Disusun Oleh :
NIM: 70900122037
( ) ( )
2023
i
DAFTAR ISI
A. Definisi ..................................................................................................... 1
B. Etiologi...................................................................................................... 1
C. Klasifikasi .................................................................................................2
D. Patofisiologi ..............................................................................................2
E. Manifestasi Klinis .....................................................................................3
F. Penatalaksanaan.........................................................................................4
G. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................5
H. Komplikasi.................................................................................................6
I. Penyimpangan KDM..................................................................................7
A. Pengkajian ................................................................................................ 8
B. Diagnosis Keperawatan.............................................................................13
C. Intervensi Keperawatan ............................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................36
iii
BAB I
KONSEP DASAR
A. Definisi
B. Etiologi
1
5. Penyakit kolagen (Systemic Lupus Erythematosus)
6. Obat-obat nefroksik (aminoglikosida)
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
2
melanjutkan ekskresi zat terlarut, maka volume urin yang keluar akan
meningkat sehingga pasien rentan mengalami kehilangan cairan. Selain itu,
tubulus kehilangan kemampuan untuk mereabsorpsi elektrolit secara
bertahap. Terkadang hasilnya adalah pembuangan garam yang menyebabkan
urine mengandung banyak natrium dan memicu terjadinya poliuria berat.
Pada saat kerusakan ginjal berlanjut dan jumlah nefron yang masih berfungsi
mengalami penurunan maka laju glomerulus total akan menurun lebih jauh
dan menyebabkan tubuh tidak mampu mengeluarkan kelebihan air, garam,
dan produk limbah lainnya melalui ginjal. Pada saat laju filtrasi glomerulus
kurang dari 10-20ml/min, maka tubuh mengalami keracunan ureum. Apabila
penyakit gagal ginjal kronik tidak diatasi dengan dialisis atau transplantasi
ginjal, maka terjadi stadium akhir yang menyebabkan uremia dan kematian
(Yasmara, 2016).
E. Manifestasi Klinis
Pada pasien CKD dapat meperlihatkan beberapa tanda dan gejala. Menurut
(Smeltzer, 2014) kondisi tanda dan gejala mengikut dimana bagian dan
beberapa besar kerusakan ginjal, umur klien dan kondisi yang mendasarinya.
Tanda dan gejala klien CKD yaitu:
1. Tanda dan gejala pada daerah kardiovakular
Yaitu peningkatan tekanan darah (suatu reaksi dari adanya retensi cairan
dan natrium dari aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron), pitting
edema (kaki, tangan, sakrum), pertambahan ukuran vena leher.
2. Tanda dan gejala pada daerah kulit
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, gatal/preuritis,
ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
3. Tanda dan gejala pada daerah paru-paru
Yaitu krekels, caian/sputum kental, napas dangkal, pernapasan cuping
hidung.
4. Tanda dan gejala pada daerah gastrointestinal
3
Yaitu napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut,
anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran
gastrointestinal.
5. Tanda dan gejala pada daerah persarafan
Yaitu kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
6. Tanda dan gejala pada daerah otot dan tulang
Yaitu keram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop.
7. Tanda dan gejala pada daerah reproduksi
Yaitu tidak mengalami menstruasi dan berkurangnya ukuran tesis.
F. Penatalaksanaan
Menurut (Kasron, 2012) Pada gagal ginjal konik yang bersifat irreversibel,
tujuan penatalaksanaan medis antara lain meningkatkan fungsi ginjal sampai
taraf maksimal, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
batas biokimiawi yang aman, mengobati komplikasi sistemik dan
meningkatkan kualitas kehidupan hingga taraf seaktif dan senormal mungkin.
