Anda di halaman 1dari 10

Metode Penggunaan ICOR dan Analisisnya

Mutia Azila

22116127

Mutia.22116127@student.itera.ac.id

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Institu Teknologi Sumatera

A. KONSEP STRATEGIS PEMBANGUNAN WILAYAH DENGAN


PENINGKATAN INVESTASI

Investasi merupakan salah satu penentu dalam perencanaan pertumbuhan


ekonomi.Dalam menentukan berapa besar jumlh investasi yang perlu kita lakukan kita
membutuhkan indikator yang berkaitan dengan investasi. Indikator tersebut adalah
Incremental Capital Output Ratio (ICOR).Apabila suatu daerah mempunyai angka
ICOR maka daerah tersebut tidak akan menemui kesulitan bagi menentukan berapa
besarnya investasi yang diperlukan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi yang
dinginkan.Semakin kecil nilai ICOR semakin besar produktivitas dan efisiensi dari
investasi yang ditanamkan .konsekuensinya adalah dengan tingkat investasi yang
sama,nilai ICOR yang rendah akan akan menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi
yang semakin tinggi.Dengan menghitung nilai ICOR kita dapat memperkirakan
berapa kebutuhan investasi yang dibutuhkan pada suatu waktu yang
mendatang.Pengertian ICOR sebenernya didasarkan pada konsep rasio modal
terhadap Output atau Capital Ouput Ratio (COR),dimana konsep yang sama dikenal
sebagai konsep koefisien nilai modal (pembentukan modal) dengan nilai
output.Dalam ilmu ekonomi secara umum dikenal dua konsep rasio model-
output,yaitu:Rasio modal-output atau capital output ratio(COR) dan Ratio Modal
Output Marginal atau Incremental Capital Output Ratio(ICOR).Perbedaan antara rasio
modal dan rasio marginal adalah rasio modal bersifat statis,sedangkan rasio marginal
bersifat dinamis karena menunjukkan tambahan atau kenaikan.Maka konsep yang
lebih sering digunakan adalah ICOR.Memperkirakan koefisien COR atau ICOR untuk
mendapatkan gambaran tentang kebutuhan investasi pada masa mendatang bukanlah
perkara yang mudah.Karena,indikator dalam penentu kebutuhan investasi di masa
yang akan datang tidak hanya memperhitungkan nilai ICOR saja.

A. KONDISI ICOR INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA LAIN.

Figure 3.3. Incremental capital-output ratio (ICOR) in Emerging Asia, 1995-2011

Indonesi Malaysi Thailan Viet


a a d Nam China
1995 4,53 3,97 5,47 2,61 3,48 4,01
1996 5,66 4,53 4,64 3,02 3,94 4,36
1997 3,29 1,36 2,06 3,80 4,38 2,98
1998 1,85 1,35 1,01 4,97 4,66 2,77
1999 0,60 0,38 1,69 5,26 4,67 2,52
2000 3,58 3,53 5,96 5,07 4,47 4,52
2001 5,11 3,68 5,86 4,42 4,17 4,65
2002 5,25 4,29 5,47 4,47 3,98 4,69
2003 4,70 4,25 3,45 4,48 3,87 4,15
2004 4,32 4,19 3,85 4,40 3,75 4,10
2005 4,31 4,04 4,53 4,37 3,58 4,17
2006 4,05 4,07 4,90 4,37 3,23 4,12
2007 3,95 4,19 6,20 5,24 3,45 4,61
2008 4,19 4,16 6,43 6,52 3,89 5,04
2009 4,21 3,92 5,66 7,18 4,39 5,07
2010 4,22 3,89 3,61 7,42 4,62 4,75
2011 3,86 4,00 2,84 7,23 5,11 4,61
3,98 3,52 4,33 4,99 4,10 4,18

Secara umum,nilai ICOR yang menunjukkan produktivitas investasi yang baik antara 3-
4,semakin tinggi ICOR memberikan indikasi kemungkinan terjadinya inefiensi dalam
penggunaan investasi.ICOR yang rendah menunjukan adanya efisiensi dalam penggunaan
modal.Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ICOR rata-rata Indonesia selama tahun
1995-2011 sebesar 3,98. Angka ini menunjukan bahwa untuk meningkatkan satu rupiah unit
output dibutuhkan tambahan modal sebesar RP.3.98.Angka ICOR sebesar 3,98 menunjukan
angka yang cukup efisien. Sedangkan nilai ICOR rata-rata vietnam selama tahun 1995-2011
sebesar 4,99.angka ini menunjukan bahwa untuk meningkatkan satu rupiah unit output
dibutuhkan tambahan modal sebesar 4,99.Angka ICOR sebesar 4,99 menunjukkan angka
yang kurang efisien.

