I. PENDAHULUAN
2009).
Pada tahun 2012, kontribusi nilai ekspor manggis terhadap total ekspor
sebesar 15,52 persen per tahun (Badan Pusat Statstik, 2013). Perkembangan
Gambar 1.
190,294
200,000
150,000
112,722 117,595
105,558 Produksi (Ton)
100,000
84,538 Ekspor (Ton)
64,711 78,674
72,634
50,000
20,289
8,437 5,697 9,093 9,466 9,987 11,387 12,600
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
berfluktuasi dan produksi tahun 2012 merupakan jumlah terbesar dalam kurun
waktu 2005-2012.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2013) laju peningkatan produksi manggis
pada periode 2011-2012 cukup tinggi, yaitu mencapai 61,82 persen (data
Indonesia hanya 17,49 persen per tahun dari total ekspor manggis setiap
tahunnya.
mancanegara, kemudian diikuti oleh nanas dan pisang (Badan Pusat Statistik,
2012). Manggis yang berasal dari perkebunan rakyat setelah melewati proses
grading, hanya diekspor sekitar 10,66 persen (Setyo, 2009). Proses grading
Perbedaan harga yang signifikan antara harga domestik dengan harga ekspor
Kisaran harga ekspor Free on Board (FOB) buah manggis bisa mencapai
2 US$ per butir. Dengan kurs Rp12.000 per 1 US$, maka harga satu butir
fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari gambaran volume
ekspor dan nilai ekspor delapan tahun terakhir yang disajikan pada Gambar 2.
4
25.00
20.29
20.00
15.00
Ekspor (ribu ton)
12.60
10.00 8.44 11.39 Nilai (US$ Juta)
5.70 9.47 9.99
9.09
5.00 6.91 6.45 6.52 6.78
5.83 5.28
4.95
3.60
0.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
waktu delapan tahun berfluktuasi, dan mengalami penurunan pada tahun 2006.
keseluruhan masih rendah. Pada tahun 2006, dari sekitar 72.634 ton total
manggis yang diproduksi, hanya 5.697 ton yang layak untuk diekspor
ke luar negeri (Badan Pusat Statistik, 2011). Rendahnya ekspor buah manggis
yang dapat bersaing dengan buah-buahan impor. Strategi yang harus ditempuh
unggulan buah lokal spesifik Indonesia (Setyo, 2009). Namun, besar kecilnya
Kemampuan bersaing tidak hanya dalam segi kuantitas produksi, tetapi juga
berbagi faktor lainnya, yang salah satunya adalah mutu atau kualitas dari
manggis Pulau Sumatra pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.
No Provinsi Produksi
1 Aceh 2.306
2 Sumatera Utara 13.182
3 Sumatera Barat 11.872
4 Riau 2.618
5 Jambi 3.919
6 Sumatera Selatan 1.096
7 Bengkulu 3.950
8 Lampung 6.698
9 Bangka Belitung 1.332
10 Kepulauan Riau 217
Sumatra 47.190
Tabel 1 menunjukkan bahwa Lampung pada tahun 2012 merupakan salah satu
Produksi manggis tersebut didukung oleh kondisi iklim dan ketinggian lahan
Timur, Kota Agung Barat dan Wonosobo. Penghasil manggis terbesar pada
di Kecamatan Kota Agung terpusat di dua desa/pekon yaitu Pekon Terdana dan
Pertanian Kota Agung, 2012). Hal ini menjadi pertimbangan peneliti untuk
yang dikelola secara mandiri oleh petani. Pada umumnya, umur tanaman
lahan kering (ladang) yang dimiliki oleh petani, rata-rata sekitar 60 persen
masa yang akan datang (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Tanggamus, 2011).
manggis didukung oleh luas areal yang dimiliki serta produksi yang tinggi.
segi kebijakan maupun bantuan untuk petani. Hingga saat ini belum ada
dengan baik, karena akan menyebabkan perbedaan harga input dan output pada
petani.
pemeliharaan dan peremajaan yang baik. Belum terdapat sarana sortasi yang
secara baik segera setelah panen. Di sisi pemasaran, belum ada mekanisme
buah manggis tidak tahan lama dan isinya cepat busuk (tabloidsinartani.com,
2012).
2012).
10
Semakin tinggi daya saing yang dimiliki, maka akan semakin besar peluang
produktivitas dan peningkatan daya saing. Seiring dengan hal tersebut, maka
rumusan masalah yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian adalah :
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
Kabupaten Tanggamus.
C. Kegunaan Penelitian
Tanggamus.
penelitian-penelitian selanjutnya.