Anda di halaman 1dari 10

Tugas Praktik Diskusi Kelompok

Kelompok 5
KMMI UPGRADING SOFTWARE STATA

Nama Anggota Kelompok :

1. Michael Antonio Hoere


2. Moh.Maulana Fathor Rozy
3. Monicha Faladianti
4. M.Dwimastadji Waskitho
5. M.Faisal Hidayat Sitepu

Kelas B
ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA SEKTOR
INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2009-2015

1. Teori

Upah Minimum Kabupaten/Kota

Teori upah minimum didasarkan pada kekakuan upah yaitu gagalnya upah dalam

melakukan penyesuaian sampai penawaran sama dengan permintaan tenaga kerja.

Mankiw(2006) mengatakan jika upah riil tertahan diatas tingkat ekuilibrium akibat

diberlakukan upah minimum, maka jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah

yang diminta. Perusahaan harus menjatah pekerjaan yang langka di antara para pekerja.

Kekakuan upah ini mengurangi tingkat perolehan pekerja. Menurut penelitian terdahulu

yang dilakukan Ardiansyah (2008), Choung-Uk Kim (2018), Feriyanto (2016) dan

Setiawan (2010) upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja. Sehingga dari hasil penelitian terdahulu menujukan bahwa penelitian ini

menduga semakin tinggi UMK, maka akan mengurangi permintaan tenaga kerja sektor

industri pengolahan.

Jumlah Perusahaan

Squire dalam Setiawan (2010) mengatakan bahwa pertumbuhan unit usaha suatu

sektor industri pada suatu wilayah akan menambah jumlah tenaga kerja. Jumlah unit usaha

mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah tenaga kerja. Artinya jika jumlah unit usaha

bertambah maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh unit usaha yang bersangkutan

akan bertambah. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setiawan (2010), Ismei
dkk (2015) dan Ardiansyah dkk (2018) jumlah perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sehingga dari hasil penelitian terdahulu

menunjukan bahwa penelitian ini menduga semakin banyak jumlah perusahaan yang

bertambah maka akan meningkatkan permintaan tenaga kerja

Output

Arfida (2003) mengatakan bahwa pengaruh output terhadap permintaan terhadap

permintaan tenaga kerja dimulai dari penurunan tingkat upah pasar. Turunnya upah pasar,

biaya produksi perusahaan akan mengalami penurunan, jika diasumsikan harga produk

konstan, maka penurunan biaya ini akan menaikkan kuantitas output yang memaksimalkan

keuntungan. Untuk alasan tersebut perusahaan akan memperluas penggunaan tenaga kerja.

Dengan kata lain semakin meningkatnya output maka produsen cenderung untuk

menambah kapasitas produksinya, sehingga produsen akan menambah jumlah pekerja.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ismei dkk (2015) dan Putra (2012)

output berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sehingga dari

hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa penelitian ini menduga semakin

meningkatnya output akan menambah permintaan tenaga kerja sektor industri pengolahan.

2.Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab

permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang sebenarnya masih harus diuji secara

empiris. Hipotesis yang dimaksud merupakan dugaan yang mungkin benar atau salah. Berdasarkan

landasan teori, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. UMK diduga berpengaruh negatif terhadap Permintaan tenaga kerja sektor industri

pengolahan di Provinsi Jawa Barat


2. Jumlah Perusahaan diduga berpengaruh positif terhadap Permintaan tenaga kerja sektor

industri pengolahan di Provinsi Jawa Barat

3. Output diduga berpengaruh positif Permintaan tenaga kerja sektor industri pengolahan di

Provinsi Jawa Barat

3.Model Matematika

Yit = αit+ß1 X1it +ß2 X2it +ß3 X3it +eit

4.Model Ekonometrika

Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini di adaptasi dari Gujarati dan Porter

(2015) yang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel upah minimum kabupaten/kota, jumlah

perusahaan, output terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa

Barat. Persamaan data panel dapat dirumuskan sebagai berikut.

PTKit = β0 + β1UMKit + β2JPit + β3NPit + εit .........................(3.1)

Keterangan:

PTK it = Permintaan Tenaga Kerja Sektor Industri Pengolahan Jawa

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiBarat (Jiwa)

UMK = Upah Minimum Kabupaten/Kota (Rupiah)

JP = Jumlah Perusahaan (Unit)

NP = Nilai Produksi atau Output (Miliar Rupiah)

β0 = Konstanta Regresi
β1,β2,β3 = Slope atau koefisien regresi

i = Cross section (26 Kabupaten/Kota di Jawa Barat)

t = Time series (Tahun 2009-2015)

ε = Error Term

Pada model data panel menggunakan persamaan Logaritma (Log) yang bertujuan untuk

memudahkan estimasi. Gujarati dan Porter (2015) menyatakan bahwa model Logaritma (Log)

digunakan untuk mengukur elastisitas variabel dependen terhadap variabel independen. Persamaan

data panel dapat dituliskan sebagai berikut:

LogPTKit = β0 + β1LogUMKit + β2LogJPit + β3LogNPit + εit ................... (3.2)

Keterangan :

