Anda di halaman 1dari 10

Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini ketersediaan energi pabrik bahan kimia gliserol monooleat


(GMO) di Indonesia masih belum tersedia. Dalam memenuhi kebutuhan akan
gliserol monooleat dalam negri, Indonesia masih mengimpor dari luar negri
(Data BPS 2014).
Penggunaan gliserol monooleat cukup luas, bahan kimia ini banyak di
gunakan seperti pada industri makanan di pakai sebagai bahan aditif, bahan
pengelmusi, pelembut, moisturizer sebagai anti foaming pada proses
pembuatan juice buah buahan. Pada industri pharmasi gliserol monooleat
merupakan bahan campuran antibiotik dan obat obat lainnya, selain itu
gliserol monooleat di gunakan juga secara luas di industri kosmetik (Cosmetic
Ingredient Review Expert Panel, 1986).
Prospek industri ini baik sekali di masa depan. Dari data BPS 2014,
tiap tahun permintaan akan surfaktan gliserol monooleat ini semakin
meningkat peningkatannya dari tahun 2007 s.d 2013 rata rata 500 ton / tahun.
Sehingga di prediksi kebutuhan gliserol monooleat di tahun 2018 adalah 3500
ton / tahun. Dengan semakin banyaknya didirikan industri makanan,
minuman, tekstil dan farmasi di Indonesia. Dari segi ketersediaan bahan baku,
bahan baku pembuatan gliserol monooleat ini cukup melimpah melihat dari
produksi biodiesel (glycerol). Selain itu produksi biodisel akan menjadi salah
satu industri yang terus di kembangkan di masa mendatang, terutama yang
berbasis minyak kelaoa sawit. Hal ini karena beberapa keunggulan dari
biodisel sebagai bahan alternatif, seperti gas buang yang di hasilkan tidak
bersifat racun dan bahan baku minyak kelapa sawit di prediksi terus berlimpah

1
2

di masa akan datang (Kementrian ESDM, 2014). Dengan kata lain bahan baku
yang tersedia memenuhi untuk memproduksi bahan kimia ini.

1.2 Maksud dan Tujuan Prarancangan Pabrik

Kebutuhan gliserol monooleat di Indonesia masih belum terpenuhi, hal


ini terlihat dari data impor yang di peroleh dari kementrian perindustrian
Indonesia. Maka perlu untuk mendirikan suatu pabrik gliserol monooleat
dengan tujuan :
1. Memenuhi kebutuhan gliserol monooleat Nasional.
2. Mendorong berdirinya industri hilir yang menggunakan gliserol
monooleat sebagai bahan baku dan bahan penunjang, sehingga akan
mendorong perkembangan industri di Indonesia.
3. Menunjang program pemerintah yaitu menyediakan lapangan kerja dan
menekan jumlah pengangguran di Indonesia.
4. Penerapan disiplin ilmu Teknik Kimia, khususnya dalam bidang
perancangan proses dan operasi Teknik Kimia.
1.3 Analisa Pasar dan Perencanaan Kapasitas Produksi

Dalam menentukan kapasitas Pabrik Gliserol Monooleat dari Bahan


Baku Gliserol dan Asam Oleat ini ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu:

a. Proyeksi kebutuhan gliserol monooleat di Indonesia

Kebutuhan gliserol monooleat di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun,


Berikut data yang diperoleh dari Kementrian Perindustrian Indonesia dari tahun
2007 - 2013 yaitu :

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


3

Tabel 1.1 Data impor gliserol monooleat di Indonesia

Tahun Gliserol Monooleat (Ton)


741,603
2007
422,141
2008
853,786
2009
512,746
2010
1256,971
2011
1352,193
2012
1870,055
2013
Sumber : Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (2014)

2000000
1800000
Data Impor GMO Nasional
1600000
Tahun 2007 s.d 2013
1400000
1200000
1000000
y = 201737x - 4E+08
800000
R² = 0.7093
600000
400000
200000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 1.1 Grafik data impor gliserol monooleat di Indonesia.

