Anda di halaman 1dari 10

STATISTIKA DESKRIPTIF

ANALISIS TREND EKSPOR KOMODITAS KOPI

Disusun oleh :
Marina Nur Setiyanti
F3314069

DIII Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
I

PENDAHULUAN

Indonesia dengan industri kopinya saat ini sudah tidak bisa diragukan lagi
keberadaannya, baik secara nasional maupun internasional. Indonesia adalah salah satu
negara tertua di dunia yang dikenal sebagai penghasil kopi. Jenis kopi Arabika telah dikenal
sejak lebih dari tiga abad yang lalu, pada pergantian abad ketujuh belasan. Ketika tanaman
kopi Arabika telah hampir sama sekali hancur oleh penyakit karat daun, hanya kopi
Arabika yang tumbuh pada ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut, yang
selamat dari serangan penyakit daun. Sebagai penggantinya pada tahun 1900 dibudidayakan
kopi Robusta yang relatif lebih tahan serangan karat daun, hingga kini kopi Robusta
berkembang baik di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Tanaman kopi yang tumbuh subur di persada Nusantara merupakan anugerah Tuhan
Yang Maha Esa, perlu dilestarikan dan diwujudkan agar komoditas kopi sebagai salah satu
ikon agribisnis andalan ekspor mampu berdaya saing, berkelanjutan dan meningkatkan
kesejahteraan bagi semua pelaku usaha dalam bidang perkopian dari hulu sampai hilir serta
meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Kopi adalah salah satu komoditas ekspor yang diatur tata niaga ekspornya, yang
termasuk dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia HS Nomor 09.01 dan 21.01.
Ketentuan tentang ekpor kopi diatur beberapa kali dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia, yaitu peraturan Nomor 26/M-DAG/PER/12/2005, diganti dengan Nomor
27/M-DAG/PER/7/2008 dan terakhir Nomor 41/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Ketentuan
Ekspor Kopi yang terakhir kali mengalami perubahan dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 10/M-DAG/PER/5/2011.

Adapun syarat-syarat ekspor kopi adalah sebagai berikut :

1. Ekspor kopi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah diakui sebagai
Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) dan Eksportir Kopi Sementara (EKS) oleh Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan.
2. Dalam setiap ekspor kopi juga harus dilengkapi dengan Surat Persetujuan Ekspor
Kopi (SPEK). SPEK adalah surat persetujuan pelaksanaan ekspor kopi ke seluruh
negara tujuan yang dikeluarkan oleh Dinas yang bertanggungjawab di bidang
perdagangan di Propinsi/Kabupaten/Kota. SPEK juga dapat digunakan untuk
pengapalan dari pelabuhan ekspor di seluruh Indonesia.
3. Disamping itu, kopi yang diekspor wajib sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
Menteri Perdagangan dan harus disertai dengan Surat Keterangan Asal (certificate of
origin) SKA Form ICO, yaitu surat keterangan yang digunakan sebagai dokumen
penyerta barang (kopi) yang diekspor dari seluruh Indonesia, yang membuktikan
bahwa barang (kopi) tersebut berasal, dihasilkan dan/atau diolah di Indonesia.
II

PEMBAHASAN

Berikut adalah Tabel Perubahan Harga Ekspor Komoditas Kopi Tahun 2001-2013
yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik.

Tabel Perubahan Harga Ekspor Komoditas


Kopi Tahun 2001-2013
( dalam jutaan US$ )

Tahun Harga

2001 15.166

2002 223.917

2003 259.107

2004 294.114

2005 504.407

2006 588.502

2007 636.417

2008 991.458

2009 824.015

2010 829.261

2011 814.311

2012 1.036.671

2013 1.174.044

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014


Setelah itu, didapatkan tabel analisis trend sebagai berikut

Tabel Analisis Trend Ekspor Komoditas Kopi


Tahun 2001-2013
( dalam jutaan US$ )

