Anda di halaman 1dari 43

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN WPPI

SUMATERA DAN KALIMANTAN


Kementerian Perindustrian, 16 September 2016

PROVINSI SUMATERA UTARA

PT. SURVEYOR INDONESIA (Persero) Kementerian Perindustrian RI


Graha Surveyor Indonesia Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Jakarta 12950 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 52 - 53, Lt. 13, Jakarta - 12950
Ph: (62-21) 526 5526 Fax: (62-21) 526 5525, 526 5563 (direct) Telp. 021 5252677, 5255509 Ext. 2523 , 4053
Fax. 021 52901489
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN
WPPI SUMATERA DAN KALIMANTAN
Provinsi Sumatera Utara

Lokasi : 1o - 4o LU /
98o - 100o BT
Luas : 71.680,68 km2
Batas :
• Utara : Prov. Aceh
• Timur : Selat
Malaka
• Selatan : Prov. Riau
dan Sumatera
Barat
• Barat : Samudera
Indonesia
Terdiri atas 25 Kabupaten dan 8 Kota
Jumlah penduduk 13.937.7737 jiwa (tahun 2015)
Distribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara menurut
Lapangan Usaha ADHB

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25,42 24,92 24,54 23,27 22,01
B Pertambangan dan Penggalian 1,07 1,16 1,40 1,32 1,35
C Industri Pengolahan 21,20 20,66 19,86 19,97 20,21
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,17 0,15 0,13 0,11 0,10
E Pengadaan Air 0,09 0,10 0,09 0,10 0,10
F Konstruksi 11,81 12,33 12,83 13,31 13,61
G Perdagangan Besar dan Eceran 17,06 17,00 16,68 17,17 17,43
H Transportasi dan Pergudangan 4,40 4,57 4,90 4,97 4,99
I Penyediaan Akomodasi dan Makanan 2,09 2,18 2,26 2,35 2,41
J Informasi dan Komunikasi 2,15 2,15 2,04 1,97 1,95
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,97 3,23 3,35 3,27 3,35
L Real Estat 4,06 3,92 4,28 4,37 4,50
M,N Jasa Perusahaan 0,84 0,87 0,90 0,93 0,96
O Administrasi Pemerintahan 3,45 3,55 3,50 3,61 3,71
P Jasa Pendidikan 1,94 1,90 1,88 1,90 1,87
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,81 0,84 0,86 0,88 0,93
R,S, T,U Jasa lainnya 0,47 0,47 0,50 0,52 0,53
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Distribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara
Sektor Industri Pengolahan ADHB

Industri Pengolahan 2011 2012 2013 2014* 2015**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
INDUSTRI PENGOLAHAN 21,20 20,66 19,86 19,97 20,21

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2 Industri Makanan dan Minuman 14,13 14,04 13,18 13,43 13,96

3 Industri Pengolahan Tembakau 0,34 0,34 0,33 0,34 0,33

4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

5 Industri Kulit Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

6 Industri Kayu Barang dari Kayu dan Gabus 0,29 0,31 0,28 0,27 0,27

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan 0,31 0,32 0,31 0,29 0,29

8 Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional 0,79 0,71 0,72 0,67 0,57

9 Industri Karet Barang dari Karet dan Plastik 1,99 1,73 1,72 1,73 1,59

10 Industri Barang Galian bukan Logam 0,38 0,39 0,38 0,38 0,40

11 Industri Logam Dasar 2,40 2,35 2,38 2,30 2,26

12 Industri Barang Logam; Komputer 0,21 0,21 0,21 0,19 0,19

13 Industri Mesin dan Perlengkapan 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

13 Industri Alat Angkutan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

14 Industri Furnitur 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13

Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan


15 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Pemasangan Mesin dan Peralatan
Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara
Sektor Industri Pengolahan ADHK 2010

Industri Pengolahan 2011 2012 2013 2014* 2015**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
INDUSTRI PENGOLAHAN 3,22 5,64 4,84 2,97 3,52

1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 4,48 -1,38 3,34 2,15 -3,19

2 Industri Makanan dan Minuman 3,21 8,29 4,84 4,82 5,82

3 Industri Pengolahan Tembakau 3,41 6,21 2,56 9,55 -3,88

4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 7,81 4,21 4,12 -0,18 3,84

5 Industri Kulit Barang dari Kulit dan Alas Kaki 2,76 4,57 4,04 0,63 0,84

6 Industri Kayu Barang dari Kayu dan Gabus 0,60 8,55 -4,81 1,24 2,67

2,43 3,15 1,70 -3,53 0,94


7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan

8 Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional -3,36 -3,98 6,84 0,28 -13,70