1. Penatalaksanaan medis
a. Melakukan pemeriksaan lab darah dan urine
b. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam)
Diet TKRP (Tinggi Kalori Rendah Protein).
c. Diet rendah protein (20-240 gr/hr) dan tinggi kalori menghilangkan
gejala anoreksia dan nausea dari uremia serta menurunkan kadar
ereum. Hindari pemasukan berlebih dari kalium dan garam
d. Kontrol hipertensi. Pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal,
keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung
pada tekanan darah. Sering diperlukan diuretik loop selain obat anti
hipertensi
e. Kontrol ketidak seimbangan elektrolit. Yang sering ditemukan
adalah hiperkalemia dan asidosis berat. Untuk mencegah
hiperkalemia hindari pemasukan kalium yang banyak (batasi
4
hingga 60 mmol/hr), diuretik hemat kalium, obat-obat yang
berhubungan dengan ekskresi kalium (penghambat ACE dan obat
anti inflamasi nonsteroid), asidosis berat, atau kekurangan garam
yang menyebabkan pelepasan kalium dari sel dan ikut dalam
kaliuresis
f. Deteksi melalui kalium plasma dan EKG
g. Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif
di vena dengan menggunakan mesin
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Observasi balance cairan
b. Observasi adanya odema
c. Batasi cairan yang masuk
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat kita lakukan pada klien dengan CKD
1. Urinalisasi : akan didapatkan hasil PH asam, SDP, SDM, berat jenis urin
5
6. EKG : akan didapatkan hasil yaitu distritmia/aritmia.
umur) x berat badan (kg) 72 x creatinin serum) pada wanita hasil tersebut
H. Komplikasi
Eka, 2014 :
1. Penyakit Tulang
2. Penyakit Kardiovaskular
3. Anemia
6
defesiensi di ginjal akan mengakibatkan penurunan hemoglobin dalam
tubuh.
4. Disfungi seksual
Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, terjadi impotensi pada pria maka
7
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu proses pertama asuhan keperawatan
untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber baik itu data yang berasal
dari klien ataupun data yang berasal dari keluarga untuk mengidentifikasi
status kesehatan klien dan membantu dalam memberikan asuhan
keperawatan
Pengkajian keperawatan pada klien dengan CKD menurut
(Dongoes, 2010); (Sudoyo, 2015); NIC NOC, 2015 sebagai berikut :
1. Demografi data demografi berupa nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, status pernikahan, agama dan lain sebagainya dari data
demografi kita bisa mendapatkan data diri pasien untuk menunjang
proses asuhan keperawatan selanjutnya.
2. Riwayat penyakit yang diderita klien sebelum mengalami CKD apakah
mengalami penyakit Diabetes Melitus, Glomerulo nefritis, hipertensi,
reumatik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus
urinarius bagian bawah memungkinkan terjadinya CKD.
3. Pengkajian Bio-Psiko-Sosial
a. Aktivitas Istirahat
Gejala : kelelahan ekstrem, kelemahan dan malaise, gangguan tidur
(insomnia/gelisah atau somnolen).
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang
gerak
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat huoertensi lama atau berat
Tanda : hipertensi : nadi kuat, edema jaringan umum dan piting
pada kaki, telapak tangan, nadi lemah dan halus, hipotensi
ortostatik menunjukkan hipovelemia yang jarang terjadi pada
penyakit tahap akhir, friction rub pericardial (respon terhadap
8
akumulasi rasa), pucat, kulit coklat kehijauan, kuning,
kecenderungan pendarahan.
c. Integritas ego
Gejala : faktor stres, contoh finansial, hubungan dan sebagainya.
Peran tak berdaya, tidak ada harapan, tidak ada kekuatan,
Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan kepribadian.
d. Eliminasi
Gejala : peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat
badan (malnutrisi), anoreksia, malnutrisi, kembung, diare,
konstipasi.
Tanda : perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat,
berwarna, oligutia dapat menjadi anuria.
e. Makanan/cairan
Gejala : peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat
badan (malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa
metalik tidak seddap pada mulut (pernapasan amonia), penggunaan
diuretik.
Tanda : distensi abdomen/asietas, pembesaran hati (tahap akhir).
Perubahan turgor kulit. Edem (umum, tergantung, akhir). Ulserasi
gusi, pendarahan gusi/lidah. Penurunan otot, penurunan lemak
subkutan, tampak tak bertenaga.
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang :
sindrom kaki, gelisah, kebas terasa terbakar pada telapak kaki.
Kebas kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremitas bawah
(neuropati perifer).
Tanda : gangguan sistem mental, contoh penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau, penurunan tingkat kesadaran, koma, kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
9
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot / nyeri kaki
memburuk pada malam hari.
