Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN AIR PADA GINJAL


dr. M. Budi Syahputra, M.Biomed

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mampu melakukan pengukuran volume urine, berat jenis urine dan kadar chlorida dalam urine
dalam berbagai keadaan.

B. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mampu menantukan volume urine dengan mempergunkan alat gelas ukur
2. Mampu menentukan berat jenis urine dengan mempergunakan urinometer
3. Mampu menetukan kadar chlorida dalam urine dengan titrasi biuret
4. Mampu mengaplikasikan hasil yang diperoleh dengan klinis

C. PENDAHULUAN

Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolic dan pengatur komposisi cairan

tubuh melalui 3 proses utama : filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus

a. Filtrasi glomerular

1.Definisi.

Filtrasi glomerular adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler glomerular, dalam

gradien tekanan tertentu kedalam kapsul bowman. Filtrasi ini dibantu oleh factor berikut :

a. Membran kapiler glomerular lebih permeable dibandingkan kapiler lain dalam tubuh sehingga

filtrasi berjalan dengan sangat cepat.

b.Tekana darah dalam kapiler glomerular lebih tinggi dibandingkan tekanan darah dalam kapiler

lain karena diameter arteriol eferen lebih kecil dibandingkan diameter arteriol aferen.

2. Mekanisme filtrasi glomerular

a.tekanan hidrostatik (darah) glomerular mendorong cairan dan zat terlarut keluar dari darah dan

masuk keruangan kapsul bowman.


b.Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerular; Tekanan hidrostatik

dihasilkan oleh cairan dalam kapsul bowman. Tekanan ini cenderung untuk mengarahkan cairan

keluar dari kapsul menuju glomerulus, tekanan osmotic koloid dalam glomerulus yang dihasilkan

oleh protein plasma adalah tekanan yang menarik cairan dari kapsuul bowman untuk memasuki

glomerulus.

c.Tekanan filtrasi efektif (effective filtration force (EFP)) adalah tekanan dorong netto.

Tekanan ini adalah selisih antara tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar glomerulus

menuju kapsul bowman dan tekanan cenderung mengarahkan cairan kedalam glomerulus dan

kapsul bowman. EFP = (tekanan hidrostatik glomerular)-(tekanan kapsular)+(tekanan osmotic

koloid glomerular)

3. Laju filtarsi glomerular (glomerular filtration rate (GFR) adalah jumlah filtrasi yang terbentuk

per menit pada semua nefron dari kedua ginjal. Pada laki-laki, laju filtrasi ini sekitar 125

ml/menit atau 180 L dalam 24 jam : paad perempuan, sekitar 110 ml/menit.

4. Faktor yang mempengaruhi GFR

A.Tekanan filtrasi efektif. GFR berbanding lurus dengan EFP dan perubahan tekanan yang

terjadi akan mempengaruhi GFR. Derajat kontruksi arteriol eferen dan aferen menentukan aliran

darah ginjal, dan juga tekanan hidrostatik glomerular.

1. Kontriksi arteriol eferen menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi glomerular.

2. Kontriksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam glomerulus

dan meningkatkan GFR.

B. Autroregulasi ginjal. Mekanisme autoregulasi intristik ginjal mencegah perubahan aliran

darah ginjal dan GFR akibat variasi visiologis rerata tekanan darah arteri. Autoregulasi seperti ini

berlangsung pada rentang tekanan darah yang lebar (Antara 80 mmHg dan 180 mmHg).

1. Jika rerata tekanan darah arteri (normalnya 100 mmHg) meningkat, arterior aferen

berkontriksi untuk menurunkan aliran darah ginjal dan mengurangi GFR. Jika rerata tekanan
darah arteri menurun terjadi Vasodilatasi arterior aferen untuk meningkatkan GFR. Dengan

demikian, perubahan-perubahan mayor GFR dapat dicegah.

2. Autoregulasi melibatkan mekanisme umpan balik dari reseptor-reseptor pelegang dalam

dinding arteriol dan dari apparatus jukstaglomerular.