0
19951996199719981999200020012002200320042005200620072008200920102011
Indonesia Malaysia Thailand
Viet Nam China

Source: OECD Development Centre`s calculation based on World Bank, World Development
Indicators.

B. METODE ICOR

Definisi
Suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang
dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output. Besaran ICOR diperoleh
dengan membandingkan besarnya tambahan kapital dengan tambahan output.

Rumus
Kegunaan Metode ICOR

Pengkajian mengenai ICOR menjadi sangat menarik karena ICOR dapat


merefleksikan besarnya produktifitas kapital yang pada akhirnya menyangkut besarnya
pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai.

Interpretasi Nilai ICOR

ICOR dapat diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk
mendapatkan 1 unit output. Sebagai contoh, misalnya besarnya investasi pada satu
tahun di negara A adalah sebesar Rp 400 miliar, sedangkan tambahan output yang
diperoleh dari hasil penanaman investasi itu adalah Rp 80 miliar, maka nilai ICOR
negara A adalah sebesar 5 (400miliar/80 miliar). Angka ini menunjukkan bahwa untuk
menaikkan 1 unit output diperlukan investasi sebesar 5 unit.

C. Data

Investasi PDRB C ICO ICO


Sektor 20 20 20 O ICO R (t- R (t-
15 16 17 2015 2016 2017 R g* R (t) 1) 2)
35 85 12 2308 3239 3803 0,3 17,
Tanaman Pangan 0 0 50 ,44 ,41 ,33 29 41 2,22
Tanaman 67 75 10 1054 0,6 53,
Perkebunan 0 0 30 1003 ,43 1617 37 35 1,19
Peternakan dan 85 12 21 1034 1452 2373 0,8 63,
hasil-hasilnya 0 00 30 ,93 ,3 ,09 98 40 2,31
12 13 14 1038 1457 1856 0,7 27,
Kehutanan 00 20 00 ,34 ,09 ,07 54 38 3,01
35 46 75 1461 1498 1811 0,0 20,
Perikanan 0 0 0 87,5 89 57,5 04 86 0,02
10
Pertambangan 80 97 85 4869 3945 4006 0,0 1,5
dan Penggalian 80 50 0 2,58 45 12,3 27 4 1,33
Industri 22 50 46 9485 6832 8801 0,5 28, 1,12
00 00 00
Pengolahan 0 0 0 4 9,71 0,95 23 80
Listrik, Gas, dan 45 50 62 1331 1844 2566 0,0 39,
Air Bersih 60 00 50 07,5 66,1 47,3 24 13 0,06
12 21 30 6033 3601 5868 0,0 62,
Bangunan 30 00 50 51,8 50,1 64,7 05 95 0,01
Perdagangan
Besar dan 55 71 84 1179 8890 9534 0,0 7,2
Eceran 50 20 20 63 0,83 8,99 88 5 1,31
Hotel dan 10 13 20 1192 1651 2968 0,0 79,
Restoran 20 00 00 87,9 57,2 26,7 07 72 0,01
Pengangkutan 35 45 74 1016 1673 1972 0,0 17,
dan komunikasi 00 60 00 81,2 95,3 24,6 38 82 0,12
23 40 64 0,1 35,
Jasa-jasa lainnya 0 0 0 3566 4572 6204 03 70 0,25
49 85 91
69 11 72 2461 1733 2354 3,4 455
Total 0 0 0 560 296 333 37 ,32 5,86 0,26 6,84

Sektor Investas Nilai Target Kebutuhan Total Kebutuhan


Tanaman i Tahun ICOR Pertumbuhan Penambaha Investasi Agar
Pangan 1250 2,22 1,5 4162,50 8325,00
Tanaman
Perkebun
an 1030 1,19 2,8 3431,96 6863,92
Peternaka
n dan
hasil-
hasilnya 2130 2,31 1,2 5904,36 11808,72
Kehutana 1400 3,01 1,8 7585,20 15170,40
n
Perikanan 750 0,02 3,5 52,50 105,00
Pertamba
ngan dan
Penggalia
n 10850 1,33 1,2 17316,60 34633,20
Industri
Pengolaha
n 46000 1,12 1,7 87584,00 175168,00
Listrik,
Gas, dan
Air Bersih 6250 0,06 2,5 937,50 1875,00
Bangunan 3050 0,01 4,1 125,05 250,10
Perdagan
gan Besar
dan
Eceran 8420 1,31 1,5 16545,30 33090,60
Hotel dan
Restoran 2000 0,01 5,5 110,00 220,00
Pengangk
utan dan
komunika
si 7400 0,12 4,3 3818,40 7636,80
Jasa-jasa
lainnya 640 0,25 2,2 352,00 704,00
Total 91720 12,96 3,2 3803811,84 7607623,68