Tanda : perilaku berhati-hati dan gelisah.
h. Pernapasan
Gejala : napas pendek : dispnea, nokturnal parosimal, batuk dengan
atau tanpa sputum kental atau banyak.
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi atau kedalaman
(pernapasan kusmaul). Batuk produktif dengan sputum merah
muda encer (edema paru).
i. Keamanan
Gejala : kulit gatal ada / berulangnya infeksi
Tanda : pruritus demam (sepsis, dehidrasi : normotemia dapat
secara aktual terjadi peningkatan pada klien yang mengalami suhu
tubuh lebih rendah dari pada normal (efek CKD/depresi respon
imun) ptekie, araekimosis pada kulit fraktur tulang : defosit fosfat,
kalsium, klasifikasi metastatik pada kulit, jaringan lunak sendir,
keterbatasan gerak sendi.
j. Seksualias
Gejala : penurunan libido, amenorea ; infertilitas
k. Interaksi sosial
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak mampu
bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum pasien :
10
c. Antropometri :
Yaitu terjadi penurunan berat badan selama 6 bulan terakhir akibat
kekurangan nutrisi, dapat juga terjadi peningkatan berat badan
disebabkan kelebihan cairan.
d. Kepala :
Yaitu dapat dilihat keadaan rambut kotor, mata ikterik / kotor,
telinga kurang bersih, hidung kotor, mulut bau ureum, bibir kering
dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok :
Yaitu dapat dilihat adanya pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
i. Ekstremitas
11
5. Pemeriksaan penunjang
pada klien dengam Chronic Kidney Disease (CKD) menurut Trucker
(2008) dalam Sudoyo (2015) yaitu sebagai berikut:
a. Urinalisasi : akan didapatkan hasil PH asam, SDP, SDM, berat
jenis urin (24 jam) : volume normal, volume kosong atau rendah,
proteiurea, penurunan klirens kreatinin kurang dari 10 ml permenit
menunjukan kerusakan ginjal yang berat.
b. Hitungan darah lengakap : akan didapatkan hasil penurunan
hematokrit / HB , trombosit, leukosit, peningkaanj SDP.
c. emerikasaan urin : akan didapatkan hasil Warna PH, kekeruhan,
glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP, CCT.
d. Kimia darah : akan didapatkan hasil kadar BUN, kreatinin, kalium,
kalsium, fosfor, natrium, klorida abnormal.
e. Uji pencitraan : akan didapatkan hasil IVP, ultrasonografi ginjal,
pemindaian ginjal, CT scan.
f. EKG : akan didapatkan hasil distritmia
g. Poto polos abdomen, akan ditemukan batu radio opak
h. Pielografi intra vena jarang dikerjakan, karena kontras tidak dapat
melewati filter glomerolus, disamping kekawatiran terjadinya
pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah
mengalami kerusakan.
12
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yaitu penilaian klinis terhadap pengalaman
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan,
pada resiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis
keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan
keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang
optimal.
Adapun diagnosis keperawatan yang muncul adalah : (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017)
1. Hipervolemi
Definisi:
Peningkatan volume cairan intravascular, intertisial dan atau
intraseluler Batasan karakteristik
Penyebab:
