi [9].
D. Proses Transesterifikasi dibawah 3gram). Kemudian, campur Methanol dan NaOH lalu
Reaksi transesterifikasi bertujuan untuk memecah dan aduk hingga NaOH larut dalam cairan Methanol. Tahap ini
menghilangkan trigliserida serta menurunkan viskositas pada dapat dilihat pada Gambar 3.3.
minyak, Pemilihan KOH sebagai katalis ini di karenakan
dengan adanya katalis basa reaksi akan berjalan lebih cepat
walaupun dengan suhu reaksi rendah di bandingkan
menggunakan katalis asam yang mempercepat reaksi
sebenarnya adalah kalium metoksida (KOCH3) katalis
terbentuk sebagai hasil reaksi antara KOH dan methanol.
Berat katalis merupakan salah satu faktor penentu dalam laju
reaksi. Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara a b c
menurunkan energi aktivasi sehingga laju pembentukkan Gambar 3.3 a)Menuang Methanol, b)Menimbang NaOH,
metil ester menjadi lebih cepat. Dari proses transesterifikasi c)Mencampur NaOH dan Methanol
diperoleh 2 fasa, yaitu metil ester pada bagian atas, gliserol Sumber : Dokumentasi Pribadi
pada bagian bawah kemudian rendemen biodiesel di hitung
dari konversi metil ester berdasarkan variasi konsentrasi D. Pemanasan Minyak Curah dan Katalis
katalis [10]. Sebelum memanaskan minyak curah, minyak curah
tersebut di campur dengan katalis yang tadi disiapkan. Lalu
III. METODE PRAKTIKUM masukkan magnetic stirring bar ke dalam gelas ukur guna
untuk mengaduk campuran kedua bahan tersebut dengan
Rangkaian prosedur percobaan yang dilakukan dapat konstan. Proses pemasanasan ini memakan waktu 1 jam
dilihat sebagai berikut: dengan suhu rata-rata di 60°-65° C. Tahap ini dapat dilihat
pada Gambar 3.4.
A. Menyiapkan Bahan dan Alat
Pada praktikum pembuatan biodiesel alat yang digunakan
yaitu, corong pemisah, timbangan digital, hotplate, gelas
ukur, thermometer, dan magnetic stirring bar. Adapun bahan
baku yang dipakai yaitu minyak curah (250ml), Methanol
(62,5ml), dan NaOH (2gr). Adapun bahan baku pada
praktikum ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.4 a)Menuang dan b)Memanaskan Minyak Curah


Sumber : Dokumentasi Pribadi

a b c
Gambar 3.1 a)Minyak Goreng, b)Methanol, dan c)NaoH
E. Memanaskan Air
Sumber : Dokumentasi Pribadi Disamping menunggu 1 jam untuk proses pemanasan
minyak dan katalis, praktikan juga menyiapkan air mendidih
B. Memanaskan Minyak Goreng untuk proses pencucian biodesel. Tahap ini dapat dilihat pada
Pada tahap ini praktikan menuangkan minyak curah ke Gambar 3.5.
gelas ukur silinder sebanyak 250 ml, lalu dipanaskan
menggunakan hotplate. Tahap ini dapat dilihat pada Gambar
3.2.

a b
Gambar 3.2 a)Menuang dan b)Memanaskan Minyak Curah
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 3.5 Proses Memanaskan Air
Sumber : Dokumentasi Pribadi
C. Menyiapkan Katalis
Menuang Methanol sebanyak 62,5ml ke dalam gelas F. Memisahkan Biodiesel dengan Gliserol
ukur, lalu timbang NaOH seberat 2 gram (dalam gambar Pada proses ini praktikan memerlukan waktu 10 menit
terdapat 2 pemberat lainnya seperti tissue, dan juga pena hal agar gliserol bisa turun kebawah sehingga akan
ini dikarenakan timbangan tidak bisa mendeteksi berat mempermudah dalam proses pemisahan. Dalam kasus
praktikum kali ini terdapat kendala, yaitu gliserol beku, hal IV. HASIL DAN ANALISIS
itu menyebabkan kendala pada proses pemisahannya. Tahap
Pada praktikum kali ini dilakukan dua jenis reaksi yaitu
ini dapat dilihat pada Gambar 3.6. esterifikasi dan transesterifikasi dimana reaksi esterifikasi dan
transesterifikasi dapat dilihat pada reaksi dibawah ini.
Reaksi esterifikasi :
RCOOH + CH3OH RCOOHCH3 + H2O