3. Di samping mekanisme autoregulasi ini, peningkatan tekanan arteri dapat sedikit menigkatkan

GFR. Karena begitu banyak filtrate glomerulat yang dihasilkan sehari, perubahan yang

terkecilpun dapat meningkatkan haluaran urine.

C. Stimulasi simpatis, suatu peningkatan implus simpatis, seperti yang terjadi saat stress, akan

menyebabkan kontriksi arteriol eferen menurunkan aliran darah kedalam glomerulus dan

menyebabkan penurunan GFR.

D. Obstruksi aliran urinaria, oleh batu ginjal atau batu dalam ureter akan meningkatkan tekanan

hidrostatik dalam kapsul bowman dan menurunkan GFR.

E. Kelaparan, diet sangat rendah protein atau penyakit hati akan menurunkan tekanan osmotic

koloid darah sehingga meningkatkan GFR.

F. Berbagai penyakit ginjal dapat meningkatkan permeabilitas kapilar glomerular dan

meningkatkan GFR

G. Komposisi filtrate glomerulat

a. Filtrate dalam kapsul bowman identik dengan fitrat plasma dalam hal air dan zat terlarut

dengan berat molekul rendah, seperti glukosa, klorida natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat,

dan kreatinin.

b. Sejumlah kecil albumen plasma dapat difiltrasi tetapi sebagian besar diabsorbsi kembali dan

secara normal tidak tampak pada urine.

c. Sel darah merah dan protein tidak difiltasi penampakannya dalam urine menandakan suatu

abnormalitas. Penampakan sel darah putih biasannya menandakan adanya infeksi bakteri pada

traktus urinaria bagian bawah.


B. Reabsorpsi tubulus. Sebagian besar filtrat (99%) secara selektif direasorpsi dalam tubulus ginjal

melalu difusisi pasif gradient kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut , atau

difusi terfasilitasi. Sekitar 85% natriun klorida dan air srta semua glukosa dan asam amino pada

fitrat glomerulus diabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal, walaupun reabsorpsi

berlangsung pada semua bagian nefron.

1. Reabsorpsi ion natrium

a. Ion-ion natrrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan carrier) dari lumen

tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumnya

lebih rendah.

b. Ion-ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan popma natrium-kalium , akan keluar dari sel-

sel epitel untuk masuk ke cairan intersitisialdidekat kapilar peritubular.

2. Reabsorbsi glukosa, fruktosa dan asam amino

a. Carier glukosa dan asam amino sama dengan carier ion natrium digerakkan melalui kontrapsor

b. Maksimum transport. Carier pada membrane sel tubulus memiliki kapasitas reabsorbsi

maksimum untuk glukosa, berbagai jenis asam amino, dan beberapa zat terabsorbsi lainnya. c.

maksimum transport (TM) untuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor

(reabsorbsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma. Jika kadar glukosa darah

melebihi nilai TMnya berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di urine

(glikosuria).

3. Reabsorbsi air. Air bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari urea

berkonsntrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area konsentrasi air rendah

dalam cairan interstisial dan kapiler peritubular.

4. Reabsorbsi urea. Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50 %

urea secara pasif direabsorbsi. Dengan demikian, 50 % urea yang difiltrasi akan dieksresikan
dalam urine.

Jumlah ini dinyatakan dalam maksimum transport (transport maximum (TM).

5. Reabsorbsi ion anorganik lain, seperti kalsium fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion organic adalah

melalui transport aktif.

C. Mekanisme Sekresi Tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah

dalam kapilar peritubular nmelewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan

dalam urine.

1. Zat-zat seperti ion hydrogen, kalium, dan ammonium, produk akhir metabolic kreatinin, dan

asam hipurat serta obat-obatan tertentu penisilin secara aktif disekresi ke dalam tubulus.

2. Ion hydrogen dan ammonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan

tubulus pengumpul. Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hydrogen dan ammonium

membantu dalam pengaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh.