a. Gangguan mekanisme regulasi
b. Kelebihan asupan cairan
c. Kelebihan asupan natrium
d. Gangguan aliran balik vena
e. Efek agen farmakologis (mis. Kostikosteroid, chlorpropamide,
tolbutamide, vincristine, tryptilinescarbamazaepine )
Subjektif
a. Ortopnea
b. Dispnea
Objektif
13
c. Jugular venous Pressure (JVP) dan atau Central Venous
Pressure (CVP) meningkat
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
c. Hepatomegali
e. Oliguria
g. Kongesti paru
b. Hipoalbuminemia
d. Kelainan Hormon
14
2. Gangguan pertukaran gas
Definisi
Penyebab
a. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Subjektif :
a. Dispnea
Objektif
a. PCO2 meningkat/menurun
b. PO2 menurun
c. Takikardia
d. pH arteri meningkat/menurun
a. Subjektif
b. Pusing
c. Penglihatan kabur
d. Objektif
e. Sianosis
f. Diaforesis
15
g. Gelisah
j. Kesadaran menurun
c. Asma
d. Pneumonia
e. Tuberkulosis paru
g. Asfiksia
i. Prematuritas
3. Intoleransi aktivitas
Definisi
Penyebab
b. Tirah baring
c. Kelemahan
16
d. Imobilitas
Subjektif :
a. Menegluh lelah
Objektif
Subjektif
c. Merasa lemah
Objektif
d. Sianosis
a. Anemia
e. Aritmia
17
f. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
g. Gangguan Metabolik
h. Gangguan Muskuloskeletal
c. Perubahan Kontraktilitas
d. Perubahan preload
e. Perubahan afterload
Subjektif
a. Perubahan irama jantung
b. Palpitasi
c. Perubahan preload
d. Lelah
e. Perubahan afterload
f. Dispnea
g. Perubahan kontraktilitas
i. Ortopnea
18
j. Batuk
Objektif
b. Bradikardia/Takikardia
d. Perubahan preload
e. Edema
h. Hepatomegali
i. Perubahan afterload
m. Oliguria
o. Perubahan kontraktilitas
Subjektif
a. Perubahan irama jantung
b. Perubahan preload
19
c. Perubahan afterload
d. Perubahan kontraktilitas
e. Cemas
f. Gelisah
Objektif
b. Murmur jantung
e. Perubahan preload
h. Perubahan afterload
l. Perubahan kontraktilitas
m. Tidak tersedia
c. Stenosis mitral
d. Regurgitasi mitral
20
e. Stenosis aorta
f. Regurgitasi aorta
g. Stenosis trikuspidal
h. Regurgitasi trikuspidal
i. Stenosis pulmonal
j. Regurgitasi pulmonal
k. Aritmia
5. Nyeri akut
Definisi
Subjektif
a. Mengeluh Nyeri
21
Objektif
a. Tampak meringis
c. Gelisah
e. Sulit tidur
Subjektif
Tidak Tersedia
Objektif
e. Menarik diri
g. Diaphoresis
i. Kondisi pembedahan
j. Cedera traumatis
k. Infeksi
m. Glaucoma
22
C. Intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dan (TimPokja SLKI DPP
PPNI, 2019).
1. Hipervolemia
Luaran Utama : Keseimbangan Cairan
a. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Ekuilibrum antara volume cairan di ruang intraseluler dan
ekstraseluler tubuh meningkat.
Kriteria hasil :
1) Asupan cairan, keluaran urin, kelembaban membran mukosa,
asupan makanan menigkat
2) Edema, dehidrasi, asietas, konfusi menurun
3) Tekanan darah, denyut nadi radial, tekanan arteri rata-rata,
membran mukosa, mata cekung, turgor kulit, berat badan
membaik.
b. Intervensi
23
PCWP, CO, CI), jika
tersedia
d. Monitor input dan output d. Mengetahui keseimbangan
cairan (mis. Kadar natrium, cairan pasien
BUN, hematokrit, Berat
jenis urin)
e. Monitor tanda peningkatan e. Mengetahui adanya tanda
onkotik plasma (mis. Kadar hemokonsentrasi pada
protein dan albumin pasien
meningkat.