Reaksi transesterifikasi :
O

R1 C OCH2 HOCH2
Gambar 3.6 Proses Pemisahan Biodiesel dengan Gliserol
Sumber : Dokumentasi Pribadi
O O

G. Menimbang Gliserol
Pada tahap ini dikarenakan gilserol beku pada proses R2 C OCH + 3CH3OH HOCH2 + 3R C OCH3
pemisahan, maka gliserol tidak bisa diukur volumenya.
Dalam proses penimbangan praktikan menimbang gelas ukur
O
kosong dengan gelas ukur yang terisi gliserol maka didapat
hasil berat gliserol sebenarnya, yaitu 32 gram. Tahap ini
dapat dilihat pada Gambar 3.7. R3 C OCH2 HOCH2

Trigliserida Metanol Gliserol Biodiesel


Reaksi esterifikasi dan transesterifikasi merupakan reaksi
bolak balik yang relatif lambat. Oleh karena itu, untuk
mempercepat jalannya reaksi dan meningkatkan hasil, proses
dilakukan dengan pengadukan yang baik, penambahan katalis
dan pemberian reaktan berlebih agar reaksi bergeser ke kanan.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
transesterifikasi adalah pengadukan, suhu, katalis,
perbandingan pereaksi dan waktu reaksi. Etil ester dapat
Gambar 3.7 Menimbang Gliserol
Sumber : Dokumentasi Pribadi
disintesis melalui reaksi esterifikasi. Esterifikasi merupakan
reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu
asam karboksilat dengan suatu alkohol. Reaksi esterifikasi
H. Proses Pencucian Biodiesel dipengaruhi beberapa variabel, salah satunya yaitu katalis.
Praktikan mengambil air mendidih yang tadi dipanaskan Katalis adalah zat yang menyebabkan laju reaksi kimia
untuk proses pencucian sebanyak 100ml, lalu air mendidih menjadi lebih cepat pada suhu tertentu, tanpa mengalami
perubahan kimiawi diakhir reaksi. Reaksi esterifikasi
tersebut dituang kedalam corong pemisah kemudian terjadi
membutuhkan suatu katalis untuk mempercepat reaksi, tanpa
proses pencucian. Ukur dan timbang biodiesel serta air bekas
katalis reaksi berjalan sangat lambat karena kecepatannya
cucian yang sudah melalui proses pencucian, lakukan tahap tergantung pada autoprotonasi dari asam karboksilat.
ini sebanyak 2 kali. Tahap ini dapat dilihat pada Gambar
3.8. O