9 Industri Karet Barang dari Karet dan Plastik -2,98 -4,47 0,96 -0,26 -4,09

10 Industri Barang Galian bukan Logam 4,46 5,70 4,98 6,67 6,52

11 Industri Logam Dasar 10,98 1,50 8,97 -4,66 0,77

12 Industri Barang Logam; Komputer 1,03 0,00 5,39 -1,36 -0,69

13 Industri Mesin dan Perlengkapan 4,09 5,22 3,80 3,95 4,41

13 Industri Alat Angkutan 3,85 5,22 3,90 3,95 0,36

14 Industri Furnitur 3,01 6,28 4,43 -0,35 -1,32

Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan


15 3,02 6,66 4,92 4,57 1,70
Pemasangan Mesin dan Peralatan
Potensi Subsektor Perkebunan
LUAS LAHAN PRODUKSI
KOMODITAS UTAMA SENTRA PERKEBUNAN
(HA) (TON)
Labuhan Batu, Padang Lawas,
Asahan, Simalungun, Langkat,
1 Kelapa Sawit 1.443.882 5.099.246
Mandailing Natal, Labuhan Batu
Selatan, Serdang Bedagai
Asahan, Mandailing Natal,
Langkat, Serdang Bedagai,
2 Karet 427.086 410.606
Labuhan Batu, Simalungun

Dairi, Mandailing Natal,


3 Kopi 82.024 60.927 Simalungun, Tapanuhi Utara,
Humbang Hasundutan
Asahan, Labuhan Batu,
4 Kakao 77.506 34.208 Labuhan Batu Utara, Labuhan
Batu Selatan

Sumber : Ditjen Perkebunan, Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016


Potensi Subsektor Perikanan
PRODUKSI
KOMODITAS UTAMA SENTRA PERKEBUNAN
(TON)
Asahan, Medan, Langkat,
1 Laut 475.798 Sibolga, Tapanuli Tengah, Batu
Bara, Serdang Bedagai
Samosir, Batu Bara,
2 Umum 139.183 Simalungun

JUMLAH 614.982
Sumber : Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2016
Potensi Subsektor Pertambangan

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara 2013 dalam
Sumatera Utara 2013-2018
Potensi Sumber Energi

Sumber : RUPTL 2015-2024


PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN
WPPI SUMATERA DAN KALIMANTAN
Visi dan Sasaran Provinsi
Sumatera Utara
VISI
 MENJADI PROVINSI YANG BERDAYASAING MENUJU SUMATERA UTARA
SEJAHTERA
Sasaran :
 Terwujudnya sistem tata kepemerintahan yang baik berlandaskan
hukum;
 Terwujudnya peningkatan indeks demokrasi dan partisipasi
masyarakat di dalam pembangunan;
 Terwujudnya masyarakat Sumatera Utara yang cerdas, sehat,
beriman, bermoral, beretika dan berbudaya;
 Terwujudnya infrastruktur sosial ekonomi dan pengembangan wilayah;
 Terwujudnya peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat
yang berkeadilan;
 Terwujudnya peningkatan daya saing Provinsi Sumatera Utara baik di
bidang ekonomi maupun sosial budaya.
LOKASI PENGEMBANGAN INDUSTRI DI SUMATERA UTARA
KPI Lokasi Keterangan
PENGEMBANGAN 1. Kawasan Industri Tertentu Teluk Dalam Nias Selatan (I/A/1); I – IV: Tahapan
KAWASAN 2. Sentra Industri Kecil Dolok Sanggul Humbang Hasundutan (I/A/1); Pengembangan Kawasan
INDUSTRI MIKRO 3. Lingkungan Industri Kecil, Kawasan Industri Tebing Tinggi, KI UMKM, Padang Hulu di Kota Tebing Industri
KECIL Tinggi (I/A/1); A. Rehabilitasi Dan
4. Kawasan Industri BWK I, Padangsidimpuan Utara, Kawasan Industri BWK II, Padangsidimpuan Pemantapan Fungsi
Tenggara di Kota Padangsidimpuan (I/A/1); Kawasan Industri
5. Kawasan Industri Berbasis Agro Silalahi Sabungan Dairi (I/A/1); A/1 Rehabilitasi
6. Kawasan Industri Berbasis Kompetensi, Inti Industri Daerah di Kota Tanjung Balai (I/A/1); Fungsi Kawasan
7. Kawasan Industri Berbasis Kompetensi, Inti Industri Daerah Kota Sibolga (I/A/1); Industri
8. Kawasan Industri Berbasis Kompetensi, Inti Industri Daerah Porsea, Balige Kabupaten Toba Samosir A/2. Pemantapan
(I/A/1); Fungsi Kawasan
9. Kawasan Industri kecil Amplas Medan (I/A/1). Industri
B. Pengembangan Dan
KAWASAN 1. Kawasan Mebidangro : Kawasan Industri Lamhotma di Kota Medan, Medan Star di Kabupaten Deli
Pengelolaan
INDUSTRI Serdang (I/A/1); Kawasan Industri Medan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Kawasan
Kawasan Industri
MENENGAH DAN Industri Tanjung Morawa dan Kawasan Industri Percut Sei Tuan di Kabupaten Deli Serdang (I/B/1),
B/1. Pengembangan
INDUSTRI BESAR Kawasan Industri Smelter Baja di Kota Medan (I/B/I);
Kawasan Industri
2. Kawasan Industri Padang Hilir di Kota Tebing Tinggi (I/A/1);
B/2. Pengelolaan
3. Kawasan Industri Panai Hulu di Kabupaten Labuhan Batu (I/A/1);
Kawasan Industri
4. Kawasan Industri Bagan Asahan di Kabupaten Asahan (I/A/1);
C. Pengendalian
5. Kawasan Industri Kuala Tanjung, di Kabupaten Batu Bara (I/A/1);
Pemanfaatan
6. Kawasan Industri Pematangsiantar di Kota Pematangsiantar (I/A/1);
Kawasan Industri
7. Kawasan Industri Sei Mangke (MP3EI) dan Kawasan Industri Simalungun di Kecamatan Tapian
Dolok di Kabupaten Simalungun (I/B/1);
8. Kawasan Industri Sei Bamban (MP3EI) di Kabupaten Serdang Bedagai (I/B/1);
9. Kawasan Industri Berbasis Kompetensi, Inti Industri Daerah Sei Tualang Raso Kota Tanjung Balai
(I/A/1);
10. Kawasan Industri di Kabupaten Sidikalang, Dairi (I/A/1);
11. Kawasan Industri Pangkalan Susu di Kabupaten Langkat (I/A/1);
12. Kawasan Industri Labuhan Angin, di Kabupaten Tapanuli Tengah (I/B/1);
13. Kawasan Industri Kepulauan Nias, di Kabupaten Nias (I/B/1).
KAWASAN 1. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke
EKONOMI 2. Kawasan Pantai Barat, kawasan Pantai Timur dan daerah yang sesuai dengan ketentuan peraturan
KHUSUS perundang-undangan.