f. Monitor kecepatan infus f. Memastikan cairan IV yang
secara ketat masuk sesuai kebutuhan
pasien
g. Monitor efek samping g. Mengetahui adanya efek
secara ketat samping diuretik pada
pasien
Terapeutik
a. Timbang berat badan setiap a. Mengetahui adanya
pada waktu yang sama penambahan atau
pengurangan berat badan
pasien
b. Batasi asupan cairan dan b. Mengurangi asupan cairan
garam dan garam agar
keseimbangan cairan
kembali normal
c. Tinggikan kepala tempat c. Mempertahankan
tidur 30-40 °C kenyamanan, meningkatkan
ekspansi paru, dan
memaksimalkan oksigenasi
pasien
24
Edukasi
a. Anjurkan melapor jika a. Agar haluaran urin pasien
haluaran urin <0,5 tetap terpantau
ml/kg/jam dalam 6 jam b. Agar BB pasien tetap
b. Anjurkan melapor jika BB terpantau, sehingga
bertambah >1 kg dalam kecukupan penggantian
sehari cairan dan kebutuhan serta
status cairan pasien dapat
segera ditangani jika terjadi
ketidakseimbangan
c. Agar pasien dapat
c. Anjurkan cara mengukur mengetahui cara mengukur
dan mencatat asupan dan dan mencatat asupan dan
haluaran cairan haluaran cairannya secara
mandiri
Kolaborasi
a. Membantu mengeluarkan
a. Kolaborasi pemberian
kelebihan garam dan air
diuretik
dalam tubuh melalui urin
25
2. Gangguan Pertukaran Gas
Luaran Utama : Pertukaran Gas
a. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada
membrane alveolus-kapiler dalam batas normal
Kriteria hasil :
1) Meningkatnya tingkat kesadaran
2) Menurunnya gejala dispnea, bunyi napas tambahan, pusing,
penglihatan kabur, diaphoresis, gelisah, dan napas cuping
hidung
3) Membaiknya PCO2, PO2, Takikardi, pH arteri, sianosis, pola
napas, dan warna kulit
b. Intervensi
26
g. Ausultasi bunyi napas g. Mengetahui adanya
saturasi oksigen pasien
h. Monitor saturasi oksigen h. Mengetahui adanya nilai
AGD pada pasien
i. Monitor nilai AGD i. Mengetahui adanya
perubahan dan atau
kelainan pada hasil x-ray
thoraks pasien.
j. Monitor hasil x-ray
j. Mengetahui perkembangan
thoraks
kondisi pasien
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan
a. Mengetahui fokus
respirasi sesuai kondisi
keperawatan dan
pasien
mengevaluasi hasil
keperawatan serta sebagai
tanggung gugat perawat
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan Meningkatkan pengetahuan pasien
prosedur pemantauan dan keluarga mengenai kondisi
27
3. Intoleransi Aktivitas
Luaran Utama : Manajemen Energi
a. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Respon fisiologis terhadap aktifitas yang membutuhkan
tenaga dapat meningkat.
Kriteria hasil :
1) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
2) Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
3) Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
4) Keluhan keperawatan
b. Intervensi
28
a. Sediakan lingkungan a. Memberikan rasa aman
nyaman dan rendah dan nyaman kepada klien
stimulus b. Membantu meningkatkan
b. Lakukan latihan rentang rentang gerak
gerak pasif/aktif (ROM) c. Memberikan rasa nyaman
c. Berikan aktivitas distraksi
d. Mengurangi resiko
yang menenangkan
jatuh/sakit pada klien.
d. Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
a. Istirahat yang lebih dan
mengurangi aktivitas dan
dapat memulihkan energi
kembali
b. Anjurkan melakukan
b. Melatih kekuatan otot dan
aktivitas secara bertahap
pergerakan pasien agar
tidak terjadi kekauan otot
maupun sendi
c. Anjurkan menghubungi
c. Untuk mengidentifikasi
perawat jika tanda dan
rencana tindakan
gejala kelelahan tidak
selanjutnya
berkurang
d. Ajarkan strategi koping
d. Memiliki kemampuan
untuk mengurangi
mengatasi masalah dan
kelelahan
bermanfaat untuk
mencegah komplikasi
kesehatan yang mungkin
Kolaborasi
muncul nanti akan timbul.
a. Kolaborasi dengan ahli
29
gizi tentang cara a. Pemberian gizi yang cukup
meningkatkan asupan dapat meningkatkan
makanan energi.