R1 C OCH2 HOCH2

O O

R2 C OCH + 3CH3OH HOCH2 + 3R C OCH3


Gambar 3.8 Proses Pencucian Biodiesel
Sumber : Dokumentasi Pribadi
O

R3 C OCH2 HOCH2

Trigliserida Metanol Gliserol Biodiesel


Transesterifikasi dengan alkohol juga dikenal dengan
nama alkoholisis sehingga reaksi di atas disebut juga
metanolisis. Proses produksi biodiesel memerlukan katalis dengan tetap dilakukan pengadukan menggunakan magnetic
untuk memperoleh kecepatan konversi yang layak. Katalis stirer kemudian dimasukan dalam corong pemisah untuk
basa yang yang sering digunakan adalah KOH (potasium memisahkan biodisel dengan gliserol, dalam pemisahan
hidroksida), NaOH (sodium hidroksida). Pada praktikum ini tersebut menggunakan waktu selama 10 menit hingga
menggunakan katalis NaOH yang bersifat basa kuat dimana keduanya terpisah, setelah keduanya terpisah dan dapat
NaOH merupakan larutan yang sangat korosif terhadap bahan diperoleh bobot gliserol sebanyak 32 gram, gliserol yang
organik. Pada reaksi dengan menggunakan katalis basa diperoleh oleh kelompok kami tidak dapat dilakukan
minyak yang digunakan harus netral. Kadar asam lemak pengukuran menggunakan mililiter dikarnakan gliserol yang
bebas yang lebih dari 0.5 % dapat menurunkan rendemen terlajur sepat membeku.
(yield) trasesterifikasi minyak. Pada peroses diatas yaitu Campuran metil ester asam lemak (FAME) yang diperoleh
pencampuran minyak atau trigliserida dengan metanol yang harus dimurnikan untuk menghasilkan biodisel sesuai standar,
kemudian pada proses pencampuran ini metanol akan oleh karna itu FAME harus dicuci, dinetralkan dan
mengikat minyak nabati untuk kemudian akan menghasilkan dikeringkan. Tujuan dari proses tersebut untuk menghilangkan
biodiesel. Pada proses ini gliserol akan mengikat senyawanya sisa katalis, sisa gliserol dan ion logam sebagai sabun. Jika
menjadi padat dan akan memisahkan diri dari senyawa cair pada proses masih terdapat kandungan tersebut dapat
biodiesel. menyebabkan koros49,375i pada mesin yang nantinya akan
Pada praktikum modul biodiesel ini menggunakan menggunakan bahan bakar biodiesel. Proses pencucian
percobaan menggunakan bahan baku berupa minyak kelapa biodiesel dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan air
sawit, karateristik minyak atau lemak yang digunakan pada hangat bersuhu kurang lebih 70 derajat celcius air cucian
proses biodiesel, minyak dan lemak yang dikenal sebagai pertama sebanyak 95 ml dan air cucian kedua sebanyak 100
lipid merupakan senyawa hidropobik yang tidak dapat larut ml data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Biodisel yang
dalam air. Lipid adalah lemak ester gliserol yang dikenal diperoleh oleh kelompok kami sebanyak 236 ml biodiesel
sebagai trigliserid. Minyak kelapa sawit memiliki asam yang dihasilkan tersebut belum melalui proses pengeringan.
lemak jenuh sebesar 49 dan asam lemak tak jenuh sebesar 5, Pada Tabel 3. disajikan data pendukung stoikiometri
setiap minyak nabati memiliki kandungan asam lemak yang kelompok 4.
berbeda-beda. Pada praktikum ini menggunakn katalis yang
Tabel 3. Data Pendukung Stoikiometri Kelompok 4
berbeda pada setiap percobaan kelompok praktikum, dimana
No. Catatan Mili Gram
perbedaan tersebut dapat terlihat pada data Tabel 1. dan juga
pada data Tabel 2. terdapat hasil percobaan kelompok 2 dan 1. Oil 250 ml 232 gr
4 RA.
2. MeOH 62,5 ml 49,375 gr
Tabel 1. Data Praktikum
No Kelompok Waktu Metanol Katalis
Catatan:
1. 1 1 jam 20% 1 gram
Berat molekul Oil : 893
2. 2 dan 4 1 jam 25% 2 gram
Berat molekul MeOH : 32
3. 3 1 jam 30% 3 gram
Berat molekul Biodiesel : 299

Tabel 2. Data Kelompok 4 Berat molekul Gliserol : 92


No Catatan Mili Gram Stoikiometri
1. Biodiesel sebelum dicuci 240 ml 205 gr Oil + MeOH Biodiesel + Gliserol
2. Jumlah Gliserol - 32 gr 0,26 1,54 - -
3. Air Cucian Pertama 95 ml 92 gr 0.26 1,54 1,54 0,26
4. Air Cucian Kedua 100 ml 96 gr - - 1,54 0,26

5. Biodiesel Jadi 236 ml 201 gr


Dibawah ini terdapat perhitungan dalam mencari nilai mol
sesuai dengan Persamaan 1.
Data yang dihasilkan oleh kelompok 4 dan 2
menggunakan jenis katalis NaOH yang bersifat basa yang
bersifat homogen sala-satu alasannya yaitu katalis basa tidak
membuat mudah korosif mengenai peralatan laboratorium,
katalis yang digunakan sebesar 2 gram dengan kadar metanol
25% dan minyak kelapa sawit yang digunakan 250 ml, pada
proses esterifikasi menggunakan suhu berkisar 60-65 derajat Aktual
celcius hal tersebut bertujuan untuk mengurangi penguapan Oil + MeOH Biodiesel + Gliserol
yang terjadi, selanjutnya yaitu proses transesterifikasi dengan
menambahkan NaOH sebanyak 2 gram dan metanol 0,26 1,54 - -
sebanyak 62,5 ml. 0.34 0,69 0,69 0,34
Setelah proses transesterifikasi dengan waktu selama 60
menit dengan suhu 60-65 derajat celcius diatas hotplate -0,08 0,85 0,69 0,34
Perhitungan aktual dalam mencari nilai mol biodiesel dan Aktual
gliserol sesuai dengan rumus pada Persamaan 1.
Oil + MeOH Biodiesel + Gliserol
0,26 1,23 - -
0.43 0,62 0,62 0,43
-0,16 0,61 0,62 0,43
Perhitungan nilai yield sesuai dengan rumus pada
Persamaan 2.
Perhitungan aktual dalam mencari nilai mol biodiesel dan
gliserol sesuai dengan rumus pada Persamaan 1.