Harga Ekspor
Tahun x xy x²
y
2001 15.166 -6 -90996 36
2002 223.917 -5 -1119585 25
2003 259.107 -4 -1036428 16
2004 294.114 -3 -882342 9
2005 504.407 -2 -1008814 4
2006 588.502 -1 -588502 1
2007 636.417 0 0 0
2008 991.458 1 991458 1
2009 824.015 2 1648030 4
2010 829.261 3 2487783 9
2011 814.311 4 3257244 16
2012 1.036.671 5 5183355 25
2013 1.174.044 6 7044264 36
TOTAL 8.191.390 15.885.467 182
Untuk mencari nilai a dan nilai b, dilakukan cara sebagai berikut
8.191.390
a =
13

= 630.107
15.885.467
b =
182

= 87.283

Persamaan garis linear / regresi linearnya adalah sebagai berikut

Y = 630.107 + 87.283x

Berdasarkan perhitungan tersebut, ramalan trend untuk tahun selanjutnya adalah sebagai
berikut

Tahun a b Harga Ekspor

2014 630.107 87.283 1241086,423

2015 630.107 87.283 1328369,209

2016 630.107 87.283 1415651,995


Dari tabel tersebut, didapat grafik sebagai berikut

Grafik Perubahan Harga Ekspor Komoditas Kopi


Tahun 2001 - 2013
(dalam jutaan US$)
1400000

1200000

1000000

800000
Harga

600000

400000

200000

0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Dari tabel dan grafik yang telah diperoleh. Mulai tahun 2001 hingga 2013, telah
terjadi kenaikan dan penurunan harga ekspor kopi. Adanya kenaikan dan penurunan harga
ekspor kopi bisa terjadi karena banyak faktor. Diantaranya, naik turunnya jumlah produksi,
jumlah permintaan kopi, perbedaan tingkat suku bunga antara dua negara, ratio harga ekspor
dan harga impor, kestabilan politik dan ekonomi, serta faktor lainnya.

Naik turunnya jumlah produksi kopi selama 13 tahun terjadi karena musim yang
berubah dan fenomena yang ada ada di mayarakat yang naik turun. Terkadang ada musim
dimana masyarakat sangat menyukai kopi dan ada saat dimana masyarakat bosan. Perubahan
musim yang dapat mempengaruhi keadaan tumbuhan kopi juga dapat menyebabkan kenaikan
dan penurun jumlah produksi kopi. Musim juga sangat membantu dalam pertumbuhan kopi
agar dapat menghasilkan kopi yang sempurna. Kopi yang kualitasnya baik tentu saja
mempunyai harga yang tinggi, apalagi untuk komoditas ekspor.

Dalam kegiatan ekspor ke banyak negara. Tidak selamanya negara yang membeli
akan meminta dalam jumlah banyak. Terdapat hal-hal yang mempengaruhi banyak sedikitnya
permintaan kopi untuk diekspor ke negara tujuan. Jumlah yang sudah terpenuhi di dalam
negeri maupun selera konsumen yang menurun bisa saja berdampak pada jumlah permintaan
ekspor kopi ke negara tujuan. Belum lagi jika harga kopi di negaranya sendiri lebih murah
dari pada kopi yang diekspor oleh Indoneia.

Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat
suku bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang.
Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut
meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar.
Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku
bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung
memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut. Hal –hal inilah yang menyebabkan
perbedaan suku bunga dua negara yang dapat berpengaruh terhadap harga ekspor kopi ke
negara tujuan. Karena negara tujuan pasti akan mengira-ngira harga yang tepat untuk dapat
membeli kopi dari Indonesia.

Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang
negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut
naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga
impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor. Dari tabel dan grafik yang telah disajikan.
Terdapat kenaikan harga yang cukup tinggi pada tahun 2008 dan 2011. Kenaikan ekspor ini
mengartikan bahwa perekonomian Indonesia semakin menguat dan dapat bersaing dalam
perdagangan internasinal.

Negara yang membeli kopi dari Indonesia tentu akan melihat bagaimana keadaan
kinerja ekonomi dan kondisi politik. Mereka akan memastikan bahwa Indonesia mempunyai
kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya
tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat untuk membeli barang dalam
perdagangan internasional. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan
kepercayaan negara pembeli, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga ekspor kopi
pada negara tersebut.