DRAFT RAPERDA RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016-2036
PETA SEBARAN DAN RENCANA KAWASAN INDUSTRI SUMATERA UTARA

KPI Existing
KPI Rencana
DRAFT RAPERDA RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016-2036
PETA SEBARAN DAN RENCANA KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN BATUBARA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR. 10 TAHUN 2013 TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2013 – 2033
Paragraf 7
Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 37

(1) Pengembangan kawasan industri menengah, besar dan


pengembangan KEK.
(2) Komoditas jenis kegiatan industri yang dikembangkan meliputi:
a. kegiatan industri pengolahan Aluminium dan manufaktur
lainnya;
b. kegiatan industri pengolahan CPO (kelapa sawit) dan
turunannya;
c. kegiatan industri pengemasan/pengantongan semen curah;
d. pengolahan produk komoditi pertanian lainnya (karet, cacao
dan buah – buahan);
(3) Pengembangan kawasan industri menengah di alokasikan pada
kawasan yang memiliki potensi dan bersesuaian.
(4) Pengembangan kawasan industri besar pada kawasan industri
Kuala Tanjung yang selanjutnya menjadi KEK.
KAWASAN INDUSTRI PROFIL KAWASAN INDUSTRI
KUALA TANJUNG
1. Kec. Sei Suka, Kabupaten Batubara
2. Basis Industri Alumina
3. Nilai Investasi ± Rp 4,5 T
4. Anchor Industri PT Inalum
5. Perusahaan Lain yang sudah ada : PT. Multimas Nabati Asahan
(MNA) industri minyak goreng dengan brand Sania
PT. Domba Mas : industri oleochemical untuk bahan kosmetik dan
hand body
6. Potensi Luas Lahan sesuai RTRW : 6.600 Ha
• Lahan untuk KI Kuala Tanjung ± 2.000Ha
• Lahan ex Otorita Asahan (OA) di Kuala Tanjung : 1.460 Ha terdiri dari
PT. Inalum : 1.200 Ha dan seluas160 ha telah digunakan oleh
Pemerintah Kabupaten Batubara untuk fasilitas umum lainnya
7. Tahap I untuk kawasan industri : 1.000 Ha

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja


± 113.239 Tk
16
Rencana Kawasan Industri Kuala Tanjung

17

12
PETA SEBARAN DAN RENCANA KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN SIMALUNGUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR. 10 TAHUN 2012 TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2011 – 2031