Pada data kelompok 4 nilai yang diperoleh yaitu nilai oil


sebesar 0,23 g/mol, nilai MeOH sebesar 1,54 g/mol adapun
nilai aktual mol biodisel sebesar 0,69 g/mol dan nilai aktual
gliserol sebesar 0,34 g/mol sedangkan nilai yield yang
diperoleh 88,36%. Pada Tabel 4. dan Tabel 5. disajikan data Perhitungan nilai yield sesuai dengan rumus pada
yang diperoleh oleh kelompok 1, dan Tabel 6. dan Tabel 7. Persamaan 2.
data yang diperoleh oleh kelompok 3.
Tabel 4. Data kelompok 1
No Catatan Mili Gram
1. Biodiesel sebelum dicuci 220 ml 186 gr Tabel 6. Data kelompok 3
No Catatan Mili Gram
2. Jumlah Gliserol 37 ml 40 gr
1. Biodiesel sebelum dicuci 121 ml 111 gr
3. Air Cucian Pertama 100 ml 101 gr
2. Jumlah Gliserol - 95 gr
4. Air Cucian Kedua 100 ml 100 gr
3. Air Cucian Pertama 100 ml 96 gr
5. Biodiesel Jadi 228 ml 189 gr
4. Air Cucian Kedua 100 ml 97 gr

Tabel 5. Data Pendukung Stoikiometri Kelompok 1 5. Biodiesel Jadi 121 ml 103 gr


No. Catatan Mili Gram
1. Oil 250 ml 232 gr Tabel 7. Data Pendukung Stoikiometri Kelompok 3
No. Catatan Mili Gram
2. MeOH 50 ml 39,5 gr
1. Oil 250 ml 232 gr

Catatan: 2. MeOH 75 ml 59,25 gr

Berat molekul Oil : 893 Catatan:

Berat molekul MeOH : 32 Berat molekul Oil : 893

Berat molekul Biodiesel : 299 Berat molekul MeOH : 32

Berat molekul Gliserol : 92 Berat molekul Biodiesel : 299


Berat molekul Gliserol : 92
Stoikiometri Stoikiometri
Oil + MeOH Biodiesel + Gliserol Oil + MeOH Biodiesel + Gliserol
0,26 1,23 - - 0,26 1,85 - -
0.26 1,23 1,23 0,26 0.26 1,85 1,85 0,26
- - 1,23 0,26 - - 1,85 0,26
Dibawah ini terdapat perhitungan dalam mencari nilai Dibawah ini terdapat perhitungan dalam mencari nilai mol
mol sesuai dengan Persamaan 1. sesuai dengan Persamaan 1.
Aktual sawit dimana minyak kelapa sawit masih memiliki daya saing
dengan penggunaan minyak goreng, di kalangan masyarakat
Oil + MeOH Biodiesel + Gliserol biodiesel masih tergolong mahal dibandingkan bahan bakar
0,26 1,85 - - yang digunakan sehari-hari selain itu biodiesel tidak
mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga harga yang
1,03 0,37 0,37 1,03 dipasarkan dianggap lebih mahal.
-0,77 1,48 0,37 1,03
V. KESIMPULAN