Tahun 2001 ekspor kopi Indonesia berada pada harga 15.166 juta US$ dan naik cukup
tinggi menjadi 223.917 juta US$ pada tahun 2002. Harga ini memperlihatkan bahwa ekspor
kopi dari Indonesia belumlah seperti akhir-akhir ini yang mencapai harga yang relatif tinggi.
Keadaan ini didasarkan fakta bahwa pada tahun-tahun itu penikmat kopi belumlah sepopuler
sekarang. Dimana sekarang hampir setiap orang meminum kopi setiap harinya. Baik dalam
keadaan formal maupun informal. Meminum kopi akhir-akhir ini seakan menjadi gaya hidup
yang tidak dapat terpisah oleh masyarakat modern. Sehingga , Indonesia sebagai salah satu
negara pengekspor kopi semakin diminati karena rasa dan kualitasnys yang tinggi.

Pada tahun 2007 ke 2008 terjadi kenaikan yang tinggi daripada tahun sebelumnya.
Namun terjadi penurunan pada tahun selanjutnya, yatiu pada tahun 2009. Keadaan harga
kemudian cenderung stabil, dan akhirnya pada tahun 2012 terjadi kenaikan yang tinggi dari
814.311 juta US$ menjadi 1.036.671 juta US$. Kenaikan terjadi lagi pada tahun 2013
menjadi 1.174.044 juta US$. Hal ini membuktikan bahwa ekspor kopi Indonesia ke negara-
negara lain semakin menguat. Harga yang tinggi pastinya akan menguntungkan para
produsen kopi dalam negeri yang mengekspor kopinya. Apalagi kopi Indonesia telah dikenal
dunia memiliki kualitas rasa yang tinggi. Kopi asli Indonesia menjadi kopi yang dipilih para
penikmat kopi di berbagai belahan bumi dan dipajang pada etalase terdepan di banyak kedai
kopi ternama dunia.
III

PENUTUP

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbaik di dunia. Kopi
Indonesia telah diakui memilki rasa dan kualitas yang tinggi. Para penikmat kopi selalu
menggemari kopi asli nusantara. Kopi Indonesia telah mampu bersaing dengan kopi dari
negara-negara lain, dimana kopi asli Indonesia selalu dipajang pada etalase terdepan di
banyak kedai kopi ternama dunia. Hal inilah yang mempengaruhi meningkatnya harga kopi
dari tahun ke tahun. Harga ekspor kopi semakin meningkat membuktikan eksistensi kopi
Indonesia di banyak negara pembeli.

Pada tahun 2001, harga kopi masih cenderung rendah sebelum meningkat pada tahun-
tahun selanjutnya. Meskipun terdapat penurunan harga, tetapi penurunan tidak terjadi dengan
sangat drastis, masih pada tingkat yang wajar. Harga tertinggi ada pada tahun 2013, yaitu
sebesar 1.174.044 juta US$. Harga yang tinggi dikarenakan akhir-akhir ini kopi telah menjadi
minuman kegemaran banyak orang dan telah menjadi gaya hidup pada masyarakat modern.
Manfaat kopi yang banyak, yang tidak hanya digunakan untuk diminum melainkan bisa
digunakan untuk hal lain seperti perawatan tubuh dan obat mampu mempengaruhi harga kopi
semakin meningkat setiap tahunnya.

Kepopuleran kopi ini dapat menjadi pemasukan yang bagus bagi para pengusaha kopi
Indonesia untuk memasarkannya ke luar negeri. Apalagi kualitas dan rasa yang tinggi dai
kopi Indonesia telah mampu membius para penikmat kopi dunia. Hal baik ini harus selalu
didorongn Pemerintah untuk selalu mendukung kegiatan ekspor kopi ke luar negeri. Karena
dengan ekspor inilah negara juga akan mendapatkan keuntungan. Untuk itu, marilah kita
sama-sama mendukung produk unggulan dalam negeri agar mampu berperan baik dalam
perdagangan internasional.
REFERENSI

http://pphp.pertanian.go.id

http://gaeki.or.id

Anda mungkin juga menyukai