Rumusrumus.com kali ini akan membahas tentang Laju filtrasi glomerular (LFG) atau dalam
bahasa Inggris: Gromerular filtration rate (GFR) yang meliputi pengertian dan uji GFR beserta
langkah pembersihan kreatinin dan cara menghitung rumus GFR berdasarkan alat kalkulasi.
untuk lebih jelasnya, simak penjelasan dibawah ini
Laju filtrasi glomerular (LFG) atau dalam bahasa Inggris: Gromerular filtration rate (GFR)
dipakai sebagai salah satu indikator menilai fungsi ginjal. Umumnya digunakan untuk
menghitung bersihan kreatinin yang selanjutnya dimasukkan kedalam formula.
Rumus GFR
Rumus Menghitung GFR-Rumus Glomerular Filtration Rate berdasarkan alat Kalkulasi GFR
adalah sebagai berikut:
GFR : ( 140 – Th ) x BB / ( 72 x Sc )
Uji serum kreatinin yang mengukur kadar kreatinin dalam darah bisa menjelaskan apakah ginjal
bekerja dengan baik. Seberapa sering manusia membutuhkan uji kreatinin tergantung pada
kondisi yang mendasari alasan mengambil tes darah ini dan risiko kerusakan ginjal yang
mungkin terjadi.
Contohnya:
jika Anda mempunyai diabetes tipe 1 atau 2, dokter mungkin akan merekomendasikan tes
kreatinin setidaknya setahun sekali
jika Anda mempunyai gangguan ginjal, dokter Anda akan menyarankan untuk secara
rutin melakukan tes kreatinin untuk mengawasi kondisi Anda
jika Anda mempunyai penyakit lain yang berhubungan dengan kinerja ginjal seperti
darah tinggi, atau diabetes atau jika Anda sedang dalam pengobatan yang memengaruhi
ginjal, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalankan tes kreatinin
GFR berbanding lurus dengan EFP dan perubahan tekanan yang terjadi dapat memengaruhi
GFR. Derajat konstriksi arteriol aferen dan eferen menentukan aliran darah ginjal dan juga
tekanan hidrostatik glomerular.
Konstriksi arteriol aferen menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi
glomerular.
Konstriksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam
glomerulus dan meningktakan GFR.
2. Autoregulasi Ginjal
Mekanisme autoregulasiintrinsik ginjal mencegah perubahan aliran darah ginjal dan GFR akibat
variasi fisiologis rerata tekanan darah arteri. Autoregulasi ini berlangsung pada rentang tekanan
darah yang lebar (antara 80 mmHg dan 180 mmHg).
a. Jika rerata tekanan darah arteri (normalnya 100 mmHg) meningkat, arteriol aferen
berkontriksi untuk menurunkan aliran darah ginjal dan mengurangi GFR. Andai rerata
tekanan darah arteri menurun, terjadi vasodilatasi arteriol aferen untuk meningkatkan
GFR. Dengan begitu, perubahan-perubahan mayor pada GFR dapat dicegah.
b. Autoregulasi melibatkan mekanisme umpan balik dari reseptor-reseptor peregang
dalam dinding arteriol dan dari aparatus jukstaglomerular.
Selain mekanisme autoregulasi ini, peningkatan tekanan arteri bisa sedikit meningkatkan
GFR. Karena begitu banyak filtart glomerular yang dihasilkan sehari, perubahan yang
terkecil pun bisa meningkatkan haluaran urin.
3. Stimulasi Simpatis
Suatu peningkatan impuls simpatis, misalanya saat stres, mampu menyebabkan konstriksi
arteriol aferen, menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus, dan mnyebabkan penurunan GFR.
5. Kelaparan
Diet Sangat Rendah Protein, atau Penyakit Hati akan menurunkan tekanan osmotik koloid darah
sehingga meningkatkan GFR.