3. Sekresi tubular merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia
asing atau tidak diinginkan.

D.Alat dan bahan


1. Biuret
2. Beaker glass
3. Gelas ukur
4. Urinometer
5. Pinset
6. Tabung Erlenmeyer
7. Urine dalam berbagai keadaan
8. Buffer asetat
9. Diphenilcarbazon dalam alkohol
10. Hg(NO3) 2%

Waktu : 100 menit Persiapan :


Empat orang praktikan bekerja bersamaan sekaligus. Mereka diberi nomor sebagai praktikan 1, 2, 3
dan 4. Persiapan praktikum harus dilakukan 24 jam sebelum percobaan dilaksanakan. Cara
melakukan persiapan percobaan dapat dilihat pada daftar di bawah ini. Meskipun peraturan-
peraturan ini dilaksanakan, sifat perorangan akan mempengaruhi hasilnya, sehingga sulit
mengadakan perbandingan dari hasil percobaan beberapa orang saja. Oleh sebab itu kumpulkan
hasil-hasil percobaan dari semua praktikan supaya kesimpulan dapat diambil secara seksama

E. Cara Kerja:
Urine dikumpulkan dalam beaker glass ukuran 1 liter dan berikan tanda jam berapa urine tersebut
diambil. Berat jenis urine ditentukan dengan urinometer, koreksi suhu harus dilakukan, yaitu:
0,001dan harus ditambah setiap kenaikan 5-6⁰ C suhu kamar di atas 20⁰C. Titrasi didasarkan atas
konstanta ionisasi HgCl2 yang rendah. Oleh sebab itu bila Hg²+ditambahkan dalam larutan yang
mengandung Cl maka ionnya akan bergabung hampir semuanya dengan ion Cl hingga lebih banyak
equivalent Hg yang ditambah daripada equivalen Cl yang telah ada dalam larutan itu. Hg²+akan tetap
sangat rendah konsentrasinya dalam campuran itu, namun bila ditambahHg ²+maka
konsentrasiHg²+yang bebas akan bertambah dengan cepat. Oleh karena diphenil carbazone
membentuk warna biru yang nyata dengan Hg²+maka zat ini dipergunakan sebagai indikator untuk
menyatakan equivalen yang dicapai.

Prosedur:
Masukkan ke dalam tabung Erlenmeyer ukuran 50 ml:
- 1 ml 0,4 n buffer asetat, pH 4,3
- 2 ml urine (1ml untuk yang pekat, 4 ml untuk yang encer)
- 5 tetes larutan diphenilcarbazon dalam alkohol
Ukurlah titer larutan ini dengan 0,1 n Hg(N03)2 dari burette sebanyak 5 ml hingga campuran itu
menunjukkan warna biru violet yang tetap. Cobalah lebih dahulu dengan 0,1 n NaCl.
Perhitungan 1 ml Hg(N03)2yang ditambahkan menunjukkan adanya 0,1 milli equivalen
Cl di dalam urine tersebut.
DAFTAR CARA MELAKSANAKAN PERCOBAAN
Waktu No. 1 No. 2 No. 3 No. 4
Makan dan minum
Tidak minum,
seperti biasa hingga
makanan yang
Sehari sebelum jam 1700 WIB.
Makan dan minum seperti biasa dimakan harus
latihan hingga Antara jam 1700–
mengandung
jam 2100 WIB 2100 WIB minum 2
sedikit air
liter air.
2100 WIB Urine yang diperoleh sampai jam 2100 WIB semuanya dibuang.
Sesudah jam 2100 WIB praktikan tidak boleh makan dan minum hingga
2100 – 0500 WIB jam 0500 WIB, setelah jam 0500 WIB waktu sarapan pagi no.3 makan
makanan kering, no. 1 dan no. 2 makan dan minum seperti biasa, no. 4
makan seperti biasa tetapi harus minum ½ - 1 liter air. Urine ditampung
dari jam 2100 - 0500 WIB dan dikumpulkan menjadi satu, volumenya
diukur serta dibawa ke laboratorium.
Sarapan seperti di atas, juga waktu makan siang (no. 3 terus makan
0500– 1100 WIB makanan kering, no. 4 terus minum air 1 liter, no. 1 dan no. 2 seperti
biasa), semua urine ditampung.
Tiba di laboratorium jam 1100 WIB. Perhatikan cara melaksanakan
percobaan ini, dan kerjakan pada urine yang ditampung pada waktu malam
1100 – 1150 WIB
hari tadi. Pada jam 1150 WIB urine ditampung dan ditentukan volume,
berat jenis dan kadar Clˉ nya.
Minum 1200
Minum 1200 ml Minum 1200
1150 – 1200 WIB ml NaCl 0,9 Minum 600 ml air
air ml air
%
Urine ditampung
seperti ketiga
praktikan yang lain.
Urine dikumpul pada jam 1230, 1300, 1330, 1400,
Setiappenampungan
1430, 1500,1530. Volume, berat jenis dan konsentrasi
1200 – 1530 WIB urine harus minum
ditentukan pada setiap urine yang ditampung.
200 ml air, kecuali
jam 1530 WIB. Pada
jam 1330 WIB injeksi
vasopressin.