Pasal 31
(8) Rencana pengembangan kawasan
dan peruntukan industri
mempunyai luas keseluruhan
lebih kurang 2.605 Ha (dua ribu
enam ratus lima hektar) meliputi
KEK Sei Mangke dengan luas
2.002 ha (dua ribu dua hektar)
dan kawasan industri lainnya
yang berada di Kecamatan Purba,
Panombean Panei, Siantar, Dolok
Batu Nanggar, Bosar Maligas,
Bandar, Bandar Huluan, Bandar
Masilam, Dolak Silou, Tanah
.Jawa, Silou Kahean, Pematang
Bandar, Silimakuta, Raya Kahean
dan Gunung Malela
KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
KAWASAN INDUSTRI
SEI MANGKEI
PROFIL KAWASAN INDUSTRI

1. Kec. Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun


2. Luas Lahan 1,933,8 Ha dan dimiliki oleh PTPN III
3. Basis Industri Pengolahan CPO
4. Nilai Investasi ± Rp 9,5 T
5. Anchor Industry PT Unilever Olechemical Indonesia

Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja


± 83.300 Tk
19
MASTERPLAN KI SEI MANGKEI – LUAS AREA 1933,80 Ha
Persentase Luas (%)
No
Area Peruntukan (Zona) Luas (Ha) Kav. Facilit T.
. Jalan
Ind y Hijau
1 Industri Sawit 245,49 12,69
11 6
2 Aneka Industri 579,50 29,97
3 Saprodi 85,06 4,40

7 4 Industri Karet 84,10 4,35


17
17 5 Industri Elektronika 155,40 8,04
15 6 Kawasan Komersial 31,91 1,65
9 18
2
7 Kawasan Perkantoran 42,57 2,20
10 17
14
8 Logistik dan Pergudangan 67,67 3,50
17
8 9 Fasilitas Umum (RS, BLK, 24,50 1,27
Sekolah, ....)
1
10 Perumahan (karyawan, 11,80 5,78
15
18 expatriate)
13 11 Pariwisata 117,50 0,61 5,47
12 Industri Listrik 38,32 1,98
16
16
17 12 13 Standard Factory Building 19,40 1,00

3 14 IKM 16,30 0,84


15 WWTP 13,24 0,68
5
16 WTP 10,90 0,56
4
17 Jalan ROW/Utilitas 185,10 9,57
17 18 Taman Hijau 105,04 5,43
Total Luas (Ha) 1933,80
Persentase Luas (%) 100,00 69,78 9,75 9,75 10,90
20
Kondisi WPPI Medan – Binjai – Deli Serdang – Karo
– Serdang Bedagai – Batu Bara – Simalungun
Industri Prioritas : Industri Logam Dasar; Industri Hulu Agro; Industri Pangan;
Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka

No Kabupaten / Kondisi
Kota
1 Medan Telah ada Kawasan Industri Medan (KIM), aneka industri, sisa
lahan 30 ha
Kawasan Industri Lamhotma tidak operasional
2 Binjai Direncanakan kawasan industri (baru) di Binjai Utara, aneka
industri
3 Deli Serdang Telah ada Kawasan Industri Medan Star dan KIM 2, aneka industri,
direncanakan (baru) Kawasan Industri Deli Serdang
4 Karo Sebagai pendukung sistem perkotaan Mebidangro (bukan pusat
pertumbuhan industri)
5 Serdang Direncanakan kawasan inudstri di Sei Bamban, industri pengolahan
Bedagai karet
6 Simalungun Telah ada Kawasan Industri Sei Mangkei (masuk ke dalam Kawasan
Ekonomi Khusus Sei Mangkei), industri olekimia dengan anchor
industry : PT Unilver Oleochemical
7 Batubara Direncanakan Kawasan Industri Kuala Tanjung di dekat Pelabuhan
Kuala Tanjung, industri aluminium, anchor industry : PT Inalum
Profil Industri Manufaktur
No Golongan Industri 2013 2014 2015
1 Industri Makanan, Minuman dan 458 466 463
Tembakau
2 Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit 43 43 45

3 Industri Kayu, Perabot Rumahtangga 127 118 120

4 Industri Kertas, Percetakan 28 28 27


5 Industri Kimia, Batu Bara, Karet 193 214 198
6 Industri Barang Galian Bukan Logam 56 61 60
Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara
7 Industri Logam Dasar 13 16 16
8 Industri Barang dari Logam, Mesin 58 48 49
9 Industri Pengolahan Lainnya 30 33 34
1006 1027 1012
Sumber: Diolah dari data BPS, 2015
Sebaran Industri Manufaktur
No Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015
1 Nias - - - -
2 Mandailing Natal 1 4 4 6
3 Tapanuli Selatan 2 2 2 2
4 Tapanuli Tengah 7 12 12 12
5 Tapanuli Utara 1 1 1 1
6 Toba Samosir 11 11 11 11
7 Labuhanbatu 20 20 20 20
8 Asahan 102 89 89 86
9 Simalungun 48 48 50 49
10 D a i r i 2 2 2 -
11 K a r o 3 3 3 3
12 Deli Serdang 359 348 362 362
13 Langkat 60 59 60 61
14 Nias Selatan 2 2 3 3
15 Humbang Hasundutan 5 6 8 6
16 Pakpak Bharat - - - -
No Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015
17 Samosir 1 1 1 -
18 Serdang Bedagai 55 54 54 54
19 Batu Bara 27 21 22 22
20 Padang Lawas Utara 7 7 7 10
21 Padang Lawas 5 5 6 6
22 Labuhanbatu 19 18 21 21
Selatan
23 Labuhanbatu Utara 16 18 21 21
24 Nias Utara - 3 3 3
25 Nias Barat - - - -
26 Sibolga 1 1 1 1
27 Tanjungbalai 16 16 16 16
28 Pematangsiantar 35 35 36 37
29 Tebing Tinggi 14 14 14 15
30 Medan 182 169 176 163
31 Binjai 18 17 16 15
32 Padangsidimpuan 3 3 3 3
33 Gunungsitoli 1 1 1 1
1023 1006 1027 1012
Infrastruktur Transportasi

