Blok NU
2015
OUTLINE
Pendahuluan
Fungsi Ginjal
Gambaran Anatomi
Proses-proses dasar di ginjal
Filtrasi Glomerulus
Reabsorpsi Tubulus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Transpor transepitel
Reabsorpsi aktif vs pasif
Proses dan kontrol reabsorpsi aktif Na+
Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino
Maksimum tubulus; ambang ginjal
Regulasi reabsorpsi PO43- & Ca2+
Reabsorpsi pasif Cl-, H2O, dan Urea
Sekresi Tubulus
PENDAHULUAN
1. Fungsi Ginjal :
2. Gambaran Anatomi
3. Urin dibentuk di ginjal. Urin yang terbentuk akan dialirkan ke pelvis ginjal
ureter kandung kemih uretra
Uretra = pendek, lurus, untuk mengeluarkan urin
Uretra = lebih panjang, berjalan melewati prostat dan penis, untuk
mengeluarkan urin dan sebagai saluran dari organ-organ reproduksi.
4. Ginjal terdiri dari 1 juta nefron.
Nefron unit fungsional, artinya unit terkecil yang mampu membentuk urin.
5. Komponen Nefron
a. Komponen Vaskular
b. Komponen Tubular
c. Sekresi Tubulus
Pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus.
FILTRASI GLOMERULUS
Sifat Membran Glomerulus
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula Bowman harus melewati
tiga lapisan berikut dan membentuk membran glomerulus. Membran glomerulus
terdiri atas :
a
Timbul akibat osmosis yang terjadi dimana H2O pindah dari suatu
tempat yang banyak H2O nya ke tempat yg sedikit H2O nya. Kalau di
sini, tempat yg banyak H2O adalah kapsula Bowman (H2O dari kapiler
glomerulus) dan tempat yg sedikit H2O adalah kapiler glomerulus (H2O
udah pindah ke kapsula Bowman). H2O tersebut cenderung pindah dari
kapsula Bowman ke kapiler glomerulus.
Nah kecenderungan aliran osmotik air ke dalam larutan protein plasma
tersebut memiliki nilai sebesar = 35
G aya yg
b e rp e ra n
mmHg
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), merupakan laju ratarata penyaringan darah yg terjadi di glomerulus
LFG=Kf x tekanan filtrasi neto
Pria = 125 mL/mnt; wanita 115 mL/mnt
Regulasi pada LFG
Bila dilihat dari rumus nya, LFG dipengaruhi oleh (1) tekanan filtrasi neto dan
(2) koefisien filtrasi
a Tekanan filtrasi neto
Terdapat dua mekanisme untuk mengatur LFG ini dengan cara mengatur
jari-jari arteriol aferen yang mana mempengaruhi resistensi arteriol aferen,
yaitu (1) autoregulasi; dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik.
1
ginjal
sendiri.
Pengaturan
tersebut
dilakukan
untuk
tubuloglomerulus
melibatkan
arteriol
aferen
arteriol
aferen
Koefisien filtrasi
Komponen koefisien filtrasi ada dua yaitu luas permukaan glomerulus yg
tersedia untuk penetrasi dan seberapa permeable/bocor membran
glomerulus.
Komponen luas permukaan, diatur oleh Sel Mesangium. Sel
mesangium ini menyatukan kapiler filtrasi glomerulus. Sel-sel ini
mengandung elemen kontraktil yang dapat berkontraksi, dan
menyebabkan menutupi sebagian kapiler filtrasi, mengurangi luas
permukaan yang tersedia untuk filtrasi
Regulasi LFG
Faktor : Tekanan
Filtrasi Neto
(Tekanan darah
Kapiler
Glomerulus)
autoregulasi
miogenik
kontrol simpatis
Faktor : Koefisien
Filtrasi
luas permukaan
permeable kapiler
filtrasi glomerulus
umpan-balik
tubuloglomerulus
Pada Kf dan tekanan filtrasi neto rerata, 20% plasma yg masuk ke ginjal
diubah menjadi filtrar glomerulus hal ini berarti LFG rerata 125 mL/mnt
aliran plasma ginjal total harus rerata 625 mL/mnt.
(*625 mL/mnt merupakan total aliran plasma yg ke ginjal; 20% jadi
filtrat glomerulus = 125 ml/mnt; 80% ke arteriol aferen)
Karena 55% dari keseluruhan darah terdiri dari plasma aliran darah total
melalui ginjal rerata 1140 mL/mnt.
(*80% dari 1140 mL/mnt adalah 125 mL/mnt)
Jumlah 1140 mL/mnt ini adalah sekitar 22% curah jantung total yg besarnya 5
liter (5000 mL) per menit.
