Kelompok 6 :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
2023
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih
atas segala limpahan karunianya dan kasih sayang-Nya sehingga Naskah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Selesainya Naskah kasus mengenai
Glomerulus Filtration Rate(GFR) ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan karya ini, ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada yang terhormat Dr. apt. Yati Sumiyati, M.Kes. selaku dosen
pengampu mata kuliah Anatomi dan Fisiologi yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAGIAN I...............................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................
BAGIAN II..............................................................................................................
TINJAUAN KASUS...............................................................................................
C. Pengobatan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
4
BAGIAN I
TINJAUAN PUSTAKA
15
tubulus.
Aliran darah ginjal kira-kira 20% dari curah jantung saat istirahat
(1-1,2 l/menit). Sekitar 10% aliran darah ginjal disaring dan dijadikan
urin primer. Kecepatan filtrasi urin primer disebut laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan kira-kira 120 ml/menit. Variabel berikut
meningkatkan GFR: peningkatan tekanan hidrolik di kapiler glomerulus
dan luas (jumlah) kapiler glomerulus. Variabel berikut menurunkan
GFR: peningkatan tekanan hidrolik di kapsul Bowmann, peningkatan
tekanan osmotik koloid di kapiler glomerulus, penurunan permeabilitas
kapiler glomerulus. Tekanan hidrostatik di kapiler glomerulus
berbanding lurus dengan tekanan darah arteri dan merupakan faktor
penentu pengaturan normal laju filtrasi glomerulus (GFR). Beberapa
mekanisme ginjal menghasilkan GFR yang konstan pada rentang variasi
tekanan darah fisiologis yang luas. Fluktuasi tekanan darah
dikompensasi oleh vasokonstriksi dan vasodilatasi arteriol aferen.
16
Filtration Rate (GFR). Penurunan separuh GFR menyebabkan
peningkatan dua kali lipat konsentrasi kreatinin serum. Artinya,
penurunan GFR sebesar 75% menyebabkan peningkatan konsentrasi
kreatinin serum sebanyak empat kali lipat. Penurunan lebih lanjut
(hanya sedikit) pada GFR menyebabkan peningkatan dramatis
konsentrasi kreatinin.
Sistem fisiologis utama yang mengatur aliran darah ginjal dan GFR
adalah autoregulasi, respon miogenik dan umpan balik tubuloglomerular
(TGF). Proses-proses ini mengatur aliran darah pada rentang tekanan
darah, seperti ketika tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat
saat berolahraga.
3. Renin
Mekanisme autoregulasi intrarenal menjaga aliran darah ginjal
(RBF) dan laju filtrasi glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate
17
(GFR) tidak bergantung pada tekanan perfusi ginjal (RPP) pada rentang
tertentu (80–180 mmHg). Autoregulasi tersebut sebagian besar
dimediasi oleh respons miogenik dan umpan balik makula densa-
tubuloglomerular (MD-TGF) yang mengatur tonus vasomotor
preglomerulus terutama dari arteriol aferen.
18
5. Stadium 4 (GFR antara 15 – 29): menunjukkan kerusakan ginjal
parah dengan fungsi ginjal yang buruk.
6. Stadium 5 (GFR di bawah 15): menunjukkan kondisi paling serius
atau gagal ginjal.
BAGIAN II
TINJAUAN KASUS
19
mendasarinya, terjadi secara progresif dan bersifat irreversible.
Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis dimana Laju Filtrasi
Glomerulus/Glomerular Filtration Rate (GFR) yang diperkirakan atau diukur
adalah yang ada setidaknya selama 3 bulan dengan atau tanpa bukti kerusakan
ginjal atau dapat didefinisikan sebagai kerusakan ginjal dengan atau tanpa
penularan laju filtrasi glomerulus yang ada tidak ada 3 bulan tanda kerusakan
ginjal dimaksud albuminuria elektrolit abnormalitas sedimen urine berubahnya
struktur ginjal secara anatomi maupun histologi dikarenakan keadaan patologis
yang mempengaruhinya ataupun adanya riwayat transplantasi ginjal juga disertai
dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. penyakit ginjal kronis seringkali
merupakan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan menetap selama minimal 3
bulan. Tahapan penyakit ginjal kronis adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1 normal, lebih besar dari 90 ml per menit
2. Tahap 2 ringan, 60 hingga 89 ml per menit
3. Tahap 3a ringan sampai sedang, 45 sampai 59 ml per menit
4. Tahap 3b sedang hingga berat, 30 hingga 44 ml per menit
5. Tahap 4 parah, 15 hingga 29 ml per menit
6. Kegagalan tahap 5, kurang dari 15 ml per menit
Pada gagal ginjal kronik, terdapat penyebab secara obstruktif maupun
nonobstruktif. hipertensi menjadi salah satu faktor penyebab non obstruktif utama
gagal ginjal kronik pada pasien dewasa disamping diabetes mellitus. Pada gagal
ginjal obstruktif, kasus batu dan kasus kanker menjadi hal yang sering ditemukan.
Prevalensi faktor penyebab terbanyak pun di setiap negara akan berbeda-beda. Di
Indonesia, menurut data yang telah dikumpulkan Perhimpunan Nefrologi
Indonesia (Pernefri), prevalensi kejadian gagal ginjal kronik pada pasien dewasa
di hemodialisa hasilnya yaitu penyakit hipertensi berada pada urutan pertama
sebesar 34%, urutan kedua yaitu diabetes melitus sebesar 27%, dan diikuti oleh
nefropati obstruktif sebesar 8 %, lalu diikuti oleh faktor lainnya.
Tekanan osmotic. Tekanan darah kapiler di glomerulus menggambarkan
tahanan pada aliran arteriol aferen dan eferen. Kontraksi praglomerulus
(khususnya arteriol aferen) yang disebabkan oleh saraf simpatis ginjal, akan
11
0
menurunkan aliran darah yang menuju ke bagian kapiler glomerulus serta dapat
menurunkan tekanan darah kapiler glomerulus dan laju filtrasi glomerulus (GFR).
Kontraksi postglomerulus yang disebabkan oleh angiotension II, akan menahan
darah di glomerulus dan meningkatkan tekanan darah kapiler glomerulus dan laju
filtrasi glomerulus. Tekanan darah kapiler peritubulus turun setelah adanya
kontraksi arteriol aferen maupun eferen. Penurunan tekanan kapiler peritubulus
membantu reabsorbsi hasil filtrasi glomerulus.
Tekanan onkotik plasma seperti yang dipengaruhi oleh albumin akan
mengurangi filtrasi di kapiler glomerulus. Jika barrier glomerulus menjadi rusak
menyebabkan kadar protein darah menurun yang akan menurunkan daya reasorbsi
onkotik normal, serta menyebabkan laju filtrasi glomerulus meningkat.
Mekanisme tubulus untuk sekresi dan reasorbsi dimana tubulus renalis
dilapisi oleh sel-sel epitel yang secara selektif menyekresi atau menyerap kembali
berbagai zat. Modifikasi dari ultrafiltrasi terjadi dengan difusi dan transport
selektif di tubulus. Hasil laju filtrasi glomerulus mengalir secara progresif melalui
kapsul Bowman, tubulus 15 proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, dan duktus
koligentes kemudian masuk ke ruang medulla renalis, selanjutnya ke ureter dan
disimpan di kandung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh sebagai urine.
Segmen tubulus secara anatomis bersebelahan dengan suplai vascular
untuk nefron sehingga sebagian besar hasil filtrasi direasorbsi kembali kedalam
darah pada tiap nefron. Aparatus jukstaglomerulus terdiri atas glomerulus dan
tubulus distal yang memungkinkan control umpan balik negative dari
pembentukan hasil filtrasi glomerulus pada level tiap nefron, serta reabsorbsi air
diatur oleh gradien osmotik.
Tubulus proksimal merupakan bagian nefron yang akan menyerap kembali
65% air yang disaring, Na+, Cl-, dan K+. Tubulus proksimal akan menyerap
kembali 100% dari glukosa yang terfiltrasi, asam amino, dan peptide-peptida kecil
dengan menggunakan transport pasangan Na+. Bagian desenden yang tipis dari
lengkung Henle akan sangat mudah dilewati air, sehingga memungkinkan air
untuk keluar dari tubulus ketika hasil filtrasi melewati medula renalis secara
osmotik terkosentrasi. Sedangkan bagian asenden yang tebal dari lengkung Henle
11
1
tidak dapat ditembus air, kecuali bila tersedia hormon antidiuretik (ADH).
Sedangkan Aldosteron memicu sekresi K dan reabsorbsi Na di tubulus distal, dan
hormon antidiuretik (ADH) akan meningkatkan reabsorbsi air di duktus
koligentes. Hasil filtrasi yang mengalir dari duktus koligentes ke bagian ureter
merupakan hasil eksresi akhir dari urine.Fungsi ginjal secara umum berperan
dalam proses eksresi dan regulasi komposisi dan volume cairan tubuh. Secara
khusus mengatur komponen terlarut (misalnya natrium, kalium, klorida, glukosa,
asam amino) dan keseimbangan asam basa.
Pembentukan urine diselesaikan seluruhnya oleh nefron melalui tiga
proses, yaitu filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. Tiga
proses tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:
11
2
zat kimia yang menyebabkan arteriol aferen mengalami vasodilatasi hebat.
Sebaliknya, peningkatan aliran filtrat meningkatkan vasokontriksi yang
menurunkan GFR. Penurunan terus–menerus pada tekanan darah sistemik
memicu sel jukstaglomerulus untuk melepaskan renin. Renin bekerja pada
globulin plasma, angiotensinogen, untuk melepaskan angiotensin I dan
selanjutnya diubah menjadi angiotensin II mengaktifkan otot polos vascular
diseluruh tubuh, menyebabkan tekanan darah sistemik meningkat. GFR juga
dikontrol oleh system saraf simpatis (sympathetic nervous system, SNS). Selama
periode stress ekstrem atau kedaruratan, rangsangan pada SNS menyebaabkan
arteriol aferen berkonstriksi dan menghambat pembentukan filtrate. SNS juga
merangsang sel jukstaglomerulus untuk melepaskan renin, meningkatkan tekanan
darah sistemik.
B. Reabsorpsi tubulus
Reabsorpsi tubulus adalah proses yang dimulai saat filtrat memasuki
tubulus proksimal. Pada ginjal sehat hampir semua nutrient organik (glukosa,
asam amino) direabsorpsi. Namun, tubulus secara konstan mengatur dan
menyesuaikan laju serta tingkat reabsorbsi air dan ion sebagai respon
terhadap sinyal hormonal. Reabsorbsi dapat terjadi secara aktif dan pasif. Zat
yang didapat kembali melalui reabsorbsi tubulus aktif biasanya bergerak
melawan gradien listrik dan atau kimia. Zat-zat ini termasuk glukosa, asam
amino, laktat, vitamin dan sebagian dari ion membutuhkan ATP-dependent
carrier untuk dipindahkan nantinya keruang interstisial. Pada reabsorbsi
tubulus pasif yang mencakup difusi dan osmosis, zat bergerak disepanjang
gradienya tanpa mengeluarkan energi
C. Sekresi tubulus
Proses akhir pembentukan urine adalah sekresi tubulus, yang merupakan
reabsorbsi balik yang penting. Zat seperti ion hidrogen dan kalium, kreatinin,
ammonia, dan asam organic bergerak dari darah di kapiler peritubulus
menuju tubulus itu sendiri sebagai filtrate. Dengan demikian, urine terdiri
atas zat yang disaring dan disekresi. Sekresi tubulus sangat diperlukan untuk
membuang zat yang tidak ada dalam filtrat, seperti obat-obatan. Proses ini
11
3
membuang zat yang tidak diinginkan yang telah direabsorbsi oleh proses
pasif dan menghilangkan ion kalium yang berlebihan. Sekresi tubulus juga
merupakan kekuatan penting dalam pengaturan pH darah.
1. Hipertensi
5. Oliguria
Atau mungkin ada gejala khusus yang berhubungan dengan penyakit sistemik
yang mendasarinya:
11
4
3. Artralgia - lupus eritematosus sistemik (Hemoptisis - Sindrom
Goodpasture atau glomerulonefritis progresif idiopatik
4. Ruam kulit
C. Pengobatan
11
5
merupakan kontraindikasi relatif, terutama dengan obat aktif ginjal lainnya
seperti diuretik
KESIMPULAN
11
6
DAFTAR PUSTAKA
Kaufman, D. P., Basit, H., dan Knohl, S. J. 2023. Fisiologi, Laju Filtrasi
Glomerulus. National Library of Medicine: StatPearls Publishing.
LeMone, P., Genere, B., dan Karen, B. L. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Gangguan Respirasi. Jakarta: EGC.
Murrant, C., Ritchie, K., Tishinsky, J., & Versluis, Ali Coulter, C. (2018).
Glomerular Filtration. University of Guelph: Human Physiology.
https://books-lib-uoguelph-ca.translate.goog/human-physiology/chapter/
kidney-filtration-and-reabsorption/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://kpcdi.org/2016/09/07/wajib-tahu-cara-memahami-hasil-laboratorium-pada-
penyakit-ginjal-kronik/#:~:text=Jika%20nilai%20GFR%20turun
%20dibawah,cuci%20darah)%20atau%20transplantasi%20ginjal
https://www-ucsfhealth-org.translate.goog/medical-tests/glomerular-filtration-
rate?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
11
7