Sumber : Draft Ranperda RTRW Provinsi Sumatera Utara 2015-


2035
Kondisi Kelistrikan

Sumber : RUPTL 2015-2024


PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN
WPPI SUMATERA DAN KALIMANTAN
Sentra IKM di Sumatera Utara
NO. KABUPATEN / KOTA UNIT TENAGA NILAI NILAI NILAI
USAHA KERJA INVESTASI PRODUKSI BB/BP
(UNIT) (ORANG) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000)

1 KOTA MEDAN 309 8,111 69,291,670 22,095,778 -

2 KOTA BINJAI 152 959 4,154,536 - -

3 KABUPATEN LANGKAT 37 195 - 5,007,300 2,054,100

4 KABUPATEN DELI SERDANG 158 4,386 66,084,900 647,841,320 3,083,275


KABUPATEN SERDANG
5 BEDAGAI 21 234 1,019,355 4,475,225 1,416,835

6 KOTA TEBING TINGGI 121 987 35,220,733 - -

7 KABUPATEN SIMALUNGUN 282 2,795 423,570,200 1,235,381,653 -

8 KOTA PEMATANG SIANTAR 260 1,723 18,967,909 32,224,500 -


KABUPATEN TOBA SAMOSIR
9 54 461 8,080,000 44,403,080 -
KABUPATEN SAMOSIR
10 15 83 670,200 1,432,430 656,587
KABUPATEN HUMBAHAS
11 42 264 508,095,000 17,285,555 -
KABUPATEN TAPANULI
12 UTARA 135 748 48,689,520 38,629,794 15,953,195

13 KOTA SIBOLGA 164 931 11,882,350 303,763,570 120,516,066


Sentra IKM di Sumut (lanj.)

NO. KABUPATEN / KOTA UNIT TENAGA NILAI NILAI NILAI


USAHA KERJA INVESTASI PRODUKSI BB/BP
(UNIT) (ORANG) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000)
KABUPATEN TAPANULI
14 TENGAH 182 1,123 1,128,022,900 17,802,839,780 -
KABUPATEN NIAS
15 10 26 105,325 12,676 76,056
KOTA GUNUNG SITOLI
16 88 194 1,489,350 - -
KABUPATEN NIAS SELATAN
17 680 1,588 - - -
KABUPATEN NIAS BARAT
18 32 141 442,500 489,750 238,617
KABUPATEN NIAS UTARA
19 19 - 1,027,500 - -
KABUPATEN BATU BARA
20 96 630 928,570 84,385,042 -
KABUPATEN ASAHAN
21 410 2,956 17,447,850 23,451,310 9,290,065
KOTA TANJUNG BALAI
22 49 591 7,604,400 80,847,749 -
KABUPATEN LABUHAN BATU
23 UTARA 81 283 402,060 - -
KABUPATEN LABUHAN BATU
24 330 1,128 9,709,600 - -
KABUPATEN LABUHAN BATU
25 SELATAN 38 132 413,480 1,731,860 505,940
Sentra IKM di Sumut (lanj.)
NO. KABUPATEN / KOTA UNIT TENAGA NILAI NILAI NILAI
USAHA KERJA INVESTASI PRODUKSI BB/BP
(UNIT) (ORANG) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000)
KABUPATEN PADANG LAWAS
26 UTARA 591 938 6,598,000 - -
KABUPATEN PADANG LAWAS
27 51 1,514 - - -
KABUPATEN MANDAILING
28 NATAL 76 260 73,215 79,830 -
KABUPATEN TAPANULI
29 SELATAN 13 113 1,081,200 4,053,774 2,317,908
KOTA PADANG SIDIMPUAN
30 130 1,113 23,522,000 49,897,924 20,836,773
KABUPATEN KARO
31 184 944 8,518,400 18,831,629 10,491,197
KABUPATEN DAIRI
32 369 952 23,643,900 - -
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
33 254 538 3,974,050 2,039,734 793,038