LogPTK it = Logaritma dari Permintaan Tenaga Kerja Sektor Industri

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiPengolahan Jawa Barat

LogUMK = Logaritma dari Upah Minimum Kabupaten/Kota

LogJP = Logaritma dari Jumlah Perusahaan

LogNP = Logaritma Dari Nilai Produksi atau Output

β0 = Konstanta Regresi

β1,β2,β3 = Slope atau koefisien regresi

i = Cross section (26 Kabupaten/Kota di Jawa Barat)


t = Time series (Tahun 2009-2015)

ε = Error Term

5. Sumber Data

Data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber, antara

lain:

1. Jumlah tenaga kerja pada sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2015

bersumber dari buku Statistik Industri Besar dan Menengah Jawa Barat Buku 2 tahun 2012

dan 2015 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

2. Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2015 bersumber dari

Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di

Jawa Barat tahun 2009-2015.

3. Jumlah Perusahaan pada sektor industri pengolahan tahun 2009-2015 bersumber dari buku

Statistik Industri Besar dan Menengah Jawa Barat Buku 2 tahun 2012 dan 2015 yang

diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

4. Output pada sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa Barat tahun 2009-2015 bersumber

dari buku Statistik Industri Besar dan Menengah Jawa Barat Buku 2 tahun 2012 dan 2015

yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.