Perhitungan aktual dalam mencari nilai mol biodiesel dan Kesimpulan pada percobaan praktikum kali ini adalah
gliserol sesuai dengan rumus pada Persamaan 1. sebagai berikut :
1. Pada percobaan ini praktikan dapat mengetahui
tahapan dalam pembuatan biodiesel dari minyak
nabati yaitu minyak kelapa sawit dan pengaruh
katalis terhadap hasil biodiesel.
2. Pada praktikum ini didapat bahwa dengan penggunaan
Perhitungan nilai yield sesuai dengan rumus pada katalis yang lebih banyak akan mengakibatkan
Persamaan 2. biodiesel yang dihasilkan lebih sedikit dan juga
gliserol yang didapat lebih banyak.
3. Pada percobaan kali ini praktikan mengetahui proses
esterifikasi yaitu dengan mengkonversi asam lemak
Adapun dari hasil perhitungan, didapatkan nilai methanol menjadi metil ester dengan dilakukan pemanasan
dan yield dari setiap kelompok, seperti yang terlihat pada hingga suhu 60-650C. Sedangkan, transesterifikasi
Tabel 8. dibawah ini. merupakan penambahan metanol dan NaOH untuk
Tabel 8. Data Perbandingan Nilai Methanol dan Yield mengkonversi minyak nabati menjadi alkil ester.
No. Kelompok Nilai Methanol Nilai Yield
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Kelompok 1 20% 80,17%
2. Kelompok 2 25% 88,36% [1] L. Devita, "Biodiesel Sebagai Bioenergi Alternatif dan
3. Kelompok 3 30% 47,84% Prospeftif," Agrica Ekstensia, vol. 09, no. 02, p. 23,
2015.
4. Kelompok 4 25% 88,36% [2] S. R. S. Sri Kembaryanti Putri, "Studi Proses Pembuatan
Biodiesel dari Minyak Kelapa (Coconut Oil) dengan
Nilai yang diperoleh dari setiap percobaan biodiesel Bantuan Gelombang Ultrasonik," Jurnal Rekayasa
menggunakan minyak kelapa sawit berbeda hal tersebut Proses, vol. 06, no. 01, pp. 20-21, 2012.
dipengaruhi oleh kadar katalis dan metanol yang digunakan, [3] F. I. Darmawan, "Proses Produksi Biodiesel dari Minyak
tidak hanya itu pada proses esterifikasi dan transesterifikasi Jelantah dengan Metode Pencucian Dry-Wash Sistem,"
juga dapat mempengaruhi hasil biodiesel. Kelompok yang Jurnal Teknik Mesin, vol. 02, no. 01, p. 81, 2013.
memiliki nilai yield yang lebih tinggi dipengaruhi karena
adanya perbedaan perlakuan saat proses pengadukan [4] P. A. Yulia Tri Rahkadima, "Produksi Biodiesel dari
biodiesel. Semakin konstan kecepatan yang dilakukan saat Minyak Jelantah Menggunakan Katalis Kalsium
pengadukan, maka nilai yield yang dihasilkan akan semakin Oksida," Journal of Research and Technology, vol. 02,
besar. Kelompok yang melakukan pengadukan secara manual no. 01, p. 45, 2016.
akan mendapatkan nilai yield yang lebih kecil dikarenakan [5] J. P. H. A. S. I. Ricky Indra Kusuma, ""Pemanfaatan
kecepatan yang berubah-ubah saat proses pengadukan, Zeolit Alam Sebagai Katalis Murah dalam Proses
sehingga mempengaruhi nilai yield yang dihasilkan. Data Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit,"
ketiga kelompok dapat dilihat pada Tabel 1. kelompok 4 Prosiding Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi
medapatkan hasil biodiesel yang cukup banyak yaitu 236 ml, Teknik Kimia 2011, 2011.
kemudian disusul oleh hasil kelompok 1 pada Tabel 4.
sebanyak 228 ml, dan kelompok 3 pada Tabel 6. sebanyak [6] N. B. Y. K. S. Halid S. Ahmad, "Pengolahan Minyak
121 ml. Jelantah Menjadi Biodiesel," Jurnal entropi, vol. ii, pp.
Biodiesel memiliki banyak keunggulan diantaranya 204 - 214, 2016.
sebagai energi alternatif karna bahan baku berasal dari [7] D. H. S. R. B. T. Reshita Amalia Ramadhani, "Review
minyak nabati yang dapat diperbarui atau ditanam kembali, Pemanfaatan Design Expert untuk Optimasi Komposisi
memiliki emisi yang rendah sehingga dapat mengurangi Campuran," jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan , vol.
pencemaran udara dan merupakan bagan bakar yang i, no. 1, pp. 1 -16, 2017.
memiliki sifat pelumas lebih bagus. Diantara kelebihan yang
[8] F. E. Wijaya, "Pemanfaatan Minyak Nabati," Jurnal
banyak dimiliki masih ada beberapa kendala dalam
pemanfaatan biodiesel ini diantaranya jika pada proses FMIPA Universitas Indonesia, vol. 1, no. 1, pp. 4 -5,
pembuatannya masih terdapat kadar air dan gliserol dapat 2008.
menyebabkan mesin kendaraan mudah korosif, bahan baku [9] S. D. M. I. J. Arita, "Pembuatan Metil Ester Asam
yang sebagian besar masih menggunakan minyak kelapa
Lemak dari CPO Off Grade dengan Metode Esterifikasi-
Transesterifikasi," Jurnal Teknik Kimia, vol. 2, no. 15, p.
27, 2008.
[10] A. M. P. Nita Suleman, "Esterifikasi dan Transterifikasi
Stearin Sawit Untuk Pembentukan Biodiesel," Jurnal
Teknik, vol. 17, no. 01, pp. 69-70, 2019.

Anda mungkin juga menyukai