PENDAHULUAN
Asam sulfat banyak digunakan untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia
(18%), industri bahan warna (8%), pulp dan kertas (7%). Seperti yang kita ketahui
asam sulfat merupakan bahan yang sangat penting bagi kemajuan industri suatu
Negara. Setiap industri selalu memerlukan asam sulfat baik sebagai bahan pelarut,
memberikan suasana asam, sebagai pereaksi, dan sebagainya. Dengan demikian,
semakin besar penggunaan asam sulfat suatu Negara, maka akan semakin maju pula
industri suatu Negara karena asam sulfat adalah indikator yang baik terhadap kekuatan
industri suatu Negara.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik rata-rata impor asam
sulfat dari tahun 2009-2015 sebesar 287.845 ton/tahun, total produksi dalam negeri
sebesar 1.078.000 ton/tahun dan total kebutuhan rata-rata asam sulfat sebesar
1
1.365.845 ton/tahun. Pabrik asam sulfat yang ada di indonesia belum mampu
memenuhi kebutuhan asam sulfat dalam negeri, sehingga kita masih mengimpor asam
sulfat dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan asam sulfat dalam negeri. Sehingga
pendirian pabrik asam sulfat ini layak untuk didirikan dan diharapkan dapat memenuhi
permintaan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan asam sulfat dari negara-
negara importir.
5. Sebagai salah satu implementasi dan penerapan ilmu teknologi proses teknik kimia
dalam bentuk pra rancangan pabrik.
2
2015 1.078.000 351.146 1.429.146
Dari tabel 1.1 kebutuhan asam sulfat dari tahun 2009-2015 terus meningkat dan
produksi dalam negeri yang ada saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan asam
sulfat di dalam negeri sehingga impor ke negara lain dilakukan untuk mencukupi
kebutuhan asam sulfat dalam negeri. Meningkatnya kebutuhan asam sulfat pada tahun-
tahun mendatang diprediksikan belum bisa terpenuhi oleh industri dalam negeri.
Sehingga untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor, maka pabrik ini layak
untuk didirikan.
y = a + b (x--x).1)
3
( Miller, 2010)
Dimana:
y = kebutuhan asam sulfat
a = axis intersept
b = slope or regesium live
x = periode (tahun)
-x = periode (tahun)
-y = rata-rata proyeksi sorbitol
n = jumlah periode yang diobservasi
= 57.229
Y
a= n
9.560.915
= 7 = 1.365.845
4
Tabel 1.3 Proyeksi Kebutuhan Asam Sulfat di Indonesia
Urutan Tahun Tahun Kebutuhan Asam Sulfat
(x) (ton)
8 2016 1.594.762
9 2017 1.651.991
10 2018 1.709.220
11 2019 1.766.449
12 2020 1.823.678
13 2021 1.880.907
14 2022 1.938.136
15 2023 1.995.365
16 2034 2.052.594
17 2025 2.109.823
18 2026 2.167.052
19 2027 2.224.281
20 2028 2.281.510
Kapasitas
Pabrik Lokasi
(ton/tahun)
PT Liku Telaga Gresik, Jawa Timur 325.000
PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur 678.000
PT Aktif Indo Indah Rungkut, Surabaya 15.000
PT Budi Acid Jaya Lampung Utara 60.000
Berdasarkan perkiraan proyeksi kebutuhan asam sulfat di Indonesia pada tabel 1.3
dan data pabrik asam sulfat yang ada di Indonesia pada tabel 1.4 maka prarancangan pabrik
asam sulfat direncanakan dengan kapasitas produksi sebesar 550.000 ton/tahun dan akan
beroperasi pada tahun 2020. Penentuan kapasitas produksi ini ditetapkan dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1. Peluang pasar
Berdasarkan data proyeksi pada tahun 2020 diperkirakan kebutuhan asam sulfat
sebesar 1.823.678 ton/tahun dan total produksi dalam negeri yang sudah ada sebesar
1.078.000 ton/tahun, jika dikurangi menghasilkan peluang sebesar 745.678 ton/tahun.
Berdasarkan peluang tersebut maka kapasitas produksi yang direncanakan akan
mengurangi kebutuhan impor sebesar 73%.
5
2. Data kapasitas produksi yang sudah ada
Berdasarkan kapasitas produksi pabrik asam sulfat yang sudah ada di Indonesia,
maka kami mengambil kapasitas tersebut karena berada pada rentang antara kapasitas
maksimum dengan kapasitas minimum sehingga dapat mengurangi kebutuhan impor
pada tahun 2020.
2,500,000
2,000,000
1,500,000
Tahun
1. 4. PEMILIHAN LOKASI
Pemilihan lokasi secara geografis dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
lancarnya kegiatan industri. Untuk itu pemilihan lokasi pabrik perlu dipertimbangkan
agar memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan dan dapat meminimalkan
biaya produksi. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi
diantaranya:
6
Bahan baku pembuatan asam sulfat adalah sulfur atau belerang yang didapat dari
unit penambangan belerang. Daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi
adanya belerang diantaranya :
1. Jawa Barat : Gunung Tangkuban Perahu, Danau Putri,
Galunggung,
Ceremai, Telaga bodas
2. Jawa tengah : Gunung Dieng
3. Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Ijen.
4. Sumatera utara : Gunung Namora
5. Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan, dan Gunung Sorek Merapi
6. Maluku : Pulau Damar
b. Daerah Pemasaran
Pabrik asam sulfat terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Target penjualan utama adalah pabrik yang memproduksi pupuk karena 37% asam
sulfat banyak digunakan untuk industri pupuk. Daerah-daerah yang berpotensi
membeli yaitu PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur , PT Pupuk Sriwijaya Palembang,
PT Pupuk Kalimantan Timur, Bontang, dan Pupuk Kujang, Jawa Barat.
c. Sarana Transportasi
Lokasi pabrik harus strategis dan dekat dengan pelabuhan, sehingga dapat
mempermudah untuk pendatangan bahan baku dan pemasaran menggunakan
transportasi darat dan laut.
7
d. Utilitas
Utilitas yang diperlukan adalah air, bahan bakar dan listrik. Untuk mempermudah
pemenuhan kebutuhan utilitas tersebut lokasi pabrik berada di kawasan industri
karena di kawasan industri utilitas sudah tersedia sehingga tidak perlu untuk
membangun dari awal lagi. Beberapa kawasan industri yang ada di Indonesia yaitu
Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur, Kawasan Industri Kujang, Cikampek,
Kawasan Industri Probolinggo, Jawa Timur dan kawasan industri lainnya.
e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik.
Tenaga kerja di pabrik ini didapatkan dari perguruan tinggi lokal ataupun institusi
pendidikan tinggi lainnya. Tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar dan luar
daerah.
8
transportasi laut juga dapat mempermudah pemasaran ke antar pulau, di kota
probolinggo terdapat pelabuhan laut tanjung tembaga.
4. Kawasan industri probolinggo terletak didaerah jawa timur yang syarat dengan
lembaga pendidikan formal maupun non formal dimana banyak dihasilkan tenaga
kerja ahli maupun non ahli, sehingga tenaga kerja mudah didapatkan.
5. Utilitas yang diperlukan adalah air, bahan bakar dan listrik, karena pabrik ini
didirikan di Kawasan Industri, maka kebutuhan tersebut diharapkan dapat dipenuhi
dengan mudah tanpa harus membangun utilitas dari awal.