D. Hasil dan pembahasan

Berdasarkan hasil ICOR sektor kebutuhan pangan didapatkan nilai ICOR sebesar 2,22
maka penigkatan investasi untuk tahun ini sebesar 2,22 untuk meningkatkan
pendapatan sebesar satu rupiah.
Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan tanaman perkebunan didapatkan nilai ICOR
sebesar 1,19 maka peningkatan investasi untuk dua tahun yang akan datang sebesar
1,19 untu meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan peternakan dan hasil-hasilnya didapatkan


nilai ICOR sebesar 2,31 maka peningkatan investasi untuk tahun ini sebesar 2,31
untuk meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan kehutanan didapatkan nilai ICOR sebesar


3,01 maka peningkatan investasi untuk dua tahun yang akan datang sebesar 3,01
untu meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan perikanan didapatkan nilai ICOR sebesar


0,02 maka peningkatan investasi untuk tahun ini sebesar 0,02 untuk meningkatkan
pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan pertambangan dan penggalian didapatkan


nilai ICOR sebesar 1,33 maka peningkatan investasi untuk dua tahun yang akan
datang sebesar 1,33 untu meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan industri pengolahan didapatkan nilai ICOR


sebesar 1,12 maka peningkatan investasi untuk dua tahun yang akan datang sebesar
1,12 untuk meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan Listrik,gas, dan air bersih didapatkan nilai
ICOR sebesar 0,06 maka peningkatan investasi untuk dua tahun yang akan datang
sebesar 0,06 untu meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan bangunan didapatkan nilai ICOR sebesar


0,01 maka peningkatan investasi untuk satu tahun yang akan datang sebesar 0,01
untu meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektor kebutuhan perdagangan besar dan eceran didapatkan
nilai ICOR sebesar 1,31 maka penigkatan investasi untuk tahun ini sebesar 1,31
untuk meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR sektorkebutuhan hotel dan restoran didapatkan nilai ICOR
sebesar 0,01 maka peningkatan investasi untuk dua tahun yang akan datang sebesar
0,01untu meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.
Berdasarkan hasil ICOR Pengangkutan dan Komunikasi didapatkan nilai ICOR
sebesar 0,12 maka peningkatan investasi untuk dua tahun yang akan datang sebesar
0,12untu meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil ICOR jasa-jasa lainnya didapatkan nilai ICOR sebesar 0,25 maka
peningkatan investasi untuk satu tahun yang akan datang sebesar 0,25untuk
meningkatkan pendapatan sebesar satu rupiah.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis diatas, dapat disimpulkan bawah sektor
yang memiliki nilai COR tertinggi terdapat pada sektor kehutanan dengan tenggat
waktu 2 tahun dan nilai COR terendah terdapat pada kehutanan. Sedangkan untuk
tabel kebutuhan investasi yang memiliki nilai terbesar adalah pada sektor industri
pengolahan dan terendah pada sektor perikanan. Yang artinya masih banyak
dibutuhkan investasi dalam sektor industri pengolahan.

F. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

 Nilai ICOR Indonesia ICOR rata-rata Indonesia selama tahun 1995-2011


sebesar 3,98 Angka ini menunjukkan bahwa untuk meningktkan satu rupiah
unit output memerlukan tambahan modal sebesar 3,98.
 ICOR terbesar pada kota Tumaritis adalah pada sektor kehutanan itu berarti
bahwa semakin tinggi ICOR menandakan semakin tidak efisien
perekonomiannya dengan nbegitu output yang dikeluarkan juga tidak optimal
sedangkan ICOR terendah terdapat pada sektor bangunan dan hotel dan
restoran ini menandakan bahwa ICOR yang rendah menunjukkan adanya
efisiensi dalam penggunaan modal.

Rekomendasi

Rekomendasi yang saya dapat berikan adalah pemerintah dapat meningkatkan sektor-
sektor agar pertumbuhan ekonominya merata dan nilai ICOR yang didapat tidak
terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Situmorang,2010,pengaruh_Efisiensi_Perekonomian_Terhadap_Pertumbuhan
_Indonesia.

https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=72

Incremental Capital Output Ratio (ICOR) dan Incremental Labour Output


Ratio(ILOR) KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2002-2011

Anda mungkin juga menyukai