(TKK-4126)
400.000,00
300.000,00
250.000,00
200.000,00
150.000,00
100.000,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
1.3.4 Utilitas
Penyediaan sumber energi seperti listrik sangatlah penting untuk
keberlangsungan proses produksi pada pabrik. Pada lokasi ini kebutuhan
listrik akan dipenuhi dengan generator dan PLN terdekat yang berjarak
kurang lebih 5 km dari lokasi pabrik. Selain kebutuhan listrik, adapun
kebutuhan lain yang juga sangat mendukung keberlangsungan berdirinya
suatu pabrik yaitu kebutuhan air, air ini diperlukan untuk kebutuhan proses,
pendingin, sanitasi, konsumsi, dan lain sebagainya. Kebutuhan air dipenuhi
dengan adanya penyediaan unit pengolahan air dan sumber air didapat dari
sungai Bengawan Solo ataupun sungai Brantas yang lokasinya cukup dekat
dari pabrik. Untuk kebutuhan Air sanitasi dan konsumsi didapat dari
PDAM Gresik Cabang Kota yang berjarak 6 km dari lokasi pabrik
(Sumber: Maps.Google.co.id).
1.3.5 Ketersediaan Tenaga Kerja
Populasi masyarakat di Kabupaten Gresik terbilang cukup padat
dimana jumlah penduduk di Kabupaten Gresik sebanyak 1.309.408 jiwa
hal ini sangat memungkinkan potensi ketersediaan tenaga kerja semakin
besar. Selain itu, jumlah lulusan SMA, SMK sederajat, DI/DII, DIII, S1,
dan S2 sebanyak 32.7352 jiwa atau 25% dari jumlah populasi masyarakat
Kabupaten Gresik (BPS Jawa Timur, 2019). Sehingga baik tenaga kerja
ahli maupun non ahli memiliki ketersediaan yang cukup besar dan juga
tidak menutup kemungkinan tenaga kerja ahli ataupun non ahli berasal dari
luar Kabupaten Gresik. Dengan didirikannya pabrik ini diharapkan dapat
memperluas lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran baik
dari penduduk setempat maupun penduduk urban.
1.3.6 Cuaca
Kabupaten Gresik beriklim tropis seperti wilayah lain di Indonesia.
Berdasarkan klasifikasi iklim, wilayah Kabupaten Gresik termasuk dalam
kategori iklim tropis basah dan kering. Suhu rata-rata tahunan di
Kabupaten Gresik adalah 28,3°C dan tingkat kelembapan udara rata-rata
75%. Jumlah curah hujan tahunan di wilayah Gresik relative sedikit yaitu
2.245 mm per tahun. Musim penghujan di Kabupaten Gresik biasanya
berlangsung sejak bulan Desember hingga bulan Maret dengan bulan
terbasah adalah Januari yang jumlah curah hujan per bulannya lebih dari
250 mm per bulan, sedangkan musim kemarau berlangsung dari
bulan Mei hingga bulan Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus
(Bappeda Jatim, 2013).
1.3.7 Regulasi Pemerintah
Dalam mendirikan suatu pabrik terdapat regulasi atau peraturan yang
mengatur secara spesifik mekanisme pendirian pabrik baik itu peraturan
dari pemerintah maupun peraturan daerah. Lokasi pabrik diamonium fosfat
ini rencana akan didirikin di Kawasan Industri Kabupaten Gresik, adapun
peraturan yang mengatur terkait pendirian di lokasi tersebut, diantaranya
sebagai berikut :
Permen Perindustrian RI Nomor 81/M/IND/PER/10/2014 tentang
Perubahan Permen Perindustrian Nomor 41/M-IND/PER/6/2008
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin
Perluasan, dan Tanda Daftar Industri.
Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 6 Tahun 2017. Telah
diatur juga pada Perda tersebut tentang Izin Mendirikan Bangunan.
Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 5 Tahun 2011 Tentang
Retribusi Perizinan Tertentu. Dimana diatur pada Bab III dan Bab IV
mengenai retribusi izin mendirikan bangunan dan retiribusi izin
mendirikan bangunan.
B. Asam Fosfat
Kebutuhan asam fosfat sebagai bahan baku pada pabrik diamonium
fosfat dapat terpenuhi dengan adanya pabrik asam fosfat di Indonesia
yaitu PT. Petro Jordan Abadi yang merupakan joint venture PT.
Petrokimia Gresik dengan Jordan Phosphate Mines Co, Plc dengan
kapasitas produksi asam fosfat sebesar 400.000 ton/ tahun yang
diproduksi secara berkelanjutan.
Sifat Keterangan
Formula Molekul H3PO4
Bentuk Cair
Warna Tidak berwarna
pH < 0,5, pada 100 g/l 20oC
Titik didih 158oC
Titik leleh 21oC
Vapor preasure 2 hPa
Kelarutan Pada 20oC larut dalam air
Density 1,71 g/cm3, pada 20oC
(Merck,2017)
1.4.3 Kebutuhan Gudang Penyimpanan
Gudang tempat penyimpanan bahan kimia merupakan aset yang harus
dijaga keselamatan dan keamanannya. Tahap perencanaan penempatan
bahan baku pada gudang penyimpanan berisi bagaimana peletakan bahan
kimia, perhitungan blok dan penentuan dimensi gudang. Layout peletakan
dimaksudkan agar efisien dalam pengangkutan, pengecekan, penanganan
dan bahan kimia lebih tertata rapi agar terhindar dari bahaya tumpahan atau
kebocoran bahkan peledakan atau kebakaran (Hajaningsih dkk, 2018).
Selain itu, gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan
dalam keadaan suhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.
BAB II
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
2.1 Seleksi Proses
Dalam pembuatan diamonium fosfat (DAP) secara umum terdapat beberapa
metode yang bisa digunakan diantaranya :
1. Proses Blunger (Dorr-Oliver)
2. TVA-Ammoniator
3. Nissan Spray-Tower
Metode-metode diatas memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai jenis-jenis proses pembuatan
asam sulfat.
75oC
F-201
5 1 atm SC-201
28
75oC
2 1 atm
20
1 H-101 3
G-201
18
21 J-201
30oC
1 atm P-101
Asam fosfat P-102 11 14 16
4 R-201 R-202 R-203 75oC
o 1 atm
o
75 C 75 C 22
1 atm 1 atm
P-203 27
10 13 85oC
75oC
7 P-202 1 atm
1 atm 33
6 P-201 D-201
H-102 8 15 30
9 12
S-201
o
-5 C
11 atm
23 32
Ammonia P-103 C-101 M-201 95oC
1 atm
31 S-202
C-201 33
C-202
26
24 25
H-103
G-101
Udara
Steam