Lampiran A
Data Variabel Penelitian

Jumlah
PTK UMK Output
Kabupaten/Kota Tahun Perusahaan
(Jiwa) (Rupiah) (Miliar Rupiah)
(Unit)
Bogor 2009 158271 991.714 669 110.870.499.515
Bogor 2010 180148 1.056.914 648 106.643.960.243
Bogor 2011 181754 1.172.060 602 117.825.060.677
Bogor 2012 188286 1.269.320 629 92.039.691.092
Bogor 2013 177316 2.002.000 697 80.578.047.091
Bogor 2014 186493 2.242.240 714 114.844.433.925
Bogor 2015 178423 2.590.000 740 143.053.270.456
Sukabumi 2009 66296 630.000 289 3.107.598.510
Sukabumi 2010 68192 671.500 267 7.662.835.947
Sukabumi 2011 81919 850.000 242 8.762.054.020
Sukabumi 2012 87434 890.000 247 13.810.239.320
Sukabumi 2013 123929 1.201.020 254 23.194.857.867
Sukabumi 2014 142065 1.565.922 252 41.676.516.243
Sukabumi 2015 163188 1.940.000 251 46.069.539.522
Cianjur 2009 8473 677.600 95 1.027.370.172
Cianjur 2010 9386 743.500 90 1.162.847.011
Cianjur 2011 9939 810.500 86 1.715.633.095
Cianjur 2012 14485 876.500 95 2.950.697.116
Cianjur 2013 15025 970.000 96 3.702.998.614
Cianjur 2014 14227 1.500.000 95 4.752.794.411
Cianjur 2015 12.041 1.600.000 96 5.272.356.938
Bandung 2009 141959 1.000.950 877 10.879.375.062
Bandung 2010 139819 1.060.500 862 25.106.038.557
Bandung 2011 149020 1.123.800 836 30.248.804.311
Bandung 2012 175095 1.223.800 883 40.820.629.448
Bandung 2013 166104 1.388.333 1012 41.827.218.277
Bandung 2014 168871 1.735.473 1057 61.050.182.144
Bandung 2015 172789 2.001.195 1117 105.726.214.420
Garut 2009 13766 700.000 157 1.215.842.300
Garut 2010 16630 775.000 158 1.486.305.561
Jumlah
PTK UMK Output
Kabupaten/Kota Tahun Perusahaan
(Jiwa) (Rupiah) (Miliar Rupiah)
(Unit)
Karawang 2009 106617 1.058.181 288 32.813.589.796
Karawang 2010 136591 1.111.000 325 121.311.910.857
Karawang 2011 157647 1.159.000 330 138.566.201.063
Karawang 2012 171106 1.269.227 354 165.107.816.681
Karawang 2013 187100 2.000.000 529 187.198.461.178
Karawang 2014 203889 2.447.450 542 232.672.340.492
Karawang 2015 217246 2.957.450 570 279.181.806.008
Bekasi 2009 213020 1.084.140 701 87.361.861.175
Bekasi 2010 235889 1.168.974 802 162.360.454.142
Bekasi 2011 255468 1.286.421 823 167.730.662.572
Bekasi 2012 252892 1.491.866 819 241.584.290.817
Bekasi 2013 278169 2.002.000 1114 274.562.565.778
Bekasi 2014 278750 2.447.445 1143 292.813.747.045
Bekasi 2015 265046 2.840.000 1150 403.596.433.440
Bandung Barat 2009 29391 633.500 165 3.477.757.470
Bandung Barat 2010 28487 1.105.225 159 6.243.661.397
Bandung Barat 2011 29335 1.175.959 159 9.386.179.454
Bandung Barat 2012 31447 1.236.991 172 12.824.413.866
Bandung Barat 2013 33398 1.369.399 170 16.454.938.005
Bandung Barat 2014 38772 1.738.476 179 19.231.888.796
Bandung Barat 2015 38306 2.004.637 184 32.963.409.168
Kota Bogor 2009 21107 893.412 96 1.923.276.736
Kota Bogor 2010 20213 971.200 92 4.621.324.258
Kota Bogor 2011 22245 1.079.100 92 3.535.893.044
Kota Bogor 2012 22004 1.174.200 95 4.871.466.690
Kota Bogor 2013 19466 2.002.000 93 4.098.944.669
Kota Bogor 2014 19202 2.352.350 93 6.574.944.802
Kota Bogor 2015 19642 2.658.155 94 9.213.646.722
Kota Sukabumi 2009 3706 770.000 22 152.899.258
Kota Sukabumi 2010 3361 850.000 20 235.378.189
Kota Sukabumi 2011 2819 860.000 20 533.124.032
Kota Sukabumi 2012 3178 885.000 20 1.343.523.668
Kota Sukabumi 2013 3343 1.050.000 20 1.483.899.484
Kota Sukabumi 2014 3027 1.350.000 20 1.192.811.064
Kota Sukabumi 2015 3277 1.572.000 21 1.762.035.376
Jumlah
PTK UMK Output
Kabupaten/Kota Tahun Perusahaan
(Jiwa) (Rupiah) (Miliar Rupiah)
(Unit)
Kota Bandung 2009 92533 1.044.630 722 8.636.328.558
Kota Bandung 2010 89545 1.118.000 680 15.177.898.682
Kota Bandung 2011 92661 1.188.435 657 16.805.026.549
Kota Bandung 2012 105284 1.271.625 653 22.924.935.870
Kota Bandung 2013 78189 1.538.703 476 21.573.907.127
Kota Bandung 2014 85356 2.000.000 488 25.647.996.944
Kota Bandung 2015 83437 2.310.000 508 36.770.150.214
Kota Cirebon 2009 5425 765.000 50 1.261.596.619
Kota Cirebon 2010 5383 840.000 48 1.582.359.471
Kota Cirebon 2011 4762 923.000 45 1.736.030.080
Kota Cirebon 2012 4655 980.000 49 2.313.543.881
Kota Cirebon 2013 4621 1.082.500 48 3.103.506.383
Kota Cirebon 2014 4434 1.226.500 48 3.159.649.082
Kota Cirebon 2015 4459 1.415.000 50 2.995.792.867
Kota Bekasi 2010 50668 1.155.000 186 29.240.199.559
Kota Bekasi 2011 51555 1.275.000 180 38.137.822.996
Kota Bekasi 2012 57625 1.422.252 185 34.638.191.091
Kota Bekasi 2013 57074 2.100.000 191 32.834.481.514
Kota Bekasi 2014 57664 2.441.954 198 38.127.630.795
Kota Bekasi 2015 53504 2.954.031 204 51.530.052.423
Kota Depok 2009 27570 1.078.000 96 5.566.860.060
Kota Depok 2010 27529 1.157.000 89 10.613.987.546
Kota Depok 2011 30329 1.213.626 90 8.865.936.933
Kota Depok 2012 30629 1.424.797 97 9.923.260.006
Kota Depok 2013 31164 2.042.000 95 14.185.895.976
Kota Depok 2014 33947 2.397.000 102 16.729.394.137
Kota Depok 2015 32777 2.705.000 102 19.279.717.677
Kota Cimahi 2009 70819 1.019.000 136 15.166.564.392
Kota Cimahi 2010 94037 1.107.304 139 21.679.776.950
Kota Cimahi 2011 73878 1.172.485 139 30.773.508.753
Kota Cimahi 2012 77012 1.224.442 139 17.810.053.927
Kota Cimahi 2013 72711 1.388.333 139 21.131.400.778
Kota Cimahi 2014 81936 1.735.473 159 28.262.845.093
Kota Cimahi 2015 114569 2.001.200 163 36.209.174.043
Jumlah Output
PTK UMK
Kabupaten/Kota Tahun Perusahaan (Miliar
(Jiwa) (Rupiah)
(Unit) Rupiah)
Kota Tasikmalaya 2009 5608 705.000 66 527.127.663
Kota Tasikmalaya 2010 5520 780.000 62 1.291.354.592
Kota Tasikmalaya 2011 5878 865.000 61 908.486.154
Kota Tasikmalaya 2012 7183 950.000 69 1.850.734.770
Kota Tasikmalaya 2013 6421 1.045.000 65 1.543.968.551
Kota Tasikmalaya 2014 6138 1.237.000 64 1.277.532.841
Kota Tasikmalaya 2015 6705 1.450.000 66 1.193.288.165
Kota Banjar 2009 2885 633.500 19 150.646.793
Kota Banjar 2010 3140 689.800 20 274.264.500
Kota Banjar 2011 3710 732.000 26 401.086.595
Kota Banjar 2012 3597 780.000 25 641.836.354
Kota Banjar 2013 4407 950.000 21 444.684.710
Kota Banjar 2014 4481 1.025.000 21 695.437.375
Kota Banjar 2015 4411 1.168.000 21 590.654.061

Anda mungkin juga menyukai