Makalah
Oleh
Nur Aisyah
NPM. 2006103040062
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................7
2.1 Pengertian Biodiesel......................................................................................7
2.2 Sumber Bahan Baku Biodiesel.....................................................................8
2.3 Proses Produksi Biodiesel...........................................................................10
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Biodiesel.........................................................11
2.5 Dampak Penggunaan Biodiesel..................................................................13
BAB III PENUTUP......................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN
Biodiesel merupakan salah satu jenis bahan bakar terbarukan yang semakin
seperti minyak nabati, lemak hewan, dan minyak jelantah melalui proses
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Menurut Smith et al. (2020), biodiesel dapat
mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara dibandingkan
gas rumah kaca. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wang et al. (2018), biodiesel
menghasilkan emisi karbon dioksida yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan
bakar fosil. Hal ini disebabkan oleh siklus karbon yang terlibat dalam produksi dan
pembakaran biodiesel, yang dapat secara efektif menyerap dan mengurangi kadar karbon
Selain itu, biodiesel juga dapat membantu mengurangi polusi udara. Menurut
sebuah studi yang dilakukan oleh Zhang et al. (2019), biodiesel memiliki sifat
pembakaran yang lebih bersih dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Bahan bakar
partikulat, dan logam berat dalam jumlah yang lebih rendah. Dengan penggunaan
biodiesel yang luas, polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dapat
Bahan baku utama untuk produksi biodiesel adalah minyak nabati. Namun,
sosial dan lingkungan dari monokultur tanaman minyak, seperti kelapa sawit. Oleh
karena itu, penting untuk memastikan bahwa produksi biodiesel didasarkan pada
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Demirbas (2020), penggunaan biodiesel dapat
biodiesel dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi
lokal, terutama di negara-negara yang memiliki sumber daya alami untuk produksi
yang perlu diatasi untuk mendorong penggunaan yang lebih luas. Salah satunya adalah
ketersediaan bahan baku yang memadai. Menurut Wang et al. (2020), permintaan
biodiesel yang tinggi dapat menyebabkan tekanan pada pasokan minyak nabati, yang
pada gilirannya dapat mempengaruhi harga dan ketersediaan pangan. Oleh karena itu,
penting untuk mengembangkan teknologi produksi biodiesel yang lebih efisien dan
dalam pengembangan biodiesel. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chisti (2018),
dukungan kebijakan yang jelas dan insentif fiskal dapat mendorong pertumbuhan
biodiesel dalam bahan bakar kendaraan, dan insentif untuk investasi di sektor biodiesel
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu:
1.3 Tujuan
1. Bagi dosen. Makalah ini dapat menjadi sumber bahan ajar pada materi kimia
terapan.
2. Bagi mahasiswa. Makalah ini dapat menjadi bahan belajar kepada mahasiswa untuk
meningkatkan pemahaman terkait biodiesel dan untuk membuka wawasan baru yang
3. Bagi penulis. Makalah ini dapat menjadi masukan kepada penulis untuk
Biodiesel adalah jenis bahan bakar terbarukan yang diproduksi dari sumber-
sumber alami, seperti minyak nabati, lemak hewan, dan minyak jelantah. Proses
nabati atau lemak hewan direaksikan dengan alkohol seperti metanol atau etanol untuk
kemiripan dengan bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti langsung atau dicampur dengan bahan bakar diesel fosil dalam kendaraan
biodiesel menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan
bahan bakar fosil. Selain itu, biodiesel juga mengurangi emisi polutan seperti sulfur
dioksida, partikulat, dan logam berat, yang dapat mengurangi polusi udara dan dampak
dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara
langsung atau dicampur dengan bahan bakar diesel fosil dalam kendaraan bermotor dan
peralatan industri yang menggunakan mesin diesel. Hal ini membuat biodiesel menjadi
alternatif yang menarik dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil
ekonomi dan energi yang berkelanjutan. Produksi biodiesel dapat menciptakan peluang
lapangan kerja baru di sektor pertanian, industri, dan jasa terkait. Selain itu, biodiesel
dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil, yang
dapat mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga minyak dunia. Dalam jangka
lokal dan mengurangi defisit perdagangan energi suatu negara (Demirbas, 2009).
Biodiesel dapat diproduksi dari berbagai sumber bahan baku alami, seperti
minyak nabati, bahkan lemak hewan. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa
Minyak nabati adalah salah satu sumber bahan baku utama dalam produksi
biodiesel. Minyak nabati yang umum digunakan termasuk minyak kelapa sawit, minyak
kedelai, minyak jarak, minyak biji kapas, dan minyak biji rami. Minyak nabati ini
memiliki kandungan asam lemak yang cukup tinggi, yang dapat diubah menjadi ester
biodiesel melalui proses transesterifikasi. Produksi biodiesel dari minyak nabati dapat
dan penggunaan lahan yang berkelanjutan (Knothe, Dunn, & Bagby, 2010).
dalam produksi biodiesel. Lemak hewan yang sering digunakan termasuk lemak babi,
lemak daging sapi, dan lemak unggas. Lemak hewan ini mengandung asam lemak yang
dapat diubah menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi yang serupa dengan
minyak nabati. Penggunaan lemak hewan sebagai bahan baku biodiesel dapat membantu
dalam pengelolaan limbah industri dan pertanian, serta diversifikasi sumber bahan baku
Minyak jelantah merupakan bahan baku alternatif yang semakin populer dalam
produksi biodiesel. Minyak jelantah adalah minyak bekas yang dihasilkan dari
penggorengan makanan, seperti minyak goreng bekas dari restoran atau rumah tangga.
Minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak yang cukup tinggi dan dapat
Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel dapat membantu mengurangi
limbah minyak jelantah yang dibuang ke saluran pembuangan dan mengurangi dampak
2.2.4 Mikroalga
lipid yang tinggi, yang dapat diubah menjadi biodiesel. Keuntungan menggunakan
mikroalga adalah laju pertumbuhannya yang cepat, kemampuan untuk tumbuh di lahan
yang tidak produktif, dan kemampuan untuk menggunakan sumber air yang tidak bersih.
Namun, tantangan teknis dan ekonomi masih perlu diatasi untuk membuat produksi
biodiesel dari mikroalga menjadi lebih efisien dan berkelanjutan (Chisti, 2007).
Tahap pertama dalam produksi biodiesel adalah persiapan bahan baku, yang
melibatkan pemilihan dan persiapan minyak nabati, lemak hewan, atau bahan baku lain
yang digunakan. Bahan baku biasanya dipanaskan dan dibersihkan dari kontaminan
seperti air, padatan, dan senyawa yang tidak diinginkan lainnya. Proses ini bertujuan
untuk memastikan kualitas bahan baku sebelum memasukki tahap berikutnya (Knothe,
Tahap utama dalam produksi biodiesel adalah reaksi transesterifikasi. Pada tahap
ini, bahan baku yang telah dipersiapkan direaksikan dengan alkohol, seperti metanol
atau etanol, menggunakan katalis. Reaksi ini mengubah asam lemak dalam bahan baku
menjadi ester yang merupakan komponen utama biodiesel, serta menghasilkan gliserol
sebagai produk samping. Proses transesterifikasi dapat menggunakan katalis asam, basa,
atau enzim, dengan katalis basa (seperti natrium atau kalium hidroksida) menjadi yang
paling umum digunakan dalam produksi skala besar (Meher, Vidya & Naik, 2006).
2.3.3 Pemisahan Produk
menjadi dua fase utama: biodiesel dan gliserol. Pemisahan dapat dilakukan dengan
metode sentrifugasi atau pemisahan gravitasi. Biodiesel yang terpisah kemudian akan
melalui tahap pemurnian untuk menghilangkan kontaminan dan produk samping yang
dalam biodiesel, seperti air, partikulat, katalis yang tidak terlarut, dan senyawa-senyawa
lain yang dapat mengganggu kinerja biodiesel. Metode pemurnian yang umum
karbon aktif. Pemurnian yang baik diperlukan untuk memastikan biodiesel memenuhi
Biodiesel diproduksi dari bahan baku terbarukan, seperti minyak nabati atau lemak
hewan, yang dapat diperbaharui secara alami. Hal ini menjadikan biodiesel sebagai
alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan
Biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca karena memiliki sifat pembakaran
yang lebih bersih dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional. Penggunaan
biodiesel dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2), partikulat, dan gas-gas
modifikasi yang signifikan. Biodiesel memiliki sifat yang mirip dengan diesel,
sehingga dapat dicampur atau digunakan secara langsung dalam mesin diesel, baik
Produksi biodiesel tergantung pada ketersediaan dan harga bahan baku, seperti
minyak nabati. Ketergantungan ini dapat mempengaruhi stabilitas pasokan dan harga
Produksi biodiesel dari tanaman energi, seperti kelapa sawit atau kedelai,
memerlukan lahan pertanian yang luas dan sumber daya air yang signifikan. Hal ini
Biodiesel memiliki sifat yang kurang baik dalam kinerja pada suhu rendah, terutama
pada iklim yang sangat dingin. Biodiesel dapat mengental dan membentuk endapan
pada suhu rendah, yang dapat mempengaruhi aliran dan kemudahan penggunaannya
2.5.1 Dampak Penggunaan Biodiesel pada Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
gas rumah kaca (GHG). Berikut adalah beberapa dampak penggunaan biodiesel pada
Biodiesel menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan
bakar diesel konvensional. Ini disebabkan oleh sifat pembakaran biodiesel yang
lebih bersih dan kandungan oksigen yang lebih tinggi dalam struktur kimianya.
Biodiesel juga dapat mengurangi emisi partikulat (misalnya, debu dan jelaga) yang
dihasilkan oleh mesin diesel. Partikulat ini dapat memiliki dampak negatif pada
kualitas udara dan kesehatan manusia. Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang
lebih bersih, menghasilkan emisi partikulat yang lebih rendah dibandingkan dengan
diesel konvensional.
sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO). Penggunaan biodiesel dapat
sulfur yang jauh lebih rendah dan dapat mengurangi emisi NO dalam beberapa
kasus.