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


4

Pada grafik diatas diperoleh impor gliserol monooleat dari tahun 2007-
2013 cenderung mengalami kenaikan. Pabrik ini direncanakan berdiri pada
tahun 2018 dan akan berproduksi maksimal pada tahun 2020. Dengan
menggunakan persamaan matematika yaitu model least square maka dapat
diprediksikan impor gliserol monooleat pada tahun 2018. Persamaan least
square yang digunakan adalah : y = a + bx ( Singpurwalla Darius, 2013).
Dengan pengembangan turunan parsial terhadap a dan b, diperoleh
persamaan-persamaan normal :
𝑛 𝑛

∑ 𝑦𝑖 = 𝑎𝑛 + 𝑏 ∑ 𝑥𝑖
𝑖=1 𝑖=1
𝑛 𝑛 𝑛

∑ 𝑦𝑖 𝑥𝑖 = 𝑎 ∑ 𝑥𝑖 + 𝑏 ∑ 𝑥𝑖 2
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1

Bila jumlah nilai-nilai xi adalah sama dengan nol, maka kalkulasi


koefisien regresi garis y pada x menjadi sederhana :
∑ 𝑦, dan
𝑎= 𝑏=
𝑛
∑( 𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑥)−(𝑦𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑦)
∑ 𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑥 2
.
Tabel 1.2 Perhitungan persamaan gliserol monooleat di Indonesia
Tahun Gliserol Monooleat (ton) yi xi xi yi xi 2
741,603 741,603
2007 1 1
422,141 844,282
2008 2 4
853,786 2561,358
2009 3 9
512,746 2050,984
2010 4 16
1256,971 6284,855
2011 5 25

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


5

1352,193 8113,158
2012 6 36
1870,055 13090,385
2013 7 49
Total 7009,495 28 33686,625 140
Keterangan :

x1 = tahun ke i

y1 = data impor gliserol monooleat pada tahun ke i

Dari tabel di atas, maka harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus :

∑𝑦 7009,495 ∑(𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑥)(𝑦𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑦)
𝑎= = = 1001,356 , 𝑏=
𝑛 7 ∑(𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑥)2

∑𝑥∑𝑦
∑(𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑥)(𝑦𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑦) = ∑𝑥𝑦 −
𝑛
28 𝑥 7009,495
= 33686,625 −
7
= 5468,645
(∑𝑥)2
= ∑(𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑥)2 = ∑𝑥 2 −
𝑛
784
= 140 −
= 28
7
∑(𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑥)(𝑦𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑦) 5468,645
𝑏= 2
= = 295,75
∑(𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑥) 28

Sehingga diperoleh persamaan:


y = a + b (x-xrata)
= 1001,356 + 295,75 ( x- 4)
= – 181,644 + 295,75x
Dengan menggunakan persamaan di atas pada tahun 2014 (x1= 8) maka di peroleh y1
pada tahun ke 8 adalah
y = -181,644 + 295,78 (8)
= 1888,606 ton / tahun.

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


6

Dengan cara yang sama di peroleh prediksi impor gliserol monooleat di tahun –
tahun berikutnya pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.3 Proyeksi kebutuhan gliserol monooleat

Tahun xi Gliserol Monooleat (y) Ton / Tahun


1888.606
2014 8
2184.356
2015 9
2480.106
2016 10
2775.856
2017 11
3071.606
2018 12
3367.356
2019 13
3663.106
2020 14
Keterangan :
x1 = tahun ke i.

y1 = data impor gliserol monooleat pada tahun ke i.

Sebagai referensi kapasitas pabrik – pabrik pembuatan gliserol monooleat

berada di luar negeri seperti Negara Cina, Singapura, India dan Amerika Serikat

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.4 Data Pabrik Gliserol Monooleat di Dunia


Kapasitas Produksi
No. Perusahaan Negara
(ton/tahun)
1 Abitec Corporation Amerika Serikat 11.500
2 LC Estelle Chemicals PVT. LTD India 9000
3 Henan Eastar Chemicals Co, LTD. China 10.000
4 Golden Range PTE, LTD Singapore 10.500

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


7

Dengan melihat pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dalam Pra Rancangan


Pabrik Gliserol Monooleat dari Bahan Baku Crude Gliserol dan Asam Oleat ini akan
beroperasi pada kapasitas 3500 ton.
Kapasitas tidak ditinggikan untuk mengantisipasi agar harga residu gliserol tidak
terlalu terpengaruh. Crude gliserol juga banyak digunakan oleh berbagai industri
seperti industri etanol dan industri-industri turunan gliserol lainnya, sehingga
dikhawatirkan bila kapasitas pabrik dibuat terlalu tinggi maka permintaan akan crude
gliserol terlalu banyak sehingga harga menjadi naik.
b. Ketersediaan bahan baku.
Pabrik gliserol monooleat ini direncanakan berproduksi dari tahun 2018. Untuk
terus berlangsungnya produksi gliserol monooleat ini ketersediaan bahan baku harus
terus terpenuhi hingga akhir tahun produksi. Adapun perkiraan ketersediaan bahan
baku pembuatan gliserol monooleat dijelaskan sebagai berikut :