Lampiran :
1. Praktikum jam 0730 WIB
- Urine jam 2100 – 0500 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Urine jam 0500 – 0700 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Jam 0720 – 0730 WIB minum sesuai dengan jumlah dan jenis minuman orang percobaan yang
ditentukan
- Mulai jam 0730 WIB, urine ditampung setiap 30 menit yaitu jam 0800, 0830, dan 0900 (setiap urine
yang dikumpulkan diukur volume, berat jenis dankadar Clˉ nya)

2. Praktikum jam 0930 WIB


- Urine jam 2100 – 0500 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Urine jam 0500 – 0900 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Jam 0920 – 0930 WIB minum sesuai dengan jumlah dan jenis minuman orang percobaan yang
ditentukan
- Mulai jam 0930 WIB, urine ditampung setiap 30 menit yaitu jam 1000, 1030, dan 1100 (setiap urine
yang dikumpulkan diukur volume, berat jenis dankadar Clˉ nya)

3. Praktikum jam 1130 WIB


- Urine jam 2100 – 0500 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Urine jam 0500 – 1100 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Jam 1120 – 1130 WIB minum sesuai dengan jumlah dan jenis minuman orang percobaan yang
ditentukan
- Mulai jam 1130 WIB, urine ditampung setiap 30 menit yaitu jam 1200, 1230, dan 1300 (setiap urine
yang dikumpulkan diukur volume, berat jenis dankadar Clˉ nya)

4. Praktikum jam 1330 WIB


- Urine jam 2100 – 0500 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Urine jam 0500 – 1300 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Jam 1320 – 1330 WIB minum sesuai dengan jumlah dan jenis minuman orang percobaan yang
ditentukan
- Mulai jam 1330 WIB, urine ditampung setiap 30 menit yaitu jam 1400, 1430, dan 1500 (setiap urine
yang dikumpulkan diukur volume, berat jenis dankadar Clˉ nya)

5. Praktikum jam 1530 WIB


- Urine jam 2100 – 0500 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Urine jam 0500 – 1500 WIB dikumpulkan dalam 1 wadah
- Jam 1520 – 1530 WIB minum sesuai dengan jumlah dan jenis minuman orang percobaan yang
ditentukan
Mulai jam 1530 WIB, urine ditampung setiap 30 menit yaitu jam 1600, 1630, dan 1700

(setiap urine yang dikumpulkan diukur volume, berat jenis dankadar Clˉ nya)

F .HASIL PRAKTIKUM

Tuliskan hasil dari masing masing percobaan

G. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM

Jelaskan makna dari masing masing percobaan


F .HASIL PRAKTIKUM

Tuliskan hasil dari masing masing percobaan

G. LAPORAN KERJA / KESIMPULAN PRAKTIKUM

Jelaskan makna dari masing masing percobaan

Anda mungkin juga menyukai