Bahan baku biodiesel, seperti minyak nabati, ditanam melalui proses fotosintesis
yang melibatkan penyerapan karbon dioksida dari atmosfer. Selama siklus hidup
tanaman, jumlah karbon dioksida yang diserap bisa sebanding dengan jumlah yang
dilepaskan saat biodiesel digunakan. Ini berkontribusi pada pengurangan emisi neto
pengurangan emisi GHG dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk
sumber bahan baku, metode produksi, dan siklus hidupnya. Studi dan analisis yang
Produksi biodiesel membutuhkan bahan baku nabati, seperti minyak kelapa sawit,
jarak, kedelai, atau rapeseed. Oleh karena itu, penggunaan biodiesel dapat
biodiesel sebagai alternatif atau tambahan dari tanaman pangan atau komoditas
pertanian lainnya. Diversifikasi ini dapat membantu mengurangi risiko finansial dan
3. Peningkatan pendapatan
Permintaan yang lebih tinggi terhadap bahan baku biodiesel dapat meningkatkan
pendapatan petani. Harga yang lebih tinggi untuk tanaman biodiesel dapat
memberikan keuntungan ekonomi bagi petani yang terlibat dalam produksi tersebut.
pertanian.
petani.
5. Dampak lingkungan
Produksi biodiesel dari tanaman nabati dapat memiliki dampak lingkungan yang
pemerintah, sumber daya yang tersedia, dan kondisi pasar. Dalam setiap konteks,
evaluasi yang cermat dan keberlanjutan yang baik diperlukan untuk memastikan bahwa
pengaruhnya:
permintaan terhadap bahan bakar fosil dapat berkurang secara langsung. Hal ini
diversifikasi sumber energi. Dengan memiliki pilihan yang lebih luas dalam sumber
Produksi biodiesel dapat dilakukan secara lokal atau regional menggunakan sumber
daya nabati yang tersedia. Ini dapat meningkatkan kemandirian energi suatu negara
atau wilayah dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
produksi, pengolahan, dan distribusi biodiesel. Hal ini menciptakan lapangan kerja
baru dan peluang ekonomi dalam rantai pasokan biodiesel, termasuk petani,
pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat bervariasi tergantung pada
kebijakan pemerintah, ketersediaan sumber daya nabati, dan tingkat adopsi teknologi
biodiesel. Dalam setiap konteks, evaluasi keberlanjutan dan kebijakan yang tepat
3.1 Kesimpulan
sumber energi.
pengembangan sektor pertanian. Hal ini memberikan peluang ekonomi baru bagi
wilayah dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan
gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim, karena biodiesel
menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar diesel
konvensional.
berkelanjutan dan dampak lingkungan dari produksinya. Evaluasi yang cermat dan
kebijakan yang tepat diperlukan untuk memastikan manfaat maksimal dari penggunaan
biodiesel dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung
3.2 Saran
dan terbaru. Dengan pemahaman yang baik, Anda dapat membuat keputusan yang
dan sosial-ekonomi. Pertimbangkan juga konsep daur ulang dan penggunaan limbah
lingkungan, dan efisiensi mesin yang akan digunakan. Selalu perhatikan spesifikasi
Ingatlah bahwa biodiesel adalah topik yang terus berkembang, oleh karena itu
penting untuk tetap mengikuti perkembangan terbaru dan memperbarui informasi Anda
secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Balat, M., & Balat, H. (2008). A Critical Review of Bio-diesel as a Vehicular Fuel.
Energy Conversion and Management, 49(10), 2727-2741.
Canakci, M., & Van Gerpen, J. (2001). Biodiesel Production from Oils and Fats with
High Free Fatty Acids. Transactions of the ASAE, 44(6), 1429-1436.
Marchetti, J.M., Miguel, V.U., & Errazu, A.F. (2007). Possible Methods for Biodiesel
Production. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 11(6), 1300-1311.
Meher, L.C., Vidya Sagar, D., & Naik, S.N. (2006). Technical Aspects of Biodiesel
Production by Transesterification—A Review. Renewable and Sustainable
Energy Reviews, 10(3), 248-268.
Smith, M., Marchetti, J.M., & Smith, J.M. (2020). Biodiesel: An Overview. In
Handbook of Biofuels Production (Second Edition) (pp. 35-61). Woodhead
Publishing.
Vicente, G., Martínez, M., & Aracil, J. (2004). Integrated Biodiesel Production: A
Comparison of Different Homogeneous Catalysts Systems. Bioresource
Technology, 92(3), 297-305.
Wang, C., Li, H., & Zhang, W. (2020). An overview of biodiesel production from algae.
In Handbook of Biofuels Production (Second Edition) (pp. 87-107). Woodhead
Publishing.
Wang, L., Liang, Y., & Chen, F. (2018). Life cycle greenhouse gas emissions and
energy consumption of biodiesel production from different waste oils: a case
study in China. Journal of Cleaner Production, 189, 498-505.
Zhang, Y., Chen, H., & Chen, Y. (2019). Study on the combustion characteristics and
pollutant emissions of biodiesel fuel. Energy Procedia, 158, 4107-4112.