Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsumsi BBM yang semakin meningkat berimbas pada semakin
menipisnya cadangan bahan bakar minyak bumi. Fenomena ini
mendorong munculnya berbagai penelitian untuk menemukan bahan bakar
alternatif terbarukan pengganti bahan bakar berbasis fosil tersebut. Salah
satu sumber energi terbarukan adalah minyak nabati yang dapat diolah
menjadi biodiesel (Istiningrum dkk, 2018).
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternative pengganti
solar yang menggunakan minyak nabati atau hewani dengan menggunakan
proses fisika serta bahan kimia yang dicampurkan dengan komposisi yang
tepat, sehingga menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan yang
mempunyai emisi yang industri biodiesel dapat menggunakan lemak
ataupun minyak yang telah didaur ulang, biodiesel tidak beracun, angka
cetana biodiesel diatas 100, penggunaan biodiesel dapat memperpanjang
umur mesin dan aroma gas buang dari biodiesel tidak menyengat
(Rahardja dkk, 2019).
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif sebagai
pengganti solar yang ramah lingkungan. Penggunaan biodiesel sebagai
bahan bakar mesin diesel menghasilkan emisi jauh lebih bersih
dibandingkan bahan bakar fosil. Biodiesel yang dihasilkan dari crude palm
oil (CPO) melalui beberapa tahap proses, yaitu proses esterifikasi-
transesterifikasi. Tahap esterifikasi dilakukan menggunakan katalis asam
(H2SO4), sedangkan tahap transesterifikasi dilakukan menggunakan
katalis basa (NaOH).
Energi alternatif berupa bahan bakar diesel ramah lingkungan,
untuk mengatasi masalah bahan bakar dari minyak bumi tersebut maka
dikembangkan minyak diesel dari crude palm oil. Indonesia merupakan
produsen crude palm oil terbesar di dunia. Gabungan Kelapa Sawit
Indonesia (Gapki 2021).
Transesterifikasi adalah proses alkoholisis dari trigliserida yang
menghasilkan campuran antara alkil ester (biodiesel) dengan gliserol yang
dipisahkan dan dihilangkan sehingga dapat menghasilkan produk yang
memiliki spesifikasi yang sama dengan solar (Lopresto dkk, 2015).
CPO mengandung asam lemak bebas yang relatif tinggi berkisar 3-
5%. Pada pembuatan biodiesel yang menggunakan CPO diperlukan
tahapan esterifikasi. Tahapan esterifikasi bertujuan untuk menurunkan
asam lemak bebas karena produksi biodiesel asam lemak bebasnya harus
kecil dari 2%. Tahap esterifikasi memerlukan katalis asam seperti H2SO4
dalam reaksinya. (Kurniasih, 2013).
Tahapan transesterifikasi merupakan proses pembentukan biodiesel
dari trigliserida dengan etanol menggunakan katalis basa. Katalis
heterogen merupakan alternatif lain yang dapat digunakan untuk
pembuatan biodiesel ini.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan proses
pengolahan biodiesel dari minyak CPO (Crude Palm Oil) melalui proses
esterifikasi menggunakan katalis H2SO4 selanjutnya proses
transesterifikasi dengan menggunakan katalis NaOH yang diharapkan
dapat menghasilkan biodiesel yang memenuhi syarat mutu biodiesel sesuai
SNI 7182:2015 sehingga dapat diterapkan sebagai bahan bakar alternatif
yang dapat mengatasi masalah bahan bakar di Indonesia.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana biodiesel yang dihasilkan dari CPO melalui reaksi
esterifikasi dan transesterifikasi dengan menggunakan katalis H2SO4
dan NaOH dari minyak kelapa sawit ?
2. Berapa besar penurunan angka asam dan % asam lemak bebas dari
biodiesel setelah melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi?
3. Bagaimana kualitas dan pengaruh rasio mol etanol terhadap konversi
asam lemak bebas menjadi biodiesel?
4. Bagaimana kualitas produk biodiesel yang dihasilkan dengan
parameter angka asam, % asam lemak bebas, viskositas, dan densitas
terhadap SNI 7182:2015?

C. Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan biodiesel yang dihasilkan dari CPO
(Crude Palm Oil) melalui esterifikasi dan transesterifikasi dengan
menggunakan katalis H2SO4 dan NaOH dari minyak kelapa sawit.
2. Mendapatkan data penurunan angka asam dan % asam lemak bebas
dari biodiesel setelah melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi.
3. Mengatahui perbandingan kualitas dan pengaruh rasio mol etanol
terhadap konversi asam lemak bebas menjadi biodiesel.
4. Mengetahui kelayakan biodiesel yang dihasilkan dengan parameter
angka asam, % asam lemak bebas, viskositas, dan densitas sesuai
dengan SNI 7182:2015.

D. Manfaat
1. Memberikan informasi terkait tahapan pembuatan biodiesel dari CPO
(Crude Palm Oil) melalui esterifikasi dan transesterifikasi dengan
menggunakan katalis H2SO4 dan NaOH dari minyak kelapa sawit.
2. Menghasilkan data penurunan angka asam dan % asam lemak bebas
dari biodiesel dengan tahap esterifikasi dan transesterifikasi yang dapat
dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya.
3. Memberikan informasi mengenai data perbandingan kualitas dan
pengaruh terhadap rasio mol etanol yang dikonversi asam lemak bebas
menjadi biodiesel.
4. Mendapatkan hasil biodiesel dengan parameter angka asam, % asam
lemak bebas, viskositas, dan densitas digunakan sesuai baku mutu SNI
7182:2015.
Istiningrum, R. B., Nurrokhmaha, H., & Sri Wahyunia, A. (2018)
Analisis Komposisi Biodiesel Hasil Konversi Minyak Biji Carica (Carica
pubescens) Menggunakan Enzim Lipase Bekatul. Indonesian Journal of
Chemical Analysis 01, 01-08.
Rahardja, Istianto,Rulan Dinary,Anwar IImar Ramadhan (2019)
Crystal Exergy Value (Wax) Crude Palm Oil (CPO) Influence Based On
The Mixed Type. Journal Of Applied Science and Advanced Technology
Jurnal Teknik Kimia Volume 1 No.3 April 2019.
GAPKI, 2021. Kinerja Industri Sawit 2021 dan Prospoek 2022.
https://gapki.id/news/20519/kinerja-industri-sawit-2021-prospek-2022
Kurniasih, E. 2013. Produksi Biodiesel Dari Crude Palm Oil
Melalui Reaksi Dua Tahap. Laporan Hasil Penelitian. Program Studi
Teknik Kimia. Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh.

Kurniasih, E. 2013. Produksi Biodiesel Dari Crude Palm Oil


Melalui Reaksi Dua Tahap. Laporan Hasil Penelitian. Program Studi
Teknik Kimia. Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh.

Anda mungkin juga menyukai