TOTAL : 5,433 37,041 2,430,730,673 20,421,201,263 188,229,652

Sumber : Data Sentra IKM Sumatera Utara 2014, Disperindag Provinsi Sumatera Utara
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN
WPPI SUMATERA DAN KALIMANTAN
Analisis Spasial Tata Ruang
WPI Provinsi Kabupaten/kota Jenis Perwilayahan Industri
(8) Sumatera Medan Kawasan Industri (telah ada – aneka
Sumate Utara industri)
ra Binjai Kawasan Industri (baru – direncanakan di
Bagian Binjai Utara – aneka industri)
Utara Deli Serdang Kawasan Industri (telah ada dan rencana
pembangunan KI Deli Serdang di Amplas
– aneka industri)
Karo Pendukung sistem perkotaan Medan,
Binjai, Deli Serdang dan Karo
Serdang Bedagai Kawasan Industri (baru – direncanakan di
Sei Bamban – industri pengolahan karet,
ubi kayu dan lainnya)
Simalungun Kawasan Industri ( telah ada di KEK Sei
Mangke – industri hilir kelapa sawit -
anchor industry : PT Univeler Olechemical)
Batubara Kawasan Industri (direncanakan di Kuala
Tanjung – industri hilir aluminium – anchor
industry : PT Inalum)
Analisis Spasial Tata Ruang
WPI Provinsi Kabupaten/kota Jenis Perwilayahan Industri
(8) Sumatera Asahan Kawasan Industri (baru – Bagan Asahan –
Sumate Utara industri sawit, karet, kelapa, perikanan)
ra Pematangsiantar Kawasan industri (baru – aneka industri)
Bagian Tapanuli Tengah Kawasan industri (baru – Labuhan Angin -
Utara perikanan)
WPPI :
Mebidangro, Serdang Bedagai, Batubara,
Simalungun, Asahan
SIKIM :
Deli Serdang : pengolahan makanan
ringan
Toba Samosir : tenun (sarung dan ulos)
Humbang Hasundutan : kopi bubuk
Nias Selatan : kerajinan
Sibolga : pengolahan ikan
Dairi : pengolahan jagung
Tanjung Balai : pengolahan ikan
Samosir : tenun ulos
Karo : pengolahan jeruk
Analisis Kebutuhan Infrastruktur
BANDAR UDARA KERETA API
EKSISTING
Rencana Penambahan Jalur
Kuala Namu – Deli Serdang (Pengumpul
Primer) Bandar Tinggi – Kuala
Tanjung
Binaka – Gunung Sitoli (Pengumpul Tersier)
Perlanaan – Gunung Bayu
Pengumpan (Sei Mangke)
F.L. Tobing – Tapanuli Tengah Aras Kabu – Kuala Namu
Sibisa – Toba Samosir (double track)

Aek Godang – Padang Lawas Utara Medan – Delitua –


Sibolangit
Silangit – Tapanuli Utara
Merek – Pematangsiantar
Silambo Teluk Dalam – Nias Selatan
Batas Aceh – Medan –
Lasondre – Nias Selatan Batas Riau
RENCANA
Batas Aceh – Sibolga –
Aek Nabara – Labuhan Batu Batas Sumatera Barat
Bukit Melintang – Mandailing Natal Rantauprapat – Gunung
Tua - Sibolga
Pematang Raya - Simulungun

PELABUHAN LAUT
Pelabuhan utama dan hub internasional
( 2 lokasi : Belawan dan Kuala Tanjung )
Pengumpul (13 lokasi)
Jalan Bebas Hambatan
Pengumpan Regional (11 lokasi)
TERMINAL PENUMPANG DAN BARANG Belawan – Medan – Tanjung Morawa
Pengumpan Lokal (26 lokasi)
Tipe A (12), Tipe B ( 14) RENCANA :
PELABUHAN PERIKANAN
Terminal Barang (7) Medan – Binjai
Pelabuhan Perikanan Samudra : Belawan Rencana Terminal Baru (3) Medan – Tebing Tinggi
Pelabuhan Perikanan Nusantara : Sibolga
DRAFT RAPERDA RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016-2036
ANALISA KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI KUALA TANJUNG
Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. RTRW v Pemda
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan 2013 Kemenperin
4. Studi Kelayakan 2013 Kemenperin
5. Renstra 2013 Kemenperin
6. DED 2015 Kemenperin
7. AMDAL Pemda
Pekerjaan Fisik dalam KI
Pembangunan jalan poros sepanjang
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan
1,9 km (2017) Kemenperin/Pengelola
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2018 Kemenperin/Pengelola
3. Pembangunan Politeknik 2018 Kemenperin/Pengelola
4. Traning Center Building & Workshop Kemenperin/Pengelola
5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2019 Kemenperin/Pengelola
6. Pembebasan Lahan 2016-2019 Pemda/Pengelola
7. Pematangan Lahan 2016-2019 Pemda/Pengelola
8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) 2018 Kemenperin/Pengelola
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) Kemenperin/Pengelola
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
1. Jalan Kementerian PUPR
Pengembangan Pelabuhan hub Kementerian Perhubungan
2. Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung (2016-
2018)
3. Pembangkit Listrik Kementerian ESDM
Pembangunan Jalur KA Bandar Tinggi
4. Rel Kereta Api Pantibalan - Kuala Tanjung (22,15 km)
(2016-2017) Kementerian Perhubungan
5. Rusunawa Pekerja Industri Kementerian PUPR
6. Rumah Sakit Pemda
Kementerian Perhubungan/
7. Gudang Logistik
2016 Kementerian Perdagangan
8. Balai Latihan Kerja Kementerian Tenaga Kerja
9. Pendirian PTSP BKPM