30
d. mengetahui keseimbangan
d. Monitor intake dan output cairan pasien
cairan e. mengetahui berat badan
e. Monitor berat badan setiap setiap hari pada waktu
hari pada waktu yang sama yang sama pada pasien
f. mengetahui saturasi
f. Monitor saturasi oksigen oksigen pada pasien
g. mengetahui keluhan nyeri
g. Monitor keluhan nyeri dada dada
h. mengetahui EKG 12
h. Monitor EKG 12 sadapan sadapan pada pasien
i. mengetahui adanya
i. Monitor aritmia kelainan irama dan
frekuensi jantung
j. mengetahui nilai
j. Monitor nilai laboratorium laboratorium jantung pada
jantung pasien
k. mengetahui alat pacu
k. Monitor fungsi alat pacu jantung berfungsi dengan
jantung baik
l. mengetahui tekanan darah
l. Periksa tekanan darah dan dan frekuensi nadi
frekuensi nadi sebelum dan sebelum dan sesudah
sesudah aktivitas aktivitas
m. mengetahui frekuensi
m. Periksa frekuensi tekanan tekanan darah dan
darah dan frekuensi nadi frekuensi nadi sebelum
sebelum pemberian obat pemberian obat
Terapeutik a. mempertahankan
a.Posisikan pasien semi fowler kenyaman, meningkatkan
31
atau fowler dengan kaki ke ekspansi paru, dan
bawah atau posisi nyaman memaksimalkan
oksigenasi pasien
b. Pemberian asupan
b. Berikan diet jantung yang makanan yang tidak
sesuai (mis. batasi asupan memacu kerja jantung
kafein, natrium, kolestrol, lebih keras
dan makanan tinggi lemak) c. Mengurangi resiko
c. Berikan socking elastis atau tromboemboli
pneumatic intermitten, sesuai
indikasi d. Agar pasien dan keluarga
d. Fasilitasi pasien dan keluarga bisa menjalan gara hidup
untuk memodifikasi gaya sehat
hidup sehat e. Agar pasien merasa lebih
e. Berikan terapi relaksasi rileks
untuk mengurangi stress f. Agar pasien bisa lebih
f. Berikan dukungan emosional tenang
dan spiritual g. Memenuhi suplay oksigen
g. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
a. melatih pasien beraktivitas
a. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
secara toleransi b. melatih pasien beraktivitas
b. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
secara bertahap c. melatih pasien untuk gaya
c. Anjurkan berhenti merokok hidup sehat
d. agar pasien dan keluarga
d. Ajarkan pasien dan keluarga dapat mengukur berat
32
mengukur berat badan harian badan harian secara
mandiri
e. agar pasien dan keluarga
e. Ajarkan pasien dan keluarga
dapat mengukur intake dan
mengukur intake dan output output cairan secara
cairan harian mandiri.
Kolaborasi
a. pemberian antiaritmia
a. Kolaborasi pemberian
sesuai kebutuhan pasien
antiaritmia, jika perlu
b. agar pasien mendapatkan
b. rujuk ke program perawatan jantung yang
rehabilitsi jantung lebih komprehensif.
5. Nyeri Akut
Luaran Utama : Tingkat Nyeri
a. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Nyeri yang dirasakan klien menurun
Kriteria hasil :
1) Keluhan nyeri menurun
2) meringis dapat menurun
3) frekuensi nadi membaik
4) tekanan darah membaik
b. Intervensi
Intervensi keperawatan Rasional
Manajemen Nyeri
Observasi
a. Identifikasi lokasi, a. Mengetahui lokasi,
karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri intensitas nyeri dari pasien
33
b. Identifikasi skala nyeri b. Mengetahui tingkat nyeri
c. Identifikasi faktor yang c. Mengetahui hal-hal yang
memperberat dan dapat memperberat
memperingan nyeri ataupun mempeingan nyeri
yang dirasakan pasien
d. Identifikasi pengaruh d. Mengetahui seberapa besar
nyeri pada kualitas hidup rasa nyeri mempengaruhi
kualitas hidup pasien
Terapeutik
a. Berikan teknik a. Mengurangi tingkat nyeri
nonfarmakologis untuk pasien atau mengalihkan
mengurangi rasa nyeri pasien dari rasa nyerinya
(mis, terapi pijit, kompres
hangat/dingin, hypnosis,
relaksasi napas dalam)
b. Kontrol lingkungan yang b. Mengurangi resiko faktor
dapat mempengaruhi yang dapat memperberat
nyeri nyeri atau menimbulkan
nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan c. Mengalihkan dan
tidur memenuhi kebutuhan
istirahat pasien
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, a. Memberikan informasi
periode, pemicu nyeri terkait nyeri yang
dirasakan pasien
b. Jelaskan strategi b. Membantu pasien
mengatasi nyeri mengatasi saat nyeri
muncul
34
mandiri penyebab, lokasi saat nyeri
muncul
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu a. Mengurangi rasa nyeri
35
DAFTAR PUSTAKA
36
37