1. Gliserol
Produksi biodiesel di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun, dari
proses tersebut menghasilkan produk samping gliserol 20%. Berikut data yang
diperoleh dari kementrian ESDM dari tahun 2005 sbb :
Tabel 1.5 Data produksi biodiesel Nasional
Tahun Biodiesel (Kilo liter) Glycerol (Ton)
2005 120000 30.264
2006 456600 115.15452
2007 1550000 390.91
2008 2329100 587.39902
2009 2521500 653.922
2010 2647570 667.717154
Sumber : Kementrian ESDM

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


8

Dari statistik data ekspor BPS tahun 2009 s.d tahun 2013 ekspor crude gliserol Nasional
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.6. Data ekspor crude gliserol Nasional

Tahun Crude Gliserol (Ton)


16275,41
2009
27536,8
2010
83117,44
2011
158895,2
2012
246337,6
2013

Dari data di atas ketersediaan bahan baku gliserol masih melimpah, hal ini terlihat dari
data ekspor crude gliserol Nasional. Sehingga untuk pendirian pabrik ini di prediksikan
untuk bahan baku gliserol tersedia.

2) Asam Oleat
Perkiraan produksi Nasional asam oleat atau olein dapat dilihat dari produksi
Nasional minyak goreng. Produksi komoditas kelapa sawit Indonesia yang
merupakan bahan mentah minyak goreng (crude palm oil/CPO) rata-rata sampai
tahun 2013 mencapai 23,5 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, 16,5 juta ton diekspor
ke sejumlah negara di dunia, terutama AS dan Eropa. Tahun 2020 Indonesia di
harapkan mampu memproduksi 40 juta ton CPO per tahun (Menteri Kehutanan,
Zulkifli Hasan ).
Dari kandungan asam oleat dalam crude palm oil sebesar 38,7%, maka
ketersediaan asam oleat nasional dari produksi crude palm oil nasional adalah sekitar
8,81 juta ton. Sehingga untuk pendirian pabrik ini di prediksikan untuk bahan baku
asam oleat tersedia dengan baik.
.

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


9

1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik akan sangat menentukan kelangsungan dan


perkembangan suatu industri. Berdasarkan pengamatan, di daerah cilegon
dirasa cocok sebagai tempat untuk mendirikan Pabrik Gliserol. Secara teoritis,
pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada beberapa faktor, yaitu :

1. Sumber Bahan Baku


Berdasarkan data statistik (BPS) Bahan baku diperoleh dari beberapa pabrik antara
lain:
a. PT Gunung Mas Raya
b. PT Lahan Tani Sakti
c. PT Salim Ifo Mas Pratama
d. PT Tunggal Mitra Plantation
2. Letak
Dilihat dari letaknya yang banyak berdekatan dangan lokasi industri yang lain, sangat
menguntungkan bila didirikan pabrik di daerah cilegon, akan lebih memudahkan
untuk pemasaran produk, baik ekspor maupun impor.
3. Fasilitas Transportasi
a. Transportasi Darat
Sebagian besar wilayah cilegon tampak dataran rendah. Sehingga, untuk transportasi
darat berupa jalan raya sudah cukup memadai. Distribusi produk melalui darat dapat
dilakukan, terutama untuk pemasaran produk gliserol monooleat ke daerah-daerah
yang dapat dijangkau dengan jalur darat.
b. Transportasi Laut
Cilegon memiliki pelabuhan laut utama, yaitu Pelabuhan merak,. Adanya pelabuhan
ini memudahkan untuk distribusi produk gliserol monooleat.

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat


10

4. Tenaga Kerja
Cilegon merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan bagi para tenaga kerja,
karena letak Cilegon yang begitu strategis sebagai kawasan industry banten. Untuk
tenagakerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh meski tidak dari
daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah setempat atau
dari para pendatang pencari kerja.
5. Utilitas
Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakardan listrik. Kebutuhan listrik
dapat dipenuhi dengan listrikdari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Untuk sarana
penyediaan air dapat diperoleh dari air PDAM. Sedangkan bahan bakar industri
berupa minyak bumi, dapat dipasok dari pertamina.
6. Faktor Penunjang Lain
Cilegon merupakan salah satu daerah kawasan industri yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah, sehingga faktor-faktor seperti : tersedianya energi listrik, bahan bakar,
air, iklim dan karakter tempat atau lingkungan bukan merupakan suatu kendala
karena semua telah dipertimbangkan pada penetapan kawasan tersebut sebagai
kawasan industri.

Pra-rancangan Pabrik Glycerol monooleat

Anda mungkin juga menyukai