Legend : V = sudah dilaksanakan


ANALISA KEBUTUHAN INFASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI
Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. RTRW V Pemda
2. RDTR V Kemenperin
3. Master Plan V Kemenperin
4. Studi Kelayakan V Kemenperin
5. Renstra V Kemenperin
6. DED V Kemenperin
7. AMDAL V Pemda
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan V Kemenperin/Pengelola
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI V Kemenperin/Pengelola
3. Pembangunan Politeknik 2017 Kemenperin/Pengelola
4. Traning Center Building & Workshop 2017 Kemenperin/Pengelola
5. Pembangunan Pusat Layanan KI V Kemenperin/Pengelola
6. Pembebasan Lahan V Pemda/Pengelola
7. Pematangan Lahan V Pemda/Pengelola
8. Pembangunan rel kerata api 2016 Kemenperin/Perhubungan
9. Pembangunan Dry Port V Kemenperin/Pengelola
10. Pembangunan Tank Farm CPO & CPKO V Kemenperin/Pengelola
8. Pembangunan Pipa Gas dan Metering 2016 PertagasPengelola
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant
V
(WWTP) Kemenperin/Pengelola
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
- Peningkatan kapasitas jalan dari Simpang Kawat ke Perdagangan Kementerian PUPR
(2016-2017)
1. Jalan
- Peningkatan kapasitas jalan dari Pematang Siantar ke Perdagangan
(2016-2017)
2. Pelabuhan 2017 Kementerian Perhubungan
3. Pembangkit Listrik Pembangunan Pembangkit Energi Listrik (2016-2017) Kenenterian ESDM
- Pembangunan Jalur KA KEK Sei Mangkei - Sepur Simpang (2,9 Km)
(2016-2017)
4. Rel Kereta Api
- Peningkatan rel Jalur KA Gunung Bayu - Perlanaan (4,15 km) (2016-
2017) Kementerian Perhubungan
5. Rusunawa Pekerja Industri 2016 Kementerian PUPR
6. Rumah Sakit 2016 Pemda
Kementerian Perhubungan/
7. Gudang Logistik
2016 Kementerian Perdagangan
8. Balai Latihan Kerja 2016 Kementerian Tenaga Kerja
9. Pendirian PTSP V BKPM
Legend : V = sudah dilaksanakan
Isu Strategis Pengembangan
Industri di Sumatera Utara
 LISTRIK
 Meskipun pembangkit baru sudah menambah kapasitas
Sistem Kelistrikan Sumatera Utara (2000 MW), tetapi reserve
margin yang hanya 120 MW membuat kualitas pasokan
menjadi rendah. Ditambah lagi dengan pertumbuhan
konsumsi listrik Sumatera Utara sangat tinggi (~9% per tahun)
membutuhkan percepatan kapasitas.

Masalah kekurangan pasokan dan kualitas energi listrik di


Sumatera Utara tidak saja menyebabkan minat investor
berkurang, tetapi menyebabkan industri yang ada tidak
dapat beroperasi pada kapasitas penuh atau menggunakan
sumberdaya energi yang mahal, sehingga tidak dapat
bersaing. Kasus perusahaan industri baja di Medan yang
melakukan relokasi ke Pulau Jawa karena alasan defisit
pasokan listrik adalah tantangan serius dalam mencapai
tujuan WPPI dalam menyebarkan industri ke luar Jawa
Isu Strategis Pengembangan
Industri di Sumatera Utara
 GAS
 Pasokan gas di Sumatera Utara masih sangat kurang
(dialirkan dari Arun NAD) dan harganya sangat tinggi ($ 14 /
MMBTU, dan baru-baru ini diturunkan menjadi $12,2 /
MMBTU). Harga ini di atas harga gas di Pulau Jawa (kurang
dari $ 10 / MMBTU), dan lebih-lebih dibandingkan dengan
harga gas di luar negeri.

Kekurangan pasokan gas menjadi kendala bagi industri baru


untuk berinvestasi di Sumatera Utara. Beberapa industri yang
telah ada dan menggunakan gas secara ekstensif (gelas,
keramik) harus mengurangi produksi atau menggunakan
gasifikasi batubara yang menyebabkan naiknya biaya
produksi dan turunnya kualitas produk
Isu Strategis Pengembangan
Industri di Sumatera Utara
 KETIMPANGAN INFRASTRUKTUR Sumatera Utara Bagian Barat
dengan Bagian Timur
 Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang berada di
wilayah Timur Provinsi Sumatera Utara jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan yang berada di wilayah Barat.
Ketimpangan ini semakin diperlebar dengan konsentrasi
pembangunan infrastruktur di wilayah Timur, seperti bandara
internasional, jalan tol, bendungan, jalur kereta api.

Sementara itu, sumber bahan baku industri, khususnya


perkebunan (karet dan sawit) semakin banyak diusahakan di
wilayah Timur. Telah ada rencana (jangka panjang) untuk
membangun jalur kereta api yang menghubungkan
kab/kota di bagian Barat dengan pusat-pusat industri di Bag.
Timur. Diperlukan percepatan untuk meningkatkan
konektivitas antara WPPI (berada di wilayah TImur) dengan
hinterland yang berada di wilayah Barat Provinsi Sumatera
Utara
Isu Strategis Pengembangan
Industri di Sumatera Utara
 KETIMPANGAN INFRASTRUKTUR Provinsi Sumatera Utara
Bagian Barat dengan Bagian Timur
 Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang berada di
wilayah Timur Provinsi Sumatera Utara jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan yang berada di wilayah Barat.
Ketimpangan ini semakin diperlebar dengan konsentrasi
pembangunan infrastruktur di wilayah Timur, seperti bandara
internasional, jalan tol, bendungan, jalur kereta api.

Sementara itu, sumber bahan baku industri, khususnya


perkebunan (karet dan sawit) semakin banyak diusahakan di
wilayah Timur. Telah ada rencana (jangka panjang) untuk
membangun jalur kereta api yang menghubungkan
kab/kota di bagian Barat dengan pusat-pusat industri di Bag.
Timur. Diperlukan percepatan untuk meningkatkan
konektivitas antara WPPI (berada di wilayah TImur) dengan
hinterland yang berada di wilayah Barat Provinsi Sumatera
Utara
Isu Strategis Pengembangan
Industri di Sumatera Utara
 KOORDINASI PENGEMBANGAN WPPI
 Pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung dapat
menjadi pesaing bagi Kawasan Industri Sei Mangkei, jika
infrastruktur yang menghubungkan Sei Mangkei ke
pelabuhan tidak efisien
 Pembangunan jalur kereta api dan jalan bebas hambatan
antara Sei Mangkei – Kuala Tanjung perlu dipercepat agar
dapat segera dioperasikan ketika Pelabuhan Kuala Tanjung
beroperasi (direncanakan pelabuhan curah beroperasi
Maret 2017 dan kontainer November 2017)
 Daya tarik lokasi KEK Sei Mangkei sangat ditentukan oleh
keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung, sementara
pengoperasian pelabuhan masih menghadapi kendala
pasokan air dan listrik
 Perlu dibentuk kelembagaan yang dapat mengoordinasikan
dan mengadvokasi pengembangan WPPI
Isu Strategis Pengembangan
Industri di Sumatera Utara
 KEBIJAKAN SEKTORAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING
 Kebijakan moratorium pembukaan lahan baru kelapa sawit
akan menghalangi pertambahan luas perkebunan, karena
itu produksi bahan baku akan dapat ditingkatkan dengan
perbaikan tingkat produktivitas lahan
 Kebijakan dana sawit (CPO fund) menyebabkan daya saing
CPO dan beberapa produk turunannya di luar negeri
menjadi berkurang
 Kebijakan mandatory biodiesel menggunakan sebagian
besar dana sawit untuk mensubsidi selisih harga produksi
dengan harga jual, sehingga sangat membatasi dana untuk
penanaman kembali, peningkatan sumber daya manusia,
peningkatan sarana dan prasarana, promosi dan advokasi,
dan riset .
TERIMA KASIH
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN WPPI
SUMATERA DAN KALIMANTAN

Kementerian Perindustrian RI
PT. SURVEYOR INDONESIA (Persero)
Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II
Graha Surveyor Indonesia
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 52 - 53, Lt. 13, Jakarta - 12950
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Jakarta 12950
Telp. 021 5252677, 5255509 Ext. 2523 , 4053
Ph: (62-21) 526 5526 Fax: (62-21) 526 5525, 526 5563 (direct)
22/7/2016 Fax. 021 52901489 43

Anda mungkin juga menyukai