125 mL /mnt
=20
625 mL /mnt
REABSORPSI TUBULUS
Setelah konstituen plasma kecuali protein di filtrasi oleh
kapiler
glo me rulus,
akan
terjadi
proses
reabsorpsi
tubulus.
Ga m bar A.1
R e a b s o r p s i p a si f v e r s u s a k ti f
Ada dua jenis reabsorpsi tubulus y aitu reabsorpsi pasif dan
Reabsorbsi pasif berarti se mua tahap
reabsorpsi aktif.
karena
pe mindahan
bahan
m ela wan
g radient
Na +
dan
lain - lain.
Untuk
lebih
m e ma ha mi
Gambar A.2
membran lumen TKP. Tumpang gratis dari reabsorpsi Na+ ini, akan
dilanjutkan dengan difusi pasif menembus membrn basolateral untuk
masuk ke plasma, dipermudak oleh pembawa yang tidak memerlukan
energi (Sherwood, 2011).
Maksimum tubulus; ambang ginjal
X+Y Tm
tambahan pada saat itu (Sherwood, 2011).
X
Y
Tm
Pengecualian
pada
Natrium
Na + has no
Tm
Aldosteron'
s action
Mendorong sintesis
pembawa Na+ dan
K+ yang lebih aktif di
sel-sel tubulus distal
dan koligentes sesuai
kebutuhan
Misal glukosa :
. Jumlah filtrasi glukosa=100 mg/100 ml 125 ml /menit
. Jumlah filtrasi glukosa=125 mg/menit
Pada LFG yang tetap, jumlah filtrasi suatu bahan akan berbanding lurus
dengan konsentrasi plasma bahan.
a
dalam urin
b
dalam urin
Faktanya:
180 mg/100 ml glukosa glukosa sudah sering muncul pada urin
karena dua hal (Sherwood, 2011):
1 Tidak semua nefron punya Tm yang sama
2 Efisiensi pembawa kotranspor glukosa mungkin tidak bekerja
pada kapasitas maksimalnya. Pada nilai yang tinggi tetap
kurang dari nilai Tm sebenarnya, glukosa yang terfiltrasi
mengalami gagal reabsorpsi, sehingga kadarnya ada dalam
urin.
Klinis :
Diabetes
Melitus
dari
normal
(Tm=375mg/menit
sedangkan
normalnya
Ginjal memiliki nilai ambang ion-ion inorganic -termasuk fosfat dan kalsiumyang sama dengan kadar plasmanya. Ketika bahan filtrate fosfat melebihi ambang,
maka fosfat akan diekskresikan kedalam urin. Reabsorpsi fosfat banyak terjadi di
tubulus proksimal. Mekanisme pemindahannya adalah dengan jalur transelular,yaitu
dengan menggunakan kotransport natrium-fosfat.
Regulasi fosfat (PO43-) dan kalsium (Ca2+) dalam pengaruh hormone paratiroid pada
ansa henle ascendens dan tubulus distal, dengan cara(Sherwood, 2011):
a
b
menjadi
lebih
positif.
Keadaan
tersebut
Presentase Air
65%
15%
20%
Perbedaan jumlah presentasi air yang diserap pada masingmasing tubulus diakibatkan karena perbedaan permeabilitasnya
terhadap air. Tubulus proksimal memiliki sifat yang sangat permeabel
terhadap air dibandingkan ansa henle dan tubulus distal,
sehingga padap tubulus proksimal, terjadi reabsorpsi air scr besarbesaran. tubulus distal bersifat sangat kurang permeabel. Kontrol
hormon ADH sangat berperan
H2O berpindah ke
ruang lateral dengan menembus sel tubular atau melalui celah antar
sel tubular
tekanan hidorstaktik
peningkatan
peritubular
Selain
juga
dipengaruhi
oleh
tekanan
osmotic
koloid
plasma.
dalam
peritubular.
jumlah
Jumlah
yang
protein
lebih
plasma
banyak
yang
dikapiler
berlebih
ini
Reabsorpsi Urea
Urea adalah produk sisa pemecahan protein. Perpindahan
Natrium dan air secara besar-besaran yang terjadi pada tubulus
proksimal ginjal mengakibatkan bahan-bahan filtrat menjadi semakin
pekat. Urea adalah salah satu bahan filtrat tesebut. Konsentrasi urea
yang
SEKRESI TUBULUS
ekresi tubulus adalah penambahan zat dari kapiler peritubuler atau sel
tubulus ke filtrat dengan tujuan menambahkan zat yang belum ada di
filtrat antara lain H+, K+, dan ion-ion organik, dengan tujuan untuk
menambahkan zat yang belum ada di filtrat agar meningkatkan
eliminasi zat-zat yang tidak berguna lagi bagi tubuh, mencegah hiperkalemi, dan
mengontrol pH darah.
Cara yang digunakan tetap sama yakni transport transepitelial hanya saja,
urutan langkahnya dibalik.
Sekresi Hidrogen
Sekresi H+ di ginjal erat kaitannya dengan regulasi asam basa. Ion H+
disekresikan di tubulus proksimal (melalui pompa H+-ATPase dan Na+-H+ antiporter),
distal, dan duktus koligentes, yang sekresinya bergantung pada keasaman cairan
tubuh. Ketika cairan tubuh terlalu asam maka sekresi ion hidrogen meningkat,
begitupun sebaliknya.
Sekresi Kalium
Kalium secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimal dan secara aktif
disekresikan oleh principal cell di tubulus distal dan duktus koligentes.
Sekresi ion kalium berlangsung melalui pompa basolateral Na+-K+ yang
membutuhkan energi. Pompa ini akan mengeluarkan ion natrium dari sel ke cairan
interstisial dan membawa masuk ion kalium dari cairan interstisial ke dalam sel. Nah
selanjutnya karena kadar ion kalium di dalam sel kan tinggi tuh, jadi otomatis bisa
langsung dikeluarkan ke lumen menuruni gradien konsentrasi (dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah) lewat kanal bocor (leak channels) pada tubulus distal
koligentes. Biar enggak bingung, ini ada gambar dari Sherwood halaman 577
(gambar 14-21).
Ok kita tau ginjal itu membersihkan plasma dari bahan-bahan dan zat-zat sisa
di arteri renalis dan pada saat di vena renalis zat-zat yang tidak di butuhkan
tubuh sudah tidak terkandung lagi dalam plasma dengan mengekskresikannya
ke dalam urin, hal ini dinamakan Bersihan Plasma
Bersihan Plasma adalah volume plasma yang di bersihkan secara menyeluruh
dari suatu zat oleh ginjal per satuan waktu
s=
US V
ps
Nah kita sudah mengetahui bersihan plasma itu berguna untuk segala macam
seperti filtrasi serta menentukan LFG, bahan yang sering di gunakan dalam
menghitung bersihan plasma salah satunya adalah inulin inget bukan insulin,
(inulin ini adalah suatu karbohidrat asing yang tak berbahaya yang di produksi
Contoh deh biar ga pusing: Konsentrasi plasma adalah 1 mg/ml, konsentrasi urine
adalah 125 mg/ml dan kecepatan aliran urine adalah 1 ml/mnt??
Masukin rumus
Bagaimana
LFG=
US X V
=c s
Ps
125 x 1
=125 ml /mnt
1
Nah berarti 125 ml/mnt adalah volume plasma yang telah di bersihkan dari inulin
permenit
Bingung? Ok gini bayangin deh ada es teh, teh pake es, es nya itu adalah si inulin
sedangkan tehnya adalah plasma, nah es teh ini pertama bakal difiltrasi sebanyak 125
ml/menit alhamdulillah semuanya lewat teh serta esnya pada saat proses reabsorbsi
tehnya di sedot 124 ml/menit karena masih enak. Sedangankan esnya di buang
( masuk kedalam urin) dan karena es batunya telah dibuang tehnya jadi sedikit
dong makanya di tambahin air lagi biar kembali ke 125 tadi. ok secara tidak
langsung tehnya telah di bersihkan dari es batu tadi
Ini yang dinamakan suatu bahan di filtrasi tapi tidak di reabsopsi maupun
disekresi maka clerence ratenya sama dengan LFG
Dan ada juga bahan yang difiltrasi tapi tidak di reabsorpsi malahan di sekresi
Contohnya ada
+
H
reabsoprsi bahan ini tidak hilang malah di tambah pada saat sekresi. Nah hal
ini menyebabkan clerencenya lebih banyak dari LFG kenapa bisa gitu? Inget
kalo filtrasi itu hanya 20% bahan yang masuk ke ginjal dibandingkan dengan
sekresi yang hampir 80 % bahan yang masuk ke ginjal.
Dan pada saat keadaan ini ada juga bahan yang sering digunakan untuk klinis
menentukan LFG dan laju aliran plasma ginjal, bahan itu adalah PAH ( asam
para-aminohi-purat ) karena semua plasma di bersihkan dari bahan tersebut
dari filtrasi maupun sekresi tapi zat ini tak direabsopsi. Hampir 90 % PAH di
pindahkan dari darah melalu sekresi dan biasanya rerata sekitar 625 ml/menit.
Nah hasil dari PAH dan inulin sering di gunakan untuk mencari fraksi filtrasi,
yaitu fraksi plasma, yang mengalir melalui membran glomerulus dan
terfiltrasi kedalam tubulus
FF=
LFG 125
=
= ( 0.19 ) DI BULATKAN JADI 20
RPF 650
distal
Sangat aktif memindahkan NaCl keluar dari lumen tubulus untuk
ascendens.
Nacl secara aktif dikeluarkan dari pars descendens dibarengi
dengan difusi neto air keluar pars descendens, hal ini menciptakan
kontrol
vasopresin menyediakan cara untuk mengontrol permeabilitas H2O secara cepat pada
tubulus distal dan duktus koligentes dengan bergantung pada kebutuhan tubuh
sewaktu atau sesaat.
Gagal ginjal
Ketika fungsi kedua ginjal sedemikian terganggu sehingga keduanya tidak
dapat melakukan fungsi regulasi dan ekskresinya untuk mempertahankan homeostasis
maka timbullah gagal ginjal. Gagal ginjal memiliki banyak sebab, berikut ini adalah
sebagian penyebabnya:
melalui uretra
Bahan toksik, misalnya timbal, arsen, pestisida, atau bahkan pajanan
glomerulus.
Obstruksi aliran urin, misalnya akibat batu ginjal, tumor, atau pembesaran
kelenjar prostat, dengan tekanan balik mengurangi filtrasi glomerulus serta
akut, yang ditandai oleh kemerosotan produksi urin yang berlangsung cepat dan
muncul mendadak; atau gagal ginjal kronik, yang ditandai dengan penurunan fungsi
ginjal yang berlangsung lambat progresif. Gagal ginjal akut bersifat reversibel
sehingga dapat sembuh dengan sempurna, sebaliknya gagal ginjal kronik bersifat
tidak reversibel. Karena gagal ginjal kronik bersifat ireversibel maka terapi ditujukan
untuk mempertahankan fungsi ginjal misalnya dialysis dan transplantasi ginjal.
Berkemih
Setelah tebentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih
(vesika urinaria). Urin tidak mengalir melalui ureter hanya karena tarikan gravitasi.
Kontraksi peristaltik otot polos di dinding ureter mendorong urin maju dari ginjal ke
kandung kemih.
Kandung kemih dapat menampung fluktuasi volume urin yang besar. Kandung
kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi bagian dalamnya oleh suatu jenis lapisan
epitel khusus. Seperti karakteristik otot polos pada umumnya, otot kandung kemih
dapat teregang sedemikian besar tanpa menyebabkan peningkatan tegangan dinding
kandung kemih. Selain itu, dinding kandung kemih yang sangat berlipat-lipat menjadi
rata sewaktu pengisian kandung kemih untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan.
Pintu keluar dari kandung kemih dijaga oleh dua sfingter, sfingter uretra
internus dan sfingter uretra eksternus. Sfingter adalah cincin otot yang, ketika
berkontraksi, menutup saluran melalui suatu lubang. Sfingter uretra internus
sebenarnya bukan suatu otot tersendiri tetapi merupakan bagian terakhir dari kandung
kemih. Ketika kandung kemih melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra
internus menutup pintu keluar kandung kemih.
Dibagian lebih bawah saluran keluar, uretra dilingkari oleh satu lapisan otot
rangka, sfingter uretra eksternus. Sfingter diperkuat oleh diafragma, pelvis suatu
lembaran otot rangka yang membentuk dasar panggul dan membantu menunjang
organ-organ panggul. Dalam keadaan normal, ketika kandung kemih melemas dan
terisi, baik sfingter uretra internus maupun eksternus menutup untuk menjaga urin
tidak menetes. Selain itu, karena sfingter uretra eksternus dan diafragma pelvis adalah
otot rangka dan karenanya berada di bawah kontrol sadar maka orang dapat dengan
sengaja mengontraksi keduanya untuk mencegah pengeluaran urin meskipun kandung
kemih berkontraksi dan sfingter uretra internus terbuka.
Miksi, atau berkemih, proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh dua
mekanisme: refleks berkemih dan kontrol volunter, yang dijelaskan dalam bagan
berikut:
Kontrol volunter
Kandung kemih
terisi
Korteks serebri
merangsang
merangsang
Kontrol refleks
menghambat
menyebabkan
Saraf
parasimpatis
dirangsang
dihambat
menstimulasi
Reseptor regang
Neuron motorik
ke sfingter uretra
eksternus
Sfingter uretra
eksternus terbuka
Kandung kemih
berkontraksi
Sfingter uretra
internus secara
mekanis terbuka
Sfingter uretra
eksternus terbuka
Berkemih
DAFTAR PUSTAKA
Tidak Berkemih
Saladin. 2003. [E-Book] Anatomy and Physiology: The Unity of Form and
Function, 3rd Edition.
Anatomy
Fisiologi
FKUI
2012
https://www.dropbox.com/sh/t8xvc57a0593ej8/AAAHrcI9dLFfC2dNCv6fJ6y
Pa/Tentir%202012/Renal%2004%2C05%20-%20Fisiologi%20Uropoetik